Lompat ke isi

Keputihan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keputihan atau vaginal discharge adalah kondisi normal yang dialami oleh wanita, di mana cairan lendir bening kental keluar dari vagina untuk menjaga kebersihan dan kelembaban serta melindungi dari infeksi. Keputihan bisa menjadi tidak normal, menandakan adanya masalah pada organ reproduksi. Memperhatikan tekstur, bentuk, dan aroma cairan vagina penting untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi dan mencegah penyebaran penyakit. Keputihan normal terjadi selama siklus kehidupan wanita, tetapi keputihan abnormal ditandai dengan jumlah yang banyak, warna yang tidak biasa, gatal, perih, dan bau yang tidak sedap. Penyebab keputihan abnormal meliputi bakteri, jamur, dan parasit. Pencegahan keputihan melibatkan menjaga kebersihan organ reproduksi, menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, serta mengurangi stres.[1][2]

Penyebab

Beberapa faktor mempengaruhi terjadinya keputihan pada wanita, termasuk faktor hormonal, kelelahan fisik dan mental, serta adanya benda asing dalam organ reproduksi. Faktor lainnya mencakup status ekonomi, penggunaan antiseptik yang mengganggu keseimbangan pH, penggunaan pembalut atau pantyliner, dan perilaku personal hygiene. Wanita dapat rentan terhadap infeksi vagina dan keputihan karena beberapa faktor seperti penggunaan pil KB atau obat kortikosteroid, penyakit diabetes, hubungan seksual tanpa kondom, kelemahan daya tahan tubuh, iritasi di sekitar vagina, menopause, dan penggunaan sabun dengan parfum atau antiseptik yang berlebihan dalam membersihkan area kewanitaan.[3][2]

Jenis

Keputihan pada wanita dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Keputihan normal adalah kondisi alami yang dialami oleh setiap wanita. Jumlah, warna, dan tekstur keputihan dapat bervariasi antara individu, tergantung pada perubahan hormon dalam tubuh. Keputihan normal biasanya terjadi sekitar enam bulan sebelum menstruasi pertama, dipengaruhi oleh perubahan hormon. Selain itu, keputihan normal juga bisa terjadi pada wanita dewasa saat merasakan rangsangan seksual, sedang menyusui, atau mengalami stres. Pada bayi baru lahir, keputihan yang disertai sedikit darah juga bisa terjadi, namun hal ini akan hilang dalam waktu dua minggu.
  2. Keputihan tidak normal adalah keputihan tidak normal sering kali merupakan tanda adanya infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Infeksi ini dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu infeksi tidak menular dan infeksi menular. Contoh infeksi tidak menular termasuk vaginosis bakterialis dan candidiasis, sementara infeksi menular bisa disebabkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti chlamydia, trikomoniasis, dan gonore. Selain itu, keputihan abnormal juga dapat menjadi gejala kanker pada rahim atau leher rahim (serviks).[2]

Pemeriksaan

Untuk mendiagnosis keputihan, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mengevaluasi kondisi organ reproduksi wanita, seperti vagina, serviks, dan rahim. Selain itu, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti:

  1. Tes pH, untuk mengetahui tingkat keasaman lendir vagina dan mendeteksi tanda infeksi.
  2. Pemeriksaan sampel cairan vagina, untuk mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau parasit penyebab keputihan.
  3. Tes infeksi menular seksual, untuk mengidentifikasi infeksi menular seksual seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis.
  4. Pap smear, untuk mendeteksi kelainan pada jaringan leher rahim (serviks).[2]

Penanganan

Keputihan normal umumnya tidak memerlukan penanganan medis khusus. Cukup dengan menjaga kebersihan area kewanitaan menggunakan air secara rutin. Sementara itu, penanganan keputihan abnormal tergantung pada penyebabnya, dengan pilihan pengobatan:

  1. Antibiotik, untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan. Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk pil atau krim oles.
  2. Antijamur, untuk mengatasi infeksi jamur yang menyebabkan keputihan. Obat antijamur tersedia dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan di dalam vagina.
  3. Metronidazole atau tinidazole, untuk mengatasi keputihan yang disebabkan oleh parasit penyebab penyakit trikomoniasis. Obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.[2]

Referensi

  1. ^ Marhaeni, Gusti Ayu (2016). "Keputihan pada wanita". JURNAL SKALA HUSADA : THE JOURNAL OF HEALTH (dalam bahasa Inggris). 13 (1). ISSN 2580-3700. 
  2. ^ a b c d e "Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan". yankes.kemkes.go.id. Diakses tanggal 2024-03-16. 
  3. ^ Putri, Arizki Amalia; Kusumawardhani, Paramitha Amelia; Cholifah, Siti (2021-03-29). "The Relationship between Personal Hygiene Behavior with Vaginal Discharge in Young Women :". Jurnal Kebidanan Midwiferia (dalam bahasa Inggris). 7 (1): 1–8. doi:10.21070/midwiferia.v7i1.954. ISSN 2548-2246.