Lompat ke isi

Maladewa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Republik Maladewa

ދިވެހިރާއްޖޭގެ ޖުމްހޫރިއްޔާ
Dhivehi Raajjeyge Jumhooriyya (Divehi)
جُمْهُورِيَّةُ جُزُرِ الْمَالْدِيفِ
Jumhūriyyat Juzur al-Maldiv (Arab)
Republic of Maldives (Inggris)
Semboyan
Lagu kebangsaan
ޤައުމީ ސަލާމް
Qaumii salaam
(Indonesia: "Kehormatan negara")
Lokasi Maladewa
Ibu kota
Malé
4°10′N 73°30′E / 4.167°N 73.500°E / 4.167; 73.500
Bahasa resmi
Kelompok etnik
(2019)
Agama
DemonimBangsa Maladewa
PemerintahanKesatuan presidensial republik konstitusional
• Presiden
Mohamed Muizzu
Hussain Mohamed Latheef
Legislatifރައްޔިތުންގެ މަޖިލިސް
Rayyithunge Majilis
Kemerdekaan 
26 Juli 1965
• Dibentuk republik
11 November 1968
• Konstitusi saat ini
7 Agustus 2008
Luas
 - Total
300 km2 (187)
Penduduk
 - Perkiraan 2022
579.330 atau 392.040 [1] (178)
 - Sensus Penduduk 2014
437.535 atau 339.761 [1]
1.102,5/km2 (8)
PDB (KKB)2022
 - Total
Kenaikan $11,385 miliar[2] (162)
Kenaikan $29.133 [2] (62)
PDB (nominal)2022
 - Total
Kenaikan $5,502 miliar[2] (158)
Kenaikan $14.078[2] (65)
Gini (2017)Steady 31,3[3]
sedang
IPM (2021)Kenaikan 0,747[4]
tinggi · 103
Mata uangRufiyaa Maladewa (Rf)
(MVR)
Dolar Amerika Serikat ($)
(Digunakan di pulau resor Maladewa)
(USD)
Zona waktuWaktu Maladewa (MVT)
(UTC+5)
Lajur kemudikiri
Kode telepon+960
Kode ISO 3166MV
Ranah Internet.mv
  1. Tidak termasuk warga negara asing yang menetap.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Republik Maladewa adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia. Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini memiliki 26 atol yang terbagi menjadi 20 atol administratif dan 1 kota. Maladewa merupakan negara dengan populasi dan luas wilayah terkecil di kawasan Asia serta berpenduduk 100 persen beragama Islam.[5] Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maladewa adalah 1.5 meter di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya negara dengan permukaan terendah di seluruh dunia.[5] Puncak tertinggi Maladewa hanya 2.3 meter di atas permukaan laut sehingga dikenal juga sebagai negara yang memiliki puncak tertinggi paling rendah di dunia.[5] Keadaan ekonomi Maladewa bergantung pada dua sektor utama, yaitu pariwisata dan perikanan.[6] Negara ini sangat dikenal memiliki banyak pantai yang indah dan pemandangan bawah laut yang menarik ± 700.000 turis setiap tahunnya.[6] Penangkapan dan pengolahan ikan menjadikan Maladewa salah satu eksportir ikan ke beberapa negara Asia dan Eropa.[6]

Etimologi

Nama Maladewa mungkin berasal dari bahasa Sanskerta mālā (untaian/kalungan) dan dvīpa (pulau), atau මාල දිවයින Maala Divaina ("Untaian Pulau-pulau") dalam bahasa Sinhala. Orang Maladewa disebut Dhivehin. Istilah Dheeb/Deeb (Bahasa Dhivehi kuno, terkait dengan istilah Sanskerta dvīpa (द्वीप)) yang artinya "pulau", dan Dhives (Dhivehin) yang berarti "orang pulau" (seperti halnya Maldivians). Selama masa kolonial, orang-orang Belanda menyebut penduduk negeri ini sebagai Maldivische Eilanden dalam catatan-catatan mereka, sedangkan Maldive Islands adalah versi lidah orang-orang Inggris, yang selanjutnya menjadi nama yang umum dipakai yaitu "Maldives".[perlu referensi]

Babad Sri Lanka kuno Mahawamsa menyebut kepulauan ini sebagai Mahiladiva ("Pulau Perempuan", महिलादिभ) dalam bahasa Pali, yang mungkin merupakan salah pengucapan dari istilah Sanskerta yang berarti "kalung bunga".

Hogendorn berteori bahwa nama Maladewa berasal dari istilah Sanskerta mālādvīpa (मालाद्वीप), yang artinya "untaian pulau-pulau". Dalam bahasa Malayalam, diucapkan sebagai Maladweepu (മാലദ്വീപ്). Dalam bahasa Tamil, diucapkan sebagai MalaiTheevu (மாலைத்தீவு). Meskipun nama-nama ini tidak disebutkan dalam literatur manapun, namun naskah-naskah klasik berbahasa Sanskerta yang berasal dari periode Vedic menyebutkan "Kepualuan Ratusan Ribu" (Lakshadweepa), nama generik yang mencakup tidak hanya Maladewa, tetapi juga Laccadives, Kepulauan Aminidivi, Minicoy dan Kepulauan Chagos.


Beberapa penjelajah Eropa

seperti Ibn Batuta menyebut kepulauan ini Mahal Dibiyat (محل دبيأت) dari kata Arab Mahal ("tempat"), yang semestinya berasal dari cara pengucapan pengelana-pengelana Berber terhadap nama tempat tersebut, melintasi wilayah India Utara Muslim, tempat istilah-istilah Perso-Arabic dikenal dalam kosakata lokal. Nama inilah yang sekarang dicantumkan di dalam simbol resmi negara Maladewa. Nama modern Persia/Arab untuk Maladewa adalah Dibajat.

Sejarah

Sejarah awal negara ini tidak diketahui secara pasti. Menurut legenda, seorang pangeran Sinhalese (Indo-Aryan) yang bernama KoiMale terdampar bersama pasangannya, seorang putri dari Raja Sri Lanka, di Maladewa dan menetap di sana sebagai sultan pertama.[6] Selama berabad-abad, kepulauan ini dikunjungi oleh pelaut dari Arab dan India. Pada abad ke-16, bangsa Portugis menjajah kepulauan ini pada (1558–1573), sebelum akhirnya direbut kembali oleh Muhammad Thakurufar Al-Azam.[6]

Sejak tahun 1887 hingga kemerdekaan Maladewa pada 26 Juli 1965, negara ini menjadi bagian dari perwalian Inggris. Sejak tahun 1153 hingga 1968, negara ini berbentuk kesultanan Islam yang independen.[6] Setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris, bentuk pemerintahan kesultanan hanya bertahan selama tiga tahun dan kemudian dihapuskan serta diganti menjadi republik.[6]

Beberapa bencana alam besar pernah melanda kepulauan ini, di antaranya adalah gelombang tinggi yang membanjiri beberapa pulau pada April 1987.[6] Pada 26 Desember 2004, negara ini ikut terkena dampak dari bencana tsunami di Samudra Hindia. Bencana tersebut mengakibatkan tergenangnya sejumlah pulau dan mengkontaminasi sumber air, merusak rumah, tanah, dan persediaan air tanah.[6]

Geografi

Atol Maalhosmadulu dilihat dari luar angkasa. Atol Maalhosmadulu Utara dan Atol Maalhosmadulu Selatan dapat dilihat pada gambar ini.
Awan gelap membawa hujan lebat, biasa terjadi di musim hujan.

Maladewa memiliki 1.192 pulau karang yang dikelompokkan dalam rantai ganda 26 atol yang membentang sepanjang 871 kilometer (541 mil) utara ke selatan, 130 kilometer (81 mil) timur ke barat, tersebar di sekitar 90.000 kilometer persegi (35.000 sq mi) menjadikannya salah satu negara yang paling tersebar di dunia. 298 km2 (115 sq mi) berupa lahan kering. Maladewa terletak di antara garis lintang 1°S dan 8°LU, dan garis bujur 72° dan 74°BT. Atol terdiri dari terumbu karang hidup dan gundukan pasir, terletak di atas punggungan bawah laut sepanjang 960 kilometer (600 mil) yang naik tiba-tiba dari kedalaman Samudra Hindia dan membentang dari utara ke selatan.

Hanya di dekat ujung selatan barikade karang alami ini, dua jalur terbuka memungkinkan navigasi kapal yang aman dari satu sisi Samudra Hindia ke sisi lain melalui perairan teritorial Maladewa. Untuk tujuan administratif, pemerintah Maladewa mengatur atol ini menjadi 21 divisi administratif. Pulau terbesar Maladewa adalah pulau Gan, yang termasuk dalam Laamu Atoll atau Hahdhummathi Maladewa. Di Addu Atoll, pulau-pulau paling barat dihubungkan oleh jalan di atas karang (secara kolektif disebut Link Road) dan total panjang jalan adalah 14 km (9 mi).

Maladewa merupakan negara terendah di dunia dengan permukaan tanah alami maksimum dan rata-rata masing-masing hanya 2,4 meter (7 kaki 10 inci) dan 1,5 meter (4 kaki 11 inci) di atas permukaan laut. Namun, di daerah-daerah di mana ada konstruksi, ini telah ditingkatkan menjadi beberapa meter. Lebih dari 80 persen daratan negara ini terdiri dari pulau-pulau karang yang tingginya kurang dari satu meter di atas permukaan laut.[7] Akibatnya, Maladewa berisiko tinggi terendam akibat naiknya permukaan air laut. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim telah memperingatkan bahwa, pada tingkat saat ini, kenaikan permukaan laut akan cukup tinggi untuk membuat Maladewa tidak dapat dihuni pada tahun 2100.[8][9]

Politik

Pembagian administratif

Maladewa memiliki 7 provinsi masing-masing terdiri dari divisi administrasi berikut (ibu kota Malé adalah divisi pemerintahan mereka sendiri):

  1. Provinsi Mathi-Uthuru; terdiri dari Atol Haa Alif, Atol Haa Dhaalu dan Atol Shaviyani.
  2. Provinsi Uthuru; terdiri dari Atol Noonu, Atol Raa, Atol Baa dan Atol Lhaviyani.
  3. Provinsi Medhu-Uthuru; terdiri dari Atol Kaafu, Atol Alifu Alifu, Atol Alifu Dhaalu dan Atol Vaavu
  4. Provinsi Medhu; terdiri dari Atol Meemu, Atol Faafu dan Atol Dhaalu.
  5. Provinsi Medhu-Dhekunu; terdiri dari Atol Thaa dan Atol Laamu.
  6. Provinsi Mathi-Dhekunu; terdiri dari Atol Gaafu Alifu dan Atol Gaafu Dhaalu.
  7. Provinsi Dhekunu; terdiri dari Gnaviyani Atol dan Kota Addu.

Prestasi

  • Maladewa berhasil mencetak sebuah rekor menyelam (scuba diving) tahun 2006 dalam hal jumlah penyelam yang paling banyak berpatisipasi dalam sekali menyelam, dengan total 958 penyelam yang masuk ke dalam air sekaligus pada saat yang bersamaan. Rekor ini diambil alih oleh Indonesia tahun 2009.
  • Maladewa adalah negara pertama yang membuka sebuah kedutaan virtual, di dunia maya Second Life pada tanggal 22 Mei 2007.[10][11]
  • Maladewa adalah negara pertama yang mengadakan rapat kabinet di bawah air. Rapat kabinet dipimpin oleh presiden Mohamed Nasheed. Dalam rapat, presiden, wakil presiden, dan para kabinet menandatangani sebuah deklarasi yang bertujuan untuk mengadakan aksi global terhadap perubahan iklim, di depan Konferensi Iklim PBB di Kopenhagen. Rapat itu merupakan salah satu bagian dari kampanye besar-besaran oleh "international environmental NGO 350.org".[12]

Ekonomi

Maladewa

Selain sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian Maladewa, kegiatan ekspor ikan tuna juga menjadi salah satu pendapatan penting negara ini.[6] Sebanyak 90% dari total produk perikanan yang diekspor oleh Maladewa merupakan produk tuna segar, tuna kering, tuna beku, tuna yang diasinkan, dan tuna kaleng.[6]

Kondisi tanah Maladewa yang kurang subur menyebabkan hasil tanam di negara ini sangat terbatas, hanya beberapa tanaman seperti kelapa, pisang, sukun, pepaya, mangga, talas, ubi, dan bawang yang dapat tumbuh di area negara ini.[6] Hal ini juga menyebabkan sebagian besar makanan harus diimpor dari luar negeri.[6]

Industri di negara ini terdiri dari pembuatan kapal, kerajinan tangan, pengalengan tuna, serta produksi pipa PVC, sabun, mebel, dan produk makanan.[6] Beberapa negara yang berhubungan baik dalam perekonomian Maladewa adalah Jepang, Sri Lanka, Thailand, dan Amerika Serikat.[13]

Demografi

Penduduk Maladewa disebut orang Divehi.[14] Mereka menamakan negara mereka Divehi rājje yang berarti Kerajaan Kepulauan.[14] Secara etnografi, orang Divehi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok utama penduduk Maldives yang menempati IhavandippuỊu (Haa Alif) hingga Haddummati (Laamu), kelompok selatan Maladewa yang mendiami tiga atol paling selatan di ekuator, dan penduduk Minicoy yang menempati pulau sepanjang 10 km di bawah administrasi India.[14] Berdasarkan etnisnya, penduduk Maladewa dibagi menjadi 4, yaitu Sinhalese, Dravidia, Arab, dan Afrika berkulit hitam. Hanya ada satu etnik minoritas di negara ini, yaitu Suku Indian.[13]

100 persen warganya beragama Islam dan itu adalah agama wajib bagi seluruh rakyat Maladewa dan pada tahun 2008 Maladewa memutuskan tidak memberi izin kepada masyarakat yang beragama selain Islam untuk menjadi warga negaranya, dan pada tahun 2014 warga negara maladewa yang murtad akan dihukum mati.

Budaya

Referensi

  1. ^ a b "Maldives Population Projections 2014–2054". statisticsmaldives.gov.mv. National Bureau of Statistics. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 January 2021. Diakses tanggal 24 May 2020. 
  2. ^ a b c d "Report for Selected Countries and Subjects". IMF (dalam bahasa Inggris). 
  3. ^ "Gini Index coefficient". CIA World Factbook. Diakses tanggal 16 July 2021. 
  4. ^ Human Development Report 2020 The Next Frontier: Human Development and the Anthropocene (PDF). United Nations Development Programme. 15 December 2020. hlm. 343–346. ISBN 978-92-1-126442-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 January 2021. Diakses tanggal 16 December 2020. 
  5. ^ a b c Maldives Disaster Knowledge Network. Country Profile:Maldives. 2009. Diarsipkan 2012-01-19 di Wayback Machine. Diakses 30 Desember 2011.
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n US Department of State. Background Note: Maldives. 7 April 2011 Diakses 30 Desember 2011.
  7. ^ "Entire Maldives cabinet resigns". Al Jazeera English. 29 June 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 January 2012. Diakses tanggal 30 June 2010. 
  8. ^ Megan Angelo (1 May 2009). "Honey, I Sunk the Maldives: Environmental changes could wipe out some of the world's most well-known travel destinations". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2012. 
  9. ^ Kristina Stefanova (19 April 2009). "Climate refugees in Pacific flee rising sea". Washington Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 October 2017. Diakses tanggal 28 August 2015. 
  10. ^ Page, Jeremy (2007-05-27). "Tiny island nation opens the first real embassy in virtual world". The Times. London. 
  11. ^ "Maldives Unveils Worlds First Virtual Embassy" (Siaran pers). Ministry of Foreign Affairs. 2007-05-22.  Diarsipkan 2011-09-05 di Wayback Machine.
  12. ^ World’s first ever underwater cabinet meeting concludes in the Maldives
  13. ^ a b Atlapedia Online. Republic of Maldives. Diakses 30 Desember 2011.
  14. ^ a b c Culture Summary by:Xavier Romero-Frías. Maldives - Ethnography. Diarsipkan 2013-01-16 di Wayback Machine., Diakses pada 30 Desember 2011.

Pranala luar