Lompat ke isi

Ngopi cantik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Desember 2023 03.31 oleh OrangKalideres (bicara | kontrib) (Memiringkan judul)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Seorang wanita sedang menikmati segelas kopi susu di sebuah kafe.

Ngopi cantik adalah istilah untuk menyebut tren gaya hidup dalam menikmati kopi khususnya pada kalangan perempuan perkotaan di Indonesia. Ngopi cantik dipahami sebagai kegiatan berkumpul dan mengobrol sesama perempuan di kedai kopi atau kafe yang nyaman, biasanya dalam keadaan telah berdandan cantik.[1][2][3][4] Kegiatan ini biasanya diikuti dengan berfoto bersama untuk kemudian diunggah ke media sosial.[5] Oleh karena itu juga, kedai kopi tempat ngopi cantik biasanya memiliki desain interior yang bagus, sehingga menunjang keindahan foto ketika diunggah ke media sosial, khususnya Instagram.[6]

Istilah ngopi ganteng kadang digunakan sebagai padanan maskulin untuk aktivitas serupa.[7]

Kopi dan perempuan

[sunting | sunting sumber]

Tren ngopi cantik disebut sebagai tradisi baru dalam menikmati kopi yang selama ini terkesan dikuasai oleh dunia laki-laki.[8] Tren ngopi cantik dianggap sebagai salah satu penyebab menjamurnya bisnis kedai kopi di wilayah perkotaan di Indonesia.[9][10]

Sebuah survei oleh HonestDocs yang diikuti oleh 9.684 orang Indonesia mengungkap bahwasanya perempuan Indonesia rata-rata bisa menghabiskan satu gelas kopi per hari, sementara laki-laki Indonesia rata-rata bisa menghabiskan 2 hingga 3 gelas kopi per hari.[11]

Stereotipe

[sunting | sunting sumber]

Selama ini kopi dilekatkan dengan identitas maskulin. Laki-laki yang tidak suka minum kopi bahkan bisa dianggap kurang maskulin karena stereotipe ini. Sementara itu, kaum perempuan lebih diidentikkan dengan kebiasaan minum teh. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan gaya hidup, perempuan juga berangsur-angsur meminum kopi. Meskipun demikian, kopi yang diminum perempuan dan laki-laki tetap tidak terlepas dari stereotipe. Laki-laki diidentikkan dengan kopi hitam, sedangkan kopi yang diminum oleh kaum perempuan diidentikkan dengan kopi-kopi bercampur susu, seperti latte.[12][13] Stereotipe ini ditegaskan oleh survei yang dilakukan oleh Zagat yang menemukan bahwa perempuan memang lebih memilih kopi sejenis latte dan laki-laki lebih memilih kopi hitam atau espreso. Perempuan juga memilih kopi yang lebih manis daripada konsumsi oleh laki-laki.[14]

Perempuan yang meminum kopi tidak terlepas dari objektifikasi oleh laki-laki, yakni bahwasanya perempuan peminum kopi dianggap lebih seksi.[15] Selain itu, kedai kopi juga dianggap sebagai ruang para lelaki, sedangkan perempuan berada di ranah domestik, yaitu rumah. Pertemuan-pertemuan di kedai kopi yang dipercaya menghasilkan lobi-lobi politik, pengaruh, dsb. membuat kehadiran dan kontribusi kaum perempuan semakin tersisihkan.[12][16]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ admin_library (2017-07-19). "Wanita dan Kopi Rasa Pahit Pemicu Semangat". Universitas Ciputra. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  2. ^ Silly, Venus (2009). When Silly met Venus. Grasindo. ISBN 978-979-025-935-5. 
  3. ^ "PEREMPUAN DAN KAFE : Nongkrong di Kafe, Bagian Gaya Hidup Perempuan". Solopos.com. 2013-10-01. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  4. ^ Dalidjo, Nurdiansyah (2020-04-07). Rumah di Tanah Rempah - Penjelajahan Memaknai Rasa dan Aroma Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-602-06-3968-0. 
  5. ^ "Ngopi Cantik, Cara Baru Menikmati Kopi | indonesiaimages.net" (dalam bahasa Inggris). 2016-02-02. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  6. ^ Hens, Henry (2018-11-25). Riani, Asnida; Hens, Henry, ed. "Maraknya Kedai Kopi di Indonesia, Bakal Bertahan Lama atau Sekadar Tren?". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  7. ^ "Ngopi Akhir Pekan: Sensasi Kopi Magic di Coffeesmith". Tabloidbintang.com. 2021-09-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-18. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  8. ^ Hendri, Nolpitos. "Ngopi Cantik ala Cewek-cewek". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  9. ^ "Tak Hanya di Kafe, Produsen Kopi Kini Ramai Berjualan Online - Katadata.co.id". katadata.co.id. 2018-07-30. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  10. ^ Gumiwang, Ringkang. "Ramai-ramai Merambah Bisnis Kedai Kopi". tirto.id. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  11. ^ Antara (2019-09-18). Widiyarti, Yayuk, ed. "Kian Banyak Orang Indonesia Minum Kopi, Berapa Jumlah yang Ideal?". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  12. ^ a b "Kopi dan The Glass Ceiling". Jurnal Perempuan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-20. 
  13. ^ "Makanan dan Stereotip Gender: Apa Salahnya Laki-laki Tak Minum Kopi?". magdalene.co (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-20. 
  14. ^ Birmingham-Reyes, Christy (2019-10-15). "Coffee consumption: Male vs female differences". When Women Inspire (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-21. 
  15. ^ "Wanita Ngopi Itu Seksi". rasakopi.com (dalam bahasa Inggris). 2016-08-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-13. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  16. ^ "Kopi dan Maskulinitas". Kibul.in (dalam bahasa Inggris). 2018-12-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-05. Diakses tanggal 2021-02-20.