Matahari
Tentang Penciptaan Matahari, Ukuran Matahari dan Matahari Mengelilingi Bumi Sebuah hadits yang panjang yang mengisahkan tentang penciptaan matahari, ukuran wujud matahari, dan tentang peredaran matahari mengelilingi bumi. Silahkan dibaca haditsnya dengan teliti:
Dikisahkan bahwa suatu hari Rasul Allah berkata kepada ‘Aisyah: “Sesungguhnya ketika Allah menciptakan matahari, Dia menciptakannya dari mutiara putih dengan ukuran 140 kali ukuran bumi, dan meletakkannya di atas roda (‘ajalah). Roda ini memiliki 860 tali pengikat (‘urwah) dan pada setiap tali itu terdapat rantai dari yaqut merah. Allah memerintahkan 60.000 Malaikat Muqorrobin untuk menarik matahari dengan rantai-rantainya itu, sedangkan mereka telah diberi kekuatan khusus oleh Allah untuk itu. Matahari pun, bak falak di atas roda tersebut, bergerak mengitari qubbatul khodlro (kubah hijau), dan keindahannya tampak bagi penduduk bumi. Setiap harinya matahari itu berhenti di atas khatulistiwa di atas Ka’bah, karena ia adalah pusat bumi, dan berkata: ‘Wahai para malaikat Tuhanku, sesungguhnya setiap kali sampai ke tempat yang sejajar dengan Ka’bah yang merupakan kiblat mukminin ini, aku malu kepada Allah -‘Azza wa Jalla- untuk melewatinya.’ Para malaikat mengerahkan segenap kekuatannya untuk menarik matahari, tapi tetap saja tidak mampu. Kemudian Allah -Ta’ala- mewahyukan kepada para malaikat dengan wahyu ilham, maka para malaikat menyeru: ‘Hai matahari, dengan kehormatan lelaki yang namanya terukir di atas wajahmu yang bercahaya, kembalilah ke jalur perjalananmu sebelum ini.’ Ketika mendengar itu, maka bergeraklah matahari dengan kekuatan Al-Maalik (Sang Pemilik, yaitu Allah swt)”. ‘Aisyah berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah lelaki yang namanya terukir di Matahari?” Rasulullah menjawab: “Dia itu adalah Abu Bakar As-Shiddiq, wahai ‘Aisyah. Sebelum menciptakan alam semesta, Allah telah mengetahui dengan ilmu-Nya yang qadim, bahwa Dia akan menciptakan udara, dan akan menciptakan langit di atas udara tersebut, dan akan menciptakan laut dari air, dan akan menciptakan roda diatasnya sebagai kendaraan bagi matahari yang menyinari dunia; dan bahwa matahari akan mogok dan melawan kekuatan para malaikat (yang menariknya) setiap kali melewati khatulistiwa. Allah juga telah menetapkan untuk menciptakan seorang Nabi di akhir zaman yang melebihi keutamaan para Nabi lain. Dia itu adalah suamimu, hai ‘Aisyah, meskipun para musuh membenci hal itu. Dan Allah mengukir pada wajah matahari nama menterinya, yaitu Abu Bakar Shiddiiqul Musthafa. Maka jika para malaikat bersumpah dengannya, matahari pun akan bergerak (melewati khatulistiwa) dan kembali ke jalur perjalanannya, dengan kekuatan Al-Maula. Demikian pula jika seorang ummatku yang berdosa lewat di atas neraka jahannam dan api neraka akan melahapnya, maka berkat kecintaannya kepada Allah di dalam hatinya dan terukirnya nama-Nya di lidahnya, api tersebut akan surut mundur ke belakang, dan mencari orang lain”.
(Hadits ini diriwayahkan di dalam Kitab “Umdatu At-Tahqiiq Fii Basyaairi Aali As-Shiddiiq”, Halaman 183, pada catatan pinggir kitab Roudlu Ar-Royaahin, tulisan Al-Yaafi’iy, cetakan Mesir tahun 1315).
Subhanallah. Mahasuci Allah. Betapa mulianya Abu Bakar As-Shiddiq itu sampai-sampai namanya dicatat di matahari.wallahu'alam bissawaab.
Ciri khas Matahari
Berikut ini adalah beberapa ciri khas yang dimiliki oleh Matahari:
Prominensa (lidah api Matahari)
Prominensa adalah salah satu ciri khas Matahari, berupa bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran).[1][2] Prominensa disebut juga sebagai filamen Matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan Matahari itu sendiri.[1] Prominensa hanya dapat dilihat dari Bumi dengan bantuan teleskop dan filter.[1] Prominensa terbesar yang pernah ditangkap oleh SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km.[1]
Sama seperti korona, prominensa terbentuk dari plasma namun memiliki suhu yang lebih dingin.[1] Prominensa berisi materi dengan massa mencapai 100 miliar kg.[1] Prominensa terjadi di lapisan fotosfer Matahari dan bergerak keluar menuju korona Matahari.[1] Plasma prominensa bergerak di sepanjang medan magnet Matahari.[3] Erupsi dapat terjadi ketika struktur prominesa menjadi tidak stabil sehingga akan pecah dan mengeluarkan plasmanya.[3] Ketika terjadi erupsi, material yang dikeluarkan menjadi bagian dari struktur magnetik yang sangat besar disebut semburan massa korona (coronnal mass ejection/ CME).[1][3] Pergerakan semburan korona tersebut terjadi pada kecepatan yang sangat tinggi, yaitu antara 20 ribu m/s hingga 3,2 juta km/s.[1] Pergerakan tersebut juga menyebabkan peningkatan suhu hingga puluhan juta derajat dalam waktu singkat.[1] Bila erupsi semburan massa korona mengarah ke Bumi, akan terjadi interaksi dengan medan magnet Bumi dan mengakibatkan terjadinya badai geomagnetik yang berpotensi mengganggu jaringan komunikasi dan listrik.[3]
Suatu prominensa yang stabil dapat bertahan di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan ukurannya terus membesar setiap hari.[3] Para ahli masih terus meneliti bagaimana dan mengapa prominensa dapat terjadi.[3]
Bintik Matahari
Bintik Matahari adalaah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan jumlah yang tak terhitung.[4] Bintik Matahari tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus bagian fotosfer.[5] Ukuran bintik Matahari dapat lebih besar daripada Bumi.[2] Bintik Matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra.[4] Warna bintik Matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer.[4] Suhu di daerah umbra adalah sekitar 2.200 °C sedangkan di daerah penumbra adalah 3.500 °C.[4] Oleh karena emisi cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian bintik Matahari umbra hanya mengemisikan 1/6 kali cahaya bila dibandingkan permukaan Matahari pada ukuran yang sama.[4]
Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya.[6] Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna.[6] Kecepatan angin surya terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500 km/s.[7] Kecepatan ini juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari Matahari.[7] Angin Matahari yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di atmosfer Matahari.[7]
Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan atau dilihat dari Bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi Matahari akibat hembusan angin surya.[6] Angin Matahari dapat membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang melindungi dari radiasi.[6] Pada kenyataannya, ukuran dan bentuk medan magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin surya yang melintas.[6]
Badai Matahari
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang terbentuk di atmosfer Matahari.[8] Plasma Matahari yang meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya.[9] Total energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton.[8] Jumlah dan kekuatan badai Matahari bervariasi.[9] Ketika Matahari aktif dan memiliki banyak bintik, badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona.[9] Badai Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi.[9][10] Badai Matahari yang pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859.[8] Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari.[8] Kejadian ini disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik antara Amerika dan Eropa.[10]
Eksplorasi Matahari
Wahana antariksa yang pertama kali berhasil masuk ke orbit Matahari adalah Pioneer 4.[11] Pioneer 4, yang diluncurkan tanggal 3 Maret 1959 oleh Amerika Serikat, menjadi pionir dalam sejarah eksplorasi Matahari.[11][12] Keberhasilan tersebut diikuti oleh peluncuran Pioneer 5 - Pioneer 9 selama 1959-1968 yang memang bertujuan untuk mempelajari tentang Matahari.[12] Pada 26 Mei 1973, stasiun luar angkasa Amerika Serikat bernama Skylab diluncurkan dengan membawa 3 awak.[12] Skylab membawa Apollo Telescope Mount (ATM) yang digunakan untuk mengambil lebih dari 150.000 gambar Matahari.[12]
Wahana antariksa lainnya, Helios I berhasil mengorbit hingga mencapai jarak 47 juta km dari Matahari (memasuki orbit Merkurius).[12][13] Helios I terus berputar untuk memastikan seluruh bagian pesawat mendapat jumlah panas yang sama dari Matahari.[13] Helios I bertugas mengumpulkan data-data mengenai Matahari.[13] Wahana antariksa hasil kerja sama Amerika Serikat dan Jerman ini beroperasi sejak 10 Desember 1974 hingga akhir 1982.[12][13] Helios II diluncurkan pada 16 Januari 1976 dan berhasil mencapai jarak 43 juta km dari Matahari.[12] Misi Helios II selesai pada April 1976 namun dibiarkan tetap berada di orbit.[13]
Solar Maximum Mission didesain untuk melakukan observasi aktivitas Matahari terutama bintik dan api Matahari saat Matahari berada pada periode aktivitas maksimum.[12][13] SMM diluncurkan oleh Amerika Serikat pada 14 Februari 1980.[12] Selama perjalanannya, SMM pernah mengalami kerusakan namun berhasil diperbaiki oleh awak pesawat ulang alik Challenger.[13] SMM terus berada di orbit Bumi selama melakukan observasi.[12][13] SMM mengumpulkan data hingga 24 November 1989 dan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 2 Desember 1989.[12][13]
Wahana antariksa Ulysses adalah hasil proyek internasional untuk mempelajari kutub-kutub Matahari, diluncurkan pada 6 Oktober 1990.[12] Sedangkan Yohkoh adalah wahana antariksa yang diluncurkan untuk mempelajari radiasi energi tinggi dari Matahari.[12] Yohkoh merupakan hasil kerja sama Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang diluncurkan pada 31 Agustus 1991.[12]
Misi eksplorasi Matahari yang paling terkenal adalah Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) yang dikembangkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja sama dengan Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA) dan diluncurkan pada 12 Desember 1995.[14] SOHO bertugas mengumpulkan data struktur internal, proses fisik yang terjadi, serta pengambilan gambar dan diagnosis spektroskopis Matahari.[12] SOHO ditempatkan pada jarak 1,5 juta km dari Bumi dan masih beroperasi hingga sekarang.[12]
Misi eksplorasi terbaru dari NASA adalah wahana antariksa kembar bernama STEREO yang diluncurkan pada 26 Oktober 2006.[13][14] STEREO bertugas untuk menganalisis dan mengambil gambar Matahari dalam bentuk 3 dimensi.[13] Solar Dynamics Observatory Mission adalah misi eksplorasi NASA yang sedang dalam pengembangan dan telah dipublikasikan pada April 2008.[13] Solar Dynamics Observatory Mission diperkirakan akan mengorbit untuk mempelajari dinamika Matahari yang meliputi aktivitas Matahari, evolusi atmosfer Matahari, dan pengaruh radiasi Matahari terhadap planet-planet lain.[13]
Matahari sebagai simbol kepercayaan dan kebudayaan
Matahari telah menjadi simbol penting di banyak kebudayaan sepanjang peradaban manusia.[15] Dalam mitologi dimiliki oleh berbagai bangsa di dunia, Matahari memiliki peranan yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakatnya.[15] Matahari dikenal dengan nama yang berbeda-beda pada tiap kebudayaan dan seringkali disembah sebagai dewa.[15][16]
Peranan Matahari di berbagai kebudayaan dan kepercayaan
- Ra (atau Re) adalah dipuja sebagai Dewa Matahari sekaligus pencipta di kebudayaan Mesir Kuno.[15][17] Pada hieroglif, Matahari digambarkan sebagai sebuah cakram.[15] Ra menyimbolkan mata langit sehingga sering digambarkan sebagai cakram yang berada pada kepala burung falkon atau cakram bersayap.[15] Dewa Ra dipercaya mengendarai kereta perang melintasi langit di siang hari.[18] Dewa Ra juga digambarkan sebagai penjaga pharaoh atau Raja Mesir.[18] Selain itu, Ra digambarkan sebagai dewa yang sudah tua dan tinggal di langit untuk mengawasi dunia.[18]
- Dalam mitologi India, Matahari disebut dengan nama Surya.[15] Selain sebagai Matahari itu sendiri, Surya juga dikenal sebagai dewa Matahari.[19] Kata surya berasal dari bahasa Sanskerta sur atau svar yang berakhir bersinar.[19] Surya digambarkan sebagai dewa yang memegang keseimbangan di muka Bumi.[19] Penyembahan Matahari telah dilakukan oleh penganut kepercayaan Hindu selama ribuan tahun.[15] Kini perayaan Matahari terbit masih dilangsungkan di pinggiran Sungai Gangga yang terletak di kota tersuci di India, kota Benares.[20] Surya Namaskar atau penghormatan kepada Matahari adalah sebuah gerakan penting dalam yoga.[15]
- Helios adalah dewa Matahari kuno, saudara dari Selene (dewi bulan) dalam mitologi Yunani.[15] Helios disebut juga sebagai Sol Invictus di kebudayaan Romawi.[21] Selain itu, Helios juga merupakan sisi lain dari Apollo.[15] Dikisahkan Helios adalah dewa yang bermahkotakan halo Matahari dan mengendarai kereta perang menuju ke angkasa.[22] Helios adalah dewa yang bertanggung jawab memberikan cahaya ke surga dan Bumi dengan cara menambat Matahari di kereta yang dikendarainya.[21]
- Bangsa Inca menyembah dewa Matahari yang bernama Inti, sebagai dewa tertinggi.[23] Dewa Inti dipercaya menganugerahkan peradaban Inca kepada anaknya, Manco Capac, yang juga merupakan raja bangsa Inca yang pertama.[23] Bangsa Inca menyebut diri mereka sebagai anak-anak Matahari.[23] Setiap tahun mereka memberikan persembahan hasil panen dalam jumlah besar untuk upacara-upacara yang berhubungan dengan penyembahan Matahari.[23]
- Dewa Matahari yang disembah oleh bangsa Maya adalah Kinich-ahau.[24] Kinich-ahau adalah pemimpin bagian utara.[24]
- Suku Aztec menyembah Huitzilopochtli, yang merupakan dewa perang dan simbol Matahari.[25] Setiap hari Huitzilopochtli dikisahkan menggunakan sinar Matahari untuk mengusir kegelapan dari langit, namun setiap malam dewa ini mati dan kegelapan datang kembali.[25] Untuk memberi kekuatan pada dewa mereka, bangsa Aztec mempersembahkan jantung manusia setiap hari.[20]
- Shintoisme merupakan agama yang berinti pada penyembahan Dewi Matahari yang bernama Amaterasu masih terus bertahan di Jepang.[20] Jepang memiliki julukan "Negara Matahari Terbit".[20]
Bangunan dan benda yang berhubungan dengan Matahari
- Jam Matahari adalah seperangkat alat yang dipakai sebagai penunjuk waktu berdasarkan bayangan gnomon (batang atau lempengan penanda)yang berubah-ubah letaknya seiring dengan pergerakan Bumi terhadap Matahari.[26] Jam Matahari berkembang di antara kebudayaan kuno Babylonia, Yunani, Mesir, Romawi, Tiongkok, dan Jepang. Jam Matahari tertua yang pernah ditemukan oleh Chaldean Berosis, yang hidup sekitar 340 SM. Beberapa artefak jam Matahari lain ditemukan di Tivoli, Italia tahun 1746, di Castel Nuovo tahun 1751, di Rigano tahun 1751, dan di Pompeii tahun 1762.
- Stonehenge yang terletak di Wiltshire, Inggris, memiliki pilar batu terbesar yang disebut Heelstone menandai posisi terbitnya Matahari tanggal 21 Juni (posisi Matahari tepat di utara Bumi).[27]
- Observatorium kuno yang dibangun bagi Dewa Ra masih dapat ditemui di Luxor, sebuah kota di dekat Sungai Nil di Mesir.[20] Sedangkan El Karmak adalah kuil yang juga dibangun untuk Dewa Ra dan terletak di timur laut Luxor.[28] Ratusan obelisk Mesir yang berfungsi sebagai jam Matahari pada masanya juga dapat ditemukan di Luxor dan Heliopolis (kota Matahari).[20]
- Salah satu bangunan terkenal yang didedikasikan untuk Surya dibangun pada abad ke 13 bernama Surya Deula (Candi Matahari) yang terletak Konarak, India.[19]
- Pilar Intihuatana yang terletak di kawasan Machu Picchu adalah bangun yang didirikan oleh bangsa Inca.[23] Pada tengah hari setiap tanggal 21 Maret dan 21 September, posisi Matahari akan berada hampir tepat di atas pilar sehingga tidak akan ada bayangan pilar sama sekali.[23][29] Pada saat inilah, masyarakat Inca akan mengadakan upacara di tempat tersebut karena mereka percaya bahwa Matahari sedang diikat di langit.[23][29] Intihuatana dipakai untuk menentukan hari di mana terjadi equinox (lama siang hari sama dengan malam hari) dan periode-periode astronomis lainnya[29]
- Bangsa Maya terkenal dengan kalender berisikan 365 hari dan 260 hari yang dibuat berdasarkan pengamatan astronomis, termasuk terhadap Matahari.[30] Kalender 365 hari ini disebut Haab, sedangkan kalender 260 hari disebut Tzolkin.[30]
- Kalender Aztec dipahat di atas sebuah baru berbentuk lingkaran. Isinya adalah 365 siklus kalender berdasarkan Matahari dan 260 siklus ritual.[31] Kalender batu Aztec ini kini disimpan di National Museum of Anthropology and History di Chapultepec Park, Mexico City.[31]
- Matahari juga telah menjadi objek yang menarik bagi pelukis dan penulis terkenal dunia.[20] Claude Monet, Joan Miro, Caspar David Friedrich (judul lukisan: Woman in Morning Sun - Wanita dalam Matahari Pagi , dan Vincent van Gogh (judul lukisan: Another Light, A Stronger Sun - Cahaya Lain, Matahari yang Lebih Kuat) adalah beberapa pelukis yang pernah menjadikan Matahari sebagai objek lukisannya.[20] Sedangkan Ralph Waldo Emerson dan Friedrich Nietzsche adalah penulis dan filsuf yang pernah membuat cerita, puisi, maupun kata-kata mutiara dengan subjek Matahari.[20]
Manfaat dan peran Matahari
Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan.[20] Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti:
- Panas Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi.[20] Bumi juga menerima energi Matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air tetap berbentuk cair, yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupan.[20] Selain itu panas Matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.[20]
- Cahaya Matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melangsungkan fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen dan berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia.[20] Makhluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu bara sebagai sumber energi.[20] Hal ini merupakan peran dari energi Matahari secara tidak langsung [20]
- Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan.[32] Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan menangkap cahaya Matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik.[32] Panas yang ditangkap kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan dipakai untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan.[32] Prinsip panel surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar Matahari.[32] Sel surya sudah banyak dipakai untuk kalkulator tenaga surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.[32]
- Pergerakan rotasi Bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar Matahari dan ada yang tidak.[33] Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di Bumi.[33] Sedangkan pergerak Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan terjadinya musim.[33]
- Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang bergerak atau berotasi mengelilinya.[34] Keseluruhan sistem dapat berputar di luar angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi Matahari yang besar.[34]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j (Inggris) Villanueva, JC (2010). "Solar Prominence". Universe Today. Diakses tanggal 17-06-2011.
- ^ a b (Inggris)
Braham, I (2009), Ruang angkasa Seri intisari ilmu, Erlangga For Kids, hlm. 120, ISBN 9789797419233 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (lidah api lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ a b c d e f (Inggris) Zell, H (2011). "Monster Prominence Erupts from the Sun". NASA. Diakses tanggal 17-06-2011.
- ^ a b c d e (Inggris) Cline, T. "Issue #52: Sunspots From A To B - Solar Magnetism". NASA. Diakses tanggal 17-06-2011.
- ^ (Inggris) Cain, F (2009). "What Are Sunspots?". Universe Today. Diakses tanggal 17-06-2011.
- ^ a b c d e (Inggris) Cain, F (2008). "Solar Wind". Universe Today. Diakses tanggal 23-06-2011.
- ^ a b c (Inggris) Radiman I, Soegiatini E, Sungging E. Soegianto E. 2007. The motion of solar wind charged particle in a sinusoidal vibrating magnetic field. J Mat Sains 12:127:133.
- ^ a b c d (Inggris) Holman, G (2007). "Solar Flares". NASA's Goddard Space Flight Center. Diakses tanggal 23-06-2011.
- ^ a b c d (Inggris) Cain, F (2008). "Solar Flares". Universe Today. Diakses tanggal 23-06-2011.
- ^ a b (Indonesia) Sudibyo, M (2011). "Mengenal Badai Matahari". Kompasiana. Diakses tanggal 23-06-2011.
- ^ a b (Inggris) "The Space Exploration Timeline That Reflects The History Of Space Exploration". Diakses tanggal 17-06-2011.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Hamilton, CJ (2000). "Chronology of Space Exploration". Diakses tanggal 17-06-2011.
- ^ a b c d e f g h i j k l m (Inggris) "Timeline of Space Exploration". 2009. Diakses tanggal 17-06-2011.
- ^ a b (Inggris) Cain, F (2008). "NASA and The Sun". Universe Today. Diakses tanggal 20-06-2011.
- ^ a b c d e f g h i j k (Inggris) Deepak, S (2003). "Ra, Surya, Rangi, Atea Myths of Sun God". Kalpana. Diakses tanggal 16-06-2011.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamasolar nasa
- ^ (Inggris) "Re". NESTA. 2011. Diakses tanggal 16-06-2011.
- ^ a b c (Inggris) "The Goddess of Ancient Egypt". Tour Egypt. 2011. Diakses tanggal 20-06-2011.
- ^ a b c d (Inggris)
Prophet, ML; Prophet, EC; Booth, A (2003), Booth, A, ed., The Masters and Their Retreats Climb the highest mountain series, USA: Summit University Press, hlm. 560, ISBN 9780972040242 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (berasal dari bahasa Sansekekerta lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaLang
- ^ a b (Inggris)
Littleton, CS; Marshall Cavendish Corporation (2005), Gods, goddesses, and mythology, Volume 1, Marshall Cavendish, hlm. 709, ISBN 9780761475590 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ (Inggris)
Vita-Finzi, C (2008), The Sun: A User's Manual, Springer, hlm. 156, ISBN 9781402068805 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (halo lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ a b c d e f g (Inggris)
Roza, G (2007), Incan Mythology and Other Myths of the Andes Mythology around the world, The Rosen Publishing Group, hlm. 64, ISBN 9781404207394 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ a b (Inggris)
James Lewis Thomas Chalmbers Spence (2009), The Myths of Mexico and Peru: Aztec, Maya and Inca, Forgotten Books, hlm. 123, ISBN 9781605068329 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ a b Histrory World. http://www.historyworld.net/wrldhis/PlainTextHistories.asp?gtrack=pthc&ParagraphID=ezq#ezq diakses 24 Juni 2011
- ^ (Indonesia) PUSPA IPTEK (2006). "Apa Jam Matahari itu?". Yayasan Parahyangan Satya. Diakses tanggal 24-06-2011.
- ^ (Inggris)
Phillips, KJH (1995), Guide to the Sun, Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 1, ISBN 9780521397889 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (berukuran sedang lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ (Inggris) Cline, T. "El Karmak". NASA. Diakses tanggal 20-06-2011.
- ^ a b c Sacred Place. 2010. Macchu Pichu [terhubung berkala]. http://www.sacredsites.com/americas/peru/machu_picchu.html [diakses 22 Juni 2011]
- ^ a b (Inggris)
Clow, BH; Calleman, CJ (2007), The Mayan Code: Time Acceleration and Awakening the World Mind, Inner Traditions / Bear & Co., hlm. 282, ISBN 9781591430704 Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) (lihat di Penelusuran Buku Google) - ^ a b (Inggris) Aztec Calendar - Sun Stone. http://www.crystalinks.com/aztecalendar.html diakses 24 Juni 2011
- ^ a b c d e (Indonesia) Greenpeace. 2011. Energi Matahari [terhubung berkala]. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/Energi_Matahari/ [diakses 23 Juni 2011]
- ^ a b c (Inggris) Wilson, TV (2011). "How the Earth Works". HowStuffWorks. Diakses tanggal 23-06-2011.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaianbraham
Bacaan lanjutan
- Cohen, Richard (2010). Chasing the Sun: the Epic Story of the Star that Gives us Life. Simon & Schuster. ISBN 1-4000-6875-4.
- Thompson, M. J. (2004). "Solar interior: Helioseismology and the Sun's interior". Astronomy & Geophysics. 45 (4): 21–25.
- Solar Activity Scholarpedia Hugh Hudson 3(3):3967. DOI:10.4249/scholarpedia.3967
Pranala luar
- (Inggris) Situs web NASA tentang Matahari
- (Indonesia) Situs web Greenpeace tentang Energi Matahari
- (Indonesia) Situs web Kompasiana tentang badai Matahari