Lompat ke isi

Kota Kediri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Kediri
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Jawaꦏꦝꦶꦫꦶ
 • Pegonكاڎيري
Dari atas ke bawah, kiri ke kanan: Stasiun Kediri, Kantor Gudang Garam, Masjid Agung Kota Kediri, Klenteng Tjoe Hwie Kiong, dan Alun-Alun Kota Kediri
Lambang resmi Kota Kediri
Julukan: 
Kota Tahu
Motto: 
Djojo ing bojo
(Jawa) Mengalahkan marabahaya
Peta
Peta
Kota Kediri di Indonesia
Kota Kediri
Kota Kediri
Peta
Koordinat: 7°48′59.8″S 112°0′42.9″E / 7.816611°S 112.011917°E / -7.816611; 112.011917
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri27 Juli 879
Dasar hukumUU No. 12/1950
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 3
  • Kelurahan: 46
Pemerintahan
 • Wali KotaAbdullah Abu Bakar, S.E.
 • Wakil Wali Kota-
 • Sekretaris DaerahBagus Alit
 • Ketua DPRDAgus Sunoto Imam
Luas
 • Total67,20 km2 (25,95 sq mi)
Peringkat69
Populasi
 • Total287.962
 • Peringkat39
 • Kepadatan4.611/km2 (11,940/sq mi)
 • Peringkat kepadatan31
Demografi
 • AgamaIslam 91,59%
Kristen 7,93%
- Protestan 5,71%
- Katolik 2,22%
Buddha 0,40%
Hindu 0,07%
Konghucu 0,01%[2]
 • Bahasa Bahasa Indonesia (resmi), Jawa Mataraman
 • IPMKenaikan 78,60 (2021)
Tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3571 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 354
Pelat kendaraanAG xxxx A**/B*/C*
Kode Kemendagri35.71 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 646.643.608.000,- (2020)
Flora resmiAnggur kuning
Fauna resmiBurung Emprit
Situs webwww.kedirikota.go.id


Kediri (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏꦝꦶꦫꦶ Pegon: كاڎيري, translit. Kadhiri) adalah sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 130 km sebelah Barat Daya Kota Surabaya dan merupakan kota terbesar ketiga di provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Kota Malang menurut jumlah penduduk. Kota Kediri merupakan kota tertua yang ada di Jawa Timur. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh wilayahnya merupakan enklave dari Kabupaten Kediri. Kota Kediri terbelah oleh Sungai Brantas yang membujur dari Selatan ke Utara sepanjang 7 kilometer. Penduduk kota ini berjumlah 287.962 jiwa, berdasarkan data Badan Pusat Statistik untuk Kota Kediri tahun 2022.[1][4]

Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia.[5] Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Pada tahun 2010, Kediri dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia yaitu Most Recommended City for Investment[6] berdasarkan survei oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit bisnis riset grup SWA.

Sejarah

Artefak arkeologi yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa daerah sekitar Kediri menjadi lokasi kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu pada abad ke-11.[7]

Menurut Serat Calon Arang, awal mula Kediri sebagai permukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura. Dahanapura ("Kota Api") selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua: Panjalu di barat dan Janggala di timur. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Panjalu oleh penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri, dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri sampai Kabupaten Madiun sekarang.

Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat, ibukota Daha diserang dan kota ini menjadi kedudukan raja vazal, yang terus berlanjut hingga Majapahit, Demak, dan Mataram Islam.

Pasukan VOC menyerbu Kediri - ketika itu dijadikan ibukota oleh Trunajaya - pada tahun 1678 dalam Perang Trunajaya.

Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang memihak VOC dan menginginkan bebasnya Madura dari Kasunanan Kartasura. Karena Cakraningrat IV keinginannya ditolak oleh VOC, ia memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan VOC, dibantu Pakubuwana II, sunan Kartasura. Sebagai pembayaran, Kediri menjadi bagian yang dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia.

Perkembangan Kota Kediri menjadi swapraja dimulai ketika diresmikannya Gemeente Kediri pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan Staasblad (Lembaran Negara) no. 148 tertanggal 1 Maret 1906.[8] Gemeente ini menjadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintahan otonom terbatas dan mempunyai Gemeente Raad ("Dewan Kota"/DPRD) sebanyak 13 orang, yang terdiri dari delapan orang golongan Eropa dan yang disamakan (Europeanen), empat orang Pribumi (Inlanders) dan satu orang Bangsa Timur Asing. Sebagai tambahan, berdasarkan Staasblad No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditetapkan anggaran keuangan sebesar f. 15.240 dalam satu tahun. Baru sejak tanggal 1 November 1928 berdasarkan Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928, Kota Kediri menjadi "Zelfstanding Gemeenteschap" ("kota swapraja" dengan menjadi otonomi penuh).

Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 menjadi salah satu titik rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman. Kediri juga mencatat sejarah yang kelam juga ketika era Pemberontakan G30S PKI karena banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.

Geografi

Luas wilayah Kota Kediri adalah 63,40 km² atau (6.340 ha) dan merupakan kota sedang di Provinsi Jawa Timur. Terletak di daerah yang dilalui Sungai Brantas dan di antara sebuah lembah di kaki gunung berapi, Gunung Wilis dengan tinggi 2552 meter. Kota ini berjarak ±130 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur terletak antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT.[9] Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 meter di atas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%.

Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh Sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kediri dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).

Batas Wilayah

Seluruh wilayah kota Kediri berbatasan dengan Kabupaten Kediri, dengan batas wilayah sebagai berikut:[1]

Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, wilayah Kota Kediri beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di kota ini berlangsung sejak awal bulan Mei hingga awal bulan November dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim hujan di wilayah Kediri berlangsung pada pertengahan November hingga akhir April dengan bulan terbasah adalah Januari dengan curah hujan bulanan lebih dari 325 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kota Kediri berkisar antara 1.500–2.00 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar pada 80–130 hari hujan per tahun. Suhu udara di kota ini bervariasi antara 19°-32 °C dengan tingkat kelembapan relatif berkisar antara 67%–84%.

Data iklim Kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.5
(85.1)
29.6
(85.3)
29.9
(85.8)
30.5
(86.9)
30.7
(87.3)
30.8
(87.4)
30.7
(87.3)
31.4
(88.5)
32.2
(90)
32.3
(90.1)
31.4
(88.5)
30.2
(86.4)
30.77
(87.38)
Rata-rata harian °C (°F) 25.5
(77.9)
25.6
(78.1)
25.7
(78.3)
26
(79)
25.9
(78.6)
25.5
(77.9)
25
(77)
25.4
(77.7)
26.2
(79.2)
26.6
(79.9)
26.4
(79.5)
25.8
(78.4)
25.8
(78.46)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.5
(70.7)
21.6
(70.9)
21.6
(70.9)
21.6
(70.9)
21.1
(70)
20.2
(68.4)
19.4
(66.9)
19.5
(67.1)
20.2
(68.4)
21
(70)
21.4
(70.5)
21.5
(70.7)
20.88
(69.62)
Presipitasi mm (inci) 328.3
(12.925)
322.5
(12.697)
321
(12.64)
198.7
(7.823)
127.6
(5.024)
38.4
(1.512)
27.2
(1.071)
16.9
(0.665)
28.8
(1.134)
74.1
(2.917)
137.1
(5.398)
262.3
(10.327)
1.882,9
(74,133)
Rata-rata hari hujan 17.8 17.4 15.8 10.6 7.3 5.9 2.5 1.6 2 3.4 6.7 14.5 105.5
% kelembapan 83.2 84.1 83.6 79.8 79.2 75.8 72.2 69.8 67.6 68.7 73.4 79.2 76.38
Kemungkinan sinar matahari (persen) 55.6 54.8 59.9 71.5 74.9 78.7 86.1 86.4 83.3 79.2 69.3 59.3 71.58
Sumber #1: Climate-Data.org [10]
Sumber #2: Weatherbase [11]

Pemerintahan

Daftar Wail Kota

Berikut ini adalah Daftar Wali Kota Kediri dari masa ke masa.

No. Wali Kota Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1   Mr.
L.K. Wennekendonk
1929 1936 1  
2 J.G. Ruesink 1936 1940 2  
3 M. Scheltema 1940 1941 3  
4 Dr.
J.R. Lette
1941 1942 4  
5 R. Soeprapto 1945 1950 5
6 R. Dwidjo Soemarto 1950 1960 6  
7
7 R. Soedjono 1960 1966 8  
8 Hartojo 1966 1968 9
9 Anwar Zainudin 1968 1973 10  
10 Drs.
Soedarmanto
1973 1978 11
11 Drs.
Setijono
1978 1989 11
12
12 Drs.
Wijoto
1989 1999 13
14
13 Drs. H.
Achmad Maschut
1999 2009 15  
16
14 Dr.
Samsul Ashar
Sp.PD
2 April 2009 2 April 2014 17 Abdullah Abu Bakar [12]
15 Abdullah Abu Bakar
S.E
2 April 2014 2 April 2019 18 Lilik Nining Muhibbah
(2014–20)
[13]
29 April 2019 3 November 2023 19 [14]

Pengganti sementara

Wali Kota Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Wali Kota Definitif Ket.
Dr. Ir.
Jumadi
M.MT.
(Pejabat Sementara)
15 Februari 2018 23 Juni 2018 18 Abdullah Abu Bakar
Budwi Sunu
(Pelaksana Harian)
2 April 2019 29 April 2019 Transisi
Dr. Ir. Zanariah, M.Si.
(Penjabat)
3 November 2023 Petahana 19 [15]


Secara administrasi pemerintahan Kota Kediri dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat Kediri dalam pemilihan wali kota Kediri setiap lima tahun sekali. Wali kota Kediri membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara langsung pertama di kota Kediri pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008, setelah sebelumnya wali kota dan wakilnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri saat ini adalah Abdullah Abu Bakar dan Lilik Muhibbah yang berasal dari Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia.

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Kediri dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004-2009[16] 2009-2014[17] 2014-2019[18] 2019-2024[19] 2024-2029[20]
PKB 9 Penurunan 4 Steady 4 Penurunan 3 Steady 3
Gerindra (baru) 1 Kenaikan 3 Kenaikan 4 Steady 4
PDI-P 8 Penurunan 5 Penurunan 4 Kenaikan 5 Penurunan 3
Golkar 4 Penurunan 3 Steady 3 Penurunan 2 Kenaikan 5
NasDem (baru) 1 Kenaikan 3 Kenaikan 4
PKS 1 Steady 1 Kenaikan 3 Penurunan 2 Steady 2
PPP 1 Steady 1 Kenaikan 2 Penurunan 1 Penurunan 0
PAN 3 Kenaikan 4 Kenaikan 6 Penurunan 5 Steady 5
Hanura (baru) 2 Steady 2 Steady 2 Steady 2
Demokrat (baru) 3 Steady 3 Penurunan 2 Kenaikan 3 Penurunan 2
PBB 0 Kenaikan 1 Penurunan 0 Steady 0 Steady 0
PDS (baru) 1 Steady 1
PKPB (baru) 0 Kenaikan 1
PKNU (baru) 3
Jumlah Anggota 30 Steady 30 Steady 30 Steady 30 Steady 30
Jumlah Partai 8 Kenaikan 13 Penurunan 10 Steady 10 Penurunan 9


Kecamatan

Kota Kediri terdiri dari 3 kecamatan dan 46 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 287.528 jiwa dengan luas wilayah 63,40 km² dan sebaran penduduk 4.535 jiwa/km².[21][22]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Kediri adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
35.71.02 Kota 17
35.71.01 Mojoroto 14
35.71.03 Pesantren 15
TOTAL 46

Demografi

Suku bangsa

Menurut catatan Badan Pusat Statistik Kota Kediri tahun 2022, jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2021 sebanyak 287.962 jiwa.[1] Kepadatan penduduk Kota Kediri adalah sebesar 4.611 jiwa/km². Menjadi situs sebuah ibukota kuno bagi kerajaan Jawa, kota ini merupakan salah satu pusat kebudayaan utama bagi suku Jawa dan di kota ini juga berisi beberapa reruntuhan kuno dan candi era Kerajaan Kediri dan Kerajaan Majapahit. Mayoritas penduduk Kota Kediri adalah suku Jawa, dan beberapa suku lain dari berbagai daerah di Indonesia seperti Tionghoa, Batak, Minahasa, Ambon, Madura, Sunda, Arab, dan berbagai perantau di luar suku Jawa lainnya yang tinggal dan menetap di kota ini.

Agama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, penduduk Kota Kediri mayoritas beragama Islam yakni sebanyak 91,59%. Kemudian diikuti dengan agama Kristen sebanyak 7,93% (Protestan 5,71%, dan Katolik 2,22%), sebagian lagi menganut agama Buddha sebanyak 0,40%, Hindu sebanyak 0,07% dan Konghucu sebanyak 0,01%.[2] Banyaknya tempat ibadah di Kota kediri, terdiri dari 259 masjid, 76 gereja Protestan, 3 gereja Katolik, 3 vihara dan 1 pura.[1] Bangunan Gereja GPIB Kediri merupakan peninggalan masa kolonial Belanda dan Klenteng Tjio Hwie Kiong, sudah berusia ratusan tahun. Toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kediri terjalin dengan baik.

Bahasa

Bahasa Indonesia menjadi bahasa formal di masyarakat Kota Kediri, sedangkan Bahasa Jawa menjadi yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan keluarga, tetangga, teman, atau orang-orang sesama penutur bahasa Jawa lainnya. Berbeda dengan bahasa Jawa Dialek Surabaya dan Dialek Malang yang memiliki dialek dan gaya bahasa Jawa yang blak-blakan dan egaliter, bahasa Jawa mayoritas masyarakat Kediri dan wilayah Mataraman Jawa Timur lainnya cenderung halus dari segi pemakaian kata dan penuturan.

Ekonomi

Dealer Chevrolet dan Pontiac di Kediri pada tahun 1929

Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek, yaitu pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga. Pusat perbelanjaan dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern sudah beroperasi di kota ini.

Industri rokok Gudang Garam yang berada di kota ini, menjadi penopang mayoritas perekonomian warga Kediri, yang sekaligus merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Sekitar 16.000 warga kediri raya menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini[butuh rujukan]. Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukai yang relatif besar kepada pemerintah kota maupun kabupaten karena letak nya berada tepat di perbatasan antara Kota Kediri dengan Kabupaten Kediri.

Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata, seperti Gunung Klotok, Sumber Air Jiput, Sumber Air Banteng, Kolam Renang Pagora, Water Park Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng, Kediri Eco Park, Taman Sekartaji, Taman Brantas, Taman Hutan Joyoboyo, Taman Kresek dan Taman Ngronggo. Di area sepanjang Jalan Dhoho menjadi pusat pertokoan terpadat di Kediri. Beberapa sudut kota juga terdapat minimarket, cafe, resort, hiburan malam dan banyak tempat lain yang menjadi penopang ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi.[butuh rujukan] Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota ini. Beberapa perguruan tinggi swasta, pondok pesantren, dan lain sebagainya juga memberi dampak ke sektor perekonomian kota ini. Pondok pesantren besar yang ada di Kota Kediri di antaranya adalah Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Wali Barokah.

Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan, Mall dan Pasar di area Kota Kediri yang menunjang perputaran ekonomi Kediri diantaranya Doho Plaza, Kediri Town Square,[23] Kediri Mall,[24] Ramayana,[25] dan lainnya.

Pendidikan

Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta, ada tiga sekolah yang kemudian masuk kedalam segitiga emas pendidikan Kota Kediri (sekolah bergengsi) yaitu SMA Negeri 2 Kediri, SMA Negeri 1 Kediri dan SMA Negeri 7 Kediri. Kemudian diikuti oleh Sekolah Menengah Atas lainnya seperti SMA Negeri 3 Kediri, SMA Negeri 8 Kediri, SMA Negeri 6 Kediri. Dan Sekolah Menengah Atas swasta seperti SMA Katolik Santo Augustinus Kediri, SMA Kristen Petra Kediri. Juga berdiri beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, hingga Pondok Pesantren. Beberapa Pondok Pesantren yang ada di Kota Kediri yakni Pondok Pesantren Lirboyo,[26], Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo, Pondok Pesantren Wali Barokah[27] (LDII), Pondok Pesantren Darul Ma'rifat Gontor 3, dan lainnya.

Dalam tahap wacana, akan dibangun Universitas Brawijaya Kampus IV di lahan seluas 23 ha di Mrican, Kota Kediri.[28] Beberapa peerguruan tinggi atau sederajat yang ada di Kota Kediri yakni Universitas Brawijaya Kampus III,[29] Universitas Wahidiyah,[30] Poltekkes Kemenkes Malang (Prodi Kebidanan), Politeknik Negeri Kediri,[31] Institut Agama Islam Negeri Kediri (sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri)[32] (STAIN) menjadi IAIN Kediri),[33] Universitas Nusantara PGRI,[34] (UNP) Kediri, Universitas Kahuripan Kediri, [35] Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri (STRADA), dan lainnya.

Kesehatan

Beberapa Rumah Sakit yang ada di Kota Kediri, yakni:

  1. RSUD Gambiran
  2. RS Kilisuci (sebelumnya Gambiran Lama)
  3. RS Bhayangkara Kediri
  4. RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
  5. RS Baptis Kediri
  6. RS TK IV DKT Kediri
  7. RS Ratih Kota Kediri
  8. RSIA Nirmala
  9. RSIA Melinda
  10. RSU Daha Husada (sebelumnya RS Kusta Kediri)

Olahraga

Kediri adalah kandang bagi klub sepak bola Persik Kediri yang bermain di Liga Super Indonesia. Tercatat telah memenangkan Piala Liga Indonesia IX & XII pada tahun 2003 & 2006. Stadion Brawijaya menjadi tempat Persik Kediri bertanding.

Kuliner Khas

Kota Kediri mendapat julukan Kota Tahu sebagai ciri khas oleh-oleh kuliner paling terkenal berupa Tahu Kuning yang biasa diburu oleh wisatawan saat berkunjung atau melewati Kota Kediri.[36] Juga ada Nasi Pecel Tumpang sebagai makanan khas daerah ini.[37]

Foto

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Kota Kediri Dalam Angka 2022" (pdf). BPS. 25 Februari 2022. hlm. 10, 50, 170-171. Diakses tanggal 25 Maret 2022. 
  2. ^ a b "Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota Kediri 2017". www.kedirikota.bps.go.id. Diakses tanggal 28 Juli 2020. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 25 Maret 2022. 
  4. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 25 Maret 2022. 
  5. ^ Kediri, Encyclopædia Britannica
  6. ^ "Kota terbaik untuk berbisnis 2010". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-18. Diakses tanggal 2012-08-26. 
  7. ^ Kediri archeological discovery offers clues on ancient kingdom Diarsipkan 2007-03-28 di Wayback Machine., The Jakarta Post, 24 March 2007.
  8. ^ Sejarah Kota Kediri dari laman www.eastjava.com
  9. ^ Buku Potensi Pariwisata dan Produk Unggulan Jawa Timur, 2009
  10. ^ "Kediri, Jawa Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 19 Oktober 2020. 
  11. ^ "Kediri, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 19 Oktober 2020. 
  12. ^ http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/16473
  13. ^ "Pelantikan Walikota Kota Kediri Tahun 2014-2019". Pemerintah Kota Kediri. 2 April 2014. Diakses tanggal 2 April 2014. 
  14. ^ Baihaqi, Amir (29 April 2019). "Wali Kota Kediri dan Madiun Resmi Dilantik di Grahadi". detikNews. Diakses tanggal 29 April 2019. 
  15. ^ Firmansah, Anis (3 November 2023). "Dilantik Jadi Pj Wali Kota Kediri, Zanariah Resmi Gantikan Abdullah Abu Bakar". BeritaSatu.com. Diakses tanggal 2 Januari 2024. 
  16. ^ "PKS KOTA KEDIRI RAIH 2 KURSI DPRD KOTA KEDIRI". infojatim.blogspot.com. 2009-04-22. Diakses tanggal 2023-08-12. 
  17. ^ "Kota Kediri dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 25-10-2013. Diakses tanggal 12-08-2023. 
  18. ^ Wajah Baru Bakal Warnai Anggota DPRD Kota Kediri
  19. ^ "KPU Kota Kediri Gelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan Perolehan Kursi dan Caleg Terpilih". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-24. Diakses tanggal 2020-05-12. 
  20. ^ kediritangguh (2024-05-02). "Inilah 30 Nama Anggota DPRD Kota Kediri Terpilih, Ditetapkan KPU". kediritangguh.co. Diakses tanggal 2024-07-02. 
  21. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  23. ^ "Kediri Town Square". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-07. Diakses tanggal 2014-01-12. 
  24. ^ Kediri Mall
  25. ^ "Ramayana Dept.Store Dan Robinson Supermarket Hadir Di Kota Kediri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-11. Diakses tanggal 2012-08-26. 
  26. ^ Pondok Pesantren Lirboyo
  27. ^ Pondok Pesantren Wali Barokah
  28. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-03. Diakses tanggal 2021-05-10. 
  29. ^ "Universitas Brawijaya cabang Kediri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-16. Diakses tanggal 2014-01-12. 
  30. ^ "Universitas Wahidiyah" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14. 
  31. ^ Politeknik Negeri Kediri Diarsipkan 2019-08-12 di Wayback Machine./
  32. ^ "Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-06. Diakses tanggal 2021-05-10. 
  33. ^ IAIN Kediri/ sejak tahun 2018, diakses 13 Maret 2019
  34. ^ "Universitas Nusantara PGRI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-25. Diakses tanggal 2021-05-10. 
  35. ^ "Universitas Kahuripan Kediri". Universitas Kahuripan Kediri. 
  36. ^ Mengungkap Rahasia Dibalik Julukan Kota Tahu untuk Kediri
  37. ^ Saus dari Tempe Busuk nan Lezat

Pranala luar