Lompat ke isi

Sadewa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Juni 2024 03.58 oleh 36.68.55.237 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Sadewa
सहदेव
Sadewa sebagai tokoh pewayangan Jawa.
Sadewa sebagai tokoh pewayangan Jawa.
Tokoh Mahabharata
NamaSadewa
Ejaan Dewanagariसहदेव
Ejaan IASTSahadéva
Nama lainTantipala
Kitab referensiMahabharata, Purana, Bhagawadgita
AsalHastinapura, Kerajaan Kuru
KediamanHastinapura dan Indraprastha
KastaKesatria
DinastiCandra
KlanKuru
SenjataPedang
AyahAswin (de facto)
Pandu (sah)
IbuMadri
IstriDrupadi, Vijaya
AnakSrutasena (dengan Drupadi), Suhotra (dengan Vijaya)

Sadewa (Dewanagari: सहदेव; ,IASTSahadéva, सहदेव) adalah salah satu tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan anggota Pandawa yang paling muda, yang memiliki saudara kembar bernama Nakula. Meskipun kembar, Nakula dikisahkan memiliki wajah yang lebih tampan daripada Sadewa, sedangkan Sadewa lebih pandai daripada kembarannya. Dalam hal perbintangan atau astronomi, kepandaian Sadewa jauh di atas murid-murid Drona yang lain. Selain itu, ia juga pandai dalam hal beternak sapi. Maka ketika para Pandawa menjalani hukuman menyamar selama setahun di Kerajaan Matsya akibat kalah bermain dadu melawan Korawa, Sadewa pun memilih peran sebagai seorang gembala sapi bernama Tantripala.

Meskipun Sadewa merupakan Pandawa yang paling muda, tetapi ia dianggap sebagai yang terbijak di antara mereka. Yudistira bahkan pernah berkata bahwa Sadewa lebih bijak daripada Wrehaspati, guru para dewa. Sadewa merupakan ahli perbintangan, matahari, air dan strategi perang perang. Langkahnya bagaikan air keruh menjadi benih sebening wibawanya.Mata seindah matahari bisa membenahi hidupnya.Bintang dan bulan bagaikan kekasihnya yang menerangi di gelap. Wajahnya berseri seri bagaikan laki laki bertanggung jawab.

Sadewa merupakan yang termuda di antara para Pandawa, yaitu sebutan untuk kelima putra Pandu, raja di Hastinapura. Sadewa dan saudara kembarnya, Nakula, lahir dari rahim putri Kerajaan Madra yang bernama Madri (dalam pewayangan disebut Madrim). Sementara itu ketiga kakak mereka, yaitu Yudistira, Bimasena, dan Arjuna lahir dari rahim Kunti. Meskipun demikian, Sadewa dikisahkan sebagai putra yang paling disayangi Kunti. Nakula dan Sadewa lahir sebagai anugerah dewa kembar bernama Aswin, karena Pandu saat itu sedang menjalani kutukan sehingga tidak bisa bersetubuh dengan istrinya. Keduanya lahir di tengah hutan ketika Pandu sedang menjalani kehidupan sebagai pertapa.

Setelah kemenangan Arjuna atas sayembara memanah di Kerajaan Pancala, maka semua Pandawa bersama-sama menikah dengan Dropadi, putri negeri tersebut. Dari perkawinan tersebut Sadewa memiliki putra bernama Srutakirti. Selain itu, Sadewa juga menikahi puteri Raja Dyutimata, raja lain dari Kerajaan Madra. Kemudian dari istrinya yang bernama Wijaya, lahir seorang putra bernama Suhotra.

Membunuh Sangkuni

[sunting | sunting sumber]

Sangkuni adalah paman para Korawa dari pihak ibu. Ia mengadu domba Pandawa dan Korawa, sehingga terjadi perang saudara yang terkenal dengan sebutan Baratayuda. Melalui permainan dadu, Sangkuni secara licik berhasil merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan para Pandawa. Setelah itu Pandawa dan Dropadi dihukum menjalani pembuangan selama 12 tahun di hutan, serta setahun menyamar.

Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya, Sadewa berperan sebagai seorang gembala sapi bernama Tantripala. Ia menyadari bahwa penderitaan para Pandawa adalah akibat ulah licik Sangkuni. Maka ia pun bersumpah akan membunuh orang itu apabila meletus perang saudara melawan Korawa. Setelah masa hukuman berakhir, pihak Korawa menolak mengembalikan hak-hak Pandawa. Upaya perundingan pun mengalami kegagalan. Perang di Kurukshetra pun meletus. Meskipun jumlah kekuatan pihak Pandawa lebih sedikit, tetapi mereka memperoleh kemenangan.

Pada hari ke-18 Sangkuni bertempur melawan Sadewa. Dengan mengandalkan ilmu sihirnya, Sangkuni menciptakan banjir besar melanda dataran Kurukshetra. Sadewa dengan susah payah akhirnya berhasil mangalahkan Sangkuni dengan pedangnya. Sementara itu dalam pewayangan Jawa, Sangkuni bukan mati di tangan Sadewa, melainkan di tangan Bimasena.

Sadewa dalam Sudamala

[sunting | sunting sumber]

Sadewa merupakan tokoh utama dalam Kakawin Sudamala, yaitu karya sastra berbahasa Jawa Kuno peninggalan Kerajaan Majapahit. Naskah ini bercerita tentang kutukan yang menimpa istri Batara Guru bernama Umayi, akibat perbuatannya berselingkuh dengan Batara Brahma. Dikisahkan bahwa Umayi berubah menjadi rakshasi bernama Ra Nini, dan hanya bisa kembali ke wujud asal apabila diruwat oleh bungsu Pandawa. Maka, Sadewa pun diculik dan dipaksa memimpin prosesi ruwatan. Setelah dirasuki Batara Guru, barulah Sadewa mampu menjalankan permintaan Ra Nini. Sadewa pun mendapat julukan baru, yaitu Sudamala yang bermakna "menghilangkan penyakit". Atas petunjuk Ra Nini yang telah kembali menjadi Umayi, Sadewa pun pergi ke desa Prangalas menikahi putri seorang pertapa bernama Tambrapetra. Gadis itu bernama Predapa.

Pewayangan Jawa

[sunting | sunting sumber]

Dalam pewayangan Jawa, Sadewa dikisahkan lahir di dalam istana Kerajaan Hastina, bukan di dalam hutan. Kelahirannya bersamaan dengan peristiwa perang antara Pandu melawan Tremboko, raja raksasa dari Kerajaan Pringgadani. Dalam perang tersebut keduanya tewas. Madrim ibu Sadewa melakukan bela pati dengan cara terjun ke dalam api pancaka. Versi lain menyebutkan, Sadewa sejak lahir sudah kehilangan ibunya, karena Madrim meninggal dunia setelah melahirkan dirinya dan Nakula. Sewaktu kecil, Sadewa memiliki nama panggilan Tangsen. Setelah para Pandawa membangun Kerajaan Amarta, Sadewa mendapatkan Kasatrian Bumi Retawu sebagai tempat tinggalnya.

Istri Sadewa versi pewayangan hanya seorang, yaitu Perdapa putri Resi Tambrapetra. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak bernama Niken Sayekti dan Bambang Sabekti. Masing-masing menikah dengan anak-anak Nakula yang bernama Pramusinta dan Pramuwati. Versi lain menyebutkan Sadewa memiliki anak perempuan bernama Rayungwulan, yang baru muncul jauh setelah perang Baratayuda berakhir, atau tepatnya pada saat Parikesit cucu Arjuna dilantik menjadi raja Kerajaan Hastina. Rayungwulan ini menikah dengan putra Nakula yang bernama Widapaksa.

Tokoh lain bernama sama

[sunting | sunting sumber]

Dalam mitologi Hindu dan sejarah India, terdapat beberapa tokoh lain yang bernama Sahadewa, yaitu:

Dalam legenda Jawa juga terdapat seorang bernama Sadewa dari zaman yang lebih tua. Ia merupakan cucu dari Watugunung raja Kerajaan Gilingwesi. Sadewa mempunyai sahabat bernama Tama, yaitu sahabat kakaribnya. Tama sahabatnya akhirnya berhasil menjadi raja di Kerajaan Medangkamulan bergelar Cingkaradewa. Cingkaradewa merupakan raja serakah yang ingin menguasai seluruh Pulau Jawa. Antara lain ia berhasil merebut Kerajaan Gilingwesi peninggalan kakeknya, yang saat itu dikuasai oleh Parikenan. Parikenan yang merupakan leluhur para Pandawa versi Jawa dikisahkan tewas di tangan Wibisana. Wibisana sendiri belajar seorang pertapa dari India bernama Resi Wisaka, yang merupakan samaran dari Aji Saka, seorang manusia setengah dewa yang melegenda.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]