Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara
Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang disingkat KASAU yang pada saat ini dijabat oleh Marsekal TNI Subandrio. Saat ini TNI-AU memiliki dua komando operasi yaitu Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) yang bermarkas di Halim Perdanakusumah, Jakarta dan Komando Operasi Angkatan Udara II (Koops AU II) yang bermarkas di Makassar.
Tugas TNI-AU
Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara bertugas:
- melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan;
- menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
- melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara; serta
- melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.
Sejarah
TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Churen, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberap aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depo logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.
Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU memiliki pesawat dari Uni Sovyet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, pembom TUPOLEV TU-2, dan pemburu LAVOCKHIN LA-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.
TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi dibawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.
Daftar Pangkalan
Koopsau I
- Maimun Saleh (MUS), Sabang
- Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh
- Medan (MDN), Medan
- Padang (PDA), Padang
- Pekanbaru (PBR), Pekanbaru
- Tanjung Pinang (TPI), Tj. Pinang
- Palembang (PLG), Palembang
- Tanjung Pandan (TDN), Tj. Pandan
- Astra Kestra (ATK), Lampung
- Ranai (RNI), Natuna
- Supadio (SPO), Pontianak
- Singkawang II (SWII), Singkawang
- Sugiri Sukani (SKI), Jatiwangi
- Halim Perdanakusuma (HLP}, Jakarta
- S. Suryadarma (SDM), Kalijati
- Husein Sastranegara (HSN), Bandung
- Atang Sendjaja (ATS), Bogor
- Wiriadinata (TSM), Tasikmalaya
- Sulaiman (SLM), Bandung
- Penggung (PGG), Cirebon
- Wirasaba (WSA), Banyumas
- Gorda (GDA), Serang
Koopsau II
- Bandar Udara Adi Sutjipto (ADI), Jogjakarta
- Bandar Udara Adisumarmo (SMO), Solo
- Bandar Udara Iswahyudi (IWJ), Madiun
- Bandar Udara Abdul Rachman Saleh (ABD), Malang
- Bandar Udara Iskandar (IKR), Pangkalan Bun
- Bandar Udara Syamsuddin Noor (SAM), Banjarmasin
- Bandar Udara Sepinggan (BPP), Balikpapan
- Bandar Udara Ngurah Rai (RAI), Denpasar
- Bandar Udara Rembiga (RBA), Mataram
- Bandar Udara Hasanuddin (HND), Makassar
- Bandar Udara Wolter Monginsidi (WMI), Kendari
- Bandar Udara Juanda (SBY), Surabaya
- Bandar Udara Sam Ratulangi (SRI), Manado
- Bandar Udara El Tari (ELI), Kupang
- Bandar Udara Pattimura (PTM), Ambon
- Bandar Udara Morotai (MRT), Halmahera
- Bandar Udara Manuhua (MNA), Biak
- Bandar Udara Dumatubun (DMN), Langgur - Tual
- Bandar Udara Sentani (JAP), Jayapura
- Merauke (MRE), Merauke
- Timika (TMK), Timika
- Bandar Udara Juwata (TAK), Tarakan
- Palu (PAL), Palu
Inventori Pesawat Tempur
Pesawat | Jumlah | Operasional |
---|---|---|
Sukhoi Su27SK/Su30MK | 7 | 7 |
Hawk Mk109/209 | 32 | 22 |
Hawk Mk53 | 16 | 8 |
F16A/B block 15 OCU | 10 | 8 |
F5E/F | 16 | 10 |
A4E/F Skyhawk | 32 | - |
Lihat pula
- Kepala Staf TNI Angkatan Udara
- Tentara Nasional Indonesia
- TNI Angkatan Darat
- TNI Angkatan Laut
- Flight Paskhas TNI-AU
- Wanita TNI Angkatan Udara (Wara)
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi
- (Indonesia) Sejarah TNI-AU
- Gambar dan artikel mengenai TNI AU
- Artikel mengenai TNI AU
- Gambar pesawat klasik Indonesia
- Indonesia teeth
- Zaenal 1000 jam terbang