Lompat ke isi

Dursasana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ubah kategori
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{TMH Infobox|
'''Dursasana''' atau '''Duhsasana''' (ejaan [[bahasa Sansekerta|Sansekerta]] ''Duśśāsana'') merupakan adik dari [[Duryudana]], salah seorang [[Korawa]] yang cukup terkenal. Ia putra Prabu [[Drestarata]] dengan Dewi [[Gandari]]. Namanya berarti "sulit dikuasai" atau "sulit dikalahkan". Badannya gagah, mulutnya lebar dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak sewenang-wenang, menggoda wanita dan senang menghina orang lain. Ia mempunyai seorang istri bernama Dewi Saltani, dan berputra satu orang yakni [[Dursala]].
| Nama = Dursasana
| Ejaan_Sansekerta = Duśśāsana (Dushasana)
| Nama_lain = Duhsasana; Dushasana
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
}}
'''Dursasana''' atau '''Duhsasana''' (ejaan [[bahasa Sansekerta|Sansekerta]] ''Duśśāsana'') merupakan adik dari [[Duryudana]], salah seorang [[Korawa]] yang cukup terkenal. Ia putra Prabu [[Dretarasta]] dengan Dewi [[Gandari]]. Namanya berarti "sulit dikuasai" atau "sulit dikalahkan". Badannya gagah, mulutnya lebar dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak sewenang-wenang, menggoda wanita dan senang menghina orang lain. Ia mempunyai seorang istri bernama Dewi Saltani, dan berputra satu orang yakni [[Dursala]].


==Kelahiran==
Dalam kisah "Pandawa Dadu" (''[[Sabhaparwa]]''), [[Yudistira]] kalah bermain dadu sehingga kekayaan, kraton, saudara-saudara, dan istrinya telah berada dalam kekuasaan [[Kurawa]] sebagai pembayaran taruhan. Dursasanalah yang paling bernafsu untuk menelanjangi [[Drupadi]] (istri [[Yudistira]]), sehingga Drupadi bersumpah akan menggulung rambutnya yang panjang jika telah keramas dengan darah dari Dursasana, begitu pula [[Bima]] bersumpah akan meminum darah Dursasana sebelum mati.

Saat [[Gandari]] hamil dalam jangka panjang yang tidak wajar, ia memukul-mukul kandungannya dalam keadaan frustasi dan cemburu terhadap [[Kunti]], yang telah memberikan Pandu tiga orang putera. Atas tindakannya, Gandari melahirkan gumpalan daging berwarna keabu-abuan. Kemudian Gandari memuja [[Byasa]], seorang pertapa sakti, yang kemudian memberi berkah seratus orang anak kepada Gandari. Kemudian [[Byasa]] memotong gumpalan daging tersebut menjadi seratus bagian, dan memasukkannya ke dalam pot. Kemudian pot-pot tersebut ditanam di dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, pot tersebut digali kembali. Yang pertama kali dikeluarkan dari pot tersebut adalah [[Duryodana]], diiringi oleh Dursasana, dan adik-adiknya yang lain.

==Pelecehan Dropadi==

Saat [[Yudistira]] kalah main dadu dengan [[Duryodana]], [[Dropadi]] yang menjadi taruhannya jatuh ke tangan Duryodana. Duryodana mengutus pengawalnya untuk menjemput Dropadi, namun Dropadi menolak. Kemudian Duryodana mengutus adiknya sendiri, yaitu Dursasana. Dengan kasar ia datang ke kediaman Dropadi kemudian menjambak rambut Dropadi serta menyeretnya sampai di arena dadu, dimana suami beserta ipar-iparnya berkumpul. Kemudian Duryodana menyuruh [[Pandawa]] dan Dropadi untuk menanggalkan pakaian mereka sebab harta mereka sudah menjadi milik [[Duryodana]].

[[Dropadi]] yang menolak untuk melepaskan pakaiannya, dipaksa oleh Dursasana. Dropadi memuja-muja Tuhan agar mendapatkan pertolongan. Kemudian [[Kresna]] muncul secara gaib (kasat mata) dan memberi keajaiban kepada pakaian Dropadi agar kain yang dikenakannya tidak habis-habis meski ditarik terus-menerus. Saat Dursasana menarik pakaian Dropadi dengan paksa, kain <i>sari</i> yang melilit di tubuhnya tidak habis-habis meski terus diulur-ulur. Akhirnya Dursasana merasa lelah dan pakaian Dropadi tidak berhasil dilepas.

Atas tindakan tersebut, [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] bersumpah bahwa kelak ia akan membunuh Dursasana, merobek dadanya, dan meminum darahnya.

==Kematian==

Dalam [[perang di Kurukshetra|pertempuran besar]] di [[Kurukshetra]], [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] membunuh Dursasana, merobek dadanya, dan meminum darahnya. Kemudian Bima membawa darah Dursasana kepada [[Dropadi]]. Dropadi mengoleskan darah tersebut pada rambutnya, sebagai tanda bahwa dendamnya terbalas. Kemattian Dursasana mengguncang perasaan [[Duryodana]]. Ia sangat sedih telah kehilangan saudaranya yang tercinta tersebut. Semenjak itu ia bersumpah akan membunuh Bima.

==Dursasana dalam pewayangan Jawa==

Dursasana dikenal pula dalam khazanah [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]]. Misalkan menurut cerita pedalangan [[Yogyakarta]] ia tewas dalam kisah ''Bratayuda'' babak 5 lakon Timpalan / Burisrawa Gugur atau lakon Jambakan / Dursasana Gugur. Menurut tradisi Jawa ia berkediaman di wilayah Banjarjungut, peninggalan mertuanya.

Dalam kisah "Pandawa Dadu" (''[[Sabhaparwa]]''), [[Yudistira]] kalah bermain dadu sehingga kekayaan, keraton, saudara-saudara, dan istrinya telah berada dalam kekuasaan [[Korawa]] sebagai pembayaran taruhan. Dursasanalah yang paling bernafsu untuk menelanjangi [[Dropadi]] (istri [[Yudistira]]), sehingga Drupadi bersumpah akan menggulung rambutnya yang panjang jika telah keramas dengan darah dari Dursasana, begitu pula [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] bersumpah akan meminum darah Dursasana sebelum mati.


Dursasana tewas di tangan Bima dalam perang [[Bharatayuddha]].
Dursasana tewas di tangan Bima dalam perang [[Bharatayuddha]].


==Lihat pula==
==Dursasana di khazanah pewayangan Jawa==
* [[Sabhaparwa]]
Dursasana dikenal pula dalam khazanah pewayangan Jawa. Misalkan menurut cerita pedalangan Yogyakarta ia tewas dalam kisah ''Bratayuda'' babak 5 lakon Timpalan/Burisrawa Gugur atau lakon Jambakan/Dursasana Gugur. Menurut tradisi Jawa ia berkediaman di wilayah Banjarjungut, peninggalan mertuanya.





Revisi per 12 Agustus 2007 05.47

Dursasana
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaDursasana
Nama lainDuhsasana; Dushasana
AsalHastinapura, Kerajaan Kuru

Dursasana atau Duhsasana (ejaan Sansekerta Duśśāsana) merupakan adik dari Duryudana, salah seorang Korawa yang cukup terkenal. Ia putra Prabu Dretarasta dengan Dewi Gandari. Namanya berarti "sulit dikuasai" atau "sulit dikalahkan". Badannya gagah, mulutnya lebar dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak sewenang-wenang, menggoda wanita dan senang menghina orang lain. Ia mempunyai seorang istri bernama Dewi Saltani, dan berputra satu orang yakni Dursala.

Kelahiran

Saat Gandari hamil dalam jangka panjang yang tidak wajar, ia memukul-mukul kandungannya dalam keadaan frustasi dan cemburu terhadap Kunti, yang telah memberikan Pandu tiga orang putera. Atas tindakannya, Gandari melahirkan gumpalan daging berwarna keabu-abuan. Kemudian Gandari memuja Byasa, seorang pertapa sakti, yang kemudian memberi berkah seratus orang anak kepada Gandari. Kemudian Byasa memotong gumpalan daging tersebut menjadi seratus bagian, dan memasukkannya ke dalam pot. Kemudian pot-pot tersebut ditanam di dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, pot tersebut digali kembali. Yang pertama kali dikeluarkan dari pot tersebut adalah Duryodana, diiringi oleh Dursasana, dan adik-adiknya yang lain.

Pelecehan Dropadi

Saat Yudistira kalah main dadu dengan Duryodana, Dropadi yang menjadi taruhannya jatuh ke tangan Duryodana. Duryodana mengutus pengawalnya untuk menjemput Dropadi, namun Dropadi menolak. Kemudian Duryodana mengutus adiknya sendiri, yaitu Dursasana. Dengan kasar ia datang ke kediaman Dropadi kemudian menjambak rambut Dropadi serta menyeretnya sampai di arena dadu, dimana suami beserta ipar-iparnya berkumpul. Kemudian Duryodana menyuruh Pandawa dan Dropadi untuk menanggalkan pakaian mereka sebab harta mereka sudah menjadi milik Duryodana.

Dropadi yang menolak untuk melepaskan pakaiannya, dipaksa oleh Dursasana. Dropadi memuja-muja Tuhan agar mendapatkan pertolongan. Kemudian Kresna muncul secara gaib (kasat mata) dan memberi keajaiban kepada pakaian Dropadi agar kain yang dikenakannya tidak habis-habis meski ditarik terus-menerus. Saat Dursasana menarik pakaian Dropadi dengan paksa, kain sari yang melilit di tubuhnya tidak habis-habis meski terus diulur-ulur. Akhirnya Dursasana merasa lelah dan pakaian Dropadi tidak berhasil dilepas.

Atas tindakan tersebut, Bima bersumpah bahwa kelak ia akan membunuh Dursasana, merobek dadanya, dan meminum darahnya.

Kematian

Dalam pertempuran besar di Kurukshetra, Bima membunuh Dursasana, merobek dadanya, dan meminum darahnya. Kemudian Bima membawa darah Dursasana kepada Dropadi. Dropadi mengoleskan darah tersebut pada rambutnya, sebagai tanda bahwa dendamnya terbalas. Kemattian Dursasana mengguncang perasaan Duryodana. Ia sangat sedih telah kehilangan saudaranya yang tercinta tersebut. Semenjak itu ia bersumpah akan membunuh Bima.

Dursasana dalam pewayangan Jawa

Dursasana dikenal pula dalam khazanah pewayangan Jawa. Misalkan menurut cerita pedalangan Yogyakarta ia tewas dalam kisah Bratayuda babak 5 lakon Timpalan / Burisrawa Gugur atau lakon Jambakan / Dursasana Gugur. Menurut tradisi Jawa ia berkediaman di wilayah Banjarjungut, peninggalan mertuanya.

Dalam kisah "Pandawa Dadu" (Sabhaparwa), Yudistira kalah bermain dadu sehingga kekayaan, keraton, saudara-saudara, dan istrinya telah berada dalam kekuasaan Korawa sebagai pembayaran taruhan. Dursasanalah yang paling bernafsu untuk menelanjangi Dropadi (istri Yudistira), sehingga Drupadi bersumpah akan menggulung rambutnya yang panjang jika telah keramas dengan darah dari Dursasana, begitu pula Bima bersumpah akan meminum darah Dursasana sebelum mati.

Dursasana tewas di tangan Bima dalam perang Bharatayuddha.

Lihat pula