Lompat ke isi

Caligula

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 September 2024 07.03 oleh TheKrakenz (bicara | kontrib) (Mengubah Artikel Lama ke Baru)
Caligula
Kaisar ke-3 Kekaisaran Romawi
Berkuasa37–41 Masehi
PendahuluTiberius
PenerusClaudius
Kelahiran31 Agustus 12
Antium, Italia
Kematian24 Januari 41 (usia 28)
Palatine Hill, Roma
Pemakaman
Pasangan
Keturunan
Nama lengkap
Gaius Julius Caesar Augustus Germanicus
WangsaDinasti Julio-Claudian
AyahGermanicus
IbuVipsania Agrippina
AgamaPaganisme Romawi

Caligula (nama lengkap: Gaius Julius Caesar Augustus Germanicus; 31 Agustus 12 – 24 Januari 41 M) adalah kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 37 M hingga 41 M. Ia dikenal sebagai salah satu kaisar Romawi yang paling kontroversial karena perilaku eksentriknya dan laporan tentang kekejamannya selama masa pemerintahannya. Caligula merupakan putra dari Germanicus, seorang jenderal Romawi yang sangat dihormati, dan Agrippina yang Tua, cucu dari Kaisar Augustus.

Caligula naik tahta pada usia muda setelah kematian Kaisar Tiberius. Awalnya, ia dipandang sebagai penguasa yang menjanjikan, tetapi tidak lama kemudian, perilakunya berubah drastis. Banyak catatan menyebutkan bahwa ia mulai menunjukkan tanda-tanda megalomania, paranoia, dan tindakan kejam terhadap senat, keluarga, dan rakyatnya. Caligula bahkan dikabarkan menganggap dirinya sebagai dewa dan menuntut agar ia disembah sebagai salah satu dewa Romawi.

Pemerintahannya yang singkat berakhir tragis ketika ia dibunuh oleh anggota pengawalnya sendiri, yang muak dengan kebijakan dan tiraninya.

Putra seorang prajurit

Sebuah caliga

Caligula adalah putra termuda pasangan Germanicus dan Vipsania Agrippina maior. Ia masih cicit dari Kaisar Agustus. Caligula besar di perkemahan tentara. Oleh karena itu ia di kemudian hari disebut Caligula (sandal (prajurit) kecil dari bahasa Latin: caligae).

Masa kecil di Capri

Sestertius dicetak pada tahun 37 mengingat Agrippina, ibu Gaius "Caligula". Sebelah kiri adalah gambar Agrippina, sedangkan sebelah kanan adalah kereta yang mengangkut abunya (sisi balik koin).

Ayahnya Germanicus meninggal dunia pada tahun 19 di wilayah Timur dalam keadaan mencurigakan. Ibunya Vipsania Agrippina, yang bertahun-tahun membela suaminya yang dibunuh dan akhirnya menuduh Tiberius akhirnya dibuang oleh Tiberius dan tewas kelaparan. Lalu Tiberius juga menyuruh membunuh kedua kakak Caligula (Nero dan Drusus). Caligula sendiri tidak dibunuh oleh Tiberius karena ia masih muda. Kala itu Caligula harus secara terpaksa hidup dengan pamannya; Tiberius di Capri.

Sudah jelas Caligula menderita pada masa kecilnya. Oleh karena itu salah satu perintahnya ketika menjadi kaisar ialah mengambil abu ibunya dan diarak pada sebuah kereta mengelilingi Roma. Lalu ia memerintahkan untuk mencetak uang koin demi memperingati peristiwa yang dinamainya Memoriae Agrippinae (Mengenang Agrippina). Abu kedua kakaknya dan ayahnya juga diambilnya.

Popularitas

  • Naiknya Caligula menjadi kaisar merupakan harapan baru orang romawi maupun seluruh dunia, Caligula memiliki panggilan kesayangan dari bangsa romawi seperti "bintang", "anak kesayangan", "sayang" dan "anak manis".
  • Caligula melakukan perubahan di sistem pemerintahan pada saat itu seperti mempublikasikan anggaran kekaisaran yang tidak dilakukan oleh Tiberius, menerbitkan kembali sejarah karya Titus Labienus, Cremetius Cordus, dan Cassius Severus, ia memperbaiki sistem pemilihan umum yang dirancang untuk mengembalikan hak suara bagi rakyat
  • Pertunjukan kesenian merupakan kesukaan Caligula, Ia memberikan sejumlah pertunjukan teater di Sirakusa, aneka pertandingan di Lugdunum, menyelesaikan proyek teater Pompey dan membangun amfiteater di Saepta dan membangun kembali reruntuhan tembok serta kuil Didymaen Apollo di Miletus

Kehidupan aneh Caligula

Berikut beberapa keanehan dari Caligula:

  • Pada masa hidupnya, Caligula melakukan inses dengan beberapa saudari kandungnya termasuk Drusilla. Karena Drusilla sudah menikah, Caligula memaksanya untuk meninggalkan suaminya. Ia lalu memberitahukan masyarakat Roma yang terkejut bahwa ini adalah sangat pantas dan tidak seorang pun perlu mengeluh. Ia memberi alasan bahwa para firaun telah melakukan hal seperti ini dan karena Roma memerintah Mesir, maka perbuatannya adalah sesuatu yang benar-benar sah bagi dia.
  • Pada saat Gemellus datang untuk makan malam, mulutnya menyebarkan bau obat batuk. Dengan segera Caligula menuduh Gemellus meminum obat penawar racun, dan karena hal itu jelas tercermin pada dirinya, maka Caligula memerintahkan Gemellus untuk segera bunuh diri. Pemuda yang berusia delapan belas tahun itu menurut dan menjatuhkan diri di atas pedangnya. Ini dilakukannya karena Gemellus adalah saingan Caligula sebagai pewaris takhta Roma dari Tiberius, kakek mereka.
  • Memerintahkan orang untuk bunuh diri kemudian menjadi kegemaran Caligula. Bermacam-macam orang dari berbagai lapisan masyarakat telah diperintahkannya untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Dengan memerintahkan hal itu, rasa kedewaan Caligula semakin bertambah. Ketika suatu malam dia duduk dalam acara perjamuan bersama kawan-kawannya, ia sekonyong-konyong meledak tertawa. Lalu ia menjawab pertanyaan atas tingkahnya itu, ia berkata," Aku sedang berpikir bahwa hanya dengan satu anggukan kepala, aku dapat menitahkan leher kalian digorok!" Pernyataan itu langsung menghilangkan suasana riang pesta.
  • Penghinaan Caligula terhadap orang banyak meliputi segala hal. Untuk membesar-besarkannya, ia secara resmi mengumumkan kuda kesayangannya, Incitatus menjadi konsul. Lalu ia menyediakan rumah yang mewah, lengkap dengan sejumlah pelayan, untuk mengurus kuda itu. Pesta-pesta besar diadakan dengan kuda itu sebagai tuan rumahnya.Semua itu belum memuaskan rasa humor Caligula yang sudah tidak beres, maka ia menunjuk kuda itu sebagai pendeta di sebuah kuil.
  • Ketika ia menghadiri suatu pernikahan seorang kawan, ia memutuskan bahwa ia sendirilah yang harus menjadi suami dari wanita itu sedangkan pengantin prianya hanya duduk membisu keheranan. Ketika kemudian ia bosan dengan istrinya ini, ia menceraikannya.

Pranala luar