Henry Alexander Murray
Henry Murray | |
---|---|
Lahir | Kota New York, New York | 13 Mei 1893
Meninggal | 23 Juni 1988 Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat | (umur 95)
Almamater | Universitas Harvard Universitas Columbia Universitas Cambridge |
Dikenal atas | Psikologi kepribadian |
Karier ilmiah | |
Bidang | Psikologi |
Institusi | Universitas Harvard |
Terinspirasi | Carl Jung |
Menginspirasi | Abraham Maslow |
Tanda tangan | |
Henry Alexander Murray (13 Mei 1893—23 Juni 1988) adalah seorang psikolog berkebangsaan Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh yang mengembangkan teori tentang kepribadian manusia berdasarkan hubungan antara kebutuhan bawaan manusia dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial.[1] Pemikiran Murray utamanya sejalan dengan pandangan psikonalisis, khususnya mengenai pemahaman atas kepribadian yang dicapai melalui informasi mengenai ketidaksadaran individu.[2]
Murray mengembangkan salah satu dari teori kepribadian individu yang dikenal sebagai personologi.[3] Teori ini menjadi inspirasi bagi pengembangan dua jenis alat tes kepribadian, yaitu Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards dan Formulir Penelitian Kepribadian.[4] Pada tahun 1938, ia juga selesai mengembangkan alat tes kepribadian objektif yang disebut tes apersepsi tematik. [5]
Ia dianggap sebagai pendiri psikologi kepribadian yang mampu mengaitkan antara psikodinamika pada psikologi dalam konteks akademi.[6] Semasa hidupnya, Murray bekerja sebagai profesor psikologi di Universitas Harvard selama lebih dari 30 tahun. Ia wafat pada tahun 1988.[7]
Masa kecil
Henry Alexander Murray lahir pada tanggal 13 Mei 1893 di Kota New York.[2] Ibunya bernama Fannie Morris Babcock, sedangkan ayahnya dengan nama yang sama dengannya yaitu Henry Alexander Murray. Ia merupakan putra pertama dan memiliki seorang adik perempuan yang bernama Virginia Murray Bacon.[8] Ayah Murray merupakan warga negara Inggris, sementara ibunya merupakan warga negara Amerika Serikat.[9]
Teman-teman Murray memanggilnya dengan nama "Harry". Keluarganya merupakan keturunan dari John Murray yang merupakan Earl keempat di Dunmore sekaligus Gubernur Koloni Virginia yang terakhir. Kakek buyut dari ibunya bernama Henry Babcock merupakan salah satu staf dari George Washington selama Perang Revolusi Amerika Serikat.[10] Murray lahir di keluarga yang kaya dengan ayah yang bekerja sebagai bankir. Tempat tinggalnya dekat dengan Fifth Avenue yang menjadi lokasi Rockefeller Center.[11] Murray hidup dalam kemewahan dan sering mengadakan perjalanan ke berbagai wilayah di Eropa. Ia sering melalui musim panas di Pulau Panjang.[10]
Murray tidak berhubungan dekat dengan ibunya. Pemikiran dan wataknya selalu pesimis dan diliputi dengan kemurungan.[11] Ini diakibatkan oleh kondisi ibu Murray yang menderita depresi ketika Murray berusia sangat muda.[10] Akibatnya ia menderita penyakit gagap dan strabismus (mata juling). Kondisi mata juling awalnya hanya di bagian dalam, tetapi berdampak di bagian luar setelah ia melakukan operasi untuk menyembuhkan matanya.[10]
Rumah tangga
Murray menikah ketika ia sementara kuliah di Universitas Harvard. Istrinya bernama Josephine Rantoul.[10] Pernikahan ini diadakan pada tahun 1916. Murray juga mulai menjalin hubungan dengan Christiana Morgan. Awalnya Morgan dan Murray merupakan rekan dalam bidang psikologi dan spiritual. Mereka bertemu pada saat Murray memperoleh gelar Doktor Filsafat dari Universitas Harvard. Murray menjadi kekasih Morgan pada musim panas tahun 1925 ketika sedang melakukan perjalanan ke Swiss untuk menemui Carl Jung.[9]
Pendidikan
Groton School
Murray mulai bersekolah di Groton School.[11] Ia memiliki ketertarikan mengenai asal-usul kehidupan sehingga ia mulai mempelajari tentang sejarah.[12] Di sekolah, ia aktif melakukan olahraga meskipun matanya juling. Murray bergabung dengan tim sepak bola di sekolahnya dengan posisi sebagai quarterback. Ia juga pernah memenangkan kejuaraan tinju kelas bulu.[10]
Universitas Harvard
Murray tidak memiliki prestasi secara akademis di Universitas Harvard. Nilainya selalu berada di bawah rata-rata. Namun, ia berprestasi sebagai atlet. Selama berkuliah di Universitas Harvard, Murray bergabung dengan tim dayung.[13] Murray menyelesaikan kuliah dan memperoleh gelar sarjana di Universitas Harvard pada tahun 1915 dalam bidang sejarah.[14]
Universitas Columbia
Setelah lulus dari Universitas Harvard, Murray mendaftar di Kolese Dokter dan Ahli Bedah, Universitas Columbia. Pada tahun 1919, ia menjadi lulusan pertama di kelasnya.[10] Ia kemudian memperoleh gelar M.D. pada tahun yang sama dengan nilai tertinggi di Kolese Dokter dan Ahli Bedah, Universitas Columbia.[11]
Universitas Cambridge
Setelah menamatkan pendidikan di Universitas Columbia, Murray kemudian mengikuti magang di Presbyterian Hospital di New York. Selama magang, ia pernah merawat calon presiden Amerika Serikat saat itu, yaitu Franklin Delano Roosevelt. Sambil magang, ia juga mengikuti penelitian di Institut Penelitian Medis Rockefeller dan Universitas Cambridge.[10] Pada tahun 1927, ia memperoleh gelar doktor dari Universitas Cambridge.[11]
Pekerjaan
Klinik Psikologi Harvard
Pada tahun 1925, Murray bertemu dengan Carl Gustav Jung di Swiss untuk melakukan analisis kepribadian atas dirinya sendiri.[15] Setelah pertemuan tersebut, ia akhirnya mulai beralih minat dari penelitian biomedis dan mulai mempelajari tentang psikologi.[12] Pada tahun 1926, Murray bekerja sebagai asisten direktur dari Klinik Psikologi Harvard.[9] Ia kemudian mulai mengajar psikologi di Universitas Harvard pada tahun 1927.[1] Pada tahun 1928, Murray menjabat sebagai direktur Klinik Psikologi Harvard untuk menggantikan Morton Prince.[16] Posisinya sebagai asisten direktur diberikannya kepada Theodore Homburger dan kemudian diberikan lagi kepada Erik Erikson pada tahun 1933.[9] Murray menjabat sebagai direktur pada Klinik Psikologi Harvard hingga tahun 1937. Di dalam klinik, Murray mengadakan praktik psikoanalisis sekaligus mengadakan program penelitian dan penyelidikan terhadap unsur-unsur pembentuk kepribadian.[14]
Murray berhenti bekerja di Universitas Harvard untuk sementara setelah Pemerintah federal Amerika Serikat merekrutnya pada tahun 1938. Ia ditugaskan untuk membuat profil psikologis tentang Adolf Hitler. Selama Perang Dunia II, Murray bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat pada Badan intelijen Amerika Serikat. Tugasnya adalah untuk membantu penilaian kebugaran psikologis dari para agen intelijen. Ia kembali bekerja sebagai pengajar pada tahun 1947 setelah Perang Dunia II berakhir. Ia mulai bekerja kembali di Klinik Psikologi Harvard pada tahun 1948. Kemudian pada tahun 1951, Murray menjadi Profesor Psikologi Klinis. Di klinik, Murray bersama koleganya menerapkan dan meningkatkan tes apersepsi tematik. Tes ini termasuk salah satu tes proyektif yang digunakan untuk menilai kepribadian seseorang dan memperoleh pemahaman diri. Pengembangan tes apersepsi tematik dilakukan hingga tahun 1952.[14] Murray memutuskan untuk pensiun dari Universitas Harvard pada tahun 1962. Setelah itu, ia melanjutkan kuliah dan mempelajari karya-karya tulis dari Herman Melville.[1]
Masyarakat Psikoanalisis Boston
Murray menjadi anggota dari Masyarakat Psikoanalisis Boston sejak tahun 1930. Pada tahun 1933, ia mulai menjadabat sebagai Ketua Komite Pendidikan dengan periode jabatan tahun 1933–1934. Di Masyarakat Psikoanalisis Boston, Murray mengadakan pelatihan psikoanalitik yang disertai dengan analisis pelatihan. Kegiatan ini dilakukannya bersama dengan Franz Alexander dan Hanns Sachs.[15] Murray berhenti menjadi anggota Masyarakat Psikoanalisis Boston pada tahun 1935. Namun pada tahun 1958, Muray didaftarkan sebagai tamu kehormatan di Masyarakat Psikoanalisis Boston.[15]
Pemikiran psikologi
Personologi
Murray merupakan salah satu ilmuwan yang mengembangkan sebuah teori kepribadian yang disebut sebagai teori personologi.[17] Ia menggunakan teorinya untuk menjelaskan tentang kepribadian individu.[18] Teori ini meliputi segala jenis pembahasan yang berusaha memperoleh pemahaman mengenai individu secara utuh. Murray meyakini bahwa makna dari satu proses kepribadian yang dimiliki oleh individu harus dipahami secara keseluruhan. Setiap bagian dari perilaku manusia harus dipahami dengan menghubungkannya dengan fungsi perilaku lainnya. Selain itu, pemahaman ini juga harus dikaitkan dengan lingkungannya, pengalaman di masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otak. Dalam psikologi, teori Murray ini berkembang menjadi salah satu disiplin ilmiah yang mempelajari tentang kehidupan manusia sebagai individu beserta dengan segala faktor yang mempengaruhinya.[19]
Murray meyakini bahwa kepribadian merupakan abstraksi yang dirumuskan secara teori dan bukan hanya sebuah deskripsi terhadap perilaku individu. Ia meyakini bahwa perumusan kepribadian dapat dilakukan dengan menggunakan perilaku individu yang teramati sebagai dasarnya. Permusuan ini juga memasukkan faktor-faktor yang disimpulkan dari hasil pengematan perilaku tersebut.[19] Murray membagi teori personologi yang ia kemukakan menjadi tiga prinsip.[20]
Prinsip pertama yaitu adanya ketergantungan proses psikologi kepada proses fisiologi. Murray mengemukakan bahwa menghubungkan proses dan kejadian yang bersifat psikologi dengan struktur dan fungsi otak merupakan suatu hal yang sangat penting. Tingkat kepentingannya tetap ada walaupun cara menghubungkannya belum dapat dipahami secara tepat. Murray menetapkan bahwa fenomena yang membentuk kepribadian manusia memiliki ketergantungan yang mutlak terhadap fungsi sistem saraf pusat. Ia menyatakan bahwa tanpa otak, maka tidak akan ada kepribadian. Ia meyakini bahwa segala aspek kepribadian disimpan, diproses dan dikendalikan oleh otak. Aspek kepribadian ini disebutnya sebagai regnan.
Prinsip kedua ialah bahwa kepribadian mencakup semua aspek pemikiran manusia, termasuk stres. Dalam prinsip ini, Murray memberikan pandangan yang secara umum berbeda dengan para dengan para pendukung pemikiran Sigmund Freud. Para pendukung ini umumnya meyakini bahwa perilaku bertujuan untuk menghilangkan stres sehingga kepuasan dapat tercapai. Murray berpendapat sebaliknya. Ia meyakini bahwa kepuasan organisme tidak dapat dicapai melalui kebebasan dari stres. Menurut Murray, kepuasan dapat diperoleh dari proses mengurangi stres atau mengubah tingkat kebutuhan stres. Murray meyakini bahwa keadaan tanpa stres justru menjadi keadaan peningkatan stres. Ini dikarenakan manusia terus-menerus memiliki keinginan merasa senang, aktif, maju, bergerak dan berusaha. Kesimpulan yang diberikannnya ialah bahwa organisme justru menciptakan tegangan untuk memperoleh kepuasan dari meredakannya.[21]
Prinsip ketiga dari teori kepribadian Murray adalah prinsip longitudinal. Dalam prinsip ini, diyakini bahwa kepribadian selalu berkembang dan perkembangannya dibentuk oleh semua peristiwa yang terjadi sepanjang hayat. Prinsip ini mengutamakan pengukuran kepribadian dengan penyelidikan mengenai masa lalu. Murray menyelidikinya dengan memakai konsep serial dan tindak lanjut. Setiap kepribadian diyakini selalu berubah dan bergerak maju, tidak bersifat tetap, sehingga tidak dapat diberikan deskripsi yang benar-benar tepat. Kepribadian harus diwakili oleh unsur-unsur perilaku yang sifatnya tetap dan terjadi berulang-ulang, maupun perilaku yang sifatnya baru terjadi dan unik. Selain itu, prinsip ini juga menetapkan bahwa kepribadian harus mewakili berfungsinya individu di sepanjang hidupnya. Pada prinsip ini pemahaman terhadap peristiwa yang bersifat individu di dalam kehidupan seseorang hanya dapat dicapai melalui hubungannya dengan masa lalu, masa kini dan antisipasi masa depan dari individu tersebut.[22]
Teori kepribadian Murray merupakan teori utama yang digunakan pada awal pengembangan dan pemakaian tes apersepsi tematik. Konsep-konsep dari teori kepribadian Murray lebih mengutamakan pada perolehan pengetahuan tentang cara individu berinteraksi dengan lingkungan. Kajiannya terbagi menjadi dua. Pertama ialah mengenai cara lingkungan luar dalam mempengaruhi individu. Sementara yang kedua ialah mengenai cara individu mempengaruhi pemikiran individu lainnya terhadap dunia melalui keberagaman kebutuhan, sikap dan nilai individual.[23]
Teori kebutuhan manusia
Murray membagi kebutuhan manusia menjadi dua jenis, yaitu kebutuhan pendekatan dan kebutuhan pemisahan. Kebutuhan pendekatan merupakan kebutuhan manusia yang membuat manusia mendekati suatu objek. Sedangkan kebutuhan pemisahan merupakan kebutuhan yang membuat manusia memisahkan diri dari suatu objek.[24] Di dalam teori personologi yang dikemukakan oleh Murray terdapat dua puluh jenis kebutuhan manusia.[25] Kedua puluh jenis kebutuhan ini ditetapkannya sebagai kebutuhan yang memunculkan tindakan atau perilaku dari manusia.[26] Kedua puluh macam kebutuhan tersebut yaitu:[27]
- Kebutuhan sikap merendah
- Kebutuhan berprestasi
- Kebutuhan afiliasi
- Kebutuhan agresi
- Kebutuhan otonomi
- Kebutuhan penghindaran kegagalan
- Kebutuhan membela diri
- Kebutuhan bersikap hormat
- Kebutuhan dominasi
- Kebutuhan ekshibisi
- Kebutuhan menghindari kerusakan
- Kebutuhan menghindari hal yang memalukan
- Kebutuhan menolong
- Kebutuhan ketertiban
- Kebutuhan permainan
- Kebutuhan penolakan
- Kebutuhan merasakan
- Kebutuhan seksual
- Kebutuhan pertolongan
- Kebutuhan pemahaman
Tes apersepsi tematik
Tes apersepsi tematik dikembangkan oleh Henry Alexander Murray bersama dengan Christiana Morgan.[28] Gagasan awal dari pembuatan tes ini adalah keyakinan bahwa perasaan dan kebutuhan manusia akan diproyeksikan dalam materi yang bersifat ambigu atau tidak terstruktur.[29] Tes apersepsi tematik mulai dikembangkan pada tahun 1935 dengan memanfaatkan metode psikodrama.[30] Lokasi pengembangannya di Klinik Psikologi Harvard.[31] Tes apersepsi tematik merupakan salah satu jenis teknik proyeksi dengan tipe konstruksi.[32] Tipe konstruksi merupakan salah satu jenis tes proyektif yang perhatian utamanya terletak pada respon yang muncul.[33] Responden pada tes ini diberikan sejumlah gambar untuk diamatinya. Tiap gambar memiliki beragam situasi sosial yang bersifat ambigu. Setiap responden kemudian diminta untuk menceritakan sebuah kisah pada masing-masing gambar. Kisah tersebut harus berdasarkan kepada pengamatan terhadap para tokoh yang terdapat di tiap gambar tersebut.[34] Kisah yang terdapat di tiap gambar bertema peristiwa kehidupan sehari-hari.[35]
Murray dan Morgan memperoleh inspirasi untuk menyusun tes apersepsi tematik dari para psikolog dan psikiater lainnya. Ada tiga peneliti yang lebih awal mengadakan penelitian mengenai respon-respon yang bermakna dari subjek ketika diberikan gambar. Peneliti pertama bernama Britain. Pada tahun 1907, ia mempublikasikan penelitiannya mengenai respon-respon bermakna dengan menunjukkan beberapa gambar. Penelitiannya ini dilakukan pada anak laki-laki dan anak perempuan yang memiliki rentang usia antara 13–20 tahun. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada perbedaan cerita yang dibuat anak laki- laki dengan anak perempuan. Kemudian, pada tahun 1908, seorang penelitian bernama Libby menggunakan prosedur penelitian yang sama dengan Britain pada subjek anak-anak yang berusia 10–14 tahun. Kesimpulan yang diperolehnya adalah anak-anak yang lebih muda menghasilkan cerita yang lebih objektif, sedangkan anak-anak yang lebih tua menghasilkan cerita yang lebih subjektif. Penelitian selanjutnya diadakan pada tahun 1932 oleh Schwartz. Ia mengembangkan tes situasi sosial yang dapat mengetahui lebih banyak karakter dari anak sehingga dapat menghasilkan laporan tentang karaktet tersebut.[36]
Tujuan awal pengembangan tes apersepsi tematik yaitu sebagai sarana untuk mengukur kekuatan dari berbagai kebutuhan yang dapat diekspresikan oleh tokoh utama di dalam cerita. Murray menyusun sebuah daftar kebutuhan yang meliputi 28 kebutuhan. Ia membuatnya sebagai cara mempermudah penentuan jenis kebutuhan yang memungkinkan untuk diekspresikan dalam kehidupan seseorang melalui cerita responden.[37] Pada awal pengembangannya, tes apersepsi tematik menggunakan perlengkapan yaitu 30 kartu bergambar dan 1 kartu kosong. Pada tahun 1938, Murray mengulangi penelitian terhadap tes apersepsi tematik yang pertama. Hasilnya, perlengkapan yang digunakan pada tes ini dikurangi menjadi 20 lembar kartu. Sebanyak 19 kartu memiliki gambar, sedangkan 1 kartu tidak bergambar. Kesembilan belas kartu bergambar memiliki gambar dengan paduan warna hitam dan putih.[37] Pengembangan dan pembuatan perangkat tes ini selesai dilakukan pada tahun 1938.[34]
Tes apersepsi tematik menerapkan sistem penskoran dengan hasil penafsiran yang bersifat kualitatif-subjektif.[35] Kepribadian seseorang akan terproyeksi melalui pendapatnya terhadap kisah yang terdapat di dalam gambar dalam bentuk cerita.[2] Tes apersepsi tematik dapat dilakukan secara individual maupun klasikal. Hasil dari tes ini ialah perolehan informasi mengenai dunia batin yang meliputi motif, kesadaran dan ketidaksadaran dari individu.[38] Murray mengemukakan bahwa terdapat tujuh aspek kepribadian yang dapat diketahui melalui tes apersepsi tematik, yaitu mental, imajinasi, dinamika keluarga, adaptasi diri sendiri, emosi, penyesuaian seksual, dan perilaku.[39] Tes apersepsi tematik ini banyak digunakan sebagai alat tes terhadap hipotesis dengan kebutuhan standar untuk diagnosis klinis.[5] Salah satu penerapan dari tes apersepsi tematik yaitu metode pengukuran tingkat kebutuhan berprestasi bagi manusia yang dikembangkan oleh David McClelland.[29]
Spiritualitas teosentrik
Murray merupakan salah satu tokoh pemikir yang mengemukakan tentang spiritualitas dengan kecenderungan teosentrisme. Spiritualitas dianggapnya sebagai suatu makna yang paling mendalam bagi agama. Murray meyakini bahwa spiritualitas bagi agama merupakan suatu inspirasi yang menjadi kualitas bagi afiliasi agama. Insiprasi ini memiliki makna dan tujuan yang sifatnya dihormati dan dikagumi oleh afiliasi agama.[40] Murray juga meyakini bahwa rasa penghormatan dan kekaguman terhadap spiritualitas sebagai suatu insipirasi juga dimiliki oleh mereka yang tidak mempercayai Tuhan. Dalam konsep ini, ia meyakini bahwa spiritualitas selalu selaras dengan alam dalam pengungkapan mengenai ssesuatu yang sifatnya tak terbatas.[41]
Karya tulis ilmiah
Exploration in Personality
Exploration in Personality (Eksplorasi dalam Kepribadian) merupakan karya tulis yang dibuat oleh Henry Murray bersama dengan para staf Klinik Psikologi Harvard. Isi dari Exploration in Personality menjelaskan tentang berbagai gagasan kreatif dan inovasi yang muncul di dalam klinik pada pertengan peridoe 1930-an. Penulisan Exploration in Personality diawali dengan pengembangan Tes Apersepsi Tematik yang dirintis oleh Christiana Morgan. Ide pengembangan tes ini berasal dari salah satu mahasiswa pascasarjana yang bernama Cecilia Roberts yang bekerja bersama Morgan. Roberts sebelumnya mengambil cuti untuk menemani putranya yang sedang sakit. Setelah kembali bekerja, Morgan meminta kepada Robert untuk menceritakan sebuah kisah berdasarkan gambar di majalah. Tujuannya hanya untuk menghilangkan rasa bosan. Tiap diberikan gambar baru, Roberts menghasilkan daya khayal yang banyak dan mampu melakukannya terus-menerus. Tes Apersepsi Tematik kemudian dikembangkan oleh Morgan karena hal tersebut dengan menggunakan seni murni dan salinan gambar dan foto dari majalah dan literatur populer.[42] Exploration in Personality diterbitkan pada tahun 1938.[14]
Pengembangan pemikiran
Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards
Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards dirancang berdasarkan kepada teori manifestasi kebutuhan yang dikembangkan oleh Murray dan koleganya.[25] Fungsi dari Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards pada dasarnya adalah untuk mengukur beragam jenis kebutuhan yang menjadi inti dari teori kepribadian yang dikemukakan oleh Murray. Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards menjadi tes inventori kepribadian untuk kebutuhan-kebutuhan dasar bagi manusia.[43]
Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards dibuat pada tahun 1953 oleh Allen Louis Edwards. Terdapat 15 jenis kebutuhan dan motivasi umum yang mampu diukur menggunakan Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards pada tingkat kebutuhan individu.[44] Kelima belas dimensi ini didasarkan kepada teori kepribadian yang dikemukakan oleh Henry Murray.[45] Sedangkan aspek kebutuhan di dalam Jadwal Preferensi Kepribadian Edwards didasarkan kepada dua teori, yaitu teori kepribadian yang dikemukakan oleh Gordon Willard Allport, dan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Henry Alexander Murray.[44]
Formulir Penelitian Kepribadian
Formulir Penelitian Kepribadian adalah sebuah ukuran kepribadian normal yang dikembangkan oleh Douglas Northrop Jackson dan diterbitkan oleh Sigma Assessment Systems. Edisi pertama dari Formulir Penelitian Kepribadian diterbitkan pada tahun 1967. Edisi keduanya diterbitkan sebagai edisi revisi pada tahun 1974 Begitu pula untuk edisi ketiganya yang diterbitkan pada tahun 1984. Formulir Penelitian Kepribadian memiliki beberapa bentuk yang dikategorikan menjadi formulir A, B, AA, BB, G, dan E. Masing-masing bentuk ini dapat menilai hingga 20 dimensi kepribadian dengan menggunakan dua skala validitas.[46]
Formulir Penelitian Kepribadian menggunakan daftar kebutuhan yang dibuat Henry Alexander Murray yang telah diberi hipotesis berdasarkan kepribadian Lima Besar.[47] Meskipun teori kebutuhan Murray digunakan pada dimensi kepribadian dalam Formulir Penelitian Kepribadian, Jackson dan Sigma Assessment Systems mengemukakan dimensi tersebut sebagai kualitas atau sifat pribadi. Masing-masing skala pada tiap bentuk formulir berisi antara 16 dan 20 item pernyataan yang benar dan salah. Formulir E merupakan bentuk formulir yang paling umum digunakan pada Formulir Penelitian Kepribadian. Di dalamnya skalanya terdapat 16 item untuk 20 area kontendengan skala validitas untuk infrekuensi dan keinginan.[46]
Inventarisasi Kepribadian dan Preferensi
Inventarisasi Kepribadian dan Preferensi merupakan sebuah alat tes yang dibuat pada awal tahun 1960-an oleh Max Martin Kostick. Ia adalah seorang guru besar di bidang psikologi industri yang berasal dari Massachusetts, Amerika Serikat. Inventarisasi Kepribadian dan Preferensi merupakan alat tes yang bertujuan untuk mendesain suatu instrumen penelitian yang memiliki dasar teori yang kuat tetapi bersifat sederhana, lengkap dan dapat melalui proses administrasi. Hasil instrumen penelitian yang didesain juga ditujukan untuk dapat digunakan pada penelitian non-psikologi tanpa penafsiran dan istilah-istilah klinis. Cakupan aspek kepribadian yang dites juga harus bersifat lengkap dalam hal relevansi dengan tempat kerja sehingga dapat dijadikan sebagai alat tes pada kegiatan diskusi dan konseling.[48]
Teori kebutuhan dan tekanan yang dikemukakan oleh Murray menjadi dasar pemikiran untuk desain dan formulasi pada tes Inventarisasi Kepribadian dan Preferensi. Penerapan teori tersebut utamanya pada bagian asesmen yang mengukur tingkat kebutuhan dan persepsi. Landasan teori yang digunakan dalam tes Inventarisasi Kepribadian dan Preferensi adalah dimensi temperamen oleh Louis leon Thurstone yang digabungkan dengan hasil pemikiran dari Allen Louis Edwards dan Schulz. Pemikiran dari ketiga tokoh ini berasal dari pemikiran Murray. Inventarisasi Kepribadian dan Preferensi menetapkan 20 aspek yang menjabarkan kebutuhan atau persepsi pada tiap jenis kepribadian. Tiap tingkatan kebutuhan atau persepsi ini memiliki arti spesifik tertentu.[49]
Tokoh yang mempengaruhi
Herman Noville
Murray mulai tertaik dengan karya Herman Noville setelah membaca novelnya yang berjudul Moby Dick. Novel ini diberikan oleh salah seorang temannya yang bekerja sebagai ahli bedah. Novel ini diberikan oleh temannya sebelum ia mulai melakukan perjalanan laut untuk belajar di Universitas Cambridge pada tahun 1924. Ia terpengaruh dengan karya Menville dan
Sigmund Freud
Murray pertama kali bertemu dengan Sgmund Freud di Wina pada tahun 1938.[15] Murray tidak sepenuhnya mendukung dogma psikonalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.[10] Ia memberikan penghargaan terhadap teori-teori Freud tetapi ia memberikan kritik interpretasi tentang kompleks Oidipus.[15]
Tokoh yang dipengaruhi
Walter Mischel
Walter Mischel merupakan salah satu pengajar di Departemen Hubungan Sosial di Universitas Harvard. Selama bekerja, ia banyak berdiskusi dengan para pengajar lainnya, utamanya dengan Henry Alexander Murray, David McClelland, dan Gordon Allport. Hasil diskusinya inilah yang kemudian membuatnya berminat terhadap teori kepribadian dan asesmen. Dari diskusi tersebut, Mischel kemudian mulai mengembangkan teori belajar kognitif sosial. Pengembangan ini dilakukannya selama periode perpindahan tempat kerjanya yang dimulai dari Universitas Stanford, Universitas New York hingga akhirnya menetap untuk bekerja sebagai peneliti di Fakultas Psikologi, Universitas Columbia.[50]
Penghormatan
Arsip Penelitian Henry A. Murray
Arsip Penelitian Henry A. Murray merupakan sebuah arsip yang didirikan Radcliffe College pada tahun 1976. Biaya pembangunannya diperoleh dari hibah yang diberikan oleh Ford Foundation. Penamaan arsip ini merupakan bentuk penghormatan atas prinsip-prinsip dalam teori kepribadian yang dikemukakan oleh Henry A. Murray. Prinsip ini menyatakan bahwa Kehidupan individu dalam konteks sosial dan sejarah dapat dipahami secara lebih baik melalui studi multidisiplin menggunakan beragam metode penelitian dan mempertimbangkan seluruh perjalanan hidup. Selama tiga puluh tahun pertama, Arsip Penelitian Henry A. Murray menjadi tempat pengumpulan data yang memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan baru tentang studi ilmu sosial yang penting bagi kehidupan perempuan. Sejak tahun 2005, Arsip Penelitian Henry A. Murray bergabung dengan Institut Ilmu Sosial Kuantitatif di Fakultas Seni dan Sains, Universitas Harvard.[51]
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b c The Editors of Encyclopaedia Britannica. "Henry Murray". britannica.com. Diakses tanggal 4 Februari 2021.
- ^ a b c Yusnidar dan Suriati, I. (2020). Sari, Harmita, ed. Psikologi Kebidanan (PDF). Palopo: Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Palopo. hlm. 9. ISBN 978-623-93776-3-2.
- ^ Nasution, H. S., dan Abdillah (2019). Hidayat, Rahmat, ed. Bimbingan Konseling: Konsep, Teori dan Aplikasinya (PDF). Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia. hlm. 40. ISBN 978-623-90653-5-5.
- ^ Sari dan Swastiningsih 2020, hlm. 12.
- ^ a b Feist dan Feist 2013, hlm. 28.
- ^ Runyan 1994, hlm. 701.
- ^ Septiarti, S. W., dkk. (2017). Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (PDF). Yogyakarta: UNY Press. hlm. 153. ISBN 978-602-6338-47-1.
- ^ National Gallery of Art. "Murray, Fannie Morris Babcock, Mrs". nga.gov. Diakses tanggal 9 Februari 2022.
- ^ a b c d Pickren dan Rutherford 2010, hlm. 167.
- ^ a b c d e f g h i Kelland 2022, hlm. 8.4.1.
- ^ a b c d e Runyan 1994, hlm. 702.
- ^ a b Getz, Marshall J. (2014). "Henry A. Murray". harvardmagazine.com (dalam bahasa Inggris). Harvard Magazine. Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ Kelland 2022, hlm. 8.1.1.
- ^ a b c d Departemen Psikologi, Universitas Harvard. "Henry Murray". psychology.fas.harvard.edu (dalam bahasa Inggris). Cambridge: Departemen Psikologi, Universitas Harvard. Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ a b c d e Umansky, Olga (2018). "Henry A. Murray and Sigmund Freud" (PDF). Hanns Sachs Library and Archives Newsletter. 18 (3): 5.
- ^ Pattullo, E. L. "About". psychology.fas.harvard.edu. Cambridge: Departemen Psikologi, Universitas Harvard. Diakses tanggal 5 Februari 2022.
- ^ Febrini, Deni (2020). Samsudin, ed. Bimbingan dan Konseling (PDF). Bengkulu: CV Brimedia Global. hlm. 103. ISBN 978-623-94662-8-2.
- ^ Mulyono dan Wekke, I. S. (2018). Strategi Pembelajaran di Abad Digital (PDF). Yogyakarta: Penerbit Gawe Buku. hlm. 101. ISBN 978-602-51306-1-8.
- ^ a b Rosyidi 2015, hlm. 140.
- ^ Rosyidi 2015, hlm. 140-141.
- ^ Rosyidi 2015, hlm. 141.
- ^ Rosyidi 2015, hlm. 141-142.
- ^ Nastiti 2018, hlm. 5-6.
- ^ Rusydi 2015, hlm. 129.
- ^ a b Sari dan Swastiningsih 2020, hlm. 11.
- ^ Warsah, I., dan Daheri, M. (2021). Masduki, Yusron, ed. Psikologi: Suatu Pengantar (Edisi Revisi) (PDF). Bantul: Tunas Gemilang Press. hlm. 129. ISBN 978-623-7292-51-7.
- ^ Saleh, Adnan Achiruddin (2018). Pengantar Psikologi (PDF). Makassar: Penerbit Aksara Timur. hlm. 129–130. ISBN 978-602-5802-10-2.
- ^ Schultz, D. P., dan Schultz, S. E. (2017). Theories of Personality (PDF) (edisi ke-11). Boston: Cengage Learning. hlm. 18. ISBN 978-1-305-65295-8.
- ^ a b Hustinawaty, dkk. (2016). Pengembangan Karakter Unggulan dan Komunikasi Efektif Sebagai Sistem Analis (PDF). Depok: Penerbit Gunadarma. hlm. 1–13. ISBN 978-602-9438-56-7.
- ^ Riskasari, Insyani, dan Aquarisnawati 2016, hlm. 9.
- ^ Kurniawan, A. W., dkk. (2021). Mu'arifin, ed. Psikologi Olahraga (PDF). Tulungagung: Akademia Pustaka. hlm. 195. ISBN 978-623-6364-26-0.
- ^ Riskasari, Insyani, dan Aquarisnawati 2016, hlm. 144.
- ^ Riskasari, Insyani, dan Aquarisnawati 2016, hlm. 143.
- ^ a b Supratiknya 2014, hlm. 82.
- ^ a b Supratiknya 2014, hlm. 89.
- ^ Nastiti 2018, hlm. 2-3.
- ^ a b Nastiti 2018, hlm. 2.
- ^ Nur’aeni (2012). Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat (PDF). Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Purwokerto Press dan Pustaka Pelajar. hlm. 32.
- ^ Nastiti 2018, hlm. 7-8.
- ^ Rusydi 2015, hlm. 46.
- ^ Rusydi 2015, hlm. 39.
- ^ Pickren dan Rutherford 2010, hlm. 166-167.
- ^ Supratiknya 2014, hlm. 88.
- ^ a b Nastiti 2018, hlm. 63.
- ^ Aamodt, Michael G. (2010). Industrial/Organizational Psychology: An Apllied Approach (PDF) (edisi ke-6). Belmont: Wadsworth. hlm. 186. ISBN 978-0-495-60106-7.
- ^ a b Tubré T., Miotke A., dan Sawdy M. (9 Juni 2017). "Personality Research Form (PRF)". link.springer.com (dalam bahasa Inggris). doi:10.1007/978-3-319-28099-8_926-1. Diakses tanggal 9 Februari 2022.
- ^ Hough. L. M., dan Ones, D. S. (20o1). Anderson, N., dkk., ed. Handbook of Industrial, Work & Organizational Psychology - Volume 1: Personnel Psychology (PDF). London: SAGE Publications Ltd. hlm. 6. ISBN 978-1-848-608-320.
- ^ Nastiti 2018, hlm. 76-77.
- ^ Nastiti 2018, hlm. 77.
- ^ Feist dan Feist 2013, hlm. 264.
- ^ "Henry A. Murray Research Archive at IQSS, Harvard University: About". murray.harvard.edu. Cambridge: Henry A. Murray Research Archive. Diakses tanggal 8 Februari 2022.
Daftar pustaka
- Feist, J., dan Feist, G. J. (2013). Teori Kepribadian: Buku 2 [Theories of Personality]. Diterjemahkan oleh Sjahputri, Smita Prathita (edisi ke-7). Jakarta: Salemba Humanika. ISBN 978-602-8555-20-3.
- Kelland, Mark D. (2022). Personality Theory in a Cultural Context (PDF). LibreTexts.
- Nastiti, Dwi (2018). Sartika, S. B., dan Multazam, M. T., ed. Thematic Apperception Test dan Children Apperception Test: Pengantar dan Manual Penggunaan. Sidoarjo: UMSIDA Press. ISBN 978-602-5914-22-5.
- Pickren, W. E., dan Rutherford, A. (2010). A History of Modern Psychology in Context (PDF). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-470-27609-9.
- Riskasari, W., Insyani, R., dan Aquarisnawati, P. (2016). Psikologi Klinis Kelautan: Kasus-kasus dalam Bidang Klinis (PDF). Surabaya: Hang Tuah University Press. ISBN 978-979-3153-92-6.
- Rosyidi, Hamim (2015). Psikologi Kepribadian: Paradigma Traits, Kognitif, Behavioristik dan Humanistik (PDF). Surabaya: Jaudar Press. ISBN 978-602-18042-2-3.
- Rusydi, Ahmad (2015). Kecemasan dan Psikoterapi Spiritual Islam: Dari Spiritual Disorder hingga Pesoalan Eksistensial Menuju Kesehatan Psiko-Spiritual (PDF). Yogyakarta: Istana Publishing. ISBN 978-602-7128-91-0.
- Sari, E. Y. D., dan Swastiningsih, N. (2020). Asyhari, Budi, ed. Mendeskripsikan Kepribadian Melalui Teknik Non-Proyektif (PDF). Yogyakarta: UAD Press. ISBN 978-602-0737-83-6.
- Supratiknya, Augustinus (2014). Pengukuran Psikologis (PDF). Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. ISBN 978-602-9187-75-5.