Lompat ke isi

Pala: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, adding template and category using AWB
pengantar dan cara bertanam
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 74: Baris 74:
Tidak sianogenik,alkaloida ada juga yang tidak,iridoids tidak terdeteksi,terdapat proanthocyanidins,cyaniding,terdapat flavonols,kaempferol dan quercetin,tidak terdapat asam ellagic
Tidak sianogenik,alkaloida ada juga yang tidak,iridoids tidak terdeteksi,terdapat proanthocyanidins,cyaniding,terdapat flavonols,kaempferol dan quercetin,tidak terdapat asam ellagic
-->
-->
Pala  [Myristica fragrans
Houtt]  merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki nilai
ekonomis tinggi, di samping berjenis-jenis komoditi pertanian ekonomis lainnya.
Menurut pendapat para ahli, pala adalah tanaman asli Indonesia yang berasal
dari MALAISE ARCHIPEL yaitu gugusan kepulauan Banda dan Maluku.
Kemudian menyebar dan berkembang ke pulau-pulau lain yang berada di sekitarnya,
bahkan sekarang telah mencapai Aceh, Sulawesi Utara dan Irian Jaya. Sebagai
tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak etheris dan lemak khusus
yang berasal dari biji dan fuli. Biji pala menghasilkan 2 sampai 15 % minyak
etheris dan 30 - 40 % lemak, sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak
etheris dan 20 - 30 % lemak (fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan
merupakan selaput jala yang membungkus biji). Daging buah pala dapat digunakan
sebagai manisan atau asinan, biji dan fulinya bermanfaat dalam industri
pembuatan sosis, makanan kaleng,pengawetan ikan dan lain-lainnya. Disamping itu
minyak pala hasil penyulingan, dapat digunakan sebagai bahan baku dalam
industri sabun, parfum, obat-obatan dan sebagainya. Sementara itu permintaan
pasar dunia akan pala setiap tahun terus meningkat, dan tidak kurang dari 60 %
kebutuhan pala dunia didatangkan dari Indonesia.


Pala Indonesia lebih disukai oleh
pasar dunia, karena mempunyai beberapa kelebihan di banding pala dari negara
lain, kelebihannya antara lain rendemen minyaknya yang tinggi dan memiliki
aroma yang khas.

Mengenal Tanaman Pala

Pala ( Myristica fragrans
Houtt)  adalah tanaman daerah tropik yang memiliki 200 species, dan
seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan pertumbuhan yang normal,
tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan tinggi batang 10 - 18 m.
Mahkota pohonnya meruncing keatas, dengan bahagian paling atasnya agak bulat
serta ditumbuhi daunan yang rapat. Daunnya berwarna hijau mengkilat, panjangnya
5 - 15 cm, lebar 3 - 7 cm dengan panjang tangkai daun 0,7 -1,5 cm.Tanaman pala
termasuk golongan tanaman berjenis kelamin tunggal, meskipun terdapat pula
tanaman berjenis kelamin ganda. Berumah dua, yang memiliki perbedaan yang jelas
antara pohon betina dan pohon jantan.Tanaman pala betina di tandai dengan
pertumbuhan cabangnya secara horizontal (mendatar), sedangkan tanaman pala
jantan di tandai dengan cabang-cabangnya yang mengarah ke atas membuat sudut
lancip dengan batangnya.

Di samping tanaman pala jantan dan
betina, terdapat pula yang campuran dimana tanaman jantan akan dapat
menghasilkan bunga betina, tetapi jarang terjadi tanaman betina berbunga
jantan.Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna hijau
kekuning-kuningan buah ini apabila masak terbelah dua. Garis tengah buah
berkisar antara 3 -9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk
lonjong sampai bulat, panjangnya berkisar antara 1,5 - 4,5 cm dengan lebar 1-
2,5 cm. Kulit biji berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel
biji berwarna keputih-putihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap dan
kadang-kadang putih kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala.

Myristica fragrans Houtt, Myristica
argentea Ware, dan Myristica fattua Houtt, adalah jenis-jenis pala yang
dianggap penting karena bernilai ekonomis, sehingga jenis-jenis inilah yang
banyak diusahakan. Jenis-jenis pala lainnya yang kurang/tidak bernilai ekonomis
sehingga jarang diusahakan, antara lain : Myristica malabarica Lam, Myristica specioca
Ware, Myristica sucedona 81 dan lain-lainnya.

a.    Myristica
fragrans Houtt.

       Para
petani pala kebanyakan menyebutnya sebagai pala asli, jenis ini merupakan jenis
umum yang diusahakan di Indonesia. Penyebarannya yang merata ini disebabkan karena
pala yang dihasilkan baik dalam bentuk biji maupun fuli, memiliki mutu yang
tinggi, karenanya jenis inilah yang palingbanyak diminta pasar dunia.Dari jenis
ini dikenal pula jenis- jenis pala daerah antara lain:- Pala Raja, fulinya
cukup tebal dengan biji kecil.- Pala Meraya, buahnya merangkai-rangkai, tetapi
jenis ini sudah sangat langka.

b.    Myristica
argentea Ware.

       Jenis
pala ini banyak dijumpai di Irian Jaya, tinggi pohonnya mencapai 15 m dan dapat
tumbuh pada ketinggian daerah 700 m di atas permukaan laut. Selain Irian Jaya,
pala jenis ini juga terdapat di Seram dan beberapa daerah di sekitarnya. Fuli
dari jenis ini disebut fuli liar, karena kualitasnya yang berbeda serta aroma
kurang halus dibandingkan dengan pala jenis Myristica fragrans Houtt. Kandungan
minyak etheris dari fulinya hanya 6,5%. Pala jenis ini terutama dihasilkan
menjadi nut meg butter. Pala jenis ini termasuk yang mendapat pasaran dalam
perdagangan.

c.    Myristica
fattua Houtt.

       Jenis
pala ini di Maluku disebut pala jantan atau pala utan, di Pulau Jawa buahnya
sering dipakai sebagai ramuan bahan jamu.

d.    Myristica
specioga Ware.

       Banyak
dijumpai di pulau Bacan, tidak ekonomis, karenanya tidak banyak diusahakan.

e.    Myristica
sucedona BL.

       Pala
jenis ini sering pula disebut pala Halmahera, tergolong pala eksport.

f.     Myristica
malabarica  LAM.

       Pala
jenis ini berasal dari Malabar, bijinya lonjong, tidak memiliki aroma,karenanya
tidak diperdagangkan.

Syarat-Syarat Tumbuh

1.    Tinggi
Tempat

Tanaman pala, dapat tumbuh baik
pada ketinggian 0 - 700 meter di atas permukaan laut.

2.    Tanah

       Untuk
dapat tumbuh baik, memerlukan :

       -
   Lapisan
atas top soil cukup dalam

       -
   Cukup tersedia unsur hara.

       -
   Drainasenya baik.

       -
   Udara dalam tanah cukup tersedia.

       Tanaman
pala juga akan tumbuh baik pada tanah yang berstruktur pasir sampai
lempung dengan kandungan bahan organik tinggi. Pada tanah-tanah yang miskin,
tanaman Pala juga dapat tumbuh baik apabila di imbangi dengan pemupukan dan
perawatan yang baik.

3.    Iklim

       a.  Suhu Daerah-daerah penyebaran tanaman pala
memiliki suhu yang tidak sama, yakni berkisar antara 18º C -34º C. Tanaman pala
akan berkembang dengan baik di daerah tropis, dengan suhu optimum untuk
pertumbuhan dan produksi ± 20º C sampai 30º C.

       b.
Curah hujan Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas dengan curah hujan
yang tinggi, tanpa adanya masa kering yang nyata. Pada daerah-daerah yang
mempunyai kemiringan tajam dan curah hujan tinggi, perlu dibuat teras-teras
untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanahnya. Curah hujan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman pala ±2175 mm sampai 3550mm/tahun.

       c.
AnginTanaman pala peka terhadap angin kencang, karenanya tidak sesuai
diusahakan pada areal yang terbuka tanpa tanaman pelindung. Angin yang bertiup
terlalu kencang, bukan saja menyebabkan penyerbukan tanaman terganggu, malahan
buah dan pucuk-pucuk tanaman akan jatuh berguguran. Untuk daerah-daerah yang
tiupan anginnya sering keras, penanaman pohon penahan angin ditepi kebun sangat
dianjurkan. Namun tanaman pelindung yang ditanam terlalu rapat, dapat
menghambat pertumbuhan tanaman pala, karena adanya persaingan dalam mendapatkan
unsur hara.

4.    Ketersediaan
Air 

       Tanaman
pala peka terhadap genangan air, oleh karena itu sebaiknya pada areal
pertanaman pala dibuat saluran pembuangan air yang baik. Walaupun demikian,
untuk bulan-bulan kering, tanaman pala memerlukan air yang  cukup, untuk
itu tanah harus mempunyai ketersediaan air (water holding capacity) yang cukup.
Adanya tanaman penutup tanah dan tanaman pelindung, dapat membantu mengatasi
ketersediaan air. Terjadinya genangan air pada pertanaman pala, akan berakibat
pertumbuhannya terhambat,bahkan tanaman akan mudah terserang penyakit busuk
akar yang dapat memusnahkan tanaman.

Pohon Pelindung

Dalam pengusahaan tanaman pala,
tanaman pelindung angin harus mendapatkan perhatian. Kegunaan lain pohon
pelindung adalah untuk melindungi tanaman dari sinar matahari yang berlebihan,
terutama pada saat tanaman masih muda.Yang perlu diperhatikan, pada waktu
tanaman sudah berumur 4 - 5 tahun, tanaman pala sudah memerlukan sinar matahari
yang banyak untuk dapat berproduksi. Oleh karenanya penjarangan pohon pelindung
harus dilakukan, hal ini juga penting untuk mencegah pertumbuhan yang tidak
normal yaitu memanjang keatas, dan mencegah terjadinya persaingan didalam
menyerap unsur hara diantara tanaman pala dan tanaman pelindung. Pohon
pelindung yang baik adalah pohon yang daunnya tidak terlalu rimbun serta tahan
terhadap hempasan angin seperti pohon kelapa, duku, rambutan dan jenis pohon
buah-buahan lainnya.

Perbanyakan Tanaman Pala

Umumnya tanaman pala dapat
diperbanyak dengan mudah melalui tiga cara: 1) Perbanyakan dengan biji. 2)
Perbanyakan dengan cangkokan, 3) Perbanyakan dengan okulasi.

1. Perbanyakan
Dengan Biji.

     Perbanyakan
cara ini sebenarnya kurang menguntungkan, karena tanaman baru yang dihasilkan
jarang memiliki sifat-sifat persis sama dengan induknya.Umumnya perbanyakan
pala dengan biji akan menghasilkan rata-rata pohon betina 55% , jantan 40% dan
campuran 5%. Komposisi seperti ini jelas tidakakan dapat memberikan keuntungan,
karenanya dalam pengusahaan pala,tanaman jantan dan campuran harus dikurangi.
Caranya dengan mengetahui ciri dari pohon jantan, betina maupun campuran. Ciri
pohon betina cabangnya tumbuh mendatar/ horizontal, sedang pohon jantan
cabangnya membentuk sudut lancip terhadap batangnya, sedang pohon campuran
adalah pohon jantan yang dapat menghasilkan bunga betina. Apabila terpaksa
memperbanyak tanaman pala dengan biji, biji-biji pala yang akan dipergunakan
sebagai benih harus berasal dari pohon induk yang baik,dari buah yang telah masak
penuh dan segera setelah pemetikan (selambat lambatnya 24 jam penyimpanan)
harus disemaikan. Biji pala tersebut harus cukup besarnya, berbentuk agak bulat
dan simetris. Pengalaman di pulau Banda menunjukkan, bahwa hasil seleksi biji
yang besar dari sekumpulan buah yang telah dipanen untuk dijadikan bibit,
diambil dari pohon induk yang letaknya berdekatan dengan pohon yang
berbunga jantan, dapat memberikan hasil yang memuaskan.

2. Perbanyakan Dengan Cangkokan.

     Prinsipnya
sama seperti mencangkok tanaman-tanaman lainnya, tanamanbaru hasil cangkokan
akan memiliki sifat-sifat seperti induknya. Pelaksanaannya mudah sekali,
sekaligus memanfaatkan cabang-cabang tanaman yang kurang produktif tetapi
memungkinkan untuk di cangkok. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih cabang yang akan dicangkok- Harus berasal dari pohon induk yang
pertumbuhannya baik, rimbun, bebas dari hama dan penyakit, serta produktif.-
Umur pohon berkisar antara 12 - 15 th. Cabang harus yang sudah berkayu, tetapi
tidak terlalu tua atau muda. Mencangkok sebaiknya dilakukan pada musim hujan,
akan tetapi musim kemarau tidaklah merupakan hambatan, asalkan dilakukan
penyiraman yang teratur. Cara lain untuk mengatasinya adalah dengan meletakan
kaleng bekas yang diberi lubang halus, kemudian diisi air dan
diikat/digantungkan tepat di atas cangkokan. Akar hasil cangkokan akan muncul
setelah satu bulan, mula-mula berwarna putih kemudian akan berubah warna
menjadi coklat tua pertanda akarnya sudah kuat dan siap dipindahkan ke
pertanaman. Apabila pencangkokan dilakukan dengan baik, maka tanaman hasil
cangkokan akan cepat tumbuhnya dan tahan terhadap perubahan lingkungan setelah
dipindahkan ke kebun.

3. Perbanyakan
Dengan Okulasi.

     Perbanyakan
cara ini bukan saja akan mempercepat masa produksi, tetapi dapat pula mengurangi
persentase pohon jantan yang muncul. Untuk batang bawah digunakan jenis pala
Myristica sucedona BL, sedangkan untuk cabang entrys (mata tunas) diambil dari
cabang pohon yang berproduksi tinggimisalnya Myristica fragrans Houtt.

     Syarat-syarat
okulasi:

     -  Besar calon batang atas
dan batang bawah (under stump) jangan jauh berbeda.

     -
 Umur batang bawah minimal 1 tahun.

     -
 Mata tunas (entrys) diambil dari cabang
yang lurus, dari pohon yang telahberproduksi.

     -
 Satu atau dua minggu sebelum pengambilan
cabang entrys, sebagiandaunnya dipangkas

        untuk
merangsang pertumbuhan mata tunas.

     -  Pisau okulasi harus
tajam dan bersih.

Cara Menanam

Untuk tanah-tanah yang belum pernah
ditanami, pembabatan semak belukar dan penebangan pohon-pohon sebaiknya
dilakukan pada musim kemarau,hal ini untuk mencegah cepatnya tumbuh kembali
semak belukar. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menggemburkan tanah,
menciptakan areal yang beraerasi (peredaran udaranya) baik serta membersihkan
akar dan sisa-sisa tanaman. Untuk areal yang miring, harus dibuat
teras-terusuntuk mencegah terjadinya erosi.

Lubang dan Jarak Tanam

Lubang tanam harus sudah
dipersiapkan 1 bulan sebelum tanam, minimaldengan ukuran 60 X 60 X 60 cm, untuk
tanah-tanah yang unsur liatnyabanyak, ukuran lubang tanam boleh dibuat lebih
besar lagi misal 1 X 1 meter.Dalam menggali lubang, lapisan tanah bagian atas
harus dipisahkan denganlapisan tanah bagian bawah, karena keduanya mempunyai
kandunganunsure yang berbeda. Setelah 1 - 2 minggu kemudian tanah galian tadi dimasukkan
kembali ke dalam lubang. Lapisan tanah bagian bawahdimasukkan terlebih dahulu,
baru kemudian lapisan tanah bagian atas yangsudah diberi pupuk kandang/kompos 1
- 2 kaleng. Dua atau tiga minggu kemudian, penanaman bibit dapat dilakukan.
Jarak antara lubang tanam, pada tanah datar dianjurkan 9 X 10 m dan pada tanah
berbukit 9 X 9 m.

Bibit

Bibit yang ditanam adalah yang
telah berumur 1 - 2 tahun (bila bibit daribiji/okulasi), bibit yang berasal
dari cangkokan segera bisa ditanam setelahakarnya dipandang cukup kuat untuk
dipindahkan ke pertanaman.

Pemeliharaan

Untuk mencapai hasil yang maksimal
dari tanaman yang diusahakan, maka pemeliharaan merupakan salah satu faktor
yang harus diperhatikan, antaralain dalam hal:

-  Pohon pelindung, tanaman muda umumnya kurang
tahan terhadap panassinar matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan
tanaman, perludipersiapkan pohon pelindung yang cukup. Setelah tanaman
bertambah besar, pohon pelindung dapat diperpanjang.

-    Penyulaman,
bibit yang mati atau tidak normal pertumbuhannya harussegera diganti.

-    Penyiangan,
ini harus dilakukan secara teratur, untuk menghindari persaingan dalam
pengambilan unsur hara antara tanaman pala denganrumput atau tumbuhan
pengganggu lainnya. Penyiangan ini bisa dimulai 2- 3 bulan setelah penanaman,
pucuk dan daun-daun baru telah mulai tumbuh(ini berarti pertumbuhan tanaman
telah cukup kuat).

-    Pemupukan,
penambahan unsur hara yang habis terserap oleh tanamanmutlak diperlukan. Hal
ini untuk menjamin agar tanaman tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi.
Pupuk yang diberikan bisa pupuk organic (kompos,pupuk kandang) dan atau pupuk
anorganik (urea, ZA, TSP, KCL, NPK dll).Jenis dan dosisnya disesuaikan dengan
kondisi tanaman atau mintalahpetunjuk pada PPL setempat. Cara pemupukannya
dibenamkan dalam paritsedalam 2 - 10 cm, melingkari batang tanaman (selebar
kanopi)

.- Pengendalian tanaman
pengganggu/gulma, hampir disetiap kebun adagulma yang jika dibiarkan sangat
merugikan. Oleh karenanyapertumbuhannya harus dikendalikan. Penggunaan
herbisida bisa dilakukan, namun efisiensinya perlu diperhitungkan.
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

Revisi per 20 Juni 2015 06.35

Pala
Pala
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Myristica
Spesies:
M. fragrans
Nama binomial
Myristica fragrans

Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.

Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.

Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.

Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.

Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.

Pala  [Myristica fragrans Houtt]  merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi, di samping berjenis-jenis komoditi pertanian ekonomis lainnya. Menurut pendapat para ahli, pala adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari MALAISE ARCHIPEL yaitu gugusan kepulauan Banda dan Maluku. Kemudian menyebar dan berkembang ke pulau-pulau lain yang berada di sekitarnya, bahkan sekarang telah mencapai Aceh, Sulawesi Utara dan Irian Jaya. Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak etheris dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji pala menghasilkan 2 sampai 15 % minyak etheris dan 30 - 40 % lemak, sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak etheris dan 20 - 30 % lemak (fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yang membungkus biji). Daging buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, biji dan fulinya bermanfaat dalam industri pembuatan sosis, makanan kaleng,pengawetan ikan dan lain-lainnya. Disamping itu minyak pala hasil penyulingan, dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri sabun, parfum, obat-obatan dan sebagainya. Sementara itu permintaan pasar dunia akan pala setiap tahun terus meningkat, dan tidak kurang dari 60 % kebutuhan pala dunia didatangkan dari Indonesia.

Pala Indonesia lebih disukai oleh pasar dunia, karena mempunyai beberapa kelebihan di banding pala dari negara lain, kelebihannya antara lain rendemen minyaknya yang tinggi dan memiliki aroma yang khas.

Mengenal Tanaman Pala

Pala ( Myristica fragrans Houtt)  adalah tanaman daerah tropik yang memiliki 200 species, dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan pertumbuhan yang normal, tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya meruncing keatas, dengan bahagian paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat. Daunnya berwarna hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3 - 7 cm dengan panjang tangkai daun 0,7 -1,5 cm.Tanaman pala termasuk golongan tanaman berjenis kelamin tunggal, meskipun terdapat pula tanaman berjenis kelamin ganda. Berumah dua, yang memiliki perbedaan yang jelas antara pohon betina dan pohon jantan.Tanaman pala betina di tandai dengan pertumbuhan cabangnya secara horizontal (mendatar), sedangkan tanaman pala jantan di tandai dengan cabang-cabangnya yang mengarah ke atas membuat sudut lancip dengan batangnya.

Di samping tanaman pala jantan dan betina, terdapat pula yang campuran dimana tanaman jantan akan dapat menghasilkan bunga betina, tetapi jarang terjadi tanaman betina berbunga jantan.Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna hijau kekuning-kuningan buah ini apabila masak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara 3 -9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai bulat, panjangnya berkisar antara 1,5 - 4,5 cm dengan lebar 1- 2,5 cm. Kulit biji berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna keputih-putihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala.

Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, dan Myristica fattua Houtt, adalah jenis-jenis pala yang dianggap penting karena bernilai ekonomis, sehingga jenis-jenis inilah yang banyak diusahakan. Jenis-jenis pala lainnya yang kurang/tidak bernilai ekonomis sehingga jarang diusahakan, antara lain : Myristica malabarica Lam, Myristica specioca Ware, Myristica sucedona 81 dan lain-lainnya.

a.    Myristica fragrans Houtt.

       Para petani pala kebanyakan menyebutnya sebagai pala asli, jenis ini merupakan jenis umum yang diusahakan di Indonesia. Penyebarannya yang merata ini disebabkan karena pala yang dihasilkan baik dalam bentuk biji maupun fuli, memiliki mutu yang tinggi, karenanya jenis inilah yang palingbanyak diminta pasar dunia.Dari jenis ini dikenal pula jenis- jenis pala daerah antara lain:- Pala Raja, fulinya cukup tebal dengan biji kecil.- Pala Meraya, buahnya merangkai-rangkai, tetapi jenis ini sudah sangat langka.

b.    Myristica argentea Ware.

       Jenis pala ini banyak dijumpai di Irian Jaya, tinggi pohonnya mencapai 15 m dan dapat tumbuh pada ketinggian daerah 700 m di atas permukaan laut. Selain Irian Jaya, pala jenis ini juga terdapat di Seram dan beberapa daerah di sekitarnya. Fuli dari jenis ini disebut fuli liar, karena kualitasnya yang berbeda serta aroma kurang halus dibandingkan dengan pala jenis Myristica fragrans Houtt. Kandungan minyak etheris dari fulinya hanya 6,5%. Pala jenis ini terutama dihasilkan menjadi nut meg butter. Pala jenis ini termasuk yang mendapat pasaran dalam perdagangan.

c.    Myristica fattua Houtt.

       Jenis pala ini di Maluku disebut pala jantan atau pala utan, di Pulau Jawa buahnya sering dipakai sebagai ramuan bahan jamu.

d.    Myristica specioga Ware.

       Banyak dijumpai di pulau Bacan, tidak ekonomis, karenanya tidak banyak diusahakan.

e.    Myristica sucedona BL.

       Pala jenis ini sering pula disebut pala Halmahera, tergolong pala eksport.

f.     Myristica malabarica  LAM.

       Pala jenis ini berasal dari Malabar, bijinya lonjong, tidak memiliki aroma,karenanya tidak diperdagangkan.

Syarat-Syarat Tumbuh

1.    Tinggi Tempat

Tanaman pala, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 - 700 meter di atas permukaan laut.

2.    Tanah

       Untuk dapat tumbuh baik, memerlukan :

       -    Lapisan atas top soil cukup dalam

       -    Cukup tersedia unsur hara.

       -    Drainasenya baik.

       -    Udara dalam tanah cukup tersedia.

       Tanaman pala juga akan tumbuh baik pada tanah yang berstruktur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organik tinggi. Pada tanah-tanah yang miskin, tanaman Pala juga dapat tumbuh baik apabila di imbangi dengan pemupukan dan perawatan yang baik.

3.    Iklim

       a.  Suhu Daerah-daerah penyebaran tanaman pala memiliki suhu yang tidak sama, yakni berkisar antara 18º C -34º C. Tanaman pala akan berkembang dengan baik di daerah tropis, dengan suhu optimum untuk pertumbuhan dan produksi ± 20º C sampai 30º C.

       b. Curah hujan Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas dengan curah hujan yang tinggi, tanpa adanya masa kering yang nyata. Pada daerah-daerah yang mempunyai kemiringan tajam dan curah hujan tinggi, perlu dibuat teras-teras untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanahnya. Curah hujan yang baik bagi pertumbuhan tanaman pala ±2175 mm sampai 3550mm/tahun.

       c. AnginTanaman pala peka terhadap angin kencang, karenanya tidak sesuai diusahakan pada areal yang terbuka tanpa tanaman pelindung. Angin yang bertiup terlalu kencang, bukan saja menyebabkan penyerbukan tanaman terganggu, malahan buah dan pucuk-pucuk tanaman akan jatuh berguguran. Untuk daerah-daerah yang tiupan anginnya sering keras, penanaman pohon penahan angin ditepi kebun sangat dianjurkan. Namun tanaman pelindung yang ditanam terlalu rapat, dapat menghambat pertumbuhan tanaman pala, karena adanya persaingan dalam mendapatkan unsur hara.

4.    Ketersediaan Air 

       Tanaman pala peka terhadap genangan air, oleh karena itu sebaiknya pada areal pertanaman pala dibuat saluran pembuangan air yang baik. Walaupun demikian, untuk bulan-bulan kering, tanaman pala memerlukan air yang  cukup, untuk itu tanah harus mempunyai ketersediaan air (water holding capacity) yang cukup. Adanya tanaman penutup tanah dan tanaman pelindung, dapat membantu mengatasi ketersediaan air. Terjadinya genangan air pada pertanaman pala, akan berakibat pertumbuhannya terhambat,bahkan tanaman akan mudah terserang penyakit busuk akar yang dapat memusnahkan tanaman.

Pohon Pelindung

Dalam pengusahaan tanaman pala, tanaman pelindung angin harus mendapatkan perhatian. Kegunaan lain pohon pelindung adalah untuk melindungi tanaman dari sinar matahari yang berlebihan, terutama pada saat tanaman masih muda.Yang perlu diperhatikan, pada waktu tanaman sudah berumur 4 - 5 tahun, tanaman pala sudah memerlukan sinar matahari yang banyak untuk dapat berproduksi. Oleh karenanya penjarangan pohon pelindung harus dilakukan, hal ini juga penting untuk mencegah pertumbuhan yang tidak normal yaitu memanjang keatas, dan mencegah terjadinya persaingan didalam menyerap unsur hara diantara tanaman pala dan tanaman pelindung. Pohon pelindung yang baik adalah pohon yang daunnya tidak terlalu rimbun serta tahan terhadap hempasan angin seperti pohon kelapa, duku, rambutan dan jenis pohon buah-buahan lainnya.

Perbanyakan Tanaman Pala

Umumnya tanaman pala dapat diperbanyak dengan mudah melalui tiga cara: 1) Perbanyakan dengan biji. 2) Perbanyakan dengan cangkokan, 3) Perbanyakan dengan okulasi.

1. Perbanyakan Dengan Biji.

     Perbanyakan cara ini sebenarnya kurang menguntungkan, karena tanaman baru yang dihasilkan jarang memiliki sifat-sifat persis sama dengan induknya.Umumnya perbanyakan pala dengan biji akan menghasilkan rata-rata pohon betina 55% , jantan 40% dan campuran 5%. Komposisi seperti ini jelas tidakakan dapat memberikan keuntungan, karenanya dalam pengusahaan pala,tanaman jantan dan campuran harus dikurangi. Caranya dengan mengetahui ciri dari pohon jantan, betina maupun campuran. Ciri pohon betina cabangnya tumbuh mendatar/ horizontal, sedang pohon jantan cabangnya membentuk sudut lancip terhadap batangnya, sedang pohon campuran adalah pohon jantan yang dapat menghasilkan bunga betina. Apabila terpaksa memperbanyak tanaman pala dengan biji, biji-biji pala yang akan dipergunakan sebagai benih harus berasal dari pohon induk yang baik,dari buah yang telah masak penuh dan segera setelah pemetikan (selambat lambatnya 24 jam penyimpanan) harus disemaikan. Biji pala tersebut harus cukup besarnya, berbentuk agak bulat dan simetris. Pengalaman di pulau Banda menunjukkan, bahwa hasil seleksi biji yang besar dari sekumpulan buah yang telah dipanen untuk dijadikan bibit, diambil dari pohon induk yang letaknya berdekatan dengan pohon yang berbunga jantan, dapat memberikan hasil yang memuaskan.

2. Perbanyakan Dengan Cangkokan.

     Prinsipnya sama seperti mencangkok tanaman-tanaman lainnya, tanamanbaru hasil cangkokan akan memiliki sifat-sifat seperti induknya. Pelaksanaannya mudah sekali, sekaligus memanfaatkan cabang-cabang tanaman yang kurang produktif tetapi memungkinkan untuk di cangkok. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih cabang yang akan dicangkok- Harus berasal dari pohon induk yang pertumbuhannya baik, rimbun, bebas dari hama dan penyakit, serta produktif.- Umur pohon berkisar antara 12 - 15 th. Cabang harus yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua atau muda. Mencangkok sebaiknya dilakukan pada musim hujan, akan tetapi musim kemarau tidaklah merupakan hambatan, asalkan dilakukan penyiraman yang teratur. Cara lain untuk mengatasinya adalah dengan meletakan kaleng bekas yang diberi lubang halus, kemudian diisi air dan diikat/digantungkan tepat di atas cangkokan. Akar hasil cangkokan akan muncul setelah satu bulan, mula-mula berwarna putih kemudian akan berubah warna menjadi coklat tua pertanda akarnya sudah kuat dan siap dipindahkan ke pertanaman. Apabila pencangkokan dilakukan dengan baik, maka tanaman hasil cangkokan akan cepat tumbuhnya dan tahan terhadap perubahan lingkungan setelah dipindahkan ke kebun.

3. Perbanyakan Dengan Okulasi.

     Perbanyakan cara ini bukan saja akan mempercepat masa produksi, tetapi dapat pula mengurangi persentase pohon jantan yang muncul. Untuk batang bawah digunakan jenis pala Myristica sucedona BL, sedangkan untuk cabang entrys (mata tunas) diambil dari cabang pohon yang berproduksi tinggimisalnya Myristica fragrans Houtt.

     Syarat-syarat okulasi:

     -  Besar calon batang atas dan batang bawah (under stump) jangan jauh berbeda.

     -  Umur batang bawah minimal 1 tahun.

     -  Mata tunas (entrys) diambil dari cabang yang lurus, dari pohon yang telahberproduksi.

     -  Satu atau dua minggu sebelum pengambilan cabang entrys, sebagiandaunnya dipangkas

        untuk merangsang pertumbuhan mata tunas.

     -  Pisau okulasi harus tajam dan bersih.

Cara Menanam

Untuk tanah-tanah yang belum pernah ditanami, pembabatan semak belukar dan penebangan pohon-pohon sebaiknya dilakukan pada musim kemarau,hal ini untuk mencegah cepatnya tumbuh kembali semak belukar. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menggemburkan tanah, menciptakan areal yang beraerasi (peredaran udaranya) baik serta membersihkan akar dan sisa-sisa tanaman. Untuk areal yang miring, harus dibuat teras-terusuntuk mencegah terjadinya erosi.

Lubang dan Jarak Tanam

Lubang tanam harus sudah dipersiapkan 1 bulan sebelum tanam, minimaldengan ukuran 60 X 60 X 60 cm, untuk tanah-tanah yang unsur liatnyabanyak, ukuran lubang tanam boleh dibuat lebih besar lagi misal 1 X 1 meter.Dalam menggali lubang, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan denganlapisan tanah bagian bawah, karena keduanya mempunyai kandunganunsure yang berbeda. Setelah 1 - 2 minggu kemudian tanah galian tadi dimasukkan kembali ke dalam lubang. Lapisan tanah bagian bawahdimasukkan terlebih dahulu, baru kemudian lapisan tanah bagian atas yangsudah diberi pupuk kandang/kompos 1 - 2 kaleng. Dua atau tiga minggu kemudian, penanaman bibit dapat dilakukan. Jarak antara lubang tanam, pada tanah datar dianjurkan 9 X 10 m dan pada tanah berbukit 9 X 9 m.

Bibit

Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 1 - 2 tahun (bila bibit daribiji/okulasi), bibit yang berasal dari cangkokan segera bisa ditanam setelahakarnya dipandang cukup kuat untuk dipindahkan ke pertanaman.

Pemeliharaan

Untuk mencapai hasil yang maksimal dari tanaman yang diusahakan, maka pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan, antaralain dalam hal:

-  Pohon pelindung, tanaman muda umumnya kurang tahan terhadap panassinar matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan tanaman, perludipersiapkan pohon pelindung yang cukup. Setelah tanaman bertambah besar, pohon pelindung dapat diperpanjang.

-    Penyulaman, bibit yang mati atau tidak normal pertumbuhannya harussegera diganti.

-    Penyiangan, ini harus dilakukan secara teratur, untuk menghindari persaingan dalam pengambilan unsur hara antara tanaman pala denganrumput atau tumbuhan pengganggu lainnya. Penyiangan ini bisa dimulai 2- 3 bulan setelah penanaman, pucuk dan daun-daun baru telah mulai tumbuh(ini berarti pertumbuhan tanaman telah cukup kuat).

-    Pemupukan, penambahan unsur hara yang habis terserap oleh tanamanmutlak diperlukan. Hal ini untuk menjamin agar tanaman tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Pupuk yang diberikan bisa pupuk organic (kompos,pupuk kandang) dan atau pupuk anorganik (urea, ZA, TSP, KCL, NPK dll).Jenis dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi tanaman atau mintalahpetunjuk pada PPL setempat. Cara pemupukannya dibenamkan dalam paritsedalam 2 - 10 cm, melingkari batang tanaman (selebar kanopi)

.- Pengendalian tanaman pengganggu/gulma, hampir disetiap kebun adagulma yang jika dibiarkan sangat merugikan. Oleh karenanyapertumbuhannya harus dikendalikan. Penggunaan herbisida bisa dilakukan, namun efisiensinya perlu diperhitungkan.

Referensi

Galeri

Pranala luar