Lompat ke isi

Korea Utara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 September 2009 07.26 oleh Reindra (bicara | kontrib) (Geografi)
Republik Rakyat Demokratik Korea

조선민주주의인민공화국
Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk[1]
Semboyan강성대국
強盛大國
(alihaksara Korea: "Negara Makmur dan Kuat")
Lagu kebangsaanAegukka (애국가/愛國歌)
("Lagu Patriotis")
Lokasi Korea Utara
Ibu kota
Pyongyang
Bahasa resmiKorea
DemonimBangsa Korea, Bangsa Korea Utara
PemerintahanRepublik, Sosialis, Komunis, Juche]
Kim Il-sung
(telah mangkat)[a]
Kim Jong-il[b]
• 
Kim Yong-nam[c]
Kim Yong-il
LegislatifMajelis Agung Rakyat
Pembentukan
1 Maret 1919
15 Agustus 1945
• Deklarasi resmi
9 September 1948
Luas
 - Total
120,540 km2 (98)
 - Perairan (%)
4,87
Penduduk
 - Perkiraan 2009
23.906.000[2] (51)
198,3/km2 (55)
PDB (KKB)2007[4]
 - Total
$ 40 miliar (95)
$ 1.700 (perk. 2008)[3] (191)
PDB (nominal)2008[5]
 - Total
$ 26,2 miliar (125)
$ 776 (139)
Gini (2008[6])31
sedang
IPM (1998[7])0,766
Error: Invalid HDI value · 75
Mata uangWon (₩)
(KPW)
Zona waktuKorea Standard Time
(UTC+9)
 - Musim panas (DST)
UTC+10, tidak diberlakukan
Format tanggaltt, tttt년 bb월 hh일
tt, tttt/bb/hh (Masehi–1911, CE)
Lajur kemudikanan
Kode telepon850
Kode ISO 3166KP
Ranah Internet.kp
^ a. Wafat pada 1994, digelari "Presiden Abadi" pada 1998.

^ b. Kim Jong-il adalah tokoh dan pemimpin yang paling berpengaruh, kendati dia bukan kepala negara, bukan juga kepala pemerintahan; gelar resminya adalah Ketua Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara, kedudukan yang dia pegang sejak 1994.

^ c. Kim Yong-nam adalah "kepala negara urusan luar negeri".
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Korea Utara, resminya Republik Rakyat Demokratik Korea (Hangul: 조선민주주의인민공화국, Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk), adalah sebuah negara di Asia Timur, yang meliputi paro utara Semenanjung Korea. Ibukotanya adalah Pyongyang, sekaligus sebagai kota terbesarnya. Zona Demiliterisasi Korea berperan sebagai daerah penyangga antara Korea Utara dan Korea Selatan. Sungai Amnok dan Sungai Tumen membentuk perbatasan antara Korea Utara dan Republik Rakyat Cina. Sautu bagian dari Sungai Tumen di timur-utara jauh adalah perbatasan dengan Rusia. Penduduk setempat menyebut negara ini Pukchosŏn (북조선, "Chosŏn Utara").

Semenanjung Korea diperintah oleh Kekaisaran Korea hingga diduduki oleh Jepang setelah Perang Rusia-Jepang pada 1905. Maka terjadilah pembagian menjadi wilayah pendudukan Soviet dan Amerika pada 1945, mengikuti akhir Perang Dunia II. Korea Utara menolak ikut serta di dalam pemilihan umum yang diawasi PBB yang diselenggarakan di selatan pada 1948, yang mengarah kepada pembentukan dua pemerintahan Korea yang terpisah oleh zone demiliterisasi. Baik Korea Utara maupun Korea Selatan kedua-duanya mengklaim kedaulatan di atas seluruh semenanjung, yang mengarah kepada Perang Korea pada 1950. Sebuah gencatan senjata pada 1953 mengakhiri pertempuran; namun kedua-dua negara secara resmi masih memelihara status perang satu sama lain, karena perjanjian perdamaian tidak pernah ditandatangani.[8] Kedua-dua negara diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1991.[9] Pada 26 Mei 2009, Korea Utara secara sepihak menarik diri dari gencatan senjata.[10]

Korea Utara adalah sebuah negara satu-partai di bawah barisan penyatuan yang dipimpin oleh Partai Buruh Korea.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; nama tidak sah; misalnya, terlalu banyak[11][12][13] Gaya pemerintah negara itu mengikuti ideologi kepercayaan-diri Juche, yang dibangun oleh Kim Il-sung, mantan pemimpin negara ini. Juche menjadi ideologi resmi negara ketika negara ini mengadopsi konstitusi baru pada 1972,[14] kendati Kim Il-sung telah menggunakannya untuk membentuk kebijakan sejak sekurang-kurangnya awal tahun 1955.[15] Sementara resminya sebagai republik sosialis, Korea Utara dipandang oleh sebagian besar negara sebagai negara kediktatoran totaliter stalinis.[11][12][16][17][18] Pemimpin saat ini adalah Kim Jong-il, putera dari Presiden Abadi Kim Il-sung.

Sejarah

Dampak dari penjajahan Jepang atas Korea yang berakhir dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia II pada 1945, Korea dibagi pada garis khayal 38 derajat Lintang Utara mengikuti persetujuan dengan PBB, diadministrasi oleh Uni Soviet di utara dan oleh Amerika Serikat di selatan. Sejarah Korea Utara resminya dimulakan dengan pembentukan Republik Rakyat demokratik pada 1948.

Pembagian Korea

Pada Agustus 1945, Tentara Soviet membentuk Otoritas Sipil Soviet untuk memerintah negara ini hingga sebuah rezim domestik, yang ramah kepada Uni Soviet, dapat dibentuk. Setelah ketibaan tentara Soviet pada 1948, agenda utama pada tahun berikutnya adalah penyatuan Korea dari kedua belah pihak, namun konsolidasi rezim Syngman Rhee di Selatan dengan dukungan militer Amerika dan tekanan pemberontakan Oktober 1948 mengakhiri harapan bahwa negara ini dapat dibersatukan kembali menurut cara revolusi Komunis di Selatan.

Pada 1949, sebuah campur tangan militer kepada Korea Selatan dilakukan oleh Rezim Utara tetapi gagal menerima dukungan dari Uni Soviet, yang memainkan peran kunci dalam pembentukan negara ini.[19] Penarikan sebagian besar kekuatan militer Amerika Serikat dari Selatan pada Juni secara dramatik memperlemah Rezim Selatan dan menyemangati Kim Il-sung untuk memikirkan kembali suatu rencana serangan melawan Selatan.[19] Gagasan itu sendiri pertama ditolak oleh Joseph Stalin tetapi dengan perkembangan persenjataan nuklir Soviet, kejayaan Mao Zedong di Cina dan pertanda dari bangsa Cina bahwa mereka dapat mengirimkan serdadu dan sokongan lainnya ke Korea Utara, Stalin menyetujui penyerangan yang menjadi cikal bakal Perang Korea.[20]

Perang Korea

Monumen Korea Utara di Pyongyang.

Perang Korea adalah sebuah silang sengketa militer antara Korea Utara dan Korea Selatan dengan peperangan besar yang dimulakan pada 25 Juni 1950, dihentikan sementara dengan gencatan senjata yang ditandatangani pada 27 Juli 1953. Silang sengketa itu berasal dari upaya-upaya dua kekuasaan Korea untuk membersatukan kembali Korea di bawah pemerintahan mereka masing-masing dan mengarah kepada perang berskala penuh yang menghabiskan lebih daripada 2 juta orang sipil dan prajurit dari kedua belah pihak. Periode ini segera sebelum perang ditandai dengan menyulut silang sengketa perbatasan pada 38 derajat Lintang Utara dan berupaya menegosiasi pemilihan umum bagi keutuhan Korea.[21] Negosiasi ini berakhir ketika Tentara Rakyat Korea menginvasi Selatan pada 25 Juni 1950. Di bawah restu PBB, sekutu-sekutu Amerika Serikat ikut campur tangan kepada pihak Korea Selatan. Setelah kemajuan yang cepat di dalam pertahanan penyeimbang Korea Selatan, tentara Cina yang bersekutu kepada Utara ikut campur tangan kepada pihak Korea Utara, mencurangi kesetimbangan perang itu dan pada akhirnya mengarah kepada gencatan senjata yang hampir meletakkan kembali perbatasan asli antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Sementara beberapa pihak menganggap silang sengketa ini sebagai perang saudara, ada banyak faktor lain yang bermain.[22] Perang Korea juga merupakan konfrontasi tentara pertama di era Perang Dingin dan menjadi standar bagi banyak silang sengketa terkemudian. Perang ini menciptakan gagasan perang surat kuasa (perang antar dua kekuatan yang menggunakan pihak ketiga untuk dijadikan media agar perang tidak berhadapan secara langsung), di mana dua adidaya akan berjuang di negara lain, memaksa rakyat di negara itu untuk merasakan kehancuran dan kematian terlibat di dalam perang antar dua bangsa besar itu. Para adidaya mencegah sampai terjadi perang habis-habisan satu sama lain, juga saling balasnya penggunaan senjata nuklir. Perang ini juga memperluas Perang Dingin, hal ini menarik perhatian Eropa. Sebuah zona demiliterisasi yang dijaga ketat pada 38 derajat Lintang Utara memelihara pembagian semenanjung hingga kini yang menyisakan perasaan anti-komunis dan anti-Korea Utara di pihak Korea Selatan.

Sejak penghentian tembak-menembak di dalam Perang Korea pada 1953, hubungan antara pemerintah Korea Utara dan Korea Selatan, Uni Eropa, Kanada, Amerika Serikat, dan Jepang menjadi tegang. Pertempuran dihentikan dengan gencatan senjata, tetapi kedua-dua Korea secara teknis masih perang. Baik Utara maupun Selatan menandatangani Deklarasi Kerjasama Utara-Selatan 15 Jun pada 2000, di mana kedua-dua pihak berjanji untuk berupaya penyatuan kembali dengan cara damai.[23] Selain itu pada 4 Oktober 2007, para pemimpin dari Utara dan Selatan bergandengan tangan untuk mengadakan rapat puncak yang membicarakan pernyataan penghentian perang secara resmi dan mengukuhkan kembali prinsip saling non-agresi.[24]

Abad ke-20

Korea Utara dan Selatan tidak pernah menandatangani perjanjian perdamaian dan dengan demikian secara resmi masih dalam status perang; hanya sebuah gencatan senjata yang diumumkan.[25] Pemerintah Korea Selatan menjadi didominasi oleh militernya dan sbuah perdamaian yang relatif telah disela oleh beberapa pertempuran kecil dan upaya pembunuhan di perbatasan. Utara gagal di dalam beberapa upaya pembunuhan terhadap pemimpin Korea Selatan, yang paking dikenal pada 1968, 1974, dan Pengeboman Rangoon pada 1983; terowongan seringkali ditemukan di bawah Zona Demiliterisasi dan perang hampir meletuskan insiden pembunuhan kapak di Panmunjeom pada 1976.[26] Pada 1973, rahasia yang sangat penting, kontak tingkat-tinggi mulai dihantarkan melalui kantor-kantor Palang Merah, tetapi berakhir setelah insiden Panmunjeom dengan sedikit kemajuan telah dibuat dan gagasan bahwa dua Korea akan bekerja sama di dalam organisasi-organisasi internasional secara terpisah.[27]

Di penghujung 1990-an, Selatan mengalami peralihan menuju demokrasi, keberhasilan kebijakan Nordpolitik, dan kekuasaan di Utara diambil alih oleh putranya Kim Il-sung Kim Jong-il, kedua-dua negara itu mulai begandengan tangan di depan umum untuk kali pertama, di mana Selatan meluncurkan Kebijakan Cuaca Cerah.[28][29]

Abad ke-21

Pada 2002, Presiden Amerika Serikat George W. Bush menjuluki Korea Utara sebagai bagian dari "poros kejahatan" dan sebuah "outpost of tyranny". Kontak tingkat-tinggi yang pernah dilakukan pemerintah Korea Utara dengan Amerika Serikat adalah dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Madeleine Albright, yang berkunjung ke Pyongyang pada 2000,[30] tetapi kedua-dua negara itu tidak menjalin hubungan diplomatik yang resmi.[5] Pada 2006, hampir 37.000 serdadu Amerika masih tersisa di Korea Selatan, kendati sejak Juni 2009 jumlah ini berkurang menjadi sekira 30.000 saja.[31][32] Kim Jong-il secara pribadi menerima kehadiran tentara Amerika Serikat di Semenanjung Korea, bahkan setelah menyatunya kembali Korea.[33] Bagaimanapun secara umum, Korea Utara sangat menuntut penarikan serdadu Amerika dari Korea.[33]

Pada 13 Juni 2009, kantor berita Amerika Serikat, Associated Press, melaporkan bahwa sebagai tanggapan bagi sanksi-sanksi baru dari PBB, Korea Utara menyatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan program pengayaan uranium. Ini menandai kali pertama Pemerintah Korea Utara mengakui di depan publik dunia bahwa pihaknya memang melakukan program pengayaan uranium.[34] Pada Agustus 2009, mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton bertemu dengan Kim Jong-il untuk menjamin pembebasan dua orang wartawan Amerika Serikat. [35]

Geografi

Gunung Baekdu

Korea Utara menguasai paro utara Semenanjung Korea, meliputi wilayah seluas 120.540 kilometer persegi (46.541 sq mi). Korea Utara berbagi perbatasan darat dengan Republik Rakyat Cina dan Rusia di utara, dan Korea Selatan di sepanjang Zona Demiliterisasi Korea. Di baratnya terdapat Sungai Kuning dan Teluk Korea, dan di timurnya terdapat Jepang di seberang Laut Jepang (Laut Timur Korea). Titik tertinggi di Korea Utara adalah Gunung Paektu-san di ketinggian 2.744 meter (9.003 ft). Sungai terpanjang adalah Sungai Amnok yang mengalir sepanjang 790 kilometer (491 mi).[36]

Iklim Korea Utara relatif sedang, dengan curah hujan yang lebih besar pada musim panas sepanjang periode hujan yang singkat yang disebut changma, dan musim dingin yang sangat menusuk tulang.[37] Pada 7 Agustus 2007, banjir yang paling meluluh-lantakkan sejak 40 tahun terakhir menyebabkan Pemerintah Korea Utara meminta bantuan kepada dunia internasional. Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah, semisal Palang Merah, meminta rakyat untuk mengumpulkan dana karena mereka mengkhawatiri bencana kemanusiaan.[38]

Pusat pemerintahan Korea Utara sekaligus menjadi kota terbesarnya adalah Pyongyang; kota-kota besar lainnya di antaranya adalah Kaesong di selatan, Sinuiju di utara-barat, Wonsan dan Hamhung di timur, dan Chongjin di utara-timur.

Topografi

Iklim

Pembagian administratif

Kota-kota besar

Budaya dan seni

Pemerintah dan politik

Hubungan luar negeri

Militer

Ekonomi

Perdagangan asing

Pariwisata

Musim paceklik

Media

Transportasi

Demografi

Bahasa

Agama

Pendidikan

Kesehatan

Humanisme

Hak asasi manusia

Pemujaan kepribadian

Penyatuan Korea

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Administrative Population and Divisions Figures (#26)" (PDF). DPRK: The Land of the Morning Calm. Permanent Committee on Geographical Names for British Official Use. 2003-04. Diakses tanggal 2006-10-10. 
  2. ^ Departemen Ekonomi dan Sosial Population Division (2009). "World Population Prospects, Table A.1" (.PDF). versi 2008. Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diakses pada 12 Maret 2009.
  3. ^ North Korea - Economy di CIA World Factbook.
  4. ^ "Country Profile: North Korea". Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran, Britania Raya. 2007-07-20. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  5. ^ a b "Korea, North". The World Factbook. 2007. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  6. ^ Lihat List of countries by income equality.
  7. ^ "Human Development Report 1998". United Nations Development Programme. 1998. Diakses tanggal 2009-07-04. 
  8. ^ "U.S.: N. Korea Boosting Guerrilla War Capabilities". FOX News Network, LLC. 2009-06-23. Diakses tanggal 2009-07-04. 
  9. ^ Sanger, David E. (1991-05-29). "North Korea Reluctantly Seeks U.N. Seat". The New York Times Company. Diakses tanggal 2009-07-04. 
  10. ^ Jeong, Jae Sung (2009-05-27). "KCNA: Korean Peninsula in State of War". The Daily NK. The Daily NK. Diakses tanggal 2009-07-04. 
  11. ^ a b Brooke, James (2003-10-02). "North Korea Says It Is Using Plutonium to Make A-Bombs". The New York Times (online version of New York, United States newspaper). Diakses tanggal 2007-10-31. North Korea, run by a Stalinist dictatorship for almost six decades, is largely closed to foreign reporters and it is impossible to independently check today's claims. 
  12. ^ a b Baruma, Ian. "Leader Article: Let The Music Play On". The Times of India. Diakses tanggal 2008-03-27. North Korea, officially known as the Democratic People's Republic of Korea, is one of the world's most oppressive, closed, and vicious dictatorships. It is perhaps the last living example of pure totalitarianism - control of the state over every aspect of human life. Is such a place the right venue for a western orchestra? Can one imagine the New York Philharmonic, which performed to great acclaim in Pyongyang, entertaining Stalin or Hitler? 
  13. ^ Finn, Peter (2009-06-08). "U.S. to Weigh Returning North Korea to Terror List". Washington Post. Diakses tanggal 2009-06-19. The Bush administration removed North Korea from the list of terrorist states last year as part of an unfulfilled commitment by the dictatorship to dismantle its nuclear weapons program. 
  14. ^ "Constitution of North Korea (1972)". 1972. Diakses tanggal 2009-05-07. 
  15. ^ Martin, Bradley K. (2004). Under the Loving Care of the Fatherly Leader: North Korea and the Kim Dynasty. New York, NY: Thomas Dunne Books. hlm. 111. ISBN 0-312-32322-0. Although it was in that 1955 speech that Kim gave full voice to his arguments for juche, he had been talking along similar lines as early as 1948. 
  16. ^ "Freedom in the World, 2006". Freedom House. Diakses tanggal 2007-02-13. Citizens of North Korea cannot change their government democratically. North Korea is a totalitarian dictatorship and one of the most restrictive countries in the world. 
  17. ^ "Economist Intelligence Unit democracy index 2006" (PDF). Economist Intelligence Unit. 2007. Diakses tanggal 2007-10-09.  North Korea ranked in last place (167, lower is better)
  18. ^ "A portrait of North Korea's new rich". The Economist. 2008-05-29. Diakses tanggal 2009-06-18. EVERY developing country worth its salt has a bustling middle class that is transforming the country and thrilling the markets. So does Stalinist North Korea. 
  19. ^ a b Bruce Cummings, The Origins of the Korean War, Vol. 1: Liberation and the Emergence of Separate Regimes, 1945–1947, Princeton University Press
  20. ^ Martin, Bradley K. (2004). Under the Loving Care of the Fatherly Leader: North Korea and the Kim Dynasty. New York, NY: Thomas Dunne Books +. hlm. 66–67. ISBN 0-312-32322-0. 
  21. ^ Hermes, Jr., Walter (1966). Truce Tent and Fighting Front. Center of Military History. hlm. 2,6,9. 
  22. ^ "The Korean War, 1950–1953 (an extract from American Military History, Volume 2—revised 2005)". Diakses tanggal 2007-08-20. 
  23. ^ "North-South Joint Declaration". Naenara. 2000-06-15. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  24. ^ Reuters. "Factbox - North, South Korea pledge peace, prosperity". Diakses tanggal 2007-10-04. 
  25. ^ Casey, Steven (2008). Selling the Korean War: propaganda, politics, and public opinion in the United States, 1950-1953. Oxford University Press US. ISBN 978-0195306927.
  26. ^ Kirkbride, Wayne (1984). DMZ, a story of the Panmunjom axe murder. Hollym International Corp.
  27. ^ Bandow, Doug; Carpenter, Ted Galen (1992). The U.S.-South Korean alliance: time for a change. Transaction Publishers. p.98–99. ISBN 978-1560005834.
  28. ^ Kwak, Tae-Hwan; Joo, Seung-Ho (2003). The Korean peace process and the four powers. Ashgate Publishing, Ltd. ISBN 978-0754636533.
  29. ^ DeRouen, Karl; Heo, Uk (2005). Defense and Security: A Compendium of National Armed Forces and Security Policies. ABC-CLIO.
  30. ^ Bury, Chris (2000). "Interview - Madeleine Albright". Nightline Frontline, on PBS.org. Diakses tanggal 2007-08-11. 
  31. ^ Malcom Moore (2009-05-28). "South Korean and US Troops raise alert level over North Korean Threat". Telegraph Online. Diakses tanggal 2009-07-06. 
  32. ^ Xinhua (2005-01-13). "S. Korea to cut 40,000 troops by 2008". People's Daily Online. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  33. ^ a b Oberdorfer, Don (2005-07-28). "North Korea: Six-Party Talks Continue". The Washington Post Online. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  34. ^ Kim, Kwang-Tae (2009-06-13). "North Korea Vows Nuclear Step-Up". Associated Press. Diakses tanggal 2009-06-14. 
  35. ^ http://www.cnn.com/2009/WORLD/asiapcf/08/04/nkorea.clinton/index.html
  36. ^ Caraway, Bill (2007). "Korea Geography". The Korean History Project. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  37. ^ Federal Research Division of the US Library of Congress (2007). "North Korea - Climate". Country Studies. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  38. ^ "Emergency appeal for DPRK flood survivors", website of the Red Cross

Bahan bacaan

Pranala luar

Templat:Link FA