Kabupaten Sumenep
Kabupaten Sumenep
Madura Wètan | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Latèn | Kabhupatèn_Songennep |
• Carakan | ꧋ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦱꦺꦴꦔꦼꦤ꧀ꦤꦼꦥ꧀꧉ |
• Pèghu | كابوڤاتين سَوڠٓنّٓڤ |
• Lontara' | ᨀᨅᨘᨄᨈᨛ ᨔᨚᨂᨛᨊᨛᨊᨛᨄᨛ |
Etimologi: Sung + Ènèb | |
Julukan: Bumi Sumekar, Garam, Keris, Budaya, The Soul of Madura | |
Motto: Sumekar (Madura) Terus berkembang | |
Koordinat: 7°01′S 113°52′E / 7.02°S 113.87°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Hari jadi | 31 Oktober 1269 |
Ibu kota | Kota Sumenep |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | Achmad Fauzi (politikus) |
• Wakil Bupati | Dewi Khalifah |
• Sekretaris Daerah | Edy Rasyadi |
• Ketua DPRD | Abdul Hamid Ali Munir, S.H |
Luas | |
• Total | 2.093 km2 (808 sq mi) |
Ketinggian | 3,05 m (10,01 ft) |
Populasi | |
• Total | 1.124.436 |
• Kepadatan | 540/km2 (1,400/sq mi) |
• Laki-laki | 542.735 |
• Perempuan | 581.701 |
Demografi | |
• Agama | Islam Kristen –Protestan –Katolik Hindu Buddha Konghucu |
• Bahasa | Bahasa Resmi : Indonesia Bahasa Daerah : Madura (dominan) Kangean Bajau Sapeken Mandar Bugis Jawa Banjar Arab Mandarin Lainnya |
• IPM | 69,55 (2021) 68,90 (2020) sedang[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 328 |
Pelat kendaraan | M xxxx U*/V*/W*/X*/Y*/Z* |
Kode Kemendagri | 35.29 |
Flora resmi | Cemara Udang |
Fauna resmi | Sapi Madura |
Situs web | sumenepkab |
Kabupaten Sumenep (Madura: Kabhupatèn Songennep, Pèghu: كابوڤاتين سَوڠٓنّٓڤ, Carakan: ꧋ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦱꦺꦴꦔꦼꦤ꧀ꦤꦼꦥ꧀꧉, Lontara': ᨀᨅᨘᨄᨈᨛ ᨔᨚᨂᨛᨊᨛᨊᨛᨄᨛ) adalah sebuah wilayah di ujung timur dari Pulau Madura, sekaligus terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Sumenep Kota. Sensus Penduduk 2020, kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093 km² dengan jumlah populasi 1.124.436 jiwa.[1]
Kabupaten ini tercatat sebagai kabupaten penghasil minyak dan gas bumi di Madura. Saat ini tercatat, setidaknya ada 8 perusahaan minyak yang melakukan eksploitasi dan 2 perusahaan yang masih melakukan eksplorasi. Daerah ini juga termasuk kedalam 50 daerah terkaya di Indonesia menurut majalah Warta Ekonomi tahun 2012 dengan urutan ke-31 dengan indeks total 36.[3]
Asal Usul Nama Sumenep
Nama Sumenep setidak-tidaknya sudah dikenal sejak era kerajaan Majapahit. Sebelumnya, wilayah Sumenep dikenal dengan sebutan Madura ing Wetan atau Madura bagian timur.
Menurut ahli bahasa, nama Sumenep diduga berasal dari bahasa kawi, yakni “Sungennep”. Jika diartikan, kurang lebih memiliki makna “lembah atau relung yang mengendap”.
Sekalipun belum pernah ditemukan prasasti yang menyebutkan kata Sungennep, namun kata tersebut banyak ditulis didalam naskah-naskah kuno yang ditulis pada era Majapahit , seperti Serat Pararaton, Kidung Harsawijaya, dan Kidung Panji Wijayakrama.
Salahsatunya seperti yang dituliskan dalam serat pararaton :
“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungennep, anger ing madura wetan”.
Yang artinya: Adalah seorang hambanya, keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat tinggal di Madura sebelah timur.
Kondisi Geografis
Luas Wilayah
Luas Wilayah Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 km², terdiri dari pemukiman seluas 179,324696 km², areal hutan seluas 423,958 km², rumput tanah kosong seluas 14,680877 km², perkebunan/tegalan/semak belukar/ladang seluas 1.130,190914 km², kolam/ pertambakan/air payau/danau/waduk/rawa seluas 59,07 km², dan lain-lainnya seluas 63,413086 km². Untuk luas lautan Kabupaten Sumenep yang potensial dengan keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanannya seluas +50.000 km².
Batas Wilayah
Kabupaten Sumenep yang berada di ujung timur Pulau Madura merupakan wilayah yang unik karena terdiri wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau (berdasarkan hasil sinkronisasi Luas Wilayah Kabupaten Sumenep) yang terletak di antara 113°32'54"-116°16'48" Bujur Timur dan di antara 4°55'-7°24' Lintang Selatan.
Jumlah pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep hanya 48 pulau atau 38%, sedangkan pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 78 pulau atau 62%. Pulau Karamian di Kecamatan Masalembu adalah pulau terluar di bagian utara yang berdekatan dengan Kalimantan Selatan dan jarak tempuhnya + 151 Mil Laut dari Pelabuhan Kalianget, sedangkan Pulau Sakala adalah pulau terluar di bagian timur yang berdekatan dengan Pulau Sulawesi dan jarak tempuhnya dari Pelabuhan Kalianget + 165 Mil Laut.Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian dalam gugusan Kepulauan Masalembu dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala.
Perbatasan dengan daerah sekitarnya:
- Sebelah Selatan: Selat Madura dan Laut Bali
- Sebelah Utara: Laut Jawa dan Provinsi Kalimantan Selatan
- Sebelah Barat: Kabupaten Pamekasan
- Sebelah Timur: Laut Jawa dan Laut Flores
Iklim
Kabupaten Sumenep termasuk dalam kategori daerah beriklim tropis basah dan kering (Aw). Seperti daerah lain di Indonesia, musim hujan di Sumenep dimulai bulan Desember hingga Maret, dan musim kemarau bulan Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan di Sumenep adalah ±1.394 mm. Berdasarkan data tahun 2011 Temperatur Suhu udara di Sumenep tertinggi terjadi di bulan September–November (32,7 °C). Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius. Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan Januari. Rata-rata penyinaran matahari terlama di bulan Agustus dan terendah di bulan Februari. Sedangkan Kecepatan angin di bulan Juli merupakan yang tertinggi dan terendah di bulan Maret.[4]
Data iklim Sumenep, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.7 (87.3) |
31.1 (88) |
31.8 (89.2) |
32.2 (90) |
31.7 (89.1) |
31.3 (88.3) |
31.1 (88) |
31.4 (88.5) |
32.1 (89.8) |
33.1 (91.6) |
32.7 (90.9) |
31.5 (88.7) |
31.73 (89.12) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.4 (79.5) |
26.6 (79.9) |
27.1 (80.8) |
27.4 (81.3) |
27.3 (81.1) |
26.8 (80.2) |
26.5 (79.7) |
26.6 (79.9) |
27.5 (81.5) |
28.1 (82.6) |
27.8 (82) |
27.1 (80.8) |
27.1 (80.77) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.2 (72) |
22.4 (72.3) |
23 (73) |
23 (73) |
22.7 (72.9) |
22.4 (72.3) |
21.9 (71.4) |
21.8 (71.2) |
22.6 (72.7) |
23.2 (73.8) |
23 (73) |
22.7 (72.9) |
22.58 (72.54) |
Presipitasi mm (inci) | 249 (9.8) |
223 (8.78) |
213 (8.39) |
177 (6.97) |
95 (3.74) |
47 (1.85) |
34 (1.34) |
5 (0.2) |
28 (1.1) |
44 (1.73) |
155 (6.1) |
267 (10.51) |
1.537 (60,51) |
Rata-rata hari hujan | 19 | 17 | 16 | 13 | 8 | 5 | 3 | 1 | 2 | 4 | 11 | 19 | 118 |
% kelembapan | 86 | 85 | 84 | 82 | 81 | 78 | 75 | 73 | 74 | 75 | 77 | 83 | 79.4 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 169 | 161 | 203 | 226 | 256 | 270 | 282 | 302 | 294 | 294 | 206 | 191 | 2.854 |
Sumber #1: Climate-Data.org [5] & BMKG [6] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase [7] |
Histori
Jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Pulau Madura, perjalanan sejarah Sumenep dapat dikatakan cukup panjang. Dalam berbagai sumber tertulis, wilayah Sumenep mulai dikenal sejak akhir keruntuhan kerajaan Singasari.
Dikisahkan dalam Nagarakertagama, Arya Wiraraja, Mpu Reganata dan Mpu Wirakreti disingkirkan dan diturunkan jabatannya karena berpeda pandangan dengan sang Raja. Mereka menyatakan ketidaksetujuanya terkait gagasan Kertanegara untuk menjalankan ekspedisi Pamalayu. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada tahun 1911 caka / 1269 masehi , bertepatan dengan dikeluarkannya Prasasti Sarwwadharmma .
Kala itu sebelum disingkirkan sebagai Adipati Madura Timur, yang dalam serat pararaton disebut Sungennep , Arya Wiraraja merupakan seorang pejabat senior kepercayaan Wisnuwardhana. Posisinya saat itu sebagai Rakyan Demung.
Meskipun tak lagi menetap dan tinggal dipusat kekuasaan Kertanegara, Arya Wiraraja masih dianggap sebagai tokoh berpengaruh karena ia merupakan pejabat senior yang dituakan. Pejabat-pejabat lain yang masih setia kepadanya masih tetap menjalin komunikasi. Mereka datang meminta saran dan pendapat dari sang Adipati.
Seperti yang dilakukan oleh Jayakatwang, bupati gelanggelang yang kemudian berhasil meruntuhkan kekuasaan Kertanegara dan Raden Wijaya yang berhasil kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit. Peristiwa-peristiwa tersebut tak lepas dari kelihaian Wiraraja dalam memainkan kondisi politik selama pemerintahan Kertanegara.
Pasca runtuhnya Singasari, wilayah Sumenep tetap berada dibawah kekuasaan Majapahit. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan benda arkelogi seperti patirtaan dan arca gaya Majapahit, yang tersebar di beberapa daerah di Sumenep, sebagaimana yang dicatat oleh Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en Madoera pada tahun 1906-1907.
Sayangnya tak ada ada sumber naskah dan prasasti sezaman yang ditemukan, sehingga tak ada satupun yang bisa menceritakan keadaan Sumenep pasca Arya Wiraraja pindah ke Lamajang hingga akhir keruntuhan Majapahit.
DIBAWAH PENGARUH MATARAM ISLAM
Prof. Aminudin Kasdi dalam buku perlawanan penguasa Madura atas hegemoni Jawa menerangkan jika sebelum jatuh ketangan Mataram, Sumenep dan beberapa kerajaan kecil lainnya berada dalam wilayah kekuasaan Demak dan kemudian Giri.
Kala itu, kerajaan Sumenep menjalin hubungan baik dengan daerah-daerah di pesisir utara Jawa, baik dalam hal perdagangan dan ikatan keluarga. Lebih-lebih pada akhir abad ke-16 saat hampir seluruh Penduduk Madura memeluk agama islam, hubungan penguasa Madura dengan penguasa Jawa terutama giri semakin erat. Meski demikian, pada masa itu sama sekali tak ada campur tangan dari penguasa-penguasa Jawa. Hingga kemudian pada paruh pertama Abad ke-17 muncul kekuatan baru di Jawa bagian tengah, yakni Mataram Islam.
Dibawah kuasa Sultan Agung, Kerajaan Mataram melakukan ekspansi besar-besaran ke wilayah timur Jawa, termasuk Pulau Madura. Sejarawan Belanda, H.J. de Graaf dalam bukunya, Kerajaan-kerajaan di Madura ditaklukkan oleh Mataram pada tahun 1624 meski mendapat perlawanan besar dari penduduk Kerajaan Pamekasan dan Sumenep.
Raden Prasena keturunan Raja Madura Barat yang selamat, ketika dewasa kemudian diangkat sebagai penguasa seluruh Madura dengan gelar Pangeran Cakraningrat. Segala urusan terkait pemerintahan di seluruh wilayah Madura dibebankan kepadanya. Kebijakan tersebut sontak membuat ketidakpuasan bagi keluarga bangsawan di Madura Timur. Selama puluhan tahun para penguasa di dua wilayah ini selalu terlibat konflik.
Awal abad ke-18 menjadi awal sejarah terpenting bagi para penguasa di Madura timur. Usaha untuk melepaskan diri dari hegemoni Jawa dan kekuasaan Cakraningrat akhirnya terwujud. Atas bantuan VOC, wilayah Pamekasan dan Sumenep dilepaskan dari dominasi kekuasaan Jawa melalui sebuah perjanjian yang dilakukan oleh VOC dan Susuhunan Mataram pada tahun 1705.
DIBAWAH KUASA PEMERINTAH HINDIA–BELANDA
Sejak Sumenep secara resmi berada dalam wilayah kekuasaan VOC, para penguasa yang biasa disebut regent diwajibkan untuk mengadakan kontrak-kontrak politik dengan pejabat VOC yang bermarkas di Semarang ataupun Batavia. Regent yang menjabat diwajibkan untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan VOC tanpa terkecuali, baik dalam bentuk barang ataupun tenaga.
Selama kontrak dibuat, regent tetap diberi kuasa layaknya raja-raja Jawa. Kompeni tak pernah ikut campur urusan pemerintahan internal kerajaan. Meski demikian gerak-gerik kekuasaan para Pangeran tetap dibatasi, termasuk dalam hal kenaikan takhta dan juga gelar.
Tahun 1883 merupakan awal titik awal sejarah baru bagi Sumenep. Sejak saat itu, Kerajaan Sumenep resmi dihapuskan, sebagaimana yang tertuang dalam staatblaad no. 242 tahun 1883. Sejak masa itu, Regent bukan lagi kepala Negara dan kepala Pemerintahan, melainkan sebagai pegawai pemerintah Kolonial. Ia diangkat, digaji dan diberhentikan sebagaimana bupati Jawa pada umumnya.
Abad ke 20 dapat dikatan sebagai babak baru bagi Sumenep. Industri Garam yang dipusatkan di Kalianget menjadi satu-satunya pusat industri garam terbesar di Hindia-Belanda. Ladang garam dan Pabrik dibangun di timur kota Sumenep oleh Pemerintah Kolonial. Tak mengherankan jika hampir sebagian besar penduduk di wilayah pesisir selatan banyak menggantungkan hidupnya kedalam industri tersebut. Sedangkan penduduk di daerah utara Sumenep lebih banyak menggantungkan hidupnya pada perdagangan, transporter dan nelayan dan sebagian kecil menggantungkan hidupnya dari pertanian. Penduduk Pulau lebih banyak merantau ke daerah oost-hook atau tapal kuda.
DIBAWAH BENDERA JEPANG
Tak jauh beda dengan daerah lainnya di Indonesia, Sumenep juga pernah berada dalam kuasa pemerintah meliter Jepang. Bupati atau kenco dijabat oleh R.A.A Samadikoen Prawoto Adikoesoemo. Dalam sebuah makalah yang berjudul Perjuangan Rakyat Sumenep yang disusun oleh LVRI pada tahun 1980, selama pendudukan Jepang, hampir sebagian besar penduduk Sumenep mengalami kekurangan pangan dan penderitaan karena perang. Saat itu penduduk Sumenep banyak diwajibkan menanam pohon jarak dan umbi-umbian. Industri garam berhenti total karena meletusnya perang dunia II.
Dimasa pendudukan Jepang, di Sumenep terdapat beberapa sekolah pribumi yang dapat ditempuh selama tiga tahun yang dikenal dengan istilah Shoto Kokumin Gakko. Selain itu terdapat juga Sekolah Pelayaran guna memperkuat angakatan laut Jepang. Beberapa pulau di timur Sumenep juga dibangun pangkalan udara darurat . Selama pendudukan Jepang, perairan Sumenep cukup mendapat perhatian karena merupakan salah satu pintu masuk menuju selat Madura.
Penderitaan rakyat Sumenep berangsur-angsur pulih menjelang revolusi kemerdekaan Indonesia, terlebih saat dibubarkannya Negara Madura pada tahun 1950.
Pemerintahan
KABUPATEN
Sumenep terletak di ujung timur Pulau Madura, provinsi Jawa Timur. Sebelum tergabung dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sumenep diperintah oleh Adipati (Rato atau Raja dalam konteks masyarakat lokal Madura) di bawah pengaruh kerajaan-kerajaan besar yang pernah berdiri di Pulau Jawa diantaranya Kerajaan Singasari, Majapahit, Demak, Giri, dan Mataram Islam. Tahun 1705 resmi berada dibawah naungan VOC berdasarkan perjanjian yang dilakukan Susuhunan Mataram dan VOC di Kartasura. Sejak VOC dinyatakan bangkrut pada tahun 1799, Sumenep berada dalam wilayah administrasi pemerintahan Hindia-Belanda. Selama periode ini, corak pemerintahan tradisional tetap dipertahankan, hingga kemudian pada tahun 1883 pemerintahan Kerajaan Sumenep dihapuskan. Sejak saat itu, Bupati bukan lagi sebagai kepala negara, melainkan pejabat kolonial.
Daftar Bupati Kabupaten Sumenep
Daftar Wakil Bupati Kabupaten Sumenep
Daftar Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep
Komposisi Anggota DPRD Kabupaten Sumenep
KECAMATAN
Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 kecamatan, 4 kelurahan, dan 330 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.126.724 jiwa dengan luas wilayah 1.998,54 km² dan sebaran penduduk 564 jiwa/km².[8][9]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sumenep, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan |
Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
35.29.12 | Ambunten | 15 | Desa | ||
35.29.24 | Arjasa | 19 | Desa | ||
35.29.16 | Batang Batang | 16 | Desa | ||
35.29.26 | Batuan | 7 | Desa | ||
35.29.17 | Batuputih | 14 | Desa | ||
35.29.05 | Bluto | 20 | Desa | ||
35.29.14 | Dasuk | 15 | Desa | ||
35.29.18 | Dungkek | 15 | Desa | ||
35.29.10 | Ganding | 14 | Desa | ||
35.29.19 | Gapura | 17 | Desa | ||
35.29.20 | Gayam | 10 | Desa | ||
35.29.08 | Giliginting | 8 | Desa | ||
35.29.09 | Guluk-Guluk | 12 | Desa | ||
35.29.02 | Kalianget | 7 | Desa | ||
35.29.27 | Kangayan | 9 | Desa | ||
35.29.01 | Kota Sumenep | 4 | 12 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.29.07 | Lenteng | 20 | Desa | ||
35.29.03 | Manding | 11 | Desa | ||
35.29.23 | Masalembu | 4 | Desa | ||
35.29.21 | Nonggunong | 8 | Desa | ||
35.29.13 | Pasongsongan | 10 | Desa | ||
35.29.11 | Pragaan | 14 | Desa | ||
35.29.22 | Ra'as | 9 | Desa | ||
35.29.15 | Rubaru | 11 | Desa | ||
35.29.25 | Sapeken | 11 | Desa | ||
35.29.06 | Saronggi | 14 | Desa | ||
35.29.04 | Talango | 8 | Desa | ||
TOTAL | 4 | 330 |
Julukan
Sumenep memiliki julukan "Somekar" atau "Sumekar" yang dalam bahasa Madura berarti osok mekar atau tunas muda yang mulai mekar. Julukan ini merupakan kiasan dari perjalanan Tumenggung Kanduruwan, putra Raden Patah yang telah mensiarkan islam di Sumenep sejak abad ke-16.
Sejak tahun 2014 Sumenep memiliki city branding dengan nama "Sumenep Soul of Madura" yang berarti Jiwanya Madura. Branding ini diharapkan bisa menjadi cerminan Pulau Madura baik kebudayaan, religi dan keadaan alamnya.
Masyarakat umum juga lumrah menyebut Sumenep dengan beberapa nama lain, seperti Bumi Sumekar, Kota Keris, Kota Garam, dsb.
Di samping itu ada beberapa pulau di Sumenep juga memili julukannya tersendiri, misalnya Kepulauan Kapajang untuk gabungan dari nama Pulau Kangean, Pulau Paleat, dan Pulau Sepanjang. Di pulau-pulau tersebut dapat ditemukan taman-taman laut indah layaknya taman nasional Bunaken.[10] Pulau Kangean juga lebih dikenal dengan sebutan Pulau Cukir, karena di wilayah inilah fauna khas Sumenep berupa ayam bekisar banyak dikembangkan. Unggas cantik ini merupakan maskot Sumenep dan juga Jawa Timur.
Demografi
Kependudukan
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Pendudukan tahun 2010, Jumlah penduduk Kabupaten Sumenep sementara adalah 1.041.915 jiwa, yang terdiri atas 495.099 jiwa laki-laki dan 546.816 jiwa perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten Sumenep masih bertumpu di Kecamatan Kota Sumenep yaitu sebanyak 70.794 jiwa (6.75 %), diikuti Kecamatan Pragaan 65.031 jiwa (5.90 %) dan Kecamatan Arjasa sebanyak 59.701 jiwa (5,73%). Sedangkan Batuan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit.
Dengan luas wilayah Kabupaten Sumenep sekitar 2.093,47 km² yang didiami oleh 1.0491.915 jiwa, maka rata2 tingkat kepadatan penduduk Kab Sumenep adalah sebanyak 498 jiwa/km². Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah Kec Kota Sumenep yakni 2.543 jiwa/km², dan yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Kec batuan yakni 446 jiwa/km2.
Sex ratio penduduk Kabupaten Sumenep berdsarkan SP 2010 adalah sebesar 90,54 yang artinya jumlah penduduk laki2 adalah 9,46 % lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Laju Pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumenep selama 10 tahun terakhir, yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,55%. Laju pertumbuhan penduduk Kec Sapeken adalah yang tertinggi dibandingkan kec lain di kab sumenep yakni sebesar 1,60%, dan yang terendah adalah kec Talango sebesar -0,36%.
Jumlah Rumah Tangga berdasarkan hasil SP 2010 adalah 315.412 RT. Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga dari hasil SP2010 rata2 sebanyak 3,30 orang. Rata2 anggota RT di setiap kec berkisar antara 2,48 orang-3,86 orang.
Agama
Agama yang dianut oleh penduduk Kabupaten Sumenep beragam. Menurut data dari Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk tahun 2010, penganut Islam berjumlah 1.033.854 jiwa (98,11%), Kristen berjumlah 685 jiwa (0,33%), Katolik berjumlah 478 jiwa (0,27%), Buddha berjumlah 118 jiwa (0,03%), Hindu berjumlah 8 jiwa (0,01%), Kong Hu Cu berjumlah 5 jiwa (0,002%).[11]
Bahasa
Bahasa yang digunakan di Kabupaten Sumenep adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, dan bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu beberapa daerah di Pulau Sapeken dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, bahasa yang digunakan adalah bahasa Bajo, bahasa Mandar, bahasa Makasar dan beberapa bahasa daerah yang berasal dari Sulawesi. Untuk Pulau Kangean bahasa yang digunakan adalah bahasa Madura dialek Kangean.
Pendidikan
Bidang Pendidikan di Sumenep telah berkembang sejak zaman Penjajahan Hindia Belanda, di wilayah ini pernah berdiri sekolah HIS (Hollandsch-Inlandsche School) tahun 1901an yang terletak di daerah Pajagalan. Selain itu Pada tanggal 31 Agustus 1931 di daerah ini juga pernah berdiri sekolah setara HIS yakni HIS Partikelir (PHIS) Sumekar Pangabru yang terletak di daerah Karembangan tak jauh dari sekolah HIS milik pemerintah Hindia Belanda. PHIS didirikan oleh Meneer Muhammad Saleh Werdisastro, putra dari budayawan dan sejarawan Madura, R. Musaid Werdisastro penulis "babad Songenep". Saat ini, di Sumenep tercatat ada 70 Sekolah Menengah Atas baik Negeri Maupun Swasta dan Madrasah Aliyah serta 2 sekolah Menengah kejuruan.[12] Selain pendidikan umum tsb, Pendidikan Pesantren juga hampir terdapat diseluruh penjuru Sumenep, beberapa pondok pesantren besar yang terkenal antara lain, PP. Annuqayyah Guluk-Guluk, PP. Al-Amien Prenduan, PP. Mathaliul Anwar Sumenep, PP Al-Karimiyah, PP At-Taufiqiyah Aengbaja Raja, dsb.
Daftar Perguruan Tinggi di Sumenep:
- Universitas Wiraraja
- Universitas KH. Bahaudin Mudhary Madura
- Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA)
- Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk
- STKIP PGRI Sumenep
- STIT Al Karimiyyah Beraji
- AKNS (Akademi Komunitas Negeri Sumenep)
- STIQNIS (Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Nurul Islam) Karangcempaka Bluto Sumenep
- STIDAR (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman) Gadu Barat Ganding
Kesehatan
Infrastruktur pelayanan kesehatan di Sumenep semuanya di layani di pusat-pusat kesehatan masyarakat yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, di wilayah ini tercatat ada 30 Puskesmas yang tersebar di 27 Kecamatan dibantu oleh puskesmas pembantu sebanyak 71 unit, Poskesdes (Pos Kesehatan desa) sebanyak 231 unit dan Polindes lebih dari 200 unit. Sarana Kesehatan yang lain adalah tersedianya Rumah Sakit di Sumenep sebanyak 5 unit, 1 di antaranya masih dalam tahap pembangunan. Rumah Sakit yang tersebar di Sumenep terdiri dari rumah sakit untuk umum dan rumah sakit bersalin. Pada tahun 2011 lalu untuk memberikan pelayanan lebih bagi warga Pulau Arjasa dan sekitarnya, Dinkes Sumenep menaikkan Status Puskesmas Arjasa menjadi Rumah Sakit tipe D.
Daftar Rumah Sakit di Sumenep:
- RSUD dr. Moh. Anwar
- RSI Garam Medical Center (RS Mardi Waluyo) Kalianget
- RSI Al-amin, Prenduan (tahap pembangunan)
- RS Bersalin Esto Ebhu
- RS Bersalin Sumekar
Ekonomi
Sumber Daya Alam
- Sumber Daya Mineral: di kabupaten Sumenep cukup bervariatif. terdiri dari jenis bahan galian golongan C antara lain: pospat, batu gamping, calsit/batu bintang, gipsum, pasir kuarsa, dolomite, batu lempung, dan kaolin.
- Sumber Daya Energi: Kabupaten Sumenep selain memiliki potensi kekayaan alam berupa bahan galian golongan C, juga memiliki bahan tambang strategis berupa golongan A yang terletak di Pulau Pagerungan Besar, Pulau Sepanjang Kecamatan Sapeken, Perairan Pulau Giligenting. Berdasarkan perjalanan waktu selain di tiga pulau tersebut masih ada beberapa tempat yang terindikasi mengandung gas dan minyak bumi. Di antaranya sekitar Pulau Masalembu, Perairan Kalianget, Perairan Pulau Raas dan Blok Kangean. Setidaknya ada 10 perusahaan operator Migas yang mengelola beberapa blok migas di wilayah ini.[13]
- Sumber Daya Air: Berdasarkan aspek geomorfologi, sumber daya air di Kabupaten Sumenep terbagi di 4 (empat) satuan wilayah:
a). Daerah Dataran b). Daerah Perbukitan Bergelombang Halus c). Daerah Perbukitan Bergelombang Kasar d). Daerah Perbukitan yang Terpisah
Pertanian
- Komoditi Pangan
Berdasarkan data Tahun 2010 luas lahan sawah di Kabupaten Sumenep 23.852 Ha, terbagi menjadi 13.388 Ha (56,13 %) lahan sawah tadah hujan, 5.385 Ha (22,57 %) lahan berpengairan teknis, 1.959 Ha lahan semi teknis, 1.071 Ha lahan sederhana dan 2.049 Ha lahan memakai irigasi desa. Penggunaan lahan khususnya lahan bukan sawah meliputi pekarangan, tegal, perkebunan, ladang, huma, padang rumput, lahan sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, rawa-rawa, tambak, kolam, dll.
Tanaman pangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu komoditas beras (padi sawah dan padi gogo) dan komoditas palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat).
- Komoditas Hortikultura
Komoditas sayur mayur yang diusahakan oleh masyarakat petani di Kabupaten Sumenep pada Tahun 2008 berdasarkan data dari BPS (Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumenep) terbanyak adalah bawang merah dengan jumlah produksi 18.117,1 Kw mengalami penurunan jumlah produksi sebesar 64.42 % dari tahun sebelumnya. Lombok pada tahun 2008 merupakan komoditas terbanyak, pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 89.28 % dari tahu sebelumnya. Sedangkan perubahan jumlah produksi komoditas sayur mayur yang lain seperti: kacang panjang, mentimun, terong, kangkung, bayam dan tomat tidak terlalu signifikan. Untuk komoditas buah-buahan jumlah produksinya cukup bervariatif. Buah mangga dengan jumlah produksi 652.401 Kw merupakan komoditas buah tertinggi baik dari segi jumlah produksinya yaitu sebesar Rp. 127.218.195.000,-. Untuk komoditas buah lain seperti: pisang, pepaya, jeruk, jambu biji, rambutan, sawo, blimbing, salak dan avokad sangat beravariatif.
- Komoditas Perkebunan dan Kehutanan
Berdasarkan data statistik Tahun 2010 (Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumenep dan Perum Perhutani KPH Madura di Pamekasan), hasil produksi komoditas perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Sumenep sangat bervariatif. Untuk produksi tanaman perkebunan rakyat, jumlah produksi tertinggi adalah kelapa yaitu 35.068,66 ton dengan luas lahan 50.059,06 Ha. Sedangkan untuk produksi tembakau sebagai komoditas primadona bagi petani Kabupaten Sumenep pada khususnya secara kuantitas mengalami penurunan sebesar 39,10 % dari tahun sebelumnya. Tanaman tembakau sebagai komoditas favorit dikenal sebagai daun emas yang dapat mengubah perilaku dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani tembakau. Luas lahan tembakau pada tahun 2010 10.377,94 Ha, dengan jumlah produksi sebanyak 2,917.62 Ton.
Perikanan
Berdasarkan estimasi produksi, potensi sumber daya ikan di perairan laut Kabupaten Sumenep mampu menghasilkan per tahun sebesar 22.000 ton per tahun. Sedangkan menurut estimasi potensi sumber lestari dihitung 60 % dari jumlah potensi yang ada atau 137.400 ton per tahun. Perkembangan produksi perikanan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani nelayan melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha yang berorientasi pada agrobisnis. Produksi perikanan yang dicapai kabupaten Sumenep pada tahun 2009 untuk perikanan laut mencapai 44.900,2 ton per tahun atau 32,68 % dari potensi lestari (mengalami peningkatan sebesar 10.09 % dari tahun sebelumya) dengan nilai produksi Rp. 169.553.210.000,-.
Peternakan
Populasi ternak besar di Kabupaten Sumenep terbesar dan spesifik adalah ternak sapi. Terbukti pada tahun 2011 populasi sapi sekitar 357.067 ekor,[14] yang masih dikelola secara tradisional (ternak kerja, penghasil pupuk kandang, kegemaran dan tabungan) sebagai sub komponen usaha tani.
Keunggulan sapi madura khususnya sapi Sumenep dengan daerah-daerah lain di Pulau Madura jenisnya adalah sama yaitu:
- Tahan terhadap penyakit spesifik, mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap kondisi alam yang kurang baik.
- Mempunyai respons yang baik terhadap perbaikan pakan melalui peningkatan protein maupun energi pakan yang ditujukan dengan pertimbangan bobot badan optimal.
- Mempunyai tipe sapi potong dan kualitas daging yang baik.
Saat ini, Sumenep merupakan wilayah sentra pengembangan Sapi Nasional di Pulau Madura, Jawa Timur. Sejak zaman Belanda, Madura merupakan sentra sapi nasional. Bahkan Pulau Sapudi di Sumenep, menurut buku Peduli Peternakan Rakyat karya Sofyan Sudrajat, merupakan kawasan sapi terpadat di dunia.[15]
Populasi ternak kedua yang banyak dipelihara oleh masyarakat Sumenep khususnya masyarakat kepulauan di Kecamatan Arjasa dan Sapeken adalah ternak kerbau. Di daratan hanya terdapat di Kecamatan Kalianget. Jumlah ternak kerbau adalah 6.926 ekor. Populasi ternak ketiga adalah ternak kuda yang berjumlah 3.357 ekor.
Populasi ternak kecil yang banyak dipelihara di Kabupaten Sumenep adalah kambing berjumlah 113.224 ekor dan domba berjumlah 25.123 ekor. Sedangkan ternak unggas tercatat ayam ras berjumlah 235.584 ekor; ayam kampung 741.131 ekor dan itik 42.417 ekor.
Transportasi
Karena letak geografis Kabupaten Sumenep yang terletak di ujung timur Madura dan letaknya yang begitu strategis (dekat dengan Pulau Bali) maka untuk menuju wilayah Kebupaten Sumenep disediakan beberapa fasilitas untuk menunjang lancarnya moda transportasi, antara lain:
- Terminal Bus Arya Wiraraja–merupakan terminal bus tipe A terbesar di Sumenep melayani seluruh penumpang dari luar daerah Sumenep.
- Pelabuhan Kalianget–Merupakan sarana transportasi laut yang melayani penumpang dari daratan Sumenep ke wilayah Kepulauan maupun sebaliknya, selain itu juga pelabuhan kalianget melayani jalur transportasi laut Kalianget–Jangkar, Situbondo.
- Bandar Udara Trunojoyo Sumenep–Merupakan Bandara yang berdiri pada tahun 1970-an, yang saat ini dalam tahap pengembangan, dan direncanakan pula bahwa pada tahun 2012 mendatang Bandara ini akan beroprasi untuk penerbangan komersial.[16]
Fasilitas
Listrik
Untuk menunjang kebutuhan kelistrikan di Sumenep, Travo Listrik yang di kelola oleh PLN PJU Sumenep saat ini sebesar 150 kV dengan Kapasitas 60 MVA. Untuk mengurangi perimintaan daerah-daerah yang belum teraliri Listrik PLN, Pemerintah daerah juga memberikan bantuan berupa pembangkit Listrik Tenaga Surya bagi daerah pesisir dan kepulauan Sumenep.[17]
Telekomunikasi
Saat ini akses telekomukasi yang dikelola oleh PT Telkom Sumenep untuk memberikan layanan kepada masyarakat Sumenep, jaringan telkom saat ini berkapasitas 3.633 SST.
Kantor Pos
Untuk menunjang kebutuhan pengriman barang atau paket di Sumenep telah berdiri Kantor Pos Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan, Jumlah Kantor Pos di Sumenep saat ini telah berjumlah 16 unit, baik di daratan maupun di beberapa daerah kepulauan Sumenep.
Bank dan ATM
Industri perbakan di Kabupaten Sumenep sebagian besar beroprasi di Jalan Trunojoyo Sumenep, di jalan utama inilah bank-bank nasional dan daerah membuka kantornya. Bank yang ada di wilayah ini antara lain:
- BNI
- BCA
- BRI
- Bank btpn
- Bank Mandiri
- Bank Syariah Mandiri
- Bank Sinarmas
- Bank Danamon Syariah
- Bank Jatim
- Bank BPR Jawa Timur
- Bank UMKM Jatim
- BPRS Bhakti Sumekar
Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu potensi unggulan di Kabupaten Sumenep. Ada beberapa jenis potensi wisata, yang dapat dikelompokkan menjadi:
Wisata Sejarah, Budaya dan Arsitektur
- Museum Keraton Sumenep adalah museum yang dikelola oleh pemerintah daerah Sumenep yang di dalamnya menyimpan berbagai koleksi benda-benda cagar budaya peninggalan keluarga Karaton Sumenep dan beberapa peninggalan masa kerajaan hindu budha seperti arca Wisnu dan Lingga yang ditemukan di Kecamatan Dungkek. Di dalam museum terdapat juga beberapa koleksi pusaka peninggalan Bangsawan Sumenep seperti guci keramik dari Cina dan Kareta My Lord pemberian Kerajaan Inggris kepada Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I atas jasanya yang telah banyak membantu Thomas Stamford Raffles salah seorang Gubenur Inggris dalam penelitian yang dilakukannya di Indonesia.
- Keraton Sumenep adalah peninggalan pusaka Sumenep yang dibangun oleh Raja/Adipati Sumenep XXXI, Panembahan Sumolo Asirudin Pakunataningrat dan diperluas oleh keturunannya yaitu Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I. Karaton Sumenep sendiri letaknya tepat berada di depan Museum Karaton Sumenep,
- Masjid Jamik Sumenep adalah bangunan yang mempunyai arsitektur yang khas, memadukan berbagai kebudayaan menjadi bentuk yang unik dan megah, dibangun oleh Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat yang memerintah pada tahun 1762-1811 M dengan arsitek berkebangsaan tionghoa "law pia ngho"
- Kota Tua Kalianget letaknya di sebelah timur kota Sumenep, di sini para pengunjung bisa melihat peninggalan-peninggalan Pabrik garam, Arsitektur Kolonial dan beberapa daerah pertahanan yang dibangun Oleh Pemerintahan Kolonial saat menjajah wilayah Sumenep,
- Rumah Adat Tradisional Madura Tanean Lanjhang, bisa ditemui di beberapa daerah menuju pantai lombang maupun menuju pantai slopeng,
- Benteng VOC Kalimo'ok di Kalianget.
Wisata Religi/Ziarah
- Asta Karang Sabu merupakan kompleks pemakaman keluarga Raja / Adipati Sumenep yang memerintah pada abad 15 yaitu Pangeran Ario kanduruan, Pangeran Lor dan Pangeran Wetan. di daerah karang sabu inilah dia memimpin pemerintah Sumenep pada saat itu.
- Kompleks pemakaman Asta Tinggi Sumenep adalah kompleks pemakaman Raja-Raja Sumenep yang dibangun pada tahun 1644 M. terletak di daerah dataran Tinggi Kebon Agung Sumenep.
- Asta Yusuf merupakan salah satu makam penyebar agama Islam di Pulau Talango, makam tersebut ditemukan oleh Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat ketika betolak menuju Bali pada tahun 1212 hijriah (1791),
- Asta Katandur merupakan salah satu makam penyebar agama Islam di Sumenep, Pangeran Katandur yang juga salah satu tokoh yang ahli dalam bidang pertanian dan menurut berbagai sumber, Pangeran Katandur juga merupakan pencipta tradisi kerapan sapi,
- Makam Pangeran Panembahan Joharsari yang merupakan salah satu Adipati Sumenep V yang pertama kali memeluk Agama Ifslam di Bluto,
Wisata Alam
- Pantai Lombang adalah pantai dengan hamparan pasir putih dan gugusan tanaman cemara udang yang tumbuh di areal tepi dan sekitar pantai. Suasananya sangat teduh dan indah sekali. Pantai Lombang adalah satu-satunya pantai di Indonesia yang ditumbuhi pohon cemara udang,
- Pantai Slopeng adalah pantai dengan hamparan gunung pasir putih yang mengelilingi sisi pantai sepanjang hampir 6 km. Kawasan pantai ini sangat cocok untuk mancing ria karena areal lautnya kaya akan beragam jenis ikan, termasuk jenis ikan tongkol,
- Pantai Ponjug di Pulau Talango,
- Pantai Badur di Kecamatan Batu Putih,
- Taman Air Kiermata di Kecamatan Saronggi,
- Gua Jeruk Asta Tinggi Sumenep,
- Gua Kuning di Kecamatan Kangean,
- Gua Payudan di Kecamatan Guluk-Guluk,
Wisata Bahari/Laut
- Kepulauan Kangean dan sekitarnya merupakan gugusan kepulauan Kabupaten Sumenep yang letaknya berada di wilayah ujung timur Pulau Madura. Mempunyai banyak pantai yang eksotik,
- Wisata Taman Laut Mamburit Pulau Arjasa
- Wisata Taman Laut Gililabak Pulau Talango
- Pantai Pasir Putih dan Terumbu Karang Pulau Saor (Kecamatan Sapeken)
- Pantai pasir putih, taman mangrove/ bakau dan wisata taman laut takat Pulau Pajangan (kecamatan nonggunong)
Wisata Konservasi
- Ayam bekisar, ayam bekisar adalah ayam khas Sumenep yang banyak dibudidayakan untuk peliharaan di Pulau Kangean.
- Kijang, merupakan hewan penghuni hutan di daerah Arjasa. Jenis hewan ini termasuk hewan yang dilindungi.
- Cemara Udang, merupakan satu jenis spesies cemara yang hanya ada di Kabupaten Sumenep dan di Pesisir Pantai Negeri China. Pohon cemara ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Batang-Batang dan Kecamatan Dungkek, tak jauh dari lokai wisata Pantai Lombang.
- Taman laut takat pajangan
merupakan taman bawah laut pulau pajangan yang terletak di sebelah utara pantai pulau pajangan. terumbu karangnya yang luas dan jenis terumbu karangnya yang sangat banyak hampir menyerupai taman nasional bunaken di manado
Wisata Minat Khusus
- Tirta Sumekar Indah merupakan salah satu kompleks pemandian kolam renang yang ada di Sumenep, letaknya berada di kecamatan Batuan, sebelah barat kota Sumenep. Letaknya yang strategis, dikelilingi Perkebunan Pohon Jati dan Jambu Mente serta tak jauh dari wisata kompleks pemakaman Asta Tinggi membuat pemandian ini banyak di kunjungi warga saat akhir pekan dan liburan sekolah,
- Water Park Sumekar, merupakan wisata air yang terletak tak jauh di belakang lokasi Wisata kompleks Asta Tinggi, kondisi bangunannya yang terletak dilerang bukit Kasengan sangat menambah suasana alami di kawasan ini,
- Alun-Alun Sumenep sekarang menjadi taman Adipura, setiap harinya khususnya pada malam hari dibangian utara Alun-Alun Sumenep ini terdapat pasar malam dengan menyajikan berbagai macam kuliner dan accesories yang bisa dinikmati dengan harga yang murah.
- Wisata kesehatan di Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek merupakan daerah di kabupaten Sumenep yang mempunyai kandungan O2/oksigen sebesar 21,5% atau 215.000 ppm.[18] Selain terkenal karena kemurnian oksigennya, pulau Giliyang juga memiliki wisata Gua "Celeng" Gua ini terletak di Desa Banraas, sekitar 3 km dari tepi pantai Gili Iyang. Untuk bisa sampai di gua ini, para wisatawan harus berjalan turun melalui bebatuan kecil yang akan dipandu oleh guide. Gua ini ditemukan sekitar tahun 2014 oleh warga sekitar. Sebelum bernama Gua Mahakarya, gua ini bernama Gua Celeng dikarenakan gue ini dihuni dan dijadikan tempat persembunyian oleh babi hutan. Namun seiring berjalannya waktu, celeng (babi hutan) mulai meninggalkan gua ini. Keindahan batu stalaktit dan stalagmit yang ada di gua ini bisa memukau para wisatawan karena bisa melihat dinding gua yang berkelap-kelip terkena cahaya. Gua ini memiliki luas sekitar 800 m2 dan terbagi menjadi tujuh ruangan yang bisa dinikmati. Penerangan di gua ini benar-benar murni dari cahaya matahari, sehingga hal ini menjadi keunikan tersendiri untuk digunakan sebagai spot foto. Dengan beberapa bebatuan stalaktit dan stalagmit yang masih aktif serta menghasilkan bebatuan baru, di dalam gua juga terdapat bebatuan bersinar karena pada gua ini mengandung butiran-butiran kecil yang jika terkena cahaya maka akan memancarkan kilau yang indah. Wisata berikutnya yang berada di pulau Giliyang adalah wisata Batu Canggah Batu Canggah terletak di Dusun Baniteng Desa Bancamara. Perjalanan untuk mencapai Batu Canggah sendiri tidaklah mudah, para wisatawan harus berjalan kaki terlebih dahulu sekitar 30 menit dari tempat odong-odong biasanya diparkir. Melewati hijaunya sawah milik penduduk, pemandangan akan terasa nikmat. Selama perjalanan menuju lokasi, wisatawan tidak akan pernah bosan untuk melihat keadaan alam masyarakat sekitar yang benar-benar masih terjaga kealamiannya. Saat tiba di gapura bertuliskan Batu Canggah, pengunjung masih harus menuruni anak tangga yang cukup ekstrem, jika lalai sedikit saja maka tidak dapat dipungkiri bisa terjatuh ke bawah dan disambut dengan batu-batuan karang. Setelah menapaki anak tangga terakhir, maka akan terlihat lekukan karang berukuran besar yang akan memanjakan mata, yang berdiri kokoh, tegak, nan eksotis. Di sepanjang jalan sudah tersedia pagar bambu untuk memudahkan para wisatawan berjalan untuk mengantisipasi terpeleset atau bahkan terjatuh. Saat di Batu Canggah, wisatawan tidak hanya dimanjakan dengan pesona batuan karang yang eksotis ini, namun juga akan disambut dengan hamparan laut luas yang siap membuat mata takjub.
- Kota tua Kalianget merupakan wisata kota tua bekas peninggalan masa kolonial Belanda, hingga saat ini masih bisa dinikmati berupa bekas pabrik, bekas bioskop, bekas kolam renang dan bekas gereja tua.
- Nambakor merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Saronggi, desa ini merupakan penghasil garam dan penghasil ikan budidaya tambak.
Hotel
Sebagai daerah destinasi utama wisata Pulau Madura, di Sumenep, hotel-hotel mulai dibangun. menurut data PHRI Jawa Timur Hotel di Sumenep berjumlah 13 unit.[19] Secara keseluruhan lokasinya berpusat di Kota Sumenep dan Kalianget. Berikut Daftar Hotel di Sumenep
- Hotel Wijaya I
- Hotel Wijaya II
- Safari Jaya Hotel
- Garuda Hotel
- Sumekar Hotel
- Hotel Utami Sumekar
- Hotel Suramadu
- Mitraland Hotel
- Hotel Family Nur
- C-1 Hotel
- Apel Hotel
- Dreamland Hotel
- Musdalifah Hotel and Resort
Media
Televisi
Kanal | Signal | Frekuensi | Nama | Nama Perusahaan | Pemilik | Status | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Analog (PAL) | |||||||
38 | UHF | JTV | PT Jumlah Sumenep Televisi | Jawa Pos Group | Lokal | ||
44 | Madura Channel | PT Kaber Azeze Mediatel | Machan Corp | ||||
54 | MetroTV | Media Group | Nasional | ||||
62 | iNews | PT Televisi Elang Medika Internasional | Media Nusantara Citra | ||||
Digital (DVB-T2) | |||||||
29 | UHF | SCTV | PT Elang Citra Perkasa | Surya Citra Media | Nasional | ||
Indosiar | PT Indosiar Surabaya Televisi | ||||||
O Channel | |||||||
Mentari TV | |||||||
39 | MetroTV | Media Group | |||||
Magna Channel | |||||||
BNTV | |||||||
BBSTV | PT Bama Berita Sarana Televisi Enam | BBS Group | Lokal |
Kebudayaan
Seni Tari
- Tari Moang Sangkal
- Tari Codi' Somekkar
- Tari Gambu
Seni Musik
Seni Kriya
- Batik Tulis Sumenep, sentra batik tulis di Sumenep terdapat di desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto,
- Keris, sentra pembuatan senjata keris di Sumenep terdapat di desa Aeng tong tong dan desa desa Palongan Kecamatan Bluto,
- Sentra Ukiran Sumenep Madura terdapat di desa Karduluk,
- Sentra pembuatan Perahu Madura terdapat di desa Slopeng dan Pulau Sapudi,
- Sentra Pembuatan Topeng Madura
Budaya
- Mamaca
- Mamapar gigi
- Kalenengan Karaton
- Tandha'
- Tan-pangantanan
- Ojhung
- Topeng dhalang
- Lodrok
- Sape Sono'
- Karapan Sapi
- Upacara Adat Nyadar
- Upacara Adat Penganten Ngekak Sangger
Kuliner Khas
- Rujak Cingur Sumenep
- Rujak Selingkuh
- Kaldu Kokot
- Kalsot (kaldu soto)
- Lontong Campor
- Apen Parsanga
- Soto Madura
- Sate Madura
- Man reman
- Macho
- Pattola
- Mento
- Nasi Romi
- Nasi Jagung Kuah Maronggi (daun kelor)
- Kripik Singkong
- Jubada
- Rengginang Lorjuk
- Pokak Saripah
Event Wisata
- Semalam di Karaton
- Prosesi Pelantikan Arya Wiraraja
- Karapan Sapi
- Tellasan Topak
Maskot
Fauna Identitas Kabupaten Sumenep adalah Ayam bekisar yang berasal dari Pulau Kangean. Fauna ini tak hanya menjadi identitas daerah Sumenep namun juga menjadi identitas Provinsi Jawa Timur. Selain mempunyai fauna khas, Sumenep juga mempunyai flora khas yaitu Pohon Cemara Udang yang tumbuh subur di lokasi wisata Pantai Lombang. Saat ini pohon cemara udang termasuk salah satu flora yang dilindungi oleh UU dan Perda Kab. Sumenep[20]
Musisi dan Hiburan
Dalam dunia Hiburan dan musisi tanah air ternyata tak sedikit juga kalangan artis dari Sumenep, Madura. di antaranya ada Pelawak kocak, presenter sekaligus aktor Ferrasta Soebardi atau lebih dikenal dengan nama Pepeng . disamping itu ada juga artis cilik yaitu Randy Martin salah satu tokoh pemeran si Pitung di sinetron Pitung The Master dan Sayef Muhammad Billah yang memerankan tokoh Arif dalam film layar lebar Semesta Mendukung. selain aktor-aktor tersebut juga ada musisi dangdut, Imam S Arifin dan Yus Yunus.
Tokoh Terkenal
- Arya Wiraraja, Otak pendiri kerajaan Majapahit.
- Halim Perdanakusuma, Pahlawan Nasional Indonesia.
- Muhammad Saleh Werdisastro, Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah Yogyakarta yang pertama dan Wali kota Surakarta tahun 1951-1958.
- M.A. Rachman, Mantan Jaksa Agung RI Kabinet Gotong Royong.
- Prof. Abdul Hadi WM, Guru Besar Filsafat Univ. Paramadina, Budayawan.
- Prof. Mien Achmad Rifai, M.Sc.,Ph.D., Ahli Botani Indonesia.
- D. Zawawi Imron, Sastrawan/Penyair Nasional.
- DR. A. Latif Wiyata, Dosen Fisip UNEJ dan kepala lembaga Pusat Kajian Madura UNEJ.
- Edhi Setiawan, SH, Budayawan Madura.
- MH Said Abdullah, Ketua Banggar DPR RI 2019 - 2024
- Achsanul Qasasi, Manager Persepam–Madura United (P-MU)
- Irwan Krisdiyanto, Penyanyi Dangdut
Olahraga
Olahraga ungulan yang sedang diminati oleh masyarakat Sumenep saat ini adalah cabang olahraga bola volly. Saat ini di Sumenep tercatat ada 442 klub, terdiri dari 328 klub putera dan 114 klub puteri, sehingga pada tahun 2005 lalu masuk dalam catatan MURI[21] sebagai klub bola voli terbanyak se-Indonesia. Selain olahraga bola voli, olahraga tradisional balbudih juga sering dimainkan oleh pemuda-pemuda di lapangan kecamatan. Olahraga tradisional ini hampir berkembang diseluruh masyarakat pedesaan di Sumenep. Olahraga ini dimainkan secara beregu.[22] Selain dua olahraga di atas, olahraga futsal, sepak bola, bulu tangkis, tenis, bela diri juga diminati oleh masyarakat Sumenep. Klub sepak bola dari kabupaten ini adalah Perssu Sumenep FC.
Referensi
- ^ a b c Sumenep dalam Angka, 2021. Badan Pusat Statistik. 2021. Teks "https://sumenepkab.bps.go.id/publication/2021/02/26/a295e93c4f3b4b49330838a5/kabupaten-sumenep-dalam-angka-2021.html" akan diabaikan (bantuan)
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 3 Maret 2022.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-01. Diakses tanggal 2013-04-03.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-07. Diakses tanggal 2012-07-06.
- ^ "Sumenep, Jawa Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 18 September 2020.
- ^ "Curah Hujan Kabupaten Sumenep – Zona Musim 200-203" (PDF). BMKG. hlm. 59. Diakses tanggal 18 September 2021.
- ^ "Sumenep, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 18 September 2020.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ http://www.republika.co.id/berita/nasional/nusantara-nasional/12/07/04/m6mp8x-2016-jatim-miliki-wakatobi-di-kepulauan-sumenep
- ^ "Penduduk menurut wilayah agama yang dianut". 2011-12-30. Diakses tanggal 2012-01-21.
- ^ "npsn data kemdiknas". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-21.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-29. Diakses tanggal 2013-04-03.
- ^ http://www.sumenep.go.id/mainx.php?smnp=Z289YmVyaXRhJnhrZD0xNzM2Mw%3D%3D[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://www.jatimprov.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=12471&Itemid=2
- ^ "Bandara Trunojoyo Sumenep Resmi Dioperasikan". detikcom. 2010-11-30.
- ^ http://www.tempo.co/read/news/2012/02/14/180383923/Kata-Bupati-Listrik-di-Sumenep-Takut-Azan
- ^ "Pemkab Sumenep Minta Pemprov Jatim Kelola Giliyang". 2012-01-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-03. Diakses tanggal 2012-01-18.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-18. Diakses tanggal 2012-09-02.
- ^ http://rri.co.id/index.php/detailberita/detail/6413[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://www.sumenep.go.id/mainx.php?smnp=Z289YmVyaXRhJnhrZD0xMzA1[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://wwwfarit.blogspot.com/2009/05/bab-ii-skripsi.html
Daftar pustaka
- Huub de Jonge.1989.Madura dalam empat zaman: pedagang, perkembangan ekonomi, dan Islam: suatu studi antropologi ekonomi. PT Gramedia.
- Werdisastra (raden.).1996.Babad Sumenep.Universitas Michigan: Garoeda Buana Indah.
- Hélène Bouvier. 2002. Lèbur: seni musik dan pertunjukan dalam masyarakat Madura. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-420-3, 9789794614204
- Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.
- Abdurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep.
- Justine Vaisutis. 2007.Indonesia. Lonely Planet. ISBN 1-74104-435-9
- Soebrata Sastro, Raden.1920.Perjalanan dari Soengenep ka Batawi. Balai Pustaka.
- Sejarah Perjuangan Rakyat Sumenep 1945-1950
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi