Sumatera Utara
Sumatera Utara سوماترا اوتارا | |
---|---|
Motto: Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU 10/1948, UU 24/1956 |
Tanggal | 15 April 1948 |
Ibu kota | Medan |
Kota besar lainnya | Kota Binjai, Pematang Siantar, Gunung Sitoli, Padangsidimpuan, Tanjung Balai, Sibolga, dan Kota Tebing Tinggi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Edy Rahmayadi |
• Wakil Gubernur | Musa Rajekshah |
• Sekretaris Daerah | Dr Ir Hj R Sabrina, MSi |
• Ketua DPRD | Wagirin Arman |
Luas | |
• Total | 72,981,23 km2 (28,178,21 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 13,937,797 (Sensus 2.015) |
• Peringkat | 4 |
Demografi | |
• Agama | Islam 63.91% Kristen Protestan 27.86% Katolik 5.41% Buddha 2.43% Hindu 0.35% Konghucu 0.02% Parmalim 0.01% Lain-lain 0.01% [1] |
• Bahasa | Indonesia, Batak, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, Mandailing, Nias, Minangkabau, Melayu, Aceh, Tionghoa, Tamil, dan Jawa |
Kode Kemendagri | 12 |
Kode BPS | 12 |
APBD | Rp8.679.942.294.100,- [2] (2015) |
Situs web | www.sumutprov.go.id |
Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia dan beribukota di Medan.
Sejarah
Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan.
Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND), Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub provinsi yaitu: Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.
Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 Mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali Provinsi Sumatera Utara.
Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonom Provinsi Aceh, sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.[3]
Geografi
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km².
Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
- Pesisir Timur
- Pegunungan Bukit Barisan
- Pesisir Barat
- Kepulauan Nias
Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa kolonial Hindia Belanda, wilayah ini termasuk residentie Sumatra's Oostkust bersama provinsi Riau.
Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.[4]
Batas wilayah
Utara | Provinsi Aceh dan Selat Malaka |
Timur | Selat Malaka |
Selatan | Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera Indonesia |
Barat | Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia |
Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka).
Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli.
Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.
Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.
Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.
Iklim
Daerah ini beriklim tropis. Pada bulan Mei hingga September, curah hujan ringan. Sedangkan Oktober hingga April, curah hujan relatif lebat akibat intensitas udara yang lembap.
Politik dan pemerintahan
Daftar kabupaten/kota di Sumatera Utara
Daftar gubernur
Gubernur Sumatera Utara | |||||||||
No. | Potret | Gubernur | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Wakil Gubernur | Periode | Ref. | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Sutan Mohammad Amin Nasution | 1 Juni 1948 | 17 Mei 1949 | N/A | 1 | ||||
2 | Ferdinand Lumban Tobing | 17 Mei 1949 | 14 Agustus 1950 | N/A | 2 | [ket. 1] | |||
3 | Abdul Hakim Harahap | 25 Januari 1951 | 23 Oktober 1953 | N/A | 3 | ||||
(1) | Sutan Mohammad Amin Nasution | 23 Oktober 1953 | 12 Maret 1956 | N/A | 4 | ||||
4 | Zainal Abidin | 18 Maret 1956 | 1 April 1960 | N/A | 5 | ||||
5 | Raja Djundjungan Lubis | 1 April 1960 | 5 April 1963 | Raja Syahnan | 6 | ||||
6 | Eny Karim | 8 April 1963 | 15 Juli 1963 | 7 | |||||
7 | Ulung Sitepu | 15 Juli 1963 | 16 November 1965 | 8 | |||||
8 | Roos Telaumbanua | 16 November 1965 | 31 Maret 1967 | N/A | 9 | ||||
9 | Marah Halim Harahap | 31 Maret 1967 | 12 Juni 1978 | N/A | 10 | ||||
10 | Edward Wellington Pahala Tambunan | 12 Juni 1978 | 13 Juni 1983 | N/A | 12 | ||||
11 | Kaharuddin Nasution | 13 Juni 1983 | 13 Juni 1988 | N/A | 13 | ||||
12 | Raja Inal Siregar | 13 Juni 1988 | 13 Juni 1993 | Alimuddin Simanjuntak | 14 | ||||
13 Juni 1993 | 13 Juni 1998 | Pieter Sibarani | 15 | ||||||
13 | Tengku Rizal Nurdin | 13 Juni 1998 | 16 Juni 2003 | Abdul Wahab Dalimunthe | 16 | ||||
Lundu Panjaitan | |||||||||
16 Juni 2003 | 5 September 2005[a] | Rudolf Pardede | 17 (2003) |
[ket. 2][6][7][8] | |||||
14 | Rudolf Pardede | 10 Maret 2006 | 16 Juni 2008 | N/A | |||||
15 | Syamsul Arifin | 16 Juni 2008 | 1 November 2012[b] | Gatot Pujo Nugroho | 18 (2008) |
[ket. 3] [10][11] | |||
16 | Gatot Pujo Nugroho | 14 Maret 2013 | 16 Juni 2013 | N/A | [12] | ||||
16 Juni 2013 | 25 Mei 2016[c] | Tengku Erry Nuradi | 19 (2013) |
||||||
17 | Tengku Erry Nuradi | 25 Mei 2016 | 16 Juni 2018 | Nurhajizah Marpaung (2017–2018) |
|||||
18 | Edy Rahmayadi | 5 September 2018 | 5 September 2023 | Musa Rajekshah | 20 (2018) |
- Catatan
- ^ Meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang Mandala Airlines RI 091 pada 5 September 2005 bersama gubernur sebelumnya Raja Inal Siregar
- ^ Berstatus non-aktif sejak 21 Maret 2011 karena kasus korupsi. Jabatan diisi oleh Gatot Pujo Nugroho sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara. Resmi diberhentikan pada 1 November 2012[9]
- ^ Dinonaktifkan pada 4 Agustus 2015 karena kasus korupsi. Posisi diisi oleh Tengku Erry Nuradi sebagai Pelaksana Tugas Gubernur. Gatot Pujo resmi diberhentikan pada 25 Mei 2016 melalui Keputusan Presiden RI No. 53/P/2016[13]
Pelaksana tugas
Berikut ini adalah daftar Pelaksana Tugas yang menggantikan Gubernur definitif saat sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi
Potret | Pelaksana tugas | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Periode | Ket. | Gubernur Definitif | |
Sarimin Reksodihardjo (Penjabat) |
14 Agustus 1950 | 25 Januari 1951 | 2 | Transisi | |||
Rudolf Pardede (Pelaksana Tugas) |
5 September 2005 | 10 Maret 2006 | 16 (2003) |
[14] | Tengku Rizal Nurdin | ||
Gatot Pujo Nugroho (Pelaksana Tugas) |
21 Maret 2011 | 14 Maret 2013 | 17 (2008) |
[15] | Syamsul Arifin | ||
Tengku Erry Nuradi (Pelaksana Tugas) |
11 Agustus 2015 | 25 Mei 2016 | 18 (2013) |
[ket. 4] [16][17][18] |
Gatot Pujo Nugroho | ||
R. Sabrina (Pelaksana Harian) |
16 Juni 2018 | 22 Juni 2018 | — | [19][20] | Transisi | ||
Eko Subowo (Penjabat) |
22 Juni 2018 | 5 September 2018 | — | [21] | Transisi | ||
Hassanudin (Penjabat) |
5 September 2023 | 24 Juni 2024 | — | Transisi | |||
Agus Fatoni (Penjabat) |
24 Juni 2024 | Petahana | — | Transisi |
Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota Medan. Sebelumnya, Sumatera Utara termasuk ke dalam Provinsi Sumatra sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950, Provinsi Sumatera Utara dibentuk yang meliputi eks karesidenan Sumatera Timur, Tapanuli, dan Aceh. Tahun 1956, Aceh memisahkan diri menjadi Daerah Istimewa Aceh.
Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota (dahulu kotamadya), 325 kecamatan, dan 5.456 kelurahan/desa.
Pemekaran daerah
Dengan dimekarkannya kembali Kabupaten Tapanuli Selatan, maka provinsi ini memiliki kabupaten baru, yaitu Kabupaten Padang Lawas yang beribukota di Sibuhuan dengan dasar hukum UURI No. 38/2007 dan Kabupaten Padang Lawas Utara yang beribukota di Gunung Tua dengan dasar hukum UURI No. 37/2007.[22][23]
Pulau Nias diwacanakan akan dimekarkan kembali, yaitu dengan membentuk Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunung Sitoli[24]
Anggota DPR-RI dari Provinsi Sumatera Utara
- Prananda Surya Paloh (NasDem)
- Sahat Silaban (NasDem)
- Ali Umri (NasDem)
- Tifatul Sembiring (PKS)
- Iskan Qolba Lubis (PKS)
- Ansyori Siregar (PKS)
- Irmadi Lubis (PDIP)
- Sofyan Tan (PDIP)
- Trimedya Pandjaitan (PDIP)
- Junimart Girsang (PDIP)
- Meutya Hafid (Golkar)
- Rambe Kamarul Zaman (Golkar)
- Anthon Sihombing (Golkar)
- Delia Pratiwi Sitepu (Golkar)
- Muhammad Syafi’i (Gerindra)
- Gus Irawan Pasaribu (Gerindra)
- Suasana Dachi (Gerindra)
- Martin Hutabarat (Gerindra)
- Ruhut Sitompul (Demokrat)
- Rooslynda Marpaung (Demokrat)
- Rudi Hartono Bangun (Demokrat)
- Mulfachri Harahap (PAN)
- Saleh Partaonan Daulay (PAN)
- Nasril Bahar (PAN)
- Hasrul Azwar (PPP)
- Fadly Nurzal (PPP)
- Nurdin Tampubolon (Hanura)
- Rufinus Hotmaulana Hutauruk (Hanura)
- Samsudin Siregar (Hanura)
- Marwan Dasopang (PKB)
Perwakilan
DPRD Sumatera Utara hasil Pemilu Legislatif 2014 tersusun dari 9 partai, dengan perincian sebagai berikut:
DPRD Sumatera Utara 2014-2019 | |
---|---|
Partai | Kursi |
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 17 |
Lambang PDI-P PDI-P | 16 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 14 |
Partai Gerindra | 13 |
Partai Hanura | 10 |
PKS | 9 |
PAN | 6 |
Partai NasDem | 5 |
Lambang PPP PPP | 4 |
PKB | 3 |
PKPI | 3 |
Total | 100 |
Penduduk
Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990, penduduk Sumatera Utara berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara telah meningkat menjadi 12,98 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 178 jiwa per km². Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk dari tahun 2000-2010 sebesar 1,10 persen. Sensus penduduk tahun 2015, penduduk Sumatera Utara bertambah menjadi 13.937.797 jiwa, dengan kepadatan penduduk 191 jiwa/km².
Kadar Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tidak tetap. Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.
Sosial kemasyarakatan
Suku bangsa
Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias,Siladang[25]Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir timur Sumatera Utara, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau Toba, banyak dihuni oleh Suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Suku Nias berada di kepulauan sebelah barat. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa. Ada juga etnis India yang beradu nasib di Sumatera Utara.
Berdasarkan Sensus tahun 2010, mayoritas penduduk Sumatera Utara adalah Batak, sudah termasuk semua sub suku Batak. Kemudian Jawa, Nias, Melayu, Tionghoa, Minang, Aceh, Banjar, India, dan lain-lain.
Pusat penyebaran suku-suku di Sumatera Utara, sebagai berikut:
- Suku Melayu: Pesisir Timur, terutama di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Labuhanbatu dan Langkat
- Suku Batak Karo: Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat (bagian hulu)
- Suku Batak Toba: Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir
- Suku Batak Mandailing/Angkola: Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Padang Lawas
- Suku Pesisir: Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga
- Suku Batak Simalungun: Kabupaten Simalungun, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara
- Suku Batak Pakpak: Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat
- Suku Nias: Pulau Nias
- Suku Minangkabau: Kota Medan, Kabupaten Asahan, Pesisir Barat
- Suku Aceh: Kota Medan
- Suku Jawa: Pesisir Timur
- Suku Tionghoa: Perkotaan Pesisir Timur & Barat.
- Suku India: Kota Medan, Kota Binjai, Kota Sibolga, Kota Pematangsiantar, dan Kota Tanjungbalai
- Suku Siladang: Bukit Torsihite, Mandailing Natal.
Bahasa
Pada umumnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan bahasa Melayu yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu dialek "e" yang sering juga disebut Bahasa Maya-maya. Mayarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai pengantar sehari-hari.
Di Medan, orang Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia. Orang India menuturkan bahasa Tamil disamping bahasa Indonesia. [[Di pegunungan, masyarakat Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas empat logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Natal menggunakan bahasa Pesisir.
Agama
Berdasarkan Sensus tahun 2015, mayoritas penduduk Sumatera Utara menganut agama Islam yakni 63.91%, kemudian Kristen Protestan 27.86%,Katolik 5.41%, Buddha 2.43 %, Hindu 0.35 %, Konghucu 0.02, dan Parmalim 0.01%
Agama utama di Sumatera Utara berrdasarkan Etnis adalah:
- Islam: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau, Jawa, Aceh, Mandailing, Angkola, sebagian Karo, Simalungun, Batak Pesisir dan Pakpak
- Kristen (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, Nias dan sebagian Batak Angkola, Tionghoa.
- Hindu: terutama dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan
- Buddha: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
- Konghucu : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
- Parmalim: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
- Animisme: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya
Pendidikan
Pada tahun 2005 jumlah anak yang putus sekolah di Sumut mencapai 1.238.437 orang, sementara jumlah siswa miskin mencapai 8.452.054 orang.
Dari total APBD 2006 yang berjumlah Rp 2.204.084.729.000, untuk pendidikan sebesar Rp 139.744.257.000, termasuk dalam pos ini anggaran untuk bidang kebudayaan.
Jumlah total kelulusan siswa yang ikut Ujian Nasional pada tahun 2005 mencapai 87,65 persen atau 335.342 siswa dari 382.587 siswa tingkat SMP/SMA/SMK sederajat peserta UN . Sedangkan 12,35 persen siswa yang tidak lulus itu berjumlah 47.245 siswa.
Kesehatan
- Secara umum, angka penemuan kasus baru tuberculosis (TBC) di Sumatera Utara mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 kasus TBC diperkirakan berkisar 160/100.000 penduduk. Jika jumlah penduduk Sumatera Utara tercatat 12 juta jiwa, maka penderita TBC di daerah ini sebanyak 19.000.
- Jumlah penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara hingga Oktober 2005 tercatat 301 orang, yakni 26 orang asing dan 276 warga negara Indonesia. Sementara jumlah korban yang HIV/AIDS yang meninggal dunia hingga Agustus 2005 berjumlah 34 orang.
Tenaga kerja
- Angkatan Kerja. Pada tahun 2002 angkatan kerja di Sumut mencapai 5.276.102 orang. Jumlah itu naik 4,72% dari tahun sebelumnya. Kondisi angkatan kerja itu juga diikuti dengan naiknya orang yang mencari pekerjaan. Jumlah pencari kerja pada 2002 mencapai 355.467 orang. Mengalami kenaikan 57,82% dari tahun sebelumnya.
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Jumlah TPT di Sumut naik dari 4,47% pada 2001 menjadi 6,74% pada 2002. TPT tertinggi terjadi di Kota Medan mencapai 13,28%, diikuti Kota Sibolga (11,71%), Kabupaten Langkat (11,06%), dan Kodya Tebing Tinggi (10,91%).
- Angkatan Kerja. Penduduk yang tergolong angkatan kerja berjumlah 5,1 juta jiwa. Sekitar 34% berstatus sebagai majikan, bekerja sendiri (20%), dan pekerja keluarga (23%). Skala usaha tergambar pada komposisi yang didominasi oleh usaha kecil sekitar 99,8% dan hanya sekitar 0,2% yang tergolong usaha besar.
- Pendidikan Pekerja. Tingkat pendidikan sebagian besar tenaga kerja. Pekerja yang berpendidikan tidak tamat sekolah dasar (SD) atau sampai tamat SD mencapai 48,96%. Lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) mencapai 23%. Sedangkan lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) mencapai 24,08%. Sementara itu, lulusan perguruan tinggi hanya 3,95%.
Perekonomian
Energi
Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan minyak bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda.
Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT Inalum yang bergerak di bidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba Samosir.
Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak sekali titik-titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan menjadi energi listrik.
Pertanian dan perkebunan
Provinsi ini tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, antara lain PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV.
Selain itu Sumatera Utara juga tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.
- Luas pertanian padi. Pada tahun 2005 luas areal panen tinggal 807.302 hektare, atau turun sekitar 16.906 hektare dibanding luas tahun 2004 yang mencapai 824.208 hektare. Produktivitas tanaman padi tahun 2005 sudah bisa ditingkatkan menjadi berkisar 43,49 kwintal perhektar dari tahun 2004 yang masih 43,13 kwintal per hektare, dan tanaman padi ladang menjadi 26,26 kwintal dari 24,73 kwintal per hektare. Tahun 2005, surplus beras di Sumatera Utara mencapai 429 ton dari sekitar 2.1.27 juta ton total produksi beras di daerah ini.
- Luas perkebunan karet. Tahun 2002 luas areal tanaman karet di Sumut 489.491 hektare dengan produksi 443.743 ton. Sementara tahun 2005, luas areal karet menurun atau tinggal 477.000 hektare dengan produksi yang juga anjlok menjadi hanya 392.000 ton.
- Irigasi. Luas irigasi teknis seluruhnya di Sumatera Utara seluas 132.254 ha meliputi 174 Daerah Irigasi. Sebanyak 96.823 ha pada 7 Daerah Irigasi mengalami kerusakan sangat kritis.
- Produk Pertanian. Sumatera Utara menghasilkan karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.
Perbankan
Selain bank umum nasional, bank pemerintah serta bank internasional, saat ini di Sumut terdapat 61 unit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 7 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Data dari Bank Indonesia menunjukkan, pada Januari 2006, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diserap BPR mencapai Rp 253.366.627.000 dan kredit mencapai Rp 260.152.445.000. Sedangkan aktiva mencapai Rp 340.880.837.000.
Sarana dan prasarana
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten maupun antar provinsi. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatera Utara dibagi ke dalam empat wilayah pembangunan.
Pertambangan
Ada tiga perusahaan tambang terkemuka di Sumatera Utara:
- Sorikmas Mining (SMM)
- Newmont Horas Nauli (PTNHN).
- Dairi Prima Mineral
Transportasi
Di Sumatera Utara terdapat 2.098,05 kilometer jalan negara, yang tergolong mantap hanya 1.095,70 kilometer atau 52,22 persen dan 418,60 kilometer atau 19,95 persen dalam keadaan sedang, selebihnya dalam keadaan rusak. Sementara dari 2.752,41 kilometer jalan provinsi, yang dalam keadaan mantap panjangnya 1.237,60 kilometer atau 44,96 persen, sementara yang dalam keadaan sedang 558,46 kilometer atau 20,29 persen. Halnya jalan rusak panjangnya 410,40 kilometer atau 14,91 persen dan yang rusak berat panjangnya 545,95 kilometer atau 19,84 persen.
Dari sisi kendaraan, terdapat lebih 1,38 juta kendaraan roda dua dan empat di Sumatera Utara. Dari jumlah itu, sebanyak 873 ribu lebih berada di Kota Medan.
Bandar Udara
Di Sumatera Utara terdapat 7 bandar udara[26], terdiri dari 1 bandar udara berstatus internasional dan 6 bandara domestik, seperti berikut ini :
- Bandar Udara Internasional Kualanamu
- Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing
- Bandar Udara Aek Godang
- Bandar Udara Binaka
- Bandar Udara Lasondre
- Bandar Udara Sibisa
- Bandar Udara Silangit
Ekspor & impor
Kinerja ekspor Sumatera Utara cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 tercatat perolehan devisa mencapai US$4,24 miliar atau naik 57,72% dari tahun sebelumnya dari sektor ini.
Ekspor kopi dari Sumatera Utara mencapai rekor tertinggi 46.290 ton dengan negara tujuan ekspor utama Jepang selama lima tahun terakhir. Ekspor kopi Sumut juga tercatat sebagai 10 besar produk ekspor tertinggi dengan nilai US$3,25 juta atau 47.200,8 ton periode Januari hingga Oktober 2005.
Dari sektor garmen, ekspor garmen cenderung turun pada Januari 2006. Hasil industri khusus pakaian jadi turun 42,59 persen dari US$ 1.066.124 pada tahun 2005, menjadi US$ 2.053 pada tahun 2006 pada bulan yang sama.
Kinerja ekspor impor beberapa hasil industri menunjukkan penurunan. Yakni furniture turun 22,83 persen dari US$ 558.363 (2005) menjadi US$ 202.630 (2006), plywood turun 24,07 persen dari US$ 19.771 menjadi US$ 8.237, misteric acid turun 27,89 persen yakni dari US$ 115.362 menjadi US$ 291.201, stearic acid turun 27,04 persen dari US$ 792.910 menjadi US$ 308.020, dan sabun noodles turun 26 persen dari AS.689.025 menjadi US$ 248.053.
Kinerja ekspor impor hasil pertanian juga mengalami penurunan yakni minyak atsiri turun 18 persen dari US$ 162.234 menjadi US$ 773.023, hasil laut/udang, minyak kelapa dan kopi robusta juga mengalami penurunan cukup drastis hingga mencapai 97 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan (nilai di atas US$ Juta) adalah biji kakao, hortikultura, kopi arabica, CPO, karet alam, hasil laut (non udang). Untuk hasil industri yakni moulding, ban kendaraan dan sarung tangan karet.
APBD
Dari tahun ke tahun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumatera Utara terus meningkat.
|
APBD 2006 memberikan alokasi Belanja publik Rp 1.577.946.416.580 (71,59%), sedangkan belanja aparatur Rp 626.138.312.420 (28,41%). Pos anggarannya antara lain:
|
Pada tahun 2006 ditargetkan Rp2,087 triliun. Angka tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp1,354 triliun, dana perimbangan Rp723,65 miliar, dan Lain-lain. Pendapatan yang sah sebesar Rp23,915 miliar. Khusus sektor PAD terdiri dari pajak daerah Rp 1,270 triliun, retribusi daerah Rp 10,431 miliar, laba BUMD sebesar Rp 48,075 miliar, dan lain-lain pendapatan Rp 25,963 miliar. Perolehan dari dana perimbangan meliputi Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp 183,935 miliar dan Dana Alokasi Umum Rp 539,718 miliar. Sedangkan perolehan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah diperoleh dari Iuran Jasa Air Rp 8,917 miliar.
Seni dan budaya
Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
Rumah adat etnis Batak, Ruma Batak, berdiri kukuh dan megah serta masih banyak ditemui di Samosir.
Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai bolon, jemur, pantangan balai butuh, dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang menonjol disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
Rumah adat Melayu di Sumatera Utara tidak jauh berbeda dengan rumah melayu di provinsi lain, hanya warna hijau lebih dominan.
Rumah adat di pesisir barat kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kukuh di halaman Gedung Nasional Sibolga.
Tarian
Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan.
Selain tarian Batak terdapat pula tarian Melayu sperti Serampang XII. dan tarian Sikambang dari Pesisir Barus, tarian Sikambang ini biasanya ditampilkan saat perayaan menikah dan khitanan.
Kerajinan
Selain arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah hitam kecokelatan atau putih.
Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru tua dan kemerahan.
Pada masyarakat pesisir barat ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar kerajinan ini adalah Merah Tua atau Kuning Emas.
Makanan khas
Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah. Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang sangat pedas.
Di tanah Batak sendiri ada dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas. Pasituak Natonggi atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya tuak atau nira dengan kehidupan mereka.
Rujukan
- ^ "Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2016"
- ^ Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 38 Tahun 2014
- ^ Sejarah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
- ^ Wulan, Y.C.,Yasmi, Y.,Purba, C.,Wollenberg, E., Analisis Konflik : Sektor Kehutanan di Indonesia 1997-2003, p.27, Center for International Forestry Research, 2004
- ^ "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-09.
- ^ "Wafat dalam kecelakaan Mandala Airlines". Tokoh Indonesia. 6 September 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-06. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ TON (5 September 2005). "Jasad Gubernur Sumut Rizal Nurdin Teridentifikasi". detikNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ AIS (6 September 2005). "Presiden Yudhoyono Memimpin Pemakaman Rizal Nurdin". Liputan6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ "Korupsi, Syamsul Arifin Resmi Dicopot Sebagai Gubernur Sumut". detikNews. 1 November 2012. Diakses tanggal 28 Juni 2024.
- ^ Anggadha, Arry; Afrianti, Desy (14 Maret 2011). "Gubernur Syamsul Arifin Didakwa Korupsi". Viva. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ FJP; ANW (23 Maret 2011). "Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin Resmi Dinonaktifkan". detikNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ Muhardiansyah, Yan (14 Maret 2013). "Gatot Pujo Nugroho dilantik jadi gubernur Sumut". Merdeka. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-11. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ "Gatot Pujo Nugroho Resmi Diberhentikan dari Jabatan Gubernur Sumut". Edisi Medan. 25 Mei 2016. Diakses tanggal 28 Juni 2024.
- ^ "The governor of Sumatera Utara, Rizal Nurdin, and his predecessor (1988-98), Raja Inal Siregar, die in a plane crash. Deputy Governor Rudolf Pardede is appointed acting governor". Rules. September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-18. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ "The governor of Sumatera Utara, Rizal Nurdin, and his predecessor (1988-98), Raja Inal Siregar, die in a plane crash. Deputy Governor Rudolf Pardede is appointed acting governor". Rules. September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-18. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ Dongoran, Akbar (10 Agustus 2015). "Besok Tengku Erry Resmi Gantikan Tugas Gatot Pujo Nugroho". OkeZone.com. Medan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ Gunawan, Apriadi (11 Agustus 2015). "Tengku Erry appointed as N. Sumatra acting governor". The Jakarta Post. Medan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ GIR; Kusdharmadi (8 Agustus 2015). "Senin, Tengku Erry Mulai jadi Pelaksana Tugas Gubernur Sumut". Jawa Pos National Network. Jatinangor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 15 November 2015.
- ^ Purba, Stepanus (18 Juni 2018). Christina, Maria, ed. "Jabatan Erry Berakhir, Sekda Provinsi Sabrina Jadi Plh Gubernur Sumut". iNews. Diakses tanggal 26 Juni 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Widyastuti, Rr. Ariyani Yakti, ed. (22 Juni 2018). "Tragedi Danau Toba, Ini Imbauan Gubernur Sumatera Utara". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-26. Diakses tanggal 26 Juni 2018.
- ^ Riva (23 Juni 2018). "Laksanakan Tugas Pertama Mendagri, Pj. Gubsu Tinjau Langsung Lokasi Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba". Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-24. Diakses tanggal 23 Juni 2018.
- ^ Akhirnya Tapsel Mekar, Waspada
- ^ Depdagri tunggu rekomendasi Gubsu, Seputar Indonesia
- ^ Pansus DPRD Sumut Dukung Pemekaran Tiga Daerah Otonom di Nias, Nias Online
- ^ "Lubu people". Joshua project.
- ^ Bandara Per Provinsi, 2012, diakses tanggal 2012-08-03
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintah provinsi Sumatera Utara
- (Indonesia) Profil Demografi Sumut
- (Indonesia) Profil Ekonomi Sumut
- (Indonesia) Profil Wisata Sumut
- (Indonesia) Ekonomi Regional Sumut
- (Indonesia) Statistik Regional Sumut
- (Indonesia) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Sumatera Utara
Provinsi Aceh & Selat Malaka | ||||
Samudera Indonesia & Provinsi Aceh | Selat Malaka | |||
Kota Medan | ||||
Provinsi Riau & Provinsi Sumatera Barat |
1°50′N 98°49′E / 1.833°N 98.817°E
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "ket.", tapi tidak ditemukan tag <references group="ket."/>
yang berkaitan