Lompat ke isi

Lahang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 November 2024 12.49 oleh Haikal FK 1705 (bicara | kontrib) (Lihat juga)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lahang
Segelas lahang pinggir jalan
SajianMinuman
Tempat asalIndonesia
DaerahJawa Barat
Suhu penyajianDingin
Bahan utamaGetah Arenga pinnata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Lahang adalah minuman manis dan dingin tradisional dari Jawa Barat, Indonesia, terbuat dari getah Arenga pinnata (aren). Minuman ini umum dikenal di Indonesia, namun biasanya diasosiasikan dengan masyarakat Sunda di Jawa Barat. Lahang dikenal sebagai minuman tradisional isotonik.[1]

Lahang diperoleh melalui penyadapan aren atau pohon aren. Bagian yang disadap adalah bunga jantan tanaman aren. Untuk menjaga kesegarannya, petani biasanya akan mulai menyadap bunga lontar pada dini hari. Umur optimal pohon Arenga yang cocok untuk disadap adalah umur lima tahun ke atas. Mengetuk getah dari pohon Aren membutuhkan keterampilan, sebelum memasang tabung, tongkol bunga jantan harus dibersihkan untuk menghindari kontaminasi dan kotoran.

Cairan getah perlahan menumpuk dan menetes ke dalam wadah bambu. Setelah jangka waktu tertentu, getah akan dikumpulkan. Pada keadaan tertentu bila getah pohon Aren terlalu lama dibiarkan di udara terbuka, cairan getahnya akan difermentasi dan diubah menjadi cuka atau arak.

Penjualan

[sunting | sunting sumber]

Getah yang berasa manis kemudian dicampur dengan es batu dan siap dihidangkan. Es lahang biasanya dijual sebagai penyegar, minuman jalanan dalam tabung bambu besar. Lahang biasanya diproduksi bersama dengan gula aren, tuak, dan manisan dodol, karena semuanya adalah produk dari pohon aren.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Lahang Sunda - Minuman Isotonik Khas Pasundan, Jangan Kelamaan Didiamkan Nanti Memabukkan". Tribun Travel (dalam bahasa Indonesian). 7 September 2016. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]