Lompat ke isi

Ibrani 11

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ibrani 11 (disingkat Ibr 11) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

Teks

  • Surat aslinya diyakini ditulis dalam bahasa Yunani.
  • Pasal ini berisi 40 ayat.
  • Berisi ulasan mengenai iman dan saksi-saksinya.

Struktur

Pembagian isi pasal:

Ayat 1

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.[5]

Ayat 6

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.[6]

Ayat ini menggambarkan berbagai keyakinan yang merupakan sebagian dari iman yang menyelamatkan.

  • 1) Orang harus percaya adanya Allah yang berkepribadian, tidak terbatas, dan kudus yang memperdulikan setiap insan.
  • 2) Orang harus percaya bahwa Allah akan memberikan pahala apabila Ai dengan sungguh-sungguh mencari Dia sambil mengetahui bahwa pahala yang terbesar adalah sukacita dan kehadiran Allah sendiri. Dia adalah perisai dan pahala yang amat besar (Kej 15:1; bd. Ul 4:29; lihat Mat 7:7–8; Yoh 14:21).
  • 3) Orang harus dengan tekun mencari Allah dan sungguh-sungguh menginginkan kehadiran dan kasih karunia-Nya.[7]

Ayat 10

Sebab ia (Abraham) menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.[8]

Abraham mengetahui bahwa negeri perjanjian yang di bumi ini bukanlah menjadi akhir dari pengembaraannya. Sebaliknya, negeri itu menunjuk kepada kota sorgawi yang telah dipersiapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang setia. Abraham merupakan panutan untuk seluruh umat Allah; kita harus menyadari bahwa kita hanya merantau di dunia ini dan sedang menuju ke rumah kita yang sesungguhnya di sorga. Di dalam hidup ini janganlah kita mencari keamanan mutlak atau terpesona oleh dunia yang sekarang (Ibrani 11:14,16; 13:14). Kita harus memandang diri kita sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini. Bumi bukanlah tanah air kita, tetapi adalah negeri asing; akhir dari perantauan kita adalah "tanah air yang lebih baik" (Ibrani 11:16), "Yerusalem sorgawi" (Ibrani 12:22), dan "kota yang akan datang" (Ibrani 13:14).[7]

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Ibrani 11:32
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Ibrani 11:1
  6. ^ Ibrani 11:6
  7. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  8. ^ Ibrani 11:10

Lihat pula

Pranala luar