Lompat ke isi

Anarki

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kata anarki adalah tiruan kata asing seperti anarchy (Inggris) dan anarchie (Belanda/Jerman/Prancis), yang juga cuma meniru kata Yunani anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan.

Anarki tidak mendukung kekerasan karena dua alasan. Alasan pertama adalah, anarki untuk eksis, tidak dapat diciptakan dengan cara menghancurkan milik orang lain. Kedua, anarki adalah sebuah bentuk pembebasan diri kita sendiri, dengan tidak berarti pembatasan kebebasan orang lain. Dan kekerasan berarti menghancurkan atau menguasai secara paksa, kebebasan orang lain. Sesuatu yang akan dihancurkan oleh anarkisme bukanlah orang-orangnya, datau sesuatu milik orang-orang, tetapi yang dihancurkan adalah sistem pemerintahan yang tidak adil, dan sistem kapitalis yang mengeksploitasikan seseorang untuk kepentingan / keuntungan orang lain.

Anarkisme tidak menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuannya. Tujuan anarkisme dalah mencapai kebahagiaan bersama orang sekitarnya yang juga merasa bahagia. Seperti yang diucapkan seorang pemikir anarkis: "Saya ingin bebas! Saya berharap untuk bisa berbahagia! Tapi kebebasan saya hanya dapat diperoleh bila orang disekitar saya merasa bebas. Saya hanya bisa merasa bahagia apabila semua orang disekitar sayapun merasa bahagia. Saya hanya bisa nyaman, apabila orang orang yang saya temui dan saya lihat di dunia ini merasa nyaman. Dan saya hanya dapat makan dengan nyaman apabila orang lain juga dapat merasa nyaman dengan makan seperti saya. Dan untuk alasa tersebut, dari diri saya sendiri, saya memberontak menantang setiap bahaya yang mengancam kebahagian dan kebebasan saya…" (kutipan dari The Brickburner Magazine, oleh B. Traven).

Lebih jauh lagi, anarkis tidak melawan setiap individu perorangan, melainkan melawan konstitusi dan hubungan sosial yang menyebabkan terjadinya penguasaan seseorang terhadap orang lainnya. Jadi, pergerakan anarkis hanya untuk menghancurkan struktur sosial, bukan manusia.

"Kita tidak ingin menciptakan kehancuran dari setiap manusia, tapi yang kami inginkan adalah penghapusan berbagai posisi yang menyebabkan penindasan terhadap orang lain (sesama)."

Banyak kaum anarkis yang juga menganut paham pacifism (pasifisme), sebuah paham damai yang menentang segala bentuk kekerasan. Sikap dari para anarcho-pacifist (seorang anarkis yang menganut paham pasifisme) sudah jelas. Kekerasan adalah sebuah bentuk penguasaan dan pemaksaan, hal yang sangat jelas bertentangan dengan konsep anarkisme itu sendiri (konsep anarkisme adalah menentang segala bentuk pemaksaan dan penguasaan). Anarkisme berpendapat bahwa kekerasan hanya akan menyebabkan sistem yang mendukung perbudakan. Karena orang yang melakukan kekerasan itu akan berpendapat bahwa dengan menggunakan kekuatan dari kekerasan, akan menyebabkan orang lain tunduk dan mengikuti keinginannya. Bukankah hal itu yang sangat ditentang oleh para anarkis?

“Bagaimana mungkin kita dapat hidup dalam keadaan bebas, damai, bila kebebasan hanya dimiliki oleh sebagian orang saja?”

Saya pikir hal demikianlah yang menyebabkan timbulnya kerusuhan, kekacauan yang ditimbulkan oleh para perusuh. Lihat saja, apakah kebanyakan perusuh itu datang dari golongan ornag yang mampu? Apakah perusuh itu datang dari golongan orang yang bebas dan damai? Yang datang dari golongan orang-orang yang dapat menjalankan kehidupannya sehari-hari tanpa tekanan dan paksaan dari orang yang berada diatasnya?

Hanya sedikit sekali para perusuh yang datang dari golongan elit, golongan yang dapat menikmati kehidupan sehari-harinya dengan perasaan aman. Dapat memiliki hak hak istimewa untuk memerintah orang lain, memaksa orang lain untuk melakukan tindakan yang sebagian besar hanya untuk keuntungan dirinya sendiri. Bukankah hak untuk memerintah diri sendiri adalah hak azasi tiap umat manusia? Manusia adalah mahluk yang dapat berpikir, mahluk yang bisa menentukan sendiri kemana arah dan tujuan yang akan ditempuhnya. Lalu bila kemampuan untuk berpikir dihilangkan, dan manusia hanya bisa menerima perintah, bukankah itu juga berarti menghilangkan sisi manusiawi dari diri setiap manusia?

Dan untuk melawan itu semua, untuk mengembalikan manusia kedalam bentuk utuh sebagai manusia. Muncul konsep tentang kehidupan yang berbeda, konsep anarkisme. Manusia tidak lagi merasa ditekan, tidak lagi merasa dipaksa, manusia akan merasa bebas. Dan tidak akan ada lagi kerusuhan kerusuhan yang diakibatkan kecemburuan sosial, erosi sosial, rasa marah yang terpendam akibat tidak adanya kebebasan untuk berpikir, berpendapat, dan bertindak. Itulah salah satu konsep dasar dari anarkisme.

Tapi terkadang, ada juga kaum anarkis yang menggunakan kekerasan utntuk mencapai tujuannya. Hal itu sebenarnya sangat ditentang oleh kaum anarkis sendiri. Kita tidak menyalahkan anarkisme atas tindakan oleh sebagian orang yang menganggap dirinya anarkis. Bukankah ada juga orang yang mengaku dirinya beragama Islam, Kristen, Hindu, atau Budha, yang yang melakukan penghancuran dan pengrusakan, padahal agama-agama itu juga melarang adanya penghancuran. Kita tidak dapat menyalahkan agama-agama tersebut kan?

Yang seharusnya disalahkan bukanlah agama atau paham apa yang dianut oleh orang tersebut, tapi yang harus disalahkan adalah orang yang melakukan tindakannya. Jadi akhirnya, seharusnya orang-orang mengerti akan hal tersebut diatas, dan tidak menyalahkan paham anarkisme atas perampokan, penjarahan, perampasan, penghancuran, dan pembakaran yang terjadi di kota kota besar di Indonesia kemarin-kemarin ini...