Penulis Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia
Tampilan
Penghargaan untuk Skenario Asli Terbaik (kemudian biasa disebut Skenario Terbaik saja) mulai diberikan pada Festival Film Indonesia 2006.
Penghargaan ini merupakan pecahan dari Skenario Terbaik, yang mulai tahun 2006 dipecah menjadi Skenario Asli Terbaik ini dan Skenario Adaptasi Terbaik – kecuali pada beberapa tahun yang diberikan keterangan.
Di bawah ini adalah daftar penerima penghargaan Skenario Asli Terbaik dalam Festival Film Indonesia sejak tahun 2006 yang diikuti nominasi terbaik lainnya.
2006-2010
- 2006: Jeremias Nyangoen, Masree Ruliat, Monty Tiwa dan John de Rantau - Denias, Senandung di Atas Awan
- 2007 dan 2008: kembali ke format dimana hanya ada Skenario Terbaik saja.
2011-2020
- 2011, 2012, dan 2013: menjadi format Skenario Terbaik dan Cerita Asli Terbaik.
- 2014: Tumpal Tampubolon - Tabula Rasa
- Ninit Yunita - Mari Lari
- Indra Tranggono dan Lola Amaria - Negeri Tanpa Telinga
- Sinar Ayu Maissy - Sebelum Pagi Terulang Kembali
- Lucky Kuswandi dan Uci Agustin - Selamat Pagi, Malam
- 2015: Eddie Cahyono - Siti
- Anggy, Bounty, dan Fajar Umbara – 3: Alif Lam Mim
- Ari Syarif dan Erik Supit – Guru Bangsa: Tjokroaminoto
- Monty Tiwa, Robert Ronny, dan Ody C. Harahap – Kapan Kawin?
- Salman Aristo, Bagus Bramantyo, dan Ismail Basbeth - Mencari Hilal
- 2016: Jujur Prananto - Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara
- Haqi Achmad dan Patrick Effendy - Ada Cinta di SMA
- Yosep Anggi Noen - Istirahatlah Kata-kata
- Bagus Bramanti - Talak 3
- B.W. Purba Negara - Ziarah
- 2017: Ernest Prakasa - Cek Toko Sebelah
- Gina S. Noer - Posesif
- Joko Anwar, Ernest Prakasa, dan Bene Dion Rajagukguk - Stip dan Pensil
- Nurman Hakim, Zaim Rofiqi, dan Ben Sohib - Bid'ah Cinta
- Raditya Dika - Hangout