Lompat ke isi

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Logo TNI-AU
Logo TNI-AU

Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang disingkat KASAU yang pada saat ini dijabat oleh Marsekal TNI Subandrio. Saat ini TNI-AU memiliki dua komando operasi yaitu Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) yang bermarkas di Halim Perdanakusumah, Jakarta dan Komando Operasi Angkatan Udara II (Koops AU II) yang bermarkas di Makassar.

Tugas TNI-AU

Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara bertugas:

  • melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan;
  • menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
  • melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara; serta
  • melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

Sejarah

TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.


Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.


Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Churen, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberap aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depo logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.

Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU memiliki pesawat dari Uni Sovyet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, pembom TUPOLEV TU-2, dan pemburu LAVOCKHIN LA-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.

TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi dibawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.

Daftar Pangkalan

Koopsau I

  1. Maimun Saleh (MUS), Sabang
  2. Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh
  3. Medan (MDN), Medan
  4. Padang (PDA), Padang
  5. Pekanbaru (PBR), Pekanbaru
  6. Tanjung Pinang (TPI), Tj. Pinang
  7. Palembang (PLG), Palembang
  8. Tanjung Pandan (TDN), Tj. Pandan
  9. Astra Kestra (ATK), Lampung
  10. Ranai (RNI), Natuna
  11. Supadio (SPO), Pontianak
  12. Singkawang II (SWII), Singkawang
  13. Sugiri Sukani (SKI), Jatiwangi
  14. Halim Perdanakusuma (HLP}, Jakarta
  15. S. Suryadarma (SDM), Kalijati
  16. Husein Sastranegara (HSN), Bandung
  17. Atang Sendjaja (ATS), Bogor
  18. Wiriadinata (TSM), Tasikmalaya
  19. Sulaiman (SLM), Bandung
  20. Penggung (PGG), Cirebon
  21. Wirasaba (WSA), Banyumas
  22. Gorda (GDA), Serang

Koopsau II

  1. Adisutjipto (ADI), Jogjakarta
  2. Adi Sumarmo (SMO), Solo
  3. Iswahjudi (IWJ), Madiun
  4. Abdulrachman Saleh (ABD), Malang
  5. Iskandar (IKR), Pangkalanbun
  6. Syamsuddin Noor (SAM), Banjarmasin
  7. Balikpapan (BPP), Balikpapan
  8. Ngurah Rai (RAI), Denpasar
  9. Rembiga (RBA), Mataram
  10. Hasanuddin (HND), Makassar
  11. Wolter Monginsidi (WMI), Kendari
  12. Surabaya (SBY), Surabaya
  13. Samratulangi (SRI), Manado
  14. El Tari (ELI), Kupang
  15. Pattimura (PTM), Ambon
  16. Morotai (MRT), Halmahera
  17. Manuhua (MNA), Biak
  18. Dumatubun (DMN), Langgur - Tual
  19. Jayapura (JAP), Jayapura
  20. Merauke (MRE), Merauke
  21. Timika (TMK), Timika
  22. Tarakan (TAK), Tarakan
  23. Palu (PAL), Palu

Inventori Pesawat Tempur

Sukhoi Su-30MK2 Flanker TNI-AU
Berkas:Blue Falcon.jpg
Genaral Dynamics F-16A Fighting Falcon TNI-AU
Pesawat Jumlah Operasional
Sukhoi Su27SK/Su30MK 7 7
Hawk Mk109/209 32 22
Hawk Mk53 16 8
F16A/B block 15 OCU 10 8
F5E/F 16 10
A4E/F Skyhawk 32 -

Lihat pula

Pranala luar