Perang Ternate–Portugal
Perang Ternate-Portugis | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Imperium Portugal Kerajaan Siau | Kesultanan Ternate kerajaan tanah hitu Kerajaan Kalinyamat | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Lopez de Mesquita † Antonio Pimental Sancho Nasconcellos |
Sultan Khairun † Sultan Baabullah laksamana Kaicili Leliato kaicil Rubohangi † | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
|
15.000 pasukan dari veranulla dan ambon 12.000 pasukan dari teluk tomini 10.000 pasukan dari batucina dan sekitar halmahera 11.000 pasukan dari gorontalo dan limboto 10.000 pasukan dari yafera 300 pasukan moti dan hiri | ||||||||
Korban | |||||||||
500 garnisun di ternate tewas[1] | Tidak diketahui |
Perang Ternate-Portugis adalah peperangan antara Kesultanan Ternate dan Portugis yang dilancarkan oleh Sultan Baabullah untuk membalas pembunuhan Sultan Hairun dan mengusir Portugis dari Ternate.[1]
Latar Belakang
Untuk mencukupi kebutuhan di negaranya, Portugis melakukan pelayaran ke timur dengan maksud untuk mencari rempah-rempah. Pada 15 Agustus 1511, mereka berhasil merebut Malaka,[2] dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke Maluku karena mereka telah mengetahui bahwa Maluku merupakan penghasil rempah-rempah besar. Setelah itu, mereka membangun kerja sama dagang dengan Kesultanan Ternate ketika kesultanan Ternate dan Tidore saling bermusuhan. Bersamaan dengan itu, Armada Laut Spanyol datang ke Maluku pada tahun 1521. Spanyol yang sedang bersaing dengan Portugis diterima di Tidore. Karena diangap melanggar perjanjian Tordesillas, maka Armada Spanyol pergi dari Maluku dan menetap di Filipina.
Peperangan
Di Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan Hairun dari tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis.[1] Akibatnya, pengganti Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis[1] dan mengepung benteng Portugis di Ternate. Benteng ini berhasil bertahan selama empat tahun, hingga akhirnya tentara Sultan Baabullah berhasil menjebol pertahanan benteng dan membunuh semua garnisunnya.[1] Portugis tidak dapat mengirim bala bantuan karena Malaka sedang dikepung oleh Kesultanan Aceh.[1]
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ a b c d e f g Phillips, Charles, and Alan Axelrod. "Portuguese War against Ternate." Encyclopedia of Wars, vol. 2. New York: Facts On File, Inc., 2005. Modern World History Online. Facts On File, Inc. http://www.fofweb.com/activelink2.asp?ItemID=WE53&iPin=EWAR1216&SingleRecord=True (diakses 1 Oktober 2013).
- ^ Bosworth, Clifford Edmund (2007). Historic cities of the Islamic world. BRILL. hlm. 317. ISBN 978-90-04-15388-2. Diakses tanggal 23 August 2011.
http://adrianuskojongian.blogspot.com/2018/09/kerajaan-siau-tempo-dulu-raja-jeronimo.html https://www.researchgate.net/publication/325151177_Tafsir_Islami_atas_Perjuangan_Sultan_Khairun_dalam_Melawan_Portugis_di_Kawasan_Maluku_Utara_Sebuah_Analisis_Berdasarkan_Teori_Islam_dan_Teori_Politik_Kolonial_Niccolo_Machiavelli
Bacaan lanjut
- M. Adnan Amal, "Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I", Universitas Khairun Ternate 2002
[[Kategori: