Lompat ke isi

Suku Quraisy

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suku Quraisy (bahasa Arab: قريش‎ الأمة​) adalah suku bangsa Arab Ibrahim, yang menetap di kota Mekkah dan daerah sekitarnya. Klan-klan yang menetap di tengah kota disebut 'Quraisy Lembah' (Quraisy al-Batha), sementara yang menetap di daerah sekeliling kota disebut 'Quraisy Pinggiran' (Quraisy az-Zawahir).[1]

Etimologi

Penamaan Quraisy berasal dari nama lain Fihr yang merupakan leluhur Nabi Muhammad, nabi dan rasul utama agama Islam. Di mana Fihr kemudian menurunkan sampai Qushay bin Kilab. Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut, Muhammad bin Abdullah bin 'Abd al-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murra bin Kaa'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy (Fihr) bin Malik bin Nazar bin Kinanah bin Khuzaymah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mazar bin Nazar bin Ma'ad bin Adnan bin Ismail bin Ibrahim.

Ekonomi

Suku Quraisy pada umumnya adalah kaum pedagang perantara.[2] Mekkah terletak di tengah antara Syam di utara dan Yaman di selatan, suku Quraisy berperan dalam menghubungkan dua negeri itu. Syam adalah pusat perdagangan yang terhubung dengan Laut Tengah dan Eropa. Sementara itu, Yaman merupakan pusat perdagangan yang terhubung ke India dan Tiongkok. Ketika musim panas, Quraisy pergi berdagang ke Syam dan di musim dingin mereka berdagang ke Yaman.[2] Rute perjalanan ke Syam melalui Makkah - Hunain - Badar - Ma'an. Rute perjalanan ke Yaman melalui Makkah - Thaif - 'Asir - Shan'a.[2]

Garis Silsilah / Keturunan Arab

Garis silsilah / keturunan Arab berasal dari:

  1. Ba'idah (العرب البائدة): artinya punah, merupakan suku yang pernah tinggal di Jazirah Arab dan telah punah. Sejarah mereka sedikit sekali yang dapat diketahui, kebanyakan berasal dari Perjanjian Lama dan Al-Qur'an. Selain itu dari penggalian-penggalian arkeologis yang ditemukan. Mereka termasuk ʿĀd, Tsamud, Tasam, Jadis, Imlaq dan lainnya.
  2. Qahtani (العرب العاربة): Menurut dugaan mereka berasal dari keturunan Ya'rub bin Yasyjub bin Qahtan bin Hud, sering pula dikenal dengan Arab Qahtan. Mereka kebanyakan tinggal di Yaman dan kemudian menyebar ke daerah lainnya. Peradaban mereka diketahui cukup tinggi. Dibuktikan dengan penemuan-penemuan arkeologis yang mengungkapkan cara kehidupan mereka. Keturunan dari Qahtani ini ada yang menyebar sampai ke Yatsrib, nama kuno untuk Madinah, yaitu Bani 'Aus dan Bani Khazraj yang dikenal sebagai Kaum Anshar.
  3. Adnani (عدنان): Mereka diduga berasal dari keturunan Ismail (Bani Ismail) melalui anaknya Adnan. Ada juga yang menyebut Arab Adnan dan Quraisy termasuk cabang dari ini.[3]

Suku Quraisy pada saat itu terkenal sifatnya akan kekacauan, sukar dikendalikan, terpecah belah antar suku, kasar, saling bermusuhan, sangat penuh perasaan, fasih berbicara dan puitis. Quraisy menjadi suku terkemuka di Mekkah sejak sebelum kelahiran Muhammad dan pada dasarnya menguasai kota. Sebelum kelahiran Muhammad, suku ini terbagi menjadi beberapa klan, masing-masing memiliki tanggung jawab yang berbeda atas kota Mekkah dan Ka'bah. Terjadi rivalitas antarklan, dan makin meruncing selama Muhammad hidup. Beberapa pemimpin klan tidak menyukai klaim Muhammad akan kenabian dan mencoba menghentikannya dengan menekan pemimpin Bani Hasyim saat itu, Abu Thalib. Banyak pula dari klan tersebut yang menghukum pengikut Muhammad, seperti melakukan boikot. Hal inilah yang menyebabkan keluarnya perintah hijrah dari Mekkah, dan kemudian ke Madinah.

Setelah Penaklukan Kota Makkah pada tahun 630, Muhammad memaafkan orang Quraisy yang sebelumnya menekan dan memusuhinya, kedamaian terjadi. Setelah meninggalnya Muhammad, rivalitas klan meningkat, terutama siapa yang berhak menjadi Khalifah, hal yang menyebabkan terjadinya pemisahan Sunni dan Syi'ah.

Silsilah

{{QuraishFamilyTree}"/>

Catatan:

  • Huruf besar merupakan pendiri klan/marga.

Klan

Suku Quraisy umumnya terbagi menjadi beberapa sub-klan utama, yang kemudian terbagi lagi menjadi sub-klan, antara lain:

  • Quraisy — Quraisy terbagi menjadi beberapa sub-klan.

(sub-klan Quraisy yang tidak dapat dikategorikan)

Referensi

  1. ^ LINGS, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
  2. ^ a b c Prof. Dr. Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar Juz XXX. Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas (hal 276)
  3. ^ SUBHANI, Ja'far. Ar-Risalah: sejarah kehidupan Rasulullah saw. Jakarta: Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7

Lihat pula