Lompat ke isi

Kota Bekasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bekasi
Daerah tingkat II
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan
Motto: 
Cerdas,Sehat, dan Ihsan
Peta
Peta
Bekasi di Indonesia
Bekasi
Bekasi
Peta
Koordinat: 6°14′0″S 106°0′0″E / 6.23333°S 106.00000°E / -6.23333; 106.00000
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Kelurahan: 56
Luas
 • Total210,49 km2 (81,27 sq mi)
Peringkat31
Populasi
 (2010)[1]
 • Total2.334.871
 • Peringkat4
 • Kepadatan11,000/km2 (29,000/sq mi)
 • Peringkat kepadatan10
Demografi
 • AgamaIslam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
 • BahasaIndonesia, dll.
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3275 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB
Kode Kemendagri32.75 Edit nilai pada Wikidata
Situs webwww.kotabekasi.go.idwww.harianbekasi.com


Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar ke empat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.[2]

Geografi

Secara geografis Kota Bekasi berada pada ketinggian 19 m di atas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat, Kabupaten Bekasi di utara dan timur, Kabupaten Bogor di selatan, serta Kota Depok di sebelah barat daya.

Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.[3]

Sejarah

Bekasi tempo dulu merupakan ibu kota Kerajaan Tarumanegara dengan sebutan Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri. Di kota inilah asal Maharaja Tarusbawa, pendiri Kerajaan Sunda menurunkan raja-raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya, penguasa Pajajaran yang terakhir.[4]

Pada masa kolonial Hindia-Belanda, Bekasi merupakan salah satu kewedanaan di dalam Kabupaten Meester Cornelis, dan termasuk ke dalam wilayah Batavia En Omelanden. Pada tahun 1950, Kabupaten Meester Cornelis (Jatinegara) berubah nama menjadi Kabupaten Bekasi. Dan Kota Bekasi merupakan sebuah kecamatan dari Kabupaten Bekasi yang kemudian berkembang dan ditingkatkan statusnya pada tahun 1982 menjadi kota administratif Bekasi. Kota Bekasi saat itu terdiri atas empat kecamatan yaitu kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara, serta meliputi 18 kelurahan dan 8 desa. Pada tahun 1996 kota administratif Bekasi kembali ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya (sekarang "kota").

Kependudukan

Berdasarkan sensus tahun 2011, kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan kecamatan Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.[5] Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar.[6]

Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxi City. Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 300 ha di kecamatan Bekasi Utara.[7] Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

Perekonomian

Tahun Jumlah penduduk
2006 1.773.470
2008 1.800.746
2010 2.336.489 [8]
Sejarah kependudukan kota Bekasi
Sumber:[9]

Perekonomian Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.

Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Kota Harapan Indah.

Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama.[10] Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.

Pemerintahan dan Perwakilan

Pada tanggal 16 Desember 2012, diselenggarakan pilkada untuk memilih wali kota beserta wakilnya, yang diikuti oleh lima pasang calon. Pada pilkada tersebut terpilih pasangan Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu, yang akan menjabat pada periode 2013-2018. Pasangan ini didukung oleh empat partai politik yakni Partai Golkar, PKS, PKB, dan Partai Hanura.

Berdasarkan Pemilu Legislatif 2009-2014 anggota DPRD kota Bekasi berjumlah 50 orang. Tersusun atas perwakilan sebelas partai, yang beranggotakan 43 laki-laki dan 7 perempuan.

DPRD kota Bekasi 2009-2014
Partai Kursi
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 14
PKS 10
Lambang PDI-P PDI-P 8
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 6
Lambang PAN PAN 3
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 3
Lambang PPP PPP 2
Lambang Partai Hanura PDS 1
Lambang PBB PBB 1
Lambang Partai Hanura PKB 1
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 1
Total 50
Sumber:[11]

Infrastruktur

Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta Kota mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah. Saat ini pemerintah juga sedang merencanakan untuk membangun monorel yang menghubungkan Bekasi Timur dengan Cawang dan Kuningan.[12]

Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 14 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani warga kota dari terminal Bekasi menuju perumahan di wilayah Kota Bekasi. Sedangkan becak dan ojek masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan.

Sebagai kota satelit Jakarta, tingginya tingkat kemacetan pada jam sibuk biasa terjadi terutama di jalan penghubung antara Jakarta Timur dan Bekasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor, yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan.

Kota Bekasi dilintasi oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan empat gerbang tol akses yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang menghubungkan Pusat Kota dengan Bekasi Utara, maka pemerintah bersama pengembang Summarecon Agung telah membangun jalan layang sepanjang 1 km. Disamping itu pemerintah juga berencana akan membangun jalan layang Bulak Kapal di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.[13]

Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, saat ini pemerintah Kota Bekasi sedang membangun stadion baru bertaraf internasional. Stadion ini memiliki kapasitas sekitar 30.000 tempat duduk, yang direncanakan akan menjadi kandang klub sepak bola Persipasi.[14] Pemerintah juga menata beberapa lapangan olah raga di GOR Bekasi, serta mempercantik taman kota.

Layanan Publik

Gedung DPRD Kota Bekasi

Dalam pengolahan sampah, sekitar 35% dari timbunan sampah telah dapat dikelola, dan pemerintah setempat telah menetapkan kawasan Bantar Gebang di selatan kota Bekasi sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.[3]

Sementara sebagai sumber air bersih untuk masyarakat di kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Pemerintah kota Bekasi bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Bekasi dalam kepemilikan dan pengelolaan penyediaan air bersih melalui PDAM Bekasi.[15] Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di lima kecamatan di kota Bekasi dengan total kapasitas produksi sebesar 1.065 liter/detik atau sebanyak 109.728.000 liter/hari. Namun belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya, yang saat ini diperkirakan diperlukan kapasitas produksi sebanyak 231.597.925 liter/hari.[3]

Untuk masalah kesehatan, Bekasi memiliki beberapa rumah sakit dengan layanan cukup baik. Disamping RSUD Bekasi yang dikelola oleh pemerintah, terdapat pula rumah sakit yang dikelola pihak swasta, antara lain RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RSIA Hermina Bekasi, RSIA Hermina Galaxi, RS Awal Bros, RS Ananda, dan RS Citra Harapan.

Pusat Perbelanjaan

Sebagai kawasan pemukiman kaum urban, Kota Bekasi banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bekasi antara lain :

Tempat Ibadah

Terdapat beberapa tempat ibadah di Kota Bekasi, yaitu Masjid Nurul Islam “Islamic Center” Bekasi, Masjid Al Azhar Jakapermai, Masjid Agung Bekasi, Masjid Al-Barkah, Vihara Tridharma Buddha Dharma (Pasar Lama), Cetiya Buddha Jayanti (Kota Harapan Indah) dan Gereja Santo Arnoldus.

Media Online

  • beritabekasi.co.id
  • harianbekasi.com
  • bekasikota.go.id
  • radar-bekasi.com
  • ibekasi.com
  • bekasinews.com
  • seputarbekasi.com
  • bekasiraya.com
  • jurnalbekasi.com
  • kabarbekasi.com
  • bekasiurbancity.com

Seni Budaya

Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Rujukan

  1. ^ "Population Census 2010 Province West Java". BPS. Diakses tanggal 2012-02-29. 
  2. ^ McGee, T.G. (1996). The mega-urban regions of Southeast Asia. UBC Press. ISBN 0-7748-0548-X. 
  3. ^ a b c ciptakarya.pu.go.id Profil Kota Bekasi
  4. ^ Situs Resmi Pemerintah Kota Bekasi [1]
  5. ^ poskota.co.id Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi
  6. ^ bekasikota.bps.go.id Statistik Tenagakerja
  7. ^ "Summarecon Investasi Rp5 Triliun Bangun Kota Mandiri Bekasi". www.kapanlagi.com. 8 Mei 2008.  Teks "first " akan diabaikan (bantuan)
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama BPS-SP2010
  9. ^ "Statistik Kependudukan". BPS kota Bekasi. 10 April 2010.  Teks "first " akan diabaikan (bantuan)
  10. ^ Setyawan, T.B. (2002). Prospek ekonomi kota Bekasi. Lembaga Pemantau Reformasi. 
  11. ^ "Jumlah Anggota DPRD Kota Bekasi periode 2009 - 2014". BPS kota Bekasi. 27 Maret 2010.  Teks "first " akan diabaikan (bantuan)
  12. ^ kompas.com Monorel Bekasi-Jakarta Diperkirakan Selesai Tahun 2015
  13. ^ indonesiafinancetoday.com Jembatan Layang Bulak Kapal Bekasi Dikerjakan Juni 2013
  14. ^ tempo.co Stadion Megah Kota Bekasi Diprediksi Selesai Akhir 2012
  15. ^ www.pdambekasi.com Sejarah PAM Bekasi

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191 Kota Bekasi
Kota Bekasi
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.