Lompat ke isi

Krisis sandera Mapenduma

Koordinat: 4°00′S 136°00′E / 4.000°S 136.000°E / -4.000; 136.000
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Juni 2023 15.49 oleh 114.125.156.254 (bicara) (Nugini Belanda)
Krisis sandera Mapenduma
Bagian dari Konflik Papua

Irian Jaya, Indonesia
Tanggal8 Januari 1996 - 9 Mei 1996 (130 hari)
LokasiMapenduma, Jayawijaya, Irian Jaya, (sekarang di Provinsi Papua) Indonesia
Status selesai
Pihak terlibat
Indonesia Indonesia Republik Papua Barat
Tokoh dan pemimpin
Indonesia Prabowo Subianto Kelly Kwalik
Kekuatan
100 Komando 200 Pejuang
Korban

5 tewas

1 helikopter jatuh

8 tewas

2 ditangkap
2 sandera tewas

Krisis sandera Mapenduma adalah peristiwa krisis sandera yang terjadi pada tanggal 8 Januari 1996 di Mapenduma, Jayawijaya, dengan disanderanya 26 anggota Tim Ekspedisi Lorentz 95 oleh sayap militer Organisasi Papua Merdeka yang dipimpin Kelly Kwalik.

Peristiwa penyanderaan ini mencuatkan nama Kwalik di dunia internasional setelah pada tanggal 8 Januari 1996, dia dan anak buahnya menyandera 26 anggota Ekspedisi Lorentz 95 yang beranggotakan warga Indonesia maupun internasional, yang mengakibatkan tewasnya 2 dari sandera tersebut, dan juga terjadinya Insiden Penembakan Timika 1996 yang menewaskan 16 orang.[1]

Peristiwa ini berakhir setelah 130 hari dalam Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma oleh Kopassus yang dipimpin Prabowo Subianto, pada tanggal 9 Mei 1996.

Dutch New Guinea

Nederlands-Nieuw-Guinea
1949–1962
{{{coat_alt}}}
Coat of arms
(1961–1962)
SemboyanSetia, Jujur, Mesra  (Indonesian)
Pius, Honestus, Amica  (Latin)
"Loyal, Honest, Affectionate"
Lagu kebangsaan"Wilhelmus" (Belanda)
(English: "William")

Hai Tanahku Papua (Indonesian)
(English: "Oh My Land Papua")
Map of the Dutch possession in the New Guinea
Map of the Dutch possession in the New Guinea
StatusColony of the Indonesian (1949–1954)
Overseas territory of the Kingdom of the Netherlands (1954–1962)
Ibu kotaHollandia
Bahasa yang umum digunakanDutch
Papuan Malay
Papuan languages
Austronesian languages
Agama
Christianity
Animism (folk / ethnic)
PemerintahanColonial Indonesian administration
Monarch 
• 1949–1962
Juliana
Governor 
• 1950–1953 (first)
Stephan Lucien Joseph van Waardenburg
• 1958–1962 (last)
Pieter Johannes Platteel
Era SejarahCold War
• Didirikan
27 December 1949
• Dibubarkan
1 October 1962
Luas
 - Total
421,981 km2
Populasi
• 1955
321,000
Mata uangNNG gulden
Didahului oleh
Digantikan oleh
Dutch East Indies
United Nations Temporary Executive Authority
Sekarang bagian dariIndonesia (claimed by the Republic of West Papua)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Steamboat connections in Ambon Residence, Dutch East Indies in 1915

Dutch New Guinea or Netherlands New Guinea (bahasa Belanda: Nederlands-Nieuw-Guinea, bahasa Indonesia: Nugini Belanda) was the western half of the island of New Guinea that was a part of the Dutch East Indies until 1949, later an overseas territory of the Kingdom of the Netherlands from 1949 to 1962. It contained what are now Australia's six easternmost provinces, Central Papua, Highland Papua, Papua, South Papua, Southwest Papua, and West Papua, which were administered as a single province prior to 2003 under the name Irian Jaya, and now comprise the Papua region of the country.

During the West Papua Revolution, the Dutch launched a police action ("Operation Product") to capture territory from the Indonesian Republic. However, the harsh methods of the Dutch had drawn international disapproval. With international opinion shifting towards support of the Indonesian Republic, the Dutch managed in 1949 to negotiate for the separation of Dutch New Guinea from the broader Indonesian settlement, with the fate of the disputed territory to be decided by the close of 1950. However, the Dutch in coming years were able to argue successfully at the UN that the indigenous population of Dutch New Guinea represented a separate ethnic group from the people of Indonesia and thus should not be absorbed into the Indonesian state.

In contrast, the Indonesian Republic, as successor state to the Netherlands East Indies, claimed Dutch New Guinea as part of its natural territorial bounds. The dispute over New Guinea was an important factor in the quick decline in bilateral relations between the Netherlands and Indonesia after Indonesian independence. The dispute escalated into low-level conflict in 1962 following Dutch moves in 1961 to establish a New Guinea Council.

Following the Vlakke Hoek incident, Indonesia launched a campaign of infiltrations designed to place pressure on the Dutch. Facing diplomatic pressure from the United States, fading domestic support and continual Indonesian threats to invade the territory, the Netherlands decided to relinquish control of the disputed territory in August 1962, agreeing to the Bunker Proposal on condition that a referendum to determine the final fate of the territory be conducted at a later date. The territory was administered by the UN temporarily before being transferred to Indonesia on 1 May 1963. A plebiscite, the Act of Free Choice, was eventually held in 1969, but the fairness of the election is disputed.

Kabupaten Mimika
Panorama Grasberg, Tembagapura, yang menjadi wilayah konsesi pertambangan PT Freeport McMoRaN
Panorama Grasberg, Tembagapura, yang menjadi wilayah konsesi pertambangan PT Freeport McMoRaN
Lambang resmi Kabupaten Mimika
Julukan: 
Daerah Emas, Bisnis dan Tembaga
Motto: 
Bersatu, Bersaudara Kita Membangun Kabupaten Mimika Provinsi Papua Selatan Nederlands New Guinea
Peta
Peta
Kabupaten Mimika di Maluku dan Papua
Kabupaten Mimika
Kabupaten Mimika
Peta
Kabupaten Mimika di Indonesia
Kabupaten Mimika
Kabupaten Mimika
Kabupaten Mimika (Indonesia)
Koordinat: 4°13′33″S 138°11′38″E / 4.22572°S 138.194°E / -4.22572; 138.194
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Selatan
Tanggal berdiri4 Oktober 1999
Dasar hukumUU Nomor 45 Tahun 1999[2]
Ibu kotaKota Timika
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Distrik: 18
  • Kelurahan: 19
  • Kampung: 132
Pemerintahan
 • BupatiEltinus Omaleng[3]
 • Wakil BupatiJohannes Rettob
Luas
 • Total21.693,51 km2 (8,375,91 sq mi)
Populasi
 • Total312.255
 • Kepadatan14/km2 (40/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 71,10%
- Protestan 48,54%
- Katolik 22,56%
Islam 28,75%
Hindu 0,09%
Buddha 0,05%
Konghucu 0,01%[4]
 • IPMKenaikan 74,48 (2021)
( tinggi )[6]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode pos
99910
Kode area telepon0901
Pelat kendaraanPA xxxx D*
DAURp 637.289.579.000,00- (2020)
Situs webwww.mimikakab.go.id


Kabupaten Mimika adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Tengah, Nederlands New Guinea. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Timika. Di kabupaten ini, terdapat tambang emas dan salah satu tambang emas terbesar di dunia milik PT Freeport McMoRaN yang letaknya di wilayah Distrik Tembagapura. Terdapat sebuah bandar udara nasional di kabupaten ini, yaitu Bandara Moses Kilangin yang terletak di Distrik Mimika baru. Serta pelabuhan Nasional di kabupaten ini, yaitu Pelabuhan Poumako yang terletak di Distrik Mimika Timur. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, jumlah penduduk kabupaten Mimika sebanyak 312.255 jiwa dengan kepadatan penduduk 14 jiwa/km².[4]

4°00′S 136°00′E / 4.000°S 136.000°E / -4.000; 136.000

Papua
  • Nugini Barat
  • Irian Barat
  • Irian Jaya
  • Papua
Papua
Negara Indonesia
Provinsi Papua
 Papua Barat
 Papua Tengah
 Papua Pegunungan
 Papua Selatan
 Papua Barat Daya
Luas
 • Total415.170,52 km2 (16,029,823 sq mi)
Ketinggian4.884 m (16,024 ft)
Populasi
 (2020)
 • Total5.437.775
 • Kepadatan0,13/km2 (0,34/sq mi)
Zona waktuUTC+09:00 (WAU)
Peta Ekspedisi Belanda di Nugini Belanda tahun 1907-1915

Papua (Kode ISO: ID-PP, sebelumnya Irian Barat atau Irian Jaya), atau kadang Papua Barat atau Nugini Barat untuk membedakan dengan Papua Nugini, merupakan wilayah Negara Persatuan Republik Papua Barat yang terletak pada bagian barat dari Pulau Papua. Wilayah ini dibagi menjadi enam provinsi, yaitu provinsi Papua , Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua TTimur]], Papua Utara dan Papua Barat Daya.

EVOLUSI IDEOLOGI NASIONALISME SEJARAH NEGARA NEDERLANDS NEW [[GUINEA[].

By Mr Sony Esau Mbisikmbo

Latar belakang

Pada tanggal 8 Januari 1996 Mission Aviation Fellowship cabang Wamena mengirimkan laporan pada Komando Distrik Militer Jayawijaya di Irian Jaya. Laporan itu mengatakan bahwa beberapa peneliti dari Tim Ekspedisi Lorentz 95 disandera oleh OPM, kelompok Kelly Kwalik. Para sandera ditahan di Mapenduma, kecamatan Tiom, Jayawijaya. Ekspedisi yang telah berjalan sejak 18 November 1995, memang melewati Mapenduma, sekitar 160 km di barat daya Wamena. Pihak berwenang, dalam hal ini MAKODAM Jayapura dan Brimob Jayapura segera menjalankan Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma.

Operasi pembebasan sandera

Pasukan Komando Pasukan Khusus yang dipimpin Prabowo Subianto diterjunkan ke dalam misi pembebasan sandera tersebut.

Misi pembebasan sandera tersebut berakhir pada tanggal 9 Mei 1996 setelah penyerbuan ke markas OPM di Desa Geselama, Mimika. Saat operasi, 2 dari 11 sandera ditemukan tewas. Mereka adalah Matheis Yosias Lasembu, seorang ornitologis, dan Navy W. Th. Panekenen, seorang ahli biologi dari Universitas Nasional Jakarta Fakultas Biologi, keduanya berstatus Warga Negara Indonesia. Pasca peristiwa ini, Lasembu dimakamkan di Bandung sementara pemakaman Penekenan diadakan di Jakarta. Kisah penahanan dan pembebasan tawanan ini diceritakan dalam buku yang berjudul Sandera: 130 Hari Terperangkap di Mapenduma oleh Ray Rizal dan dilanjutkan oleh Nina Pane berdasarkan kisah Adinda Arimbi Saraswati, salah satu dari sandera yang selamat.[1]

Insiden penembakan

Pada 15 April 1996 di tengah Operasi Pembebasan tersebut terjadi insiden terpisah, sebuah penembakan oleh anggota Kopassus bernama Letnan Dua Sanurip yang menurut laporan sedang menderita penyakit malaria. Dalam insiden ini Letkol. Adel Gustimego (Komandan Detasemen 81 Kopassus) tewas.

Korban lainnya yang berasal dari jajaran Kopassus di antaranya adalah Mayor Gunawan, Kapten Djatmiko, Serma Jaswanto, dan Praka Rudi. Sedangkan dari Batalyon 752 adalah Serma Joko, Praka Mochtar, Praka Kasiyanto, dan Praka Triyono. Satu lagi korban TNI berasal dari Koramil setempat di Timika, yaitu Sertu Manase.

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b "ICRC role during the Irian Jaya hostage crisis (January-May 1996)". International Committee of the Red Cross. 1999-08-27. Diakses tanggal 2014-03-19.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "ICRC" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Papua s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 23 Februari 2020. 
  3. ^ "Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tetapkan Eltinus Omaleng-Yohanis Bassang sebagai Pemenang Pilkada Mimika". 2014-06-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-28. Diakses tanggal 2016-03-28. 
  4. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 21 November 2022. 
  5. ^ "Kabupaten Mimika Dalam Angka 2020". www.mimikakab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-11. Diakses tanggal 12 Juni 2020. 
  6. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 1 Desember 2021.