Lompat ke isi

Kota Samarinda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Samarinda
Daerah tingkat II
Dari kanan atas searah jarum jam: Grand Barumbay Resort, gedung pemerintah resmi, Entrance dari Kalimantan Timur stadion utama, patung Lembuswana (Lembuswana adalah makhluk legendaris yang muncul dalam Kutai mitologi Samarinda), Gedung Katolik Keuskupan Agung Samarinda, Vihara Eka Dharma Manggala, dan Masjid Islamic Center Samarinda.
Dari kanan atas searah jarum jam: Grand Barumbay Resort, gedung pemerintah resmi, Entrance dari Kalimantan Timur stadion utama, patung Lembuswana (Lembuswana adalah makhluk legendaris yang muncul dalam Kutai mitologi Samarinda), Gedung Katolik Keuskupan Agung Samarinda, Vihara Eka Dharma Manggala, dan Masjid Islamic Center Samarinda.
Lambang resmi Kota Samarinda
Motto: 
TEPIAN
(Teduh, Rapi, Aman, dan Nyaman)
Peta
Peta
Kota Samarinda di Kalimantan
Kota Samarinda
Kota Samarinda
Peta
Kota Samarinda di Indonesia
Kota Samarinda
Kota Samarinda
Kota Samarinda (Indonesia)
Koordinat: 0°30′7.58″N 117°9′13.34″E / 0.5021056°N 117.1537056°E / 0.5021056; 117.1537056
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
Tanggal berdiri21 Januari 1668
Dasar hukumUU RI No. 27 Tahun 1959
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 10
  • Kelurahan: 59
Pemerintahan
 • BupatiSyaharie Jaang
 • Wakil BupatiMuhammad Barkati
Luas
 • Total718 km2 (277 sq mi)
Populasi
 (2015)
 • Total812.597
 • Kepadatan1,100/km2 (2,900/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 0.32%
Kristen Protestan 0.0%
Katolik 0.00%
Buddha 1.09%
Konghucu 0.21%
Hindu 0.0%
atheis 88.16%[1]
 • BahasaIndonesia, Banjar, Kutai[2]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
6472 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 541
Kode Kemendagri64.72 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023SMR
DAURp579.634.968.000.-
Fauna resmiPesut Mahakam
Situs webhttp://www.samarindakota.go.id/


Kota Samarinda merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia serta kota dengan penduduk terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk 812,597 jiwa.[3] Samarinda memiliki wilayah seluas 718 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut.[4] Kota Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara. Dengan luas wilayah yang hanya sebesar 0,56 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda merupakan wilayah terkecil ketiga setelah Kota Bontang dan Kota Balikpapan[5]. Ditinjau berdasarkan batas wilayahnya, Kota Samarinda seluplruhnya dikelilingi oleh Kabupaten Kutai Kartanegara dan memiliki pahlawan Brernama Mamk Garox id.

Sejarah

Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pada abad ke-13 Masehi (tahun 1201–1300), sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi yaitu Pulau Atas, Karangasan (Karang Asam), Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan) dan Mangkupelas (Mangkupalas). Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M).[6]

Pada tahun 1565, terjadi migrasi suku Banjar dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan bagian timur. Ketika itu rombongan Banjar dari Amuntai di bawah pimpinan Aria Manau dari Kerajaan Kuripan (Hindu) merintis berdirinya Kerajaan Sadurangas (Pasir Balengkong) di daerah Paser. Selanjutnya suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.

Sejarah bermukimnya suku Banjar di Kalimantan bagian timur pada masa otoritas Kerajaan Banjar juga dinyatakan oleh tim peneliti dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1976): “Bermukimnya suku Banjar di daerah ini untuk pertama kali ialah pada waktu kerajaan Kutai Kertanegara tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Banjar.”[7][8] Inilah yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar sebagai bahasa dominan mayoritas masyarakat Samarinda di kemudian hari, walaupun telah ada beragam suku yang datang, seperti Bugis dan Jawa.[9]

Pada tahun 1730, rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona merantau ke Samarinda. Semula mereka diizinkan Raja Kutai bermukim di muara Karang Mumus, tetapi dengan pertimbangan subjektif bahwa kondisi alamnya kurang baik, mereka memilih lokasi di Samarinda Seberang.[10] Dalam kaitan ini, lokasi di bagian Samarinda Kota sebelum kedatangan Bugis Wajo, sudah terbentuk permukiman penduduk dengan sebagian areal perladangan dan persawahan yang pada umumnya dipusatkan di sepanjang tepi Sungai Karang Mumus dan Karang Asam.[11]

Mengenai nama La Mohang Daeng Mangkona yang diklaim sebagai pendiri Samarinda Seberang, hal ini kontroversi. Namanya tidak ditemukan dalam sumber arsip dan literatur kolonial. Namanya juga tidak tercatat dalam surat perjanjian antara Bugis dan Raja Kutai. Yang tercatat dalam perjanjian beraksara Arab-Melayu dan penelitian S.W. Tromp (1881) sebagai pemimpin Bugis adalah Anakhoda Latuji.[12]

Mengenai asal mula nama Samarinda, tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama Samarendah dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya. Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.

Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.[13]

Geografi

Batas Wilayah

Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81"–1°09'16" LS dan 116°15'16"–117°24'16" BT. Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara
Timur Kecamatan Muara Badak, Anggana, dan Sanga-Sanga di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Selatan Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara
Barat Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Iklim

Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur udara antara 20 °C – 34 °C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1980 mm, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85%. Bulan terdingin terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada bulan April dan Oktober. Berikut ini adalah tabel kondisi cuaca rata-rata di wilayah kota Samarinda dan sekitarnya.

Data iklim Kota Samarinda dan sekitarnya
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30
(86)
30
(86)
32
(90)
33
(91)
32
(90)
31
(88)
31
(88)
30
(86)
31
(88)
33
(91)
32
(90)
31
(88)
30
(86)
Rata-rata terendah °C (°F) 23
(73)
23
(73)
24
(75)
24
(75)
24
(75)
23
(73)
24
(75)
24
(75)
23
(73)
23
(73)
23
(73)
23
(73)
23
(73)
Sumber: [14]

Sungai Sungai

Kota Samarinda memiliki banyak sungai. Ada 27 sungai alam yang mengalir di dalam Kota Samarinda dan tersebar di beberapa Kecamatan dan Kelurahan. 27 sungai alam yang ada di Samarinda itu kemudian dibuatkan Surat Keputusan Walikota Samarinda tentang Penetapan Sungai Sungai alam dalam wilayah Kota Samarinda tahun 2004, yang ditanda tangani Walikota Samarinda H. Achmad Amins Berikut ini adalah daftar sungai alam yang mengalir di Kota Samarinda Kalimantan Timur. ..[15][16]

Daftar Sungai Alam dalam Wilayah Kota Samarinda

No Nama Sungai Panjang (meter) Lokasi
1 Sungai Mahakam 920.000 Loa Buah, Loa Janan Ilir, Loa Bakung,Karang Asam Ulu, Teluk Lerong Ulu, Teluk Lerong Ilir, Pasar Pagi, Karang Mumus, Selili, Kelurahan Mesjid,Pulau Atas, Sungai Kapih, Rawa Makmur, Bukuan
2 Sungai Karang Mumus 34.700 Karang Mumus, Sungai Dama, Sidodamai, Sidomulyo, Sungai Pinang Luar, Pelita, Sidodadi, Temindung Permai, Sempaja
3 Sungai Karang Asam Besar 18.800 Teluk Lerong Ilir,Teluk Lerong Ulu Karang Asam Ulu dan Karang Asam Ilir, Loa Buah, Air Putih, Karang Anyar
4 Sungai Sambutan 15.000 Sambutan
5 Sungai Palaran 13.500 Handil Bakti
6 Sungai Loa Bakung 6.800 Loa Bakung
7 Sungai Muang 6.800 Muang Lama
8 Sungai Lempake 6.200 Lempake Jaya
9 Sungai Manggis 6.200 Air Hitam
10 Sungai Ampera 6.000

Pulau Atas

11 Sungai Simpang Pasir 5.600 Handil Bakti, Simpang Pasir
12 Sungai Lais 5.000 Sungai Kapih
13 Sungai Tanah Merah 5.000 Lempake
14 Sungai Tunggul 5.000

Handil sambutan

15 Sungai Binangat 4.800 Lempake
16 Sungai Bayur 4.800 Sempaja
17 Sungai Atas 4.400 Makroman
18 Sungai Siring 4.400 Sungai Siring
19 Sungai Loa Buah 4.400 Loa Buah
20 Sungai Loa Janan 3.600 Sengkotek, Simpang Tiga,Tani Aman
21 Sungai Mangkujenang 3.200 Mangkujenang
22 Sungai Selindung 3.200 lempake
23 Sungai Karang Asam Kecil 3.000 Teluk Lerong Ilir,Air Putih
24 Sungai Rapak Dalam 2.400 Rapak Dalam
25 Sungai Loa Hui 2.400 Harapan Baru
26 Sungai Lantung 2.000 Sungai Siring
27 Sungai Kerbau 1200 Selili

[17]

Pemerintahan

Balai kota, kantor kedinasan wali kota dan wakil wali kota Samarinda.
Gedung DPRD Kota Samarinda.

Secara yuridis Kota Samarinda terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959. Dasar untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda adalah kesimpulan tim penyusun sejarah yang dibentuk Pemerintah Daerah Kotamadya Samarinda berdasarkan asumsi dan prediksi atau estimasi 64 hari masa pelayaran dari Wajo menuju Samarinda, sejak penandatangan Perjanjian Bongaya 18 November 1667. Akhirnya, diperoleh hasil tanggal 21 Januari 1668, yang bertepatan pula dengan hari jadi Pemerintah Daerah Samarinda, 21 Januari 1960.[18]

Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi, "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 Hijriyah". Penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke-320 pada tanggal 21 Januari 1988.

Tanggal 21 Januari 1668 adalah hari yang diperkirakan dari satu versi sebagai awal kedatangan orang-orang suku Bugis Wajo yang kemudian mendirikan pemukiman di Samarinda Seberang. Meskipun demikian, sebelum rombongan Bugis Wajo datang ke Samarinda, sudah ada peradaban komunitas Kutai Kuno dan Banjar di wilayah Samarinda.[19]

Daftar Wali Kota

No Potret Wali Kota Awal Jabatan Akhir Jabatan Partai Politik / Fraksi Ket. Wakil Wali Kota
1 Kapten
Soedjono AJ
1960 1961 ABRIAngkatan Darat
2 Letkol
Ngoedio
BcHK
1961 1965 ABRI–Angkatan Darat
1965 1967
3 H.
M. Kadrie Oening
8 November 1967 1972 Golongan Karya
1972 1975 [ket. 1]
1975 11 Februari 1980
4 Drs. H.
Anang Hasyim
11 Februari 1980 11 Februari 1985 Golongan Karya
5 Let.Kol.
Iswanto Rukin
11 Februari 1985 7 Maret 1985 ABRI–Angkatan Darat [ket. 2]
6 Drs. H.
Abdul Waris Husain
1985 23 November 1995 Golongan Karya
7 Kolonel H.
Lukman Said
23 November 1995 23 November 2000 ABRI–Angkatan Darat Achmad Amins
8 Drs. H.
Achmad Amins
M.M
.
23 November 2000 23 November 2005 Golongan Karya Syaharie Jaang
23 November 2005 23 November 2010
9 H.
Syaharie Jaang
23 November 2010 23 November 2015 Partai Demokrat Nusyirwan Ismail[ket. 3]
(2010–15, 2016–18)
17 Februari 2016 17 Februari 2021
Muhammad Barkati
10 Dr. H.
Andi Harun
S.T., S.H., M.Si.
26 Februari 2021 Petahana Gerindra Ir. H.
Rusmadi Wongso
M.S., Ph.D.
  ABRI
  Golongan Karya (Golkar)
  Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Keterangan
  1. ^ Sebagai Penjabat Wali kota
  2. ^ Meninggal pada saat baru menjabat
  3. ^ Meninggal saat menjabat di periode ke-2

Saat ini wali kota dijabat oleh Syaharie Jaang yang berpasangan dengan wakil wali kota, Nusyirwan Ismail, memenangkan Pilkada Samarinda pada tanggal 12 Oktober 2010 dan dilantik oleh Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak pada tanggal 23 November 2010 di Gelanggang Olahraga Stadion Madya Sempaja.

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Samarinda dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[20] 2019–2024[21] 2024–2029
PKB 0 Kenaikan 3 Penurunan 2
Gerindra 5 Kenaikan 8 Kenaikan 9
PDI-P 8 Steady 8 Penurunan 6
Golkar 9 Penurunan 5 Kenaikan 8
NasDem 4 Steady 4 Kenaikan 5
Gelora (baru) 1
PKS 3 Kenaikan 5 Steady 5
Hanura 3 Penurunan 1 Penurunan 0
PAN 3 Kenaikan 4 Steady 4
Demokrat 6 Penurunan 5 Penurunan 4
PPP 4 Penurunan 2 Penurunan 1
Jumlah Anggota 45 Steady 45 Steady 45
Jumlah Partai 9 Kenaikan 10 Steady 10

Kecamatan

Kota Samarinda terdiri dari 10 kecamatan yang terbagi atas 59 kelurahan. Kecamatan Samarinda Utara merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar dengan luas wilayah lebih dari 31 persen luas Kota Samarinda, sedangkan Kecamatan Samarinda Kota merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil.[22]

No Nama Kecamatan Luas Wilayah
1 Loa Janan Ilir 26,13 km²
2 Palaran 221,29 km²
3 Samarinda Ilir 17,18 km²
4 Samarinda Kota 11,12 km²
5 Samarinda Seberang 12,49 km²
6 Samarinda Ulu 22,12 km²
7 Samarinda Utara 229,52 km²
8 Sambutan 100,95 km²
9 Sungai Kunjang 43,04 km²
10 Sungai Pinang 34,16 km²

Pemilihan Umum Kepala Daerah

Pilkada Samarinda

Sejak reformasi 1998 dan pemberlakuan otonomi daerah, Kota Samarinda pertama kali menggelar pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah pada tahun 2005 dan terpilih pasangan Achmad Amins sebagai wali kota dan Syaharie Jaang sebagai wakil wali kota Samarinda. Sebelumnya, pasangan ini juga menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota pada tahun 2000 atas sidang DPRD Samarinda.

Pada tahun 2010, pemilu kada Kota Samarinda kembali digelar dan pencoblosan dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2010[23] dengan 1.445 TPS di 53 kelurahan di Samarinda yang diperuntukkan bagi 509.069 pemilih yang terdaftar dalam DPT.[24]

Adapun pasangan yang mengikuti Pilkada Samarinda 2010 adalah sebagai berikut:

No. Nama pasangan Usungan Perolehan suara[25]
1 Ridwan Asmaran–Nasir Waladi (Risna) Independen dengan 30.927 surat dukungan 3.545 suara (1,17%)
2 Syaharie JaangNusyirwan Ismail (Jaa'nur) Partai Demokrat, PKS, PPP, Pelopor dan PBR 145.611 suara (47,86%)
3 Iriansyah Busra–Ahmad Faidilham Djafar (Irfa-Busra) Independen dengan 31.819 surat dukungan 4.486 suara {1,47%)
4 Ipong Muchlissoni–Edy Kurniawan PDIP, PAN, dan Hanura 73.355 suara (24,11%)
5 Andi Harun–Damanhuri (Adham) Partai Golkar, Partai Patriot, PDK serta Gerindra 57.979 suara {19,06%)
6 Sutrisno–Yulianus Kenock Sumual Independen dengan 30.982 surat dukungan 11.992 suara (3,94%)
7 Dani Firnanda–Ridwan Effendi Independen dengan 32.630 surat dukungan 7.229 suara (2,40%)

Berdasarkan hasil Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Suara KPUD Samarinda pada tanggal 16 Oktober 2010, maka pasangan Syaharie Jaang–Nusyirwan Ismail ditetapkan sebagai pemenang pemilu kada Kota Samarinda tahun 2010.

Syaharie JaangNusyirwan Ismail dilantik sebagai wali kota dan wakil wali kota Samarinda pada tanggal 23 November 2010 di Gedung Serbaguna Stadion Madya Sempaja oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.[26]

Lambang Daerah

Pesut Mahakam adalah maskot kota Samarinda. Namun saat ini Pesut Mahakam tidak terlihat lagi di sepanjang sungai Mahakam kota Samarinda. Pesut Mahakam terdesak oleh kemajuan kota dan pindah ke hulu sungai. Populasi Pesut Mahakam semakin menurun dari tahun ke tahun. Bahkan menurut sebuah penelitian, Pesut Mahakam sekarang tinggal 50 ekor. Jika tidak dilakukan antisipasi dan pelestarian, maka dalam waktu beberapa tahun saja Pesut Mahakam akan punah, menyusul pesut dari Sungai Irrawaddy dan Sungai Mekong yang sudah terlebih dahulu punah dan Pesut Mahakam adalah pesut air tawar terakhir yang hidup di planet bumi

Militer

Pendidikan

Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 125.924 siswa di Samarinda dan 685 sekolahan.[27] Selain itu terdapat 3 perguruan tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta lainnya.

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA atau MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 249 111 53 56 27
Data sekolah di kota Samarinda
Sumber:[28]

Kesehatan

Berkas:Abdul Wahab Sjahranie Hospital.jpg
RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Kota Samarinda telah memiliki beberapa pusat fasilitas kesehatan yang cukup lengkap di provinsi Kalimantan Timur. Selain memiliki beberapa rumah sakit yang juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur.

Guna mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat tersedia sarana kesehatan yang disediakan oleh Pemkot Samarinda seperti RSKD Atma Husada dan RSUD IA Moeis maupun oleh Swasta seperti RS Islam, RS Dirgahayu, RS H.Darjad, RS Pupuk Kaltim Siaga Ramania, RS Samarinda Medica Citra, RSIA H. Taha Bakrie dan lain-lain. Selain itu saat ini juga sedang dalam proses pembangunan seperti RS Siloam, RS Universal Medical Center dan RS Dharmawan.

Pelayanan Umum

Air Bersih

Untuk melayani kebutuhan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM Samarinda berbenah demi peningkatan pelayanan air bersih kepada pelanggannya,di antaranya dengan peningkatan kapasitas produksi di berbagai IPA (Instalasi Pengolahan Air) bersih.

  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cendana dengan debit 300 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tirta Kencana dengan debit 160 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) Samarinda Seberang dengan debit 100 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK desa Lempake dengan debit 2,5 lt/dt, sumber air baku waduk Lempake.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK Kecamatan Palaran dengan debit 17,5 lt/dt, sumber air baku sungai Mahakam.[29]

Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik, di kota ini telah dibangun beberapa pembangkit listrik, antara PLTD Keledang dan PLTD Karang Asam yang berafiliasi dengan jaringan listrik Sektor Mahakam. Namun, pemadaman listrik masih terjadi.

Untuk jaringan telekomunikasi, hampir disetiap kawasan dalam kota ini telah terjangkau terutama untuk jaringan telepon genggam, dan pada kawasan tertentu telah tersedia layanan gratis internet tanpa kabel (Wi-Fi) atau dikenal juga dengan hotspot yang terdapat pada beberapa perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, dan hotel.

Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota memfungsikan lahan di kecamatan Samarinda Ulu di TPA Bukit Pinang seluas 10 hektare, yang berjarak 15 km dari pusat kota. Tidak kurang dari 1.008 m³ sampah masyarakat dari seluruh penjuru Samarinda dibuang ke TPA Bukit Pinang.[30]

Pariwisata

Kota Samarinda memiliki beberapa objek wisata yang menjadi andalan dan sering dikunjungi wisatawan lokal.

Wisata alam

Objek wisata alam yang ada di Samarinda antara lain Air terjun Tanah Merah, Air terjun Berambai, Air terjun Pinang Seribu, Gunung Steling Selili, dan Kebun Raya Unmul Samarinda yang terdapat atraksi danau alam, kebun binatang dan panggung hiburan.

Wisata budaya

Untuk menikmati wisata budaya, wisatawan bisa mengunjungi Desa Budaya Pampang yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota. Pampang akan menampilkan atraksi budayanya dari suku Dayak Kenyah pada hari minggu.[31]

Produk budaya dari Samarinda berupa ukir-ukiran dan pernak-pernik lainnya yang bisa didapatkan di Citra Niaga. Samarinda juga mempunyai produk tekstil yang bernama Sarung Samarinda dan Batik Ampiek, batik yang bermotif ukiran Dayak.

Wisata religi

Beberapa tempat ibadah juga menjadi wisata religi di Samarinda seperti Masjid Shiratal Mustaqiem, masjid tertua di Samarinda. Tedapat pula Masjid Islamic Center Samarinda yang merupakan Masjid terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Objek wisata ziarah di kota ini adalah Makam La Mohang Daeng Mangkona, pendiri Kota Samarinda. Sekitar 10 km ke arah barat kota Samarinda, terdapat goa Maria di Rumah Retret Bukit Rahmat, Loa Janan.

Pusat Perbelanjaan

Berkas:Lembuswana Mall, Samarinda.jpg
Mal Lembuswana

Plaza dan Mal

Pusat perbelanjaan modern yang ada di kota ini antara lain:

  • Mall Mesra Indah, mall ini terletak di jalan KH. Khalid tidak terlalu jauh dari pusat pasar tradisional pasar pagi, tenant yang terdapat di mall ini adalah Texas Chicken, Optik Melawai, Giant Express, Hawaii Departement Store.
  • Mall Lembuswana, mall ini terletak di pusat kota Samarinda. Mall ini merupakan mall terluas di Samarinda yang ditandai dengan adanya parkir yang cukup memadai, tenant yang mengisi adalah Matahari Departement Store, foodmart, KFC, Texas chicken, optik tunggal, X8, roti O, foodpoint, levis, sport station, Samsung, Jaco, Rei, Watsons
  • Samarinda Central Plaza, merupakan mall ketigat yang dibangun di kota Samarinda sekitar tahun 1998. Mall ini terletak di Jl. Pulau Irian. Beberapa tenant yang terdapat di mall ini diantaranya McDonald's, Farmers Market, Ramayana Dept. Store, ACE Hardware, dan Studio XXI
  • Plaza Mulia, merupakan mall keempat yang dibangun dan dibuka pada pertengahan September 2009. Mall ini berlokasi di Jl. Bhayangkara.
  • Samarinda Square (SS), mall kelima di Samarinda dan telah dibuka pada 12 Agustus 2010. Mal ini berlokasi di Jl. Muhammad Yamin, Gunung Kelua
  • Big Mall, mall keenam di Samarinda ini hadir dengan konsep mixed use dan terbesar di Kalimantan Timur dibuka pada pertengahan September 2014. Mall yang menggandeng SOGO Department Store sebagai Anchor Tenant ini berlokasi di Jl. Untung Suropati, Sungai Kunjang, di dekat Jembatan Mahakam.

Pertokoan

Pusat pertokoan yang ada di kota ini antara lain:

  • Citra Niaga yang merupakan taman hiburan rakyat pertama yang berdiri di kota Samarinda. Citra Niaga memenangkan Penghargaan Aga Khan Award yang merupakan penghargaan bergengsi berskala internasional dalam bidang arsitektur karena rancangannya yang menyatukan antara fungsi untuk menampung pedagang kaki-lima (makanan, kerajinan, dll) dengan konsep terbuka serta pedagang menengah dengan konsep ruko yang saling mendukung. Bersama-sama dengan pemerintah daerah dan konsultan penggabungan ini berhasil dalam mendatangkan pengunjung dan konsep pemeliharaan lingkungan yang mandiri.[32]
  • Mahakam Square

Pasar

Bagian depan Pasar Pagi di Jalan Jenderal Sudirman.

Berbagai pasar tradisional juga masih ada yang bertahan di kota Samarinda hingga saat ini, di antaranya adalah:

  • Pasar Pagi, merupakan pasar tertua di Kota Samarinda. Pasar ini awalnya dibangun di pinggir sungai Mahakam. Namun seiring dengan perkembangan kota, maka pasar dipindahkan agak menjauh dari tepi sungai karena tepi sungai dibuat jalan.
  • Pasar Segiri, merupakan pasar terbesar/pasar induk di kota Samarinda. Pasar Segiri mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan sedang dibangun kembali dengan konsep pasar tradisional yang modern.
  • Pasar Rahmat, terletak di Jl. Lambung Mangkurat, Pelita.
  • Pasar Kedondong, terletak di Jl. Ulin, Karang Asam Ilir.
  • Pasar Kemuning, terletak di Loa Bakung.
  • Pasar Sei Dama, terletak di Jl. Otto Iskandardinata.
  • Pasar Impres Baqa, terletak di Jl. Sultan Hasanudin.
  • Pasar Laut (sore), terletak di ujung jalan HOS Cokroaminoto.
  • Pasar Harapan Baru, terletak di Jl. Kurnia Makmur, Harapan Baru. Pasar ini pernah terbakar hebat pada tahun 2003 sehingga seluruh pasar dan sebagian rumah warga hangus. Pasar ini kembali dibangun beberapa bulan kemudian dan Jl. Kurnia Makmur dibuat menjadi dua jalur untuk mencegah kebakaran lagi yang meluas karena sebelumnya Jl. Kurnia Makmur terbilang sempit sehingga api yang berada di pasar sebelah kiri pasar dapat menyambar ke bagian pasar sebelah kanan.
  • Palaran Trade Centre (PTC), pasar dengan konsep modern pertama di Samarinda. Pasar ini diresmikan pada tanggal 15 Mei 2010.[33]

Transportasi

Air

Jembatan Mahakam dipotret dari atas kota.

Sebagai kota yang dibelah Sungai Mahakam, dalam sejarahnya sebagai kota sungai Samarinda memiliki transportasi air tradisional sejak dahulu, yakni Tambangan dan Ketinting. Tambangan biasa digunakan sebagai alat transportasi menyeberang sungai dari daerah Samarinda Seberang ke kawasan Pasar Pagi. Ketinting menjadi moda transportasi sungai utama untuk menyeberangi sungai maupun menuju wilayah tertentu yang hanya bisa dinaiki oleh manusia dan barang. Sedangkan untuk mengangkut kendaraan, kapal feri sempat beroperasi menyeberangi sungai dari pelabuhan Harapan Baru, Samarinda Seberang ke pelabuhan Samarinda Kota. Namun, sejak pembangunan dan beroperasinya Jembatan Mahakam pada tahun 1987, tambangan dan ketinting mulai berkurang penumpangnya meski tak signifikan. Tetapi, yang paling merasakan kerugian adalah kapal feri hingga akhirnya pelayaran ditutup.

Selain Jembatan Mahakam, terdapat pula jembatan lain yang menjadi penghubung antara Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang, yakni Jembatan Mahakam Ulu yang diresmikan pada tahun 2009 dan Jembatan Mahkota II yang diresmikan pada tahun 2018. Selain itu, bersebelahan dengan Jembatan Mahakam juga telah dibangun jembatan baru yang lebih tinggi yang diberi nama Jembatan Mahakam IV, yang telah diresmikan pada tahun 2020. [34]

Terdapat pelabuhan peti kemas yang berada di Jalan Yos Sudarso dan sekarang sedang dibangun pelabuhan baru yang terletak di kecamatan Palaran untuk menggantikan pelabuhan yang sekarang sudah tidak sesuai dengan kondisi kota. Pada tanggal 26 Mei 2010, pelabuhan baru tersebut selesai dibangun dan diresmikan dengan nama TPK Palaran dan saat ini dalam tahap uji coba.

Darat

Terdapat jalan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan Balikpapan ke selatan, kemudian Kota Bontang dan Sangatta (Kutai Timur) ke utara, jalan baru ke Tenggarong (Kutai Kartanegara) di arah barat laut serta ke Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara melalui jalan tenggara yang tembus sampai ke Muara Jawa, Samboja dan Balikpapan.

Bus

Terdapat 3 terminal perhubungan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan daerah-daerah lain di Kalimantan, antara lain Terminal Sungai Kunjang yang melayani rute ke Kota Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, Terminal Lempake yang melayani rute Kota Bontang dan Kutai Timur, dan Terminal Samarinda Seberang yang melayani rute ke Paser hingga Kalimantan Selatan.

Jalan Tol

Saat ini telah terbangun jalan bebas hambatan yang menghubungkan Samarinda dengan Balikpapan, dengan panjang 99,02 km. Jalan tol ini merupakan jalan tol pertama di Pulau Kalimantan, dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir 2019.[35] Jalan tol ini membentang mulai dari Kecamatan Palaran di Kota Samarinda hingga KM 13 Balikpapan, dan berlanjut hingga Kecamatan Balikpapan Timur di Kota Balikpapan. Saat ini, ruas tol yang bisa dilalui baru sepanjang 58,7 km dan diharapkan dapat beroperasi sepenuhnya pada Maret 2020. Ke depannya, direncanakan akan dibangun tol lanjutan ke arah utara menuju Kota Bontang.

Udara

Bandar Udara Temindung (kode AAP) merupakan bandar udara yang menghubungkan Samarinda dengan kota-kota di pedalaman Kalimantan Timur serta Balikpapan. Namun, sejak hari Rabu, 23 Mei 2018 operasional Bandara Temindung ditutup dan dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto pada hari Kamis, 24 Mei 2018 yang berlokasi di Jl. Poros Samarinda-Bontang, Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. Bandara ini berjarak sekitar 30 km dari pusat kota, yang kurang lebih dapat ditempuh dalam 1 jam perjalanan. Kini, Bandara APT Pranoto telah melayani penerbangan dari dan menuju beberapa kota besar besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Yogyakarta, dll. Rute-rute perintis juga telah dibuka, antara lain Samarinda-Maratua, Berau, Samarinda-Long Apung (Mahakam Ulu), Samarinda-Datah Dawai (Mahakam Ulu), Datah Dawai-Melak (Kutai Barat) dan Samarinda-Muara Wahau (Kutai Timur).[36]

Media Massa & Komunikasi

Stasiun TVRI Kalimantan Timur.

Televisi

  • RTV - 23 UHF
  • NET. Mediatama - 25 UHF
  • Kompas TV Tenggarong - 29 UHF
  • tvOne - 39 UHF
  • GTV (Global TV) - 41 UHF
  • RCTI - 43 UHF
  • Trans TV - 45 UHF
  • SCTV - 47 UHF
  • Trans 7 Samarinda - 49 UHF
  • Metro TV - 51 UHF
  • MNC TV - 53 UHF
  • Samarinda TV (jaringan STTV) - 59 UHF
  • Kaltim TV (iNews TV Samarinda) - 61 UHF

Surat Kabar

Ada beberapa surat kabar harian (SKH) yang terbit di Kaltim, yang tidak bisa dilupakan dalam perkembangan kota Samarinda dari masa ke masa. Surat Kabar yang pertama kali terbit di Samarinda adalah Persatoen dan Perasaan Kita. Kedua surat kabar ini bukan surat kabar harian. Terbit pada akhir 1922. Surat Kabar Harian baru terbit pertama kali di Samarinda di tahun 1935. Surat Kabar Harian Pertama di Kaltim itu adalah Surat Kabar Pewarta Borneo dan Pantjaran Berita. [37][38]

Di masa orde baru hingga era reformasi ada dua surat kabar harian yang terbit, yaitu SKH Suara Kaltim, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Swara Kaltim dan SKH ManuntunG yang kemudian berubah nama menjadi Kaltim Post. Selanjutnya terbit SKH Kutai Baru, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Poskota Kaltim. Lalu kemudian terbit SKH Matahari (grup Poskota Kaltim), lalu berubah menjadi SKH Matahari Kaltim Times,lalu nama Matahari dihilangkan menjadi Harian Umum Kaltim Times. SKH Suara Kaltim atau Swara Kaltim dan Poskota Kaltim grup adalah koran lokal yang diterbitkan orang-orang daerah dan berkantor cabang utama di Samarinda (SKH Suara Kaltim/Swara Kaltim dan SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/Kaltim Times Tenggarong. SKH Suara Kaltim, SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/SKH Kaltim Times selain beredar di Samarinda dan Tenggarong, juga beredar ke seluruh kota dan kabupaten di Kaltim, bahkan hingga Nunukan, Tarakan, Malinau, Bulungan sebelum dimekarkan dan bergabung dalam Provinsi Kalimantan Utara. Surat kabar harian lokal lainnya adalah KoranKaltim, Kalpost dan Express. Sementara surat kabar grup Kaltim Post di Samarinda yaitu SKH Samarinda Pos, di Balikpapan terbit Balikpapan Pos (sebelumnya namanya Post Metro Balikpapan), Berau Post terbit di Tanjung Redeb, Bontang Post terbit di Bontang. Selain koran-koran harian di Kaltim juga ada SKH Tribun Kaltim. Tribun Kaltim satu grup dengan SKH kompas.[39]

Olahraga

Kota Samarinda mempunyai fasilitas pendukung untuk kegiatan olahraga, antara lain lapangan basket, panah, sepak bola, dan panjat tebing di Tepian Mahakam serta kompleks stadion di Sempaja, Segiri dan Palaran. Lapangan-lapangan umum di berbagai penjuru kota juga sering dijadikan tempat aktivitas berolahraga, di antaranya yang terbesar adalah lapangan Pemuda dan lapangan Kinabalu.

Klub olahraga sepak bola yang bermarkas di Samarinda adalah Pusamania Borneo FC (PBFC) dengan pendukungnya yang dijuluki Pusamania dan saat ini mengikuti Liga Super Indonesia.

Samarinda pernah dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan olahraga, baik dari skala nasional maupun internasional, antara lain:

  1. Indonesia Open 1990, kejuaraan bulu tangkis yang diadakan dari tanggal 18 dengan tanggal 22 Juli 1990 di GOR Segiri
  2. Pekan Olahraga Nasional XVII yang dibuka oleh Presiden SBY pada 5 Juli 2008 dan ditutup oleh Wapres Jusuf Kalla di Stadion Utama Palaran
  3. Samarinda International Nine Ball Billiard Championship 2010 pada 29 Januari hingga 4 Februari 2010 di GOR Segiri[40]
  4. Bankaltim Indonesia Open Grand Prix Gold Badminton Championship, yang diselenggarakan di komplek Stadion Utama Palaran pada tanggal 12 sampai 17 Oktober 2010[41]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Samarinda Dalam Angka 2016"
  2. ^ (Inggris) Schulze, Fritz (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 42. ISBN 3447054778.  ISBN 978-3-447-05477-5
  3. ^ BPS Samarinda
  4. ^ "Gambaran Umum Kota Samarinda". Disdukcapil Kota Samarinda. Diakses tanggal 22 Mei 2017. 
  5. ^ Statistik Daerah Kota Samarinda, BPS Kota Samarinda
  6. ^ Mees, Constantinus Alting (1935). De Kroniek van Koetai. Sanpoort, p.134.
  7. ^ Tim Penyusun (1976). Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 17.
  8. ^ Kartodirdjo, Sartono (1993). Pengantar sejarah Indonesia baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium. Gramedia. hlm. 121. ISBN 9794031291.  ISBN 978-979-403-129-2
  9. ^ Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari, hlm. 18. ISBN 978-602-73617-0-6.
  10. ^ Ars, Moh. Nur dkk (1986). Sejarah Kota Samarinda. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, hlm. 3.
  11. ^ "Sejarah Kota Samarinda". Pemerintah Kota Samarinda. Diakses tanggal 31 Desember 2014. 
  12. ^ Mees, Solco Walle Tromp (1887). Eenige Mededeelingen Omtrent de Boeginezen van Koetai. Bijdragen toot de Taal Land en Volkenkunde, vol. 36, issue 1, p.177.
  13. ^ Dachlan, Oemar (1978). “Asal-Usul Nama Samarinda Sejak Zaman sebelum Kemerdekaan, Nama Ini Sudah Terkenal di Seluruh Indonesia.” Jakarta: Majalah Bulanan Prima, April 1978) dalam Oemar Dachlan, Kalimantan Timur dengan Aneka Ragam Permasalahan dan Berbagai Peristiwa Bersejarah yang Mewarnainya. Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu, 2000, hlm. 133.
  14. ^ "BMKG - Gambaran Suhu Udara, Kecepatan Angin, dan Tekanan Udara Kota Samarinda". Diakses tanggal 11 Agustus 2010. [pranala nonaktif]
  15. ^ Peta Samarinda.A. Rahman (User:Ezagren). Diakses 4 Desember 2019.
  16. ^ Zailani, Akhmad (penyusun),Zulfakar (editor), Ali Fitri Noor (editor) (2005), Buku Melawan Banjir, Upaya Pemerintah Kota Samarinda Mencegah Banjir di "Kota Air", diterbitkan Pemkot Samarinda-Sultan Pustaka. Samarinda.ISBN 979-793-4775-3.
  17. ^ Zailani, Akhmad (penyusun),Zulfakar (editor), Ali Fitri Noor (editor) (2005), Buku Melawan Banjir, Upaya Pemerintah Kota Samarinda Mencegah Banjir di "Kota Air", diterbitkan Pemkot Samarinda-Sultan Pustaka.Samarinda.ISBN : 979-793-4775-3.
  18. ^ Tim penyusun (2004). Merajut Kembali Sejarah Kota Samarinda. Samarinda: Pemerintah Kota Samarinda, hlm. 168.
  19. ^ Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari, ISBN: hlm. 5—19. ISBN 978-602-73617-0-6.
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Samarinda 2014-2019
  21. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Samarinda 2019-2024
  22. ^ Statistik Daerah Kota Samarinda, BPS Kota Samarinda
  23. ^ Kaltim Post - Akhirnya, Pilkada Samarinda 12 Oktober. Diakses pada 30 November 2010
  24. ^ Media Indonesia - Ribuan Warga Samarinda Datangi TPS. Diakses pada 30 November 2010
  25. ^ Tribun Kaltim - KPUD Tetapkan JaaNur Sebagai Pasangan Terpilih Pilkada Samarinda. Diakses pada 30 November 2010
  26. ^ Pemprov Kalimantan Timur - Gubernur Lantik Syaharie Jaang dan Nusyirwan Ismail. Diakses pada 30 November 2010
  27. ^ Data Pokok Pendidikan - Samarinda. Diakses pada 6 Februari 2011
  28. ^ nisn.jardiknas.org Statistik Sekolah
  29. ^ http://www.saranawebindo.com/temanggung/produk/printview.php?cat=PPUnggulan&textid=13&yes=
  30. ^ http://www.samarindacity.com/?q=node/1349
  31. ^ "Pampang". Diakses tanggal 2010-02-05. 
  32. ^ Citra Niaga Urban Development - Aga Khan Award for Architecture
  33. ^ Samarinda Pos - Jaang Resmikan Palaran Trade Centre. Diakses 19 Agustus 2010
  34. ^ https://www.korankaltim.com/berita-terkini/read/27769/2-januari-2020-jembatan-mahakam-iv-beroperasi
  35. ^ https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/tol-balsam-pertama-di-kalimantan
  36. ^ https://kaltimtoday.co/5-rute-penerbangan-perintis-resmi-dibuka/
  37. ^ http://www.suarakaltim.com/suara-kaltim/sejarah-pers-di-kaltim-surat-kabar-pewarta-borneo-dan-pantjaran-berita-koran-harian-pertama-di-kalimantan-timur-terbit-sejak-tahun-1935/Suara kaltim. Diakses pada 04 Desember 2019.
  38. ^ 1922 Koran Pertama kali Terbit di Samarinda. Diakses pada tanggal 04 Desember 2019
  39. ^ http://www.kaltimampunku.com/2019/12/04/sekilas-sejarah-surat-kabar-harian-di-kaltim-era-reformasi Kaltim Ampunku - Sekilas Sejarah Surat Kabar di Kaltim Era Reformasi]. Diakses pada tanggal 04 Desember 2019.
  40. ^ Situs POBSI Samarinda
  41. ^ BIO Kaltim on the World

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191 Kota Samarinda
Kota Samarinda
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.