Lompat ke isi

Anantasena

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam wiracarita Mahabharata, Anantasena adalah putra Bima alias Werkudara, salah satu dari lima ksatria Pandawa, dengan Dewi Urangayu, putri Hyang Mintuna (Dewa ikan air tawar) di Kisiknarmada. Ia mempunyai dua orang saudara seayah lain ibu, yaitu Anantareja alias Antereja, putra Dewi Nagagini, dan Gatotkaca, putra Dewi Arimbi.

Sejak kecil Anantasena tinggal bersama ibu dan kakeknya di Kisiknarmada. Seluruh badannya tertutup oleh sisik ikan maupun udang hingga kebal terhadap berbagai senjata. Anantasena dapat hidup di darat dan di dalam air. Ia mempunyai kesaktian berupa sungut sakti, mahluk apapun yang tersentuh dan terkena bisanya akan menemui kematian. Anantasena juga memiliki pusaka Cupu Madusena, yang dapat mengembalikan kematian di luar takdir. Ia juga tidak dapat mati selama masih bersinggungan dengan air atau uap air.

Anantasena atau lebih sering disebut Antasena juga memiliki kesaktian dilidahnya yang bisa membunuh musuhnya hanya dengan menjilat bekas telapak kaki musuhnya tersebut. Kesaktian ini yang membuat Antasena dibuat moksa oleh Hyang Wenang sebelum perang Bharatayuddha karena untuk menjaga perang saudara tersebut berlangsung dengan adil karena Antasena mampu membunuh seluruh pasuka Korawa dalam sekejap mata denga kesaktiannya tersebut.

Sifat

Anantasena berwatak jujur, terus terang, bersahaja, berani kerena membela kebenaran, tidak pernah berdusta. Setelah dewasa, Anantasena menjadi raja di negara Dasarsamodra, bekas negaranya Prabu Ganggatrimuka yang mati terbunuh dalam peperangan.

Anatasena meninggal sebelum perang Bharatayudha. Ia mati moksa (lenyap dengan seluruh raganya) atas kehendak dan kekuasaan Sang Hyang Wenang