Lompat ke isi

Nike Ardilla

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Oktober 2016 07.29 oleh Mrpsitompul (bicara | kontrib) (Penambahan konten)
Nike Ardilla
Informasi latar belakang
GenreBlues, rock, pop rock
PekerjaanPenyanyi, aktris, foto model
Tahun aktif1987 - 1995
LabelMusica Studio's, Polygram, Blackboard
Situs webwww.nikeardilla.net

Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau Nike Ardilla (27 Desember 1975 – 19 Maret 1995) adalah seorang penyanyi, pemeran, dan model berkebangsaan Indonesia. Ia tewas pada 19 Maret 1995 ketika mobil Honda Civic yang dikendarainya menghantam beton di jalan Raden Eddy Martadinata di kota Bandung.

Sejarah

Awal karier

Nike Ardilla adalah gadis kelahiran Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan Raden Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karier dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Karier musiknya di dunia hiburan pun dimulai.

Tahun 1987, Ibunya memboyong Nike Ardilla ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di sana ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie yang kemudian menjadi manajernya. Deni Kantong dan Sabrie memperkenalkannya pada Deddy Dores.

Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi.[3] Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha.

Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu dua juta unit. Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi best seller. Karier Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus. Nike bermain film Kasmaran yang dibintangi juga oleh Ida Iasya dan Slamet Rahardjo, 1987.

Dan juga menjadi pemeran utama di Film Ricky Nakalnya Anak Muda bersama almarhum Ryan Hidayat pada tahun 1990 dan terus melahirkan film-film box office sepanjang periode akhir 80-an dan awal 90-an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron. Selain sebagai penyanyi dan bintang film, Nike Ardilla juga mengawali kariernya sebagai seorang model. Terbukti dengan menjadi pemenang Favorit pada ajang GADIS Sampul 1990.[4]

Dominasi

Semenjak album perdana dirilis di penghujung 1989, nama Nike Ardilla masuk kejajaran artis papan atas dan diperhitungkan. Deni Sabri Management memang mempersiapkan Nike Ardilla untuk menjadi artis multi talenta, awal pembentukan Nike Ardilla menjadi artis memang disiapkan untuk menggantikan Cut Irna yang terkenal sebagai model, Meriam Bellina bintang film papan atas, dan diva rock '80-an Nicky Astria.

Jadi menurut Deni, Nike adalah perpaduan dari Nicky Astria, Meriam Bellina, dan Cut Irna. Bahkan sebelum album perdana sukses di pasaran, Nike sudah dilibatkan dalam produksi beberapa film box office di jamannya dan kegiatan yang berhubungan dengan modeling dan show di daerah-daerah dari Aceh sampai Papua.[5] 1990 adalah awal dominasi Nike Ardilla di dunia hiburan sehubungan dengan suksesnya secara komersial album Bintang Kehidupan, yang terjual 2.000.000 unit.[butuh rujukan]

Dilanjutkan dengan terpilihnya Nike Ardilla sabagai GADIS Sampul Favorit di ajang model yang sangat bergengsi. Jadwal konsernya setiap tahun penuh, tampil di acara-acara selebritas dan ajang penghargaan, membintangi beberapa film box office, bintang iklan,[6] tampil di sampul majalah, dan sebagainya. Mungkin karier Nike Ardilla terbilang singkat (1988-1995), hanya 6 tahun. Tapi dalam waktu singkat tersebut kariernya begitu cemerlang.

Tidak hanya di bidang musik saja Nike berkiprah, industri film tanah air pun tidak mau ketinggalan menggunakan Nike Ardilla sebagai pemeran utama di film-filmnya. Puluhan film box office dihasilkan Nike, bahkan film daerah paling laris, Kabayan, yang di bintangi Paramitha Rusady sebagai tokoh wanita utamanya, digantikan oleh Nike Ardilla. Nike juga sempat tampil di salah satu sinetron dengan rating tinggi arahan sutradara Putu Wijaya yang berjudul None, juga bersama Paramitha Rusady. Puluhan iklan pun telah dihasilkan Nike Ardilla.

Kematian

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal.

Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk.

Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.

Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan napasnya yang terakhir.

Ia meninggal dunia di saat popularitasnya sedang memuncak. Meski sudah wafat Namun Nike Ardilla Masih produktif mengeluarkan album, meskipun albumnya masih sama, hanya berganti cover saja. Sukses luar biasa yang ditorehkan lewat album Bintang Kehidupan, Membuat Deddy Dores menerapkan formula yang sama untuk album selanjutnya Nyalakan Api. Bisa dibilang Lagu jagoan di album ini Nyalakan Api secara tema dan progres lagunya mirip lagu Bintang Kehidupan.

Hasilnya, album ini pun laris manis di pasaran dan terjual mencapai 1,7 juta keping. Album ini didukung oleh banyak musisi-musisi ternama di jamannya. Sebut saja Ikang Fawzi, Deddy Dhukun, Doddy Lesmana, Dommy Allen, Teddy Riady dan Wildan. Meskipun angka penjualannya tak sedahsyat album Bintang Kehidupan namun album ini tetap meraih BASF AWARD sebagai album pop rock terlaris 1991.

Lagu Nyalakan Api terdengar di mana mana dan merajai tangga lagu di radio-radio tanah air.[7] Selama sejarah dunia hiburan Indonesia ada, hanya Nike Ardilla artis satu-satunya yang mendapatkan penghormatan paling tinggi di mana setiap tanggal kelahirannya dan kematiannya selalu diperingati.[8]

Pasca kematian

George Quinn, Dekan dari Fakultas Studi Asia di Universitas Nasional Australia melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Jawa yang melakukan ziarah. Dan penghormatan biasanya dilakukan masyarakat Jawa kepada para orang suci Muslim seperti Wali Songo. Dan melihat penghormatan dan banyak bukti-bukti, hanya Nike Ardilla tokoh yang lahir di kebudayaan pop yang memiliki atau mempunyai penghormatan setara dengan para Wali Songo tersebut yang lahir di kebudayaan Gamelan.

Setiap tahun bahkan sampai 15 tahun wafatnya Nike Ardilla, ribuan orang telah melakukan ziarah baik itu sehari-hari atau setiap tanggal kematiannya dan tanggal kelahirannya Nike Ardilla. Maka dengan hal tersebut dapatlah di sebutkan kalau hanya Nike Ardilla yang menjadi bukti kegemilangan budaya pop. Di mana semenjak awal kariernya, berbagai poster Nike menghiasi ruang publik, baik itu kafe, bus, tv, sekolah, dan sebagainya.

Bahkan setelah kematiannya pun nama Nike Ardilla masih mengisi ruang-ruang publik. Buktinya, tempat-tempat suci didirikan seolah-olah mentasbihkan kalau Nike Ardilla adalah pahlawan dan tokoh baru pada zaman ini, Nike Ardilla resto and Gallery dibangun untuk mengenangnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Bagaikan museum, makamnya selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Tidak salah kalau George Quinn mentasbihkan Nike Ardilla setara dengan Para wali. 15 tahun kematiannya masih mampu mengisi ruang-ruang publik hingga saat ini.[9][10]

Pengaruh

Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir In Dead She Soared atau "Dalam Kematian Dia Bersinar". Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike.

Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan di sana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.

Di Sulawesi Barat terdapat sebuah rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardilla yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap harinya, rumah makan tersebut memutarkan lagu-lagu Nike.[11]

Diskografi

Album penuh

Kompilasi

Singel & soundtrack

Penampilan internasional

  • Konser Battle Of The Bands di Stadium Negara, Kuala Lumpur (2 Februari 1989)
  • Konser Battle Of The Bands jelajah Malaysia (1 Maret 1990)
  • Konser Terbuka Ella & The Boys di Panggung Anniversari, Kuala Lumpur (1 Mei 1990)
  • Konser nike ardilla di Stadium Indra Mulia, Ipoh, Perak (18 April 1991)
  • Konser Seni & Suara, bersama Ramli Sarip & Lefthanded di Stadium Negara, Singapura (19 Januari 1992)
  • Konser Rock Salem, bersama MAY & BPR di Stadium Negara, Kuala Lumpur (8 September 1992)
  • Konser Biarlah Aku Mengalah di Kuala Lumpur, Malaysia (3 Januari 1993)
  • Konser Hari Valentine Bersama Ella dan Nike Ardilla di Stadium Negara, Kuala Lumpur (14 Februari 1993)
  • Konser Solo Nike Ardilla, bersama Cromok di Tapak Pesta Shah Alam, Selangor (10 Juni 1993)
  • Konser Solo Nike Ardilla di Stadium Tertutup, Singapura (20 Oktober 1993)
  • Konser Tahun Baru Bersama Zainal Abidin,Ella dan Nike Ardilla (1Januari 1994)
  • Konser Duri Terlindung jelajah Malaysia (21 Februari 1994)
  • Konser Demi Nike Ardilla jelajah Malaysia (2 Januari 1995)
  • Konser Rock Orkestra DBKL di Kuala Lumpur (10 Januari 1995)
  • Konser Bulldozer bersama artis-artis rock (19 Januari 1995)
  • Festival Rentak Asia di Stadium Nasional, Bukit Jalil, Kuala Lumpur (21 Januari1995)
  • Konser Rentaq Serantau, bersama Search & artis-artis Indonesia di Stadium Malawati, Shah Alam, Selangor (3 Februari 1995)
  • Sunday Nite Live di Planet Hollywood, Kuala Lumpur (25 Februari 1995)

Serba-serbi

Rekor

  1. 20 Tahun kematiannya masih diperingati dan belum ada artis yang meninggal di Indonesia mempunyai pencapaian seperti ini.[12][13]
  2. Setiap Hari Kelahirannya selalu diperingati sama seperti peringatan Hari Kartini.[14][15]
  3. Nike Ardilla merupakan tokoh satu-satunya Lintas profesi yang setelah hampir puluhan tahun meninggalnya menjadi Cover tabloid dan atau Majalah berkali-kali, di Indonesia. Terakhir menjadi Cover Tabloid Genie 2 kali berturut-turut di Genie Edisi 36 & 38 Tahun VI bulan Maret 2010.[16][17]
  4. Tokoh Selebrtiti satu satunya yang masih menjadi headline berita di semua media massa.[18][19][20]
  5. Kematian Nike Ardilla adalah berita paling heboh dan paling menggemparkan dalam sejarah pertelevisian Indonesia, berita kematianya di tayangkan selama 3 bulan berturut-turut.
  6. Dikutip dari buku "100 Perempuan Paling Berpengaruh Di Indonesia, Nike Ardilla menduduki peringkat 4 dari 100 perempuan tersebut. Dia berpengaruh karena: kegiatan amal yang ia lakukan di seluruh penjuru Indonesia, nyaris semua remaja perempuan meniru dia, mulai dari gaya rambut hingga cara berpakaiannya. Nike Ardilla adalah icon dari aliran musik slow rock, buktinya setelah kematian Nike Ardilla pada tahun 1995 akibat kecelakaan musik slow rock tak lagi berjaya.
  7. Nike Ardilla bersama sembilan tokoh musik lainnya mendapatkan penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia dari PAPPRI, kesembilan tokoh musik tersebut adalah sebagai berikut : Gombloh, Nike Ardilla, Titiek Puspa, Anggun, Iwan Fals, Ebiet G Ade, Titiek Sandhora, Deddy Dores, Broery Marantika, Rhoma Irama

Trivia

  • Tinggi badan Nike Ardilla adalah 165 sentimeter dan berat 50 kilogram.
  • Hobi Nike Ardilla adalah musik, berenang, dan bulutangkis.
  • Makanan kesukaannya adalah hamburger, mie bakso, dan jengkol goreng.
  • Minuman kesukaannya adalah Coca-Cola dan Yogurt.
  • Nike mempunyai beberapa nama kecil antara lain Nike, Neneng, Keke, dan Amoy.
  • Mobil Honda Genio yang dipakai Nike saat kecelakaan berhasil dilelang seharga Rp 100 juta oleh seorang gadis bernama Lia Nathalia yang kini juga menjadi penyanyi.
  • Pada acara 40 hari meninggalnya Nike Ardila diadakan doa bersama di gedung Balai Sartika Bandung pada tanggal 26 April 1995. Acara yang merupakan bagian dari peringatan empat puluh hari meninggalnya Nike Ardilla dihadiri sekitar 200-an tamu undangan, termasuk puluhan artis ibu kota yang khusus datang dengan dua bus besar serta rekan-rekan dari PAPRI dan HAPMI Jawa Barat. Dalam peringatan ini hadir pula keluarga Nike.
  • Pada 40 hari itu juga, makam Nike dikunjungi oleh lebih dari lima ribu penggemar.
  • Bangunan makam Nike Ardila boleh dibilang amat megah. Tak berbeda dengan makam tokoh-tokoh nasional yang amat penting, makam Nike juga dilindungi bangunan cukup berundak-undak yang terbuat dari beton yang atapnya disangga empat pilar kukuh. Makamnya sendiri seluruhnya dilapis oleh kayu yang khusus di datangkan dari Kalimantan Timur. Makamnya juga di pagari tembok yang penuh tulisan kata-kata kenangan untuk Nike Ardilla, termasuk puisi dan doa-doa dari penggemar.
  • Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis Indonesia yang kematiannya selalu diperingati oleh para fansnya.
  • Nama panggung Nike Ardilla sebelumnya adalah Nike Astrina yang diambil dari nama seniornya, Nicky Astria, Ini karena corak musik keduanya sama dan Nicky Astria juga adalah besutan Deddy Dores
  • Tak cuma mencari penyanyi yang wajahnya mirip, bahkan Deddy Dores juga memirip-miripkan nama penyanyi orbitan barunya. Salah satunya bernama Dike Ardilla . Sayang, lagu-lagu Dike Ardilla tidak berhasil meledak di pasaran
  • Video klip sandiwara cinta versi kedua atau lebih dikenal oleh para fansnya sebagai "versi Monroe" adalah video klip terakhir Nike semasa hidup dan disutradarai oleh Rizal Mantovani. Menampilkan Nike yang sekilas terlihat seperti idolanya, Marilyn Monroe. Syutingnya dimulai 10 hari sebelum Nike meninggal. Video ini sebetulnya belum selesai digarap, namun karena Nike kemudian meninggal, Rizal mengubahnya menjadi seperti sebuah video dokumenter Nike sepanjang kariernya. Setelah kematiannya, video klip lagu Nike Ardila biasanya menampilkan model yang mempunyai wajah mirip dengan dirinya.

Nike Ardilla dalam budaya pop

Film

Sinetron

  • Drama Seri Pondokan (1987)
  • Opera Anak Juang Indonesia (1988)
  • Senandung Senja (TVRI) - (1991)
  • Bunga Kampus (TVRI) - 1992
  • Sukreni Gadis Bali (RCTI) - 1992
  • Trauma Marissa (SCTV) - 1993
  • Saputangan dari Bandung Selatan (SCTV)) - 1993
  • None (MNCTV) - 1 November 1993 - 27 Desember 1994
  • Ceplas Ceplos (MNCTV) - (1994)
  • Jalur Putih (Indosiar) 23 Februari 1994 - 31 Maret 1994
  • Warisan Darah Biru I & II (RCTI) - 1994 - 1995
  • Sekelam Dendam Marissa (1995)
  • Jalur Putih (Indosiar) 1995

Referensi

Pranala luar