Lompat ke isi

Perang Ternate–Portugal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perang Ternate-Portugis
Tanggal1550–1588[1]
LokasiTernate
Hasil Kemenangan Kesultanan Ternate.
Perubahan
wilayah
Kesultanan Ternate berhasil mengusir Portugis dari Ternate dan sebagian besar kepulauan di maluku.
Pihak terlibat
Imperium Portugal
Kerajaan Siau
Kesultanan Ternate kerajaan tanah hitu Kerajaan Kalinyamat
Tokoh dan pemimpin

Lopez de Mesquita  Antonio Pimental

Sancho Nasconcellos
Sultan Khairun 
Sultan Baabullah laksamana Kaicili Leliato kaicil Rubohangi 
Kekuatan
  • 900 garnisun ditempatkan di pulau ternate.
*500 serdadu ditempatkan di moro.

15.000 pasukan dari veranulla dan ambon

12.000 pasukan dari teluk tomini

10.000 pasukan dari batucina dan sekitar halmahera

11.000 pasukan dari gorontalo dan limboto

10.000 pasukan dari yafera

300 pasukan moti dan hiri
Korban
500 garnisun di ternate tewas[1] Tidak diketahui

Perang Ternate-Portugis adalah peperangan antara Kesultanan Ternate dan Portugis yang dilancarkan oleh Sultan Baabullah untuk membalas pembunuhan Sultan Hairun dan mengusir Portugis dari Ternate.[1]

Latar Belakang

Untuk mencukupi kebutuhan di negaranya, Portugis melakukan pelayaran ke timur dengan maksud untuk mencari rempah-rempah. Pada 15 Agustus 1511, mereka berhasil merebut Malaka,[2] dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke Maluku karena mereka telah mengetahui bahwa Maluku merupakan penghasil rempah-rempah besar. Setelah itu, mereka membangun kerja sama dagang dengan Kesultanan Ternate ketika kesultanan Ternate dan Tidore saling bermusuhan. Bersamaan dengan itu, Armada Laut Spanyol datang ke Maluku pada tahun 1521. Spanyol yang sedang bersaing dengan Portugis diterima di Tidore. Karena diangap melanggar perjanjian Tordesillas, maka Armada Spanyol pergi dari Maluku dan menetap di Filipina.

Peperangan

Di Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan Hairun dari tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis.[1] Akibatnya, pengganti Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis[1] dan mengepung benteng Portugis di Ternate. Benteng ini berhasil bertahan selama empat tahun, hingga akhirnya tentara Sultan Baabullah berhasil menjebol pertahanan benteng dan membunuh semua garnisunnya.[1] Portugis tidak dapat mengirim bala bantuan karena Malaka sedang dikepung oleh Kesultanan Aceh.[1]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f g Phillips, Charles, and Alan Axelrod. "Portuguese War against Ternate." Encyclopedia of Wars, vol. 2. New York: Facts On File, Inc., 2005. Modern World History Online. Facts On File, Inc. http://www.fofweb.com/activelink2.asp?ItemID=WE53&iPin=EWAR1216&SingleRecord=True (diakses 1 Oktober 2013).
  2. ^ Bosworth, Clifford Edmund (2007). Historic cities of the Islamic world. BRILL. hlm. 317. ISBN 978-90-04-15388-2. Diakses tanggal 23 August 2011. 

http://adrianuskojongian.blogspot.com/2018/09/kerajaan-siau-tempo-dulu-raja-jeronimo.html https://www.researchgate.net/publication/325151177_Tafsir_Islami_atas_Perjuangan_Sultan_Khairun_dalam_Melawan_Portugis_di_Kawasan_Maluku_Utara_Sebuah_Analisis_Berdasarkan_Teori_Islam_dan_Teori_Politik_Kolonial_Niccolo_Machiavelli

Bacaan lanjut

  • M. Adnan Amal, "Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I", Universitas Khairun Ternate 2002


[[Kategori: