Hamzah Haz
Hamzah Haz | |
---|---|
Wakil Presiden Indonesia ke-9 | |
Masa jabatan 26 Juli 2001 – 20 Oktober 2004 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri |
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia ke-10 | |
Masa jabatan 28 Oktober 1999 – 26 November 1999 | |
Presiden | Abdurahman Wahid |
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bidang Ekonomi dan Keuangan | |
Masa jabatan 6 Oktober 1999 – 28 Oktober 1999 | |
Ketua DPR | Akbar Tanjung |
Menteri Negara Investasi ke-2 | |
Masa jabatan 23 Mei 1998 – 18 Mei 1999 | |
Presiden | B. J. Habibie |
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ke-4 | |
Masa jabatan 1998–2007 | |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Masa jabatan 28 Oktober 1971 – 28 Oktober 1999 | |
Pengganti Faisal Baasir | |
Daerah pemilihan | Kalimantan Barat (1971—87) Jawa Timur (1987—92) DKI Jakarta (1992—99) |
Informasi pribadi | |
Lahir | 15 Februari 1940 Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Persatuan Pembangunan |
Suami/istri | Asmaniah (almh.) Titin Kartini (almh.) |
Hubungan | Fuad Amin Imron (besan) |
Almamater | Universitas Indonesia Universitas Harvard Universitas Yale |
Profesi | Politisi |
Tanda tangan | |
Sunting kotak info • L • B |
Dr. H. Hamzah Haz (lahir 15 Februari 1940) adalah Wakil Presiden Republik Indonesia kesembilan yang menjabat sejak tahun 2001 bersamaan dengan naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden Republik Indonesia. Dalam kepartaian, Hamzah Haz menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1998–2007.
Kehidupan awal
Pada 1961 setelah lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak, ia menjadi Wartawan surat kabar Bebas, Hamzah pernah kuliah di Yogyakarta sampai lulus pada 1965 dan melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak. Selama menuntut ilmu di Pontianak, ia juga merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak..
Karier
Pada tahun 1971 Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, setelah itu dia menjadi wakil rakyat bagi NU pada tahun itu juga. Pasca terjadinya fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP serta menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.
Pada 1998, Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri. Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999–2004. Baru beberapa minggu jadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999. Hamzah kembali mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai. Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam kabinet Persatuan Nasional, setelah Hamzah hanya menjabat selama dua bulan. Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.
Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.[butuh rujukan]
Pada Pemilu 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih posisi keempat, berada di bawah Partai Kebangkitan Bangsa dengan 8,15% suara, sehingga Hamzah Haz dicalonkan sebagai calon presiden oleh partainya, PPP, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, tetapi ia kalah dengan perolehan suara hanya 3%.[butuh rujukan]
Pemikiran
Menjelang Pemilu 2014, Hamzah Haz mengungkapkan bahwa suatu hal yang nasionalis dan agamais patut untuk digabungkan agar berhasil memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.[butuh rujukan] Ungkapan tersebut sejalan dengan dukungan Hamzah kepada Joko Widodo agar mencalonkan diri menjadi presiden pada Pemilu 2014 dan juga imbauan untuk Jokowi agar memilih wakil presiden dari jajaran agamawan.[butuh rujukan]
Kehidupan pribadi
Hamzah Haz bergelar PhD (S3 / doktoral) dari American World University,[1]
Referensi
- ^ "Profil Hamzah Haz". kpud-ntbprov.go.id. Komisi Pemilihan Umum Nusa Tenggara Barat. Diakses tanggal 25 Februari 2014.[pranala nonaktif permanen]
Pranala luar
- (Indonesia) Tokoh Indonesia: Hamzah Haz
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Megawati Sukarnoputri |
Wakil Presiden Republik Indonesia 2001–2004 |
Diteruskan oleh: Jusuf Kalla |
Didahului oleh: Haryono Suyono |
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia 1999 |
Diteruskan oleh: Basri Hasanuddin |
Didahului oleh: Sanyoto Sastrowardoyo |
Menteri Negara Investasi Indonesia 1998–1999 |
Diteruskan oleh: Marzuki Usman |
Jabatan partai politik | ||
Didahului oleh: Ismail Hassan Metareum |
Presiden Partai Persatuan Pembangunan 1998–2007 |
Diteruskan oleh: Suryadharma Ali |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Sanyoto Sastrowardoyo |
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal 1998–1999 |
Diteruskan oleh: Marzuki Usman |
- Orang hidup berusia 84
- Kelahiran 1940
- Poligamis
- Tokoh Angkatan 66
- Tokoh Nahdlatul Ulama
- Tokoh Kalimantan Barat
- Tokoh Melayu Indonesia
- Tokoh dari Ketapang
- Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
- Politikus Indonesia
- Wakil Presiden Indonesia
- Menteri Koordinator Indonesia
- Menteri Indonesia
- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
- Politikus Partai Persatuan Pembangunan
- Ketua Partai Persatuan Pembangunan
- Anggota DPR/MPR 1982-1987
- Anggota DPR RI 1987–1992
- Anggota DPR RI 1992–1997
- Anggota DPR RI 1999–2004
- Anggota DPR RI 1971–1977
- Anggota DPR RI 1977–1982
- Anggota DPR RI 1982–1987
- Anggota DPR RI 1997–1999
- Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana
- Penerima Bintang Mahaputera Adipurna
- Penerima Bintang Mahaputera Adipradana