Lompat ke isi

Kopi luwak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Berkas Kopi_Luwak_Gayo,_Takengon,_Aceh.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Green Giant
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:

[[Berkas:Civetcoffee large.jpg|right|thumb|200px|Salah satu produk kopi luwak]]
[[Berkas:Civetcoffee large.jpg|right|thumb|200px|Salah satu produk kopi luwak]]
'''Kopi Luwak''' adalah seduhan [[kopi]] menggunakan [[biji kopi]] yang diambil dari sisa [[feses|kotoran]] [[luwak]]/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran [[kopi]] ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi ''gourmet'' setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai [[Dolar Amerika|USD]]100 per 450 [[gram]].
'''Kopi Luwak''' adalah seduhan [[kopi]] menggunakan [[biji kopi]] yang diambil dari sisa [[feses|kotoran]] [[luwak]]/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran [[kopi]] ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi ''gourmet'' setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai [[Dolar Amerika|USD]]100 per 450 [[gram]].
Baris 37: Baris 36:
* {{id}} Kompas.com: [http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/10/08/03172473/Kopi.Luwak.Indonesia.Favorit.di.Jerman Kopi Luwak Indonesia Favorit di Jerman], 8 Okt 2009
* {{id}} Kompas.com: [http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/10/08/03172473/Kopi.Luwak.Indonesia.Favorit.di.Jerman Kopi Luwak Indonesia Favorit di Jerman], 8 Okt 2009
* {{id}} Kompas.com: [http://nasional.kompas.om/read/xml/2009/09/11/08005577/lampung.akan.produksi.kopi.luwak.berskala.besar Lampung akan Produksi Kopi Luwak Berskala Besar], 11 Sept 2009
* {{id}} Kompas.com: [http://nasional.kompas.om/read/xml/2009/09/11/08005577/lampung.akan.produksi.kopi.luwak.berskala.besar Lampung akan Produksi Kopi Luwak Berskala Besar], 11 Sept 2009
* {{id}} Kopi luwak Indonesia [http://luwakcofe.com/], 8 Okt 2009
* {{id}} Kompas.com: [http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/08/19523525/petani.kekurangan.stok.kopi.luwak. Petani Kekurangan Stok Kopi Luwak], 8 Okt 2009
* {{id}} [http://www.coffeecommunity.web.id Indonesian Coffee Community - Forum Komunitas Pecinta Kopi Indonesia]
* {{id}} [http://www.coffeecommunity.web.id Indonesian Coffee Community - Forum Komunitas Pecinta Kopi Indonesia]
* {{en}} [http://ww.uoguelph.ca/research/news/articles/2002/purr-fect_cup.shtml University of Guelph article on the effects of the digestive system on coffee beans]
* {{en}} [http://ww.uoguelph.ca/research/news/articles/2002/purr-fect_cup.shtml University of Guelph article on the effects of the digestive system on coffee beans]
Baris 45: Baris 44:
{{Masakan Indonesia}}
{{Masakan Indonesia}}
[[Kategori:Kopi|Luwak]]
[[Kategori:Kopi|Luwak]]
* {{id}} kopiluwakgrosir.com: [http://www.kopiluwakgrosir.com pagaralam daerah penghasil kopi terbesar di indonesia], Okt 2014
* {{id}}

Revisi per 6 Desember 2014 11.47

Berkas:Civetcoffee large.jpg
Salah satu produk kopi luwak

Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.

Sejarah

Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.[1] Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Gambar Kopi luwak asli

Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.

Kopi Luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Australia, Kevin Rudd, pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan Karantina Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya dung diplomacy. [2]

Daerah penghasil

Kontroversi

Luwak dalam sangkar

Suatu investigasi di Takengon, Aceh oleh PETA yang bekerja sama dengan BBC mengungkapkan tentang sebuah penangkaran yang berisi luwak yang ditangkap dari alam, dimasukkan ke dalam kandang kecil, dan hanya diberi makan biji kopi setiap harinya hanya untuk diambil kotorannya yang kemudian di. Tak hanya itu, luwak-luwak itu juga menjadi berperilaku tidak normal seperti terus bergerak mondar-mandir, berputar-putar, dan menggigit kerangkeng.[5]

Gerakan untuk memboikot kopi luwak pun bermunculan.[6] Bantahan mengenai hal tersebutpun bermunculan terutama dari kalangan produsen kopi luwak.[7]

Rujukan

Pranala luar