Lompat ke isi

Kota Tasikmalaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Tasikmalaya
Daerah tingkat II
Lambang Kota Tasikmalaya
Motto: 
Kota Resik
Peta
Peta
Kota Tasikmalaya di Jawa
Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya
Peta
Kota Tasikmalaya di Indonesia
Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya (Indonesia)
Koordinat: 7°19′33″S 108°13′13″E / 7.3258023°S 108.2201805°E / -7.3258023; 108.2201805
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri21 Juni 2001
Dasar hukumUndang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2001
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 10
  • Kelurahan: 69
Pemerintahan
 • BupatiDrs. H. Syarif Hidayat, M.Si.
Luas
 • Total171,56 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total617,767 (2.006)
 • Kepadatan3,601/km2 (9,330/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3278 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0265
Kode Kemendagri32.78 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 369.950.000.000,00 (2007)
Situs webwww.tasikmalayakota.go.id


Kota Tasikmalaya, Sang Mutiara dari Priangan Timur adalah sebutan yang sangat pas bagi kota ini, hal ini dikarenakan kemajuan pesat yang dialami oleh Kota Tasikmalaya seperti halnya kota - kota besar lainnya di Indonesia. Kota Tasikmalaya menjadi " Center City" dari Priangan timur sehingga kota ini berkemilau layaknya mutiara dari priangan timur. Kota tasikmalaya adalah kota terbesar keempat di Provinsi Jawa Barat, setelah Bandung, Cirebon , dan Bogor. Kota Tasikmalaya juga adalah kota terbesar dan termaju di Priangan Timur, Priangan timur itu sendiri terdiri dari kota/kabupaten Tasikmalaya, kabupaten [[Ciamis], kota Banjar, kabupaten Garut dan kabupaten Sumedang yang memiliki plat nomor kendaraan berinisial Z. Kota Tasikmalaya adalah sebuah kekuatan besar bagi provinsi Jawa Barat sebagai pusat Priangan. Kemajuan Kota Tasikmalaya terlihat dari banyaknya keberadaan pusat - pusat perbelanjaan, gedung - gedung tinggi yang bermunculan, keberadaan Bank - Bank besar berskala internasional maupun nasional baik itu bank milik swasta maupun bank milik pemerintah seperti Bank Indonesia, BII, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank Sinarmas, Bank OCBC NISP, Bank Danamon, Bank Syariah Mandiri, Bank BCA, Bank HSBC, Bank Jabar Banten dan bank - bank besar lainnya. Kota Tasikmalaya biasa dijadikan bank - bank tersebut sebagai Cabang Utama Priangan Timur. Sebentar lagi akan terdapat sebuah Perguruan Tinggi Negeri di kota ini yakni Universitas Siliwangi yang akan dijadikan universitas negeri pada awal tahun 2010.

Pusat Bisnis, perdagangan, dan Pendidikan termaju dan terbesar di Priangan Timur dan Selatan

Pusat Pendidikan

Kota Tasikmalaya merupakan pusat pendidikan ketiga terbesar di Provinsi Jawa Barat setelah Bandung dan Bogor, hal ini dibuktikan oleh banyaknya institusi atau sekolah tinggi pendidikan yang berada di kota ini seperti Politeknik Kesehatan Tasikmalaya, Cabang UPI Bandung yang berada di Tasikmalaya, BSI Tasikmalaya ,belasan bahkan puluhan universitas atau institut swasta, dan Universitas Siliwangi yang merupakan Universitas terbesar di wilayah priangan timur dan selatan. Unibersitas Siliwangi sebentar lagi akan berubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri. Universitas Siliwangi atau yang biasa dikenal Unsil ini merupakan universitas pilihan yang menjadi prioritas universitas yang akan dijadikan negeri oleh pemerintah dibandingkan universitas lainnya yang ada di Jawa Barat ataupun Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa track record universitas ini sangat bagus dan tidak dapat dipandang sebelah mata.

Pusat Bisnis, Pusat Perdagangan dan Jasa, dan Pusat Industri

Hampir 70%, pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di priangan timur dan selatan berada di kota ini. Wilayah Priangan Timur dan Selatan yakni membentang dari Kota Banjar di ujung timur jawa barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Sukabumi di ujung barat jawa barat, Wilayah priangan timur dan selatan ini mencapai 40% total keseluruhan wilayah Jawa Barat, itu artinya sepertiga lebih dari pusat perekonomian yang ada di Jawa Barat berada di Kota ini atau dikendalikan dari kota ini. Oleh karena itu, sangat cocok bagi para investor baik itu bidang perhotelan, sarana dan prasarana, pusat perbelanjaan untuk menanamkan modalnya di kota priangan timur ini. Kota Tasikmalaya membuka peluang yang sebesar - besarnya bagi para investor untuk berinvestasi di kota ini. Kota Tasikmalaya sendiri berpenduduk sekitar 617 ribu sehingga sangat potensial untuk dijadikan pangsa pasar investasi karena prospeknya sangat bagus dan menjanjikan. Kota Tasikmalaya terletak 106 km sebelah timur Kota Bandung, wilayah kota ini terbentang dari Kecamatan Indihiang di bagian barat sampai ke Kecamatan Cibeureum di bagian timur. Kota Tasikmalaya ini terdiri atas 10 kecamatan, yang dibagi lagi atas 69 kelurahan.

Kota Pro Investasi

Kota ini terletak di jalur utama selatan pulau jawa di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kota ini juga memiliki perkembangan yang lebih baik dibandingkan kota - kota besar lainnya yang cenderung stagnan atau jalan di tempat tanpa ada pembangunan yang berarti atau signifikan. Oleh karena itu, para investor baik itu investor lokal maupun asing yang akan menanamkan modalnya perlu melirik kota ini sebagai salah satu kota yang sangat potensial dan strategis untuk mengembangkan usaha. Bagi para Investor lokal yang akan ekspansi atau perluasan cabang dapat menjadikan kota ini sebagai salah satu tujuan kota pilihan terbaik dan bagi Investor Asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, kota ini dapat dijadikan basis usaha baru. Di Indonesia, kawasan potensial saat ini harus dikembangkan ke daerah daerah sehingga pembangunan dapat lebih merata, saat ini kawasan industri hanya terpusat di Jabodetabek, Surabaya, Semarang dan Bandung, hal ini dapat meyebabkan kawasan tersebut menjadi jenuh dan tidak terkendali. Oleh karena itu, Kota ini dengan tangan terbuka membuka kesempatan yang sangat besar bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kota ini. Bidang - bidang yang sangat potensial di kota ini diantaranya adalah bidang perhotelan, perbangkan, pusat perbelanjaan baru, pusat pendidikan, wisata dan pusat industri. Sebagai kota besar yang sedang berkembang dan kota yang memiliki segudang potensi alam, budaya maupun seni, kota ini masih minim jumlah hotel dibandingkan kota - kota besar lainnya, oleh karena itu bidang perhotelan sangat cocok untuk dikembangkan di kota ini.

Pariwisata

Kota Tasikmalaya memiliki segudang potensi pariwisata, diantaranya adalah wisata alam, kerajinan, wisata belanja, wisata religi, seni, budaya, UKM, dll. Dalam potensi UKM dan kerajinan masyarakat, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah UKM terbesar setelah Bandung Raya di Jawa Barat. Kota ini memiliki segudang kerajinan beraneka bentuk dan rupa yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Dengan banyaknya UKM yang tersebar di kota ini, Kota Tasikmalaya disebut juga sebagai Kota UKM. Kerajinan khas Tasikmalaya antara lain adalah Bordir Tasikmalaya yang telah mendunia, Payung Geulis yang telah menjadi ikon Jawa Barat, batik Tasikmalaya yang tidak kalah dari batik - batik lainnya di pulau jawa, dan kerajinan – kerajinan lainnya. Seorang penyair pernah berkata " Tuhan menciptakan Jawa Barat ketika sedang tersenyum " hal itu benar adanya karena alam di Jawa Barat sangat indah dan keindahan alam Jawa Barat tidak dapat ditemukan di provinsi lain. Begitu pula Kota Tasikmalaya, kota ini memiliki panorama alam yang luar biasa cantik, sehingga sangat potensial dijadikan sebagai kota tujuan wisata di Indonesia

Kota Tasikmalaya pantas disebut " The next second big city after Bandung ", karena jaraknya yang dekat dengan ibukota Jawa Barat, yakni Bandung dan kota yang semakin tumbuh pesat menjadikannya sebagai salah satu wilayah utama terpenting di region Jawa Barat. Dalam beberapa tahun mendatang, Kota Tasikmalaya mungkin bakal menyalip kota - kota besar lainnya seperti kota Cirebon dan kota Bogor, menjadi kota terbesar kedua di Jawa Barat dalam seluruh bidang perekonomian, kemajuan kota dan lain - lain. Hal ini terbukti dari usianya yang baru beberapa tahun, namun kemajuannya hampir setara dengan Kota Cirebon dan Bogor yang usianya sudah hampir lebih dari 50 tahun. Progres kemajuan pembangunan Kota Tasikmalaya sendiri yakni mungkin hampir setara dengan Bandung dalam seluruh bidang perekonomian.

Kota Tasikmalaya menjadi salah satu kota yang memiliki fasilitas terlengkap di Jawa Barat, yakni fasilitas akses yang sangat mudah, karena terletak di jalur selatan utama jawa barat, Kota Tasikmalaya juga memiliki terminal bus Tipe A, yang merupakan salah – satu terminal bus terbesar di Jawa Barat. Kota ini juga dibekali dengan keindahan alam yang sangat menakjubkan dan tiada duanya. Jalan Zaenal Mustafa atau HZ adalah Jalan Utama dan menjadi KM 0 ( Kilemeter 0) Kota Tasikmalaya, jalan HZ kini sudah seperti Orchad Road-nya Tasikmalaya, atau Orchad Road-nya Jawa Barat, Karena denyut nadi perekonomian di pusat kota ini sudah terasa seperti di Singapura, yakni ramai dan selalu mengundang penasaran banyak orang untuk mengunjunginya. Kota Tasikmalaya saat ini juga sudah dapat mengungguli kota - kota besar non ibukota provinsi seperti Kota Tegal, dan Kota Purwokerto di Jawa Tengah serta Kota Jember dan Kota Kediri di Jawa Timur dari segi kemajuan, keramaian, iklim investasi, pembangunan dan perkembangan kota. Oleh karena itu, kini pantas apabila Kota Tasikmalaya disebut sebagai salah satu Kota - Kota Besar Pulau Jawa di Indonesia

Sebelumnya, kota ini merupakan ibukota Kabupaten Tasikmalaya, kemudian ditingkatkan menjadi kota administratif, dan sejak tanggal 21 Juni 2001 ditetapkan menjadi kota dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001.

Tasikmalaya memiliki berbagai potensi yang belum dikembangkan secara maksimal misalnya industri bordir yang sudah mendunia, tetapi sekarang pemerintah kota tasikmalaya mulai membuat suatu tempat pameran bordir untuk para pengrajin Tasik, yang berlokasi di Kawalu. Sekarang kota ini sedang berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan di jawa barat.

Tasikmalaya dikenal sebagai kota santri, khususnya di era sebelum 1980-an karena hampir di seluruh di wilayah ini tersebar pondok pesantren yang mengajarkan agama Islam, baik pondok besar maupun kecil, bahkan melahirkan tokoh perjuangan nasional di antaranya adalah Zainal Mustafa.

Salah satu jajanan yang paling terkenal enak dan banyak dikunjungi wisatawan luar kota adalah Mie Bakso Laksana. Makanan khas tasikmalaya adalah Tutug Oncom atau biasa disebut T.O, makanan ini disajikan dengan nasi hangat dengan sambal goang, sayuran lalaban, tahu tempe dan ayam goreng atau ikan asin. kini Tutug Oncom atau T.O tersedia dalam bentuk kemasan Abon Tutug Oncom yang terkenal adalah ABON TUTUG ONCOM (T.O) "WAROENG NADYA" buatan IBU YANI yang dapat dibeli di Toko Oleh-oleh di Tasikmalaya. jangan lupa bila ke tasikmalaya membawa Abon Tutug Oncom sebagai buah tangan makanan tradisional khas Tasikmalaya. Pusat jajanan dan oleh-oleh tersebar di jalan Sutisna senjaya, Simpang lima, Leuwianyar, HZ Mustofa dan Komplek Asia Plaza.

Pusat perbelanjaan Modern dan hiburan


Sejarah

Sebelum Republik Indonesia

Rumah Sakit Umum Tasikmalaya tempo dulu.

Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap sah bila mendapat persetujuan batara yang bertahta di Galunggung.

Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah Sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.

Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di Bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.

Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan ibukota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus tahta diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.

Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa, kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.

Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram, Banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibukota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa, Sukaraja dan 'negara' disebut 'Sukapura'.

Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibukota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibukota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibukota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibukota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan ini cenderung berrdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasanya di ibukota daerah. Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung.

Zaman Indonesia Modern

Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari rangakaian perjalanan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya tahun 1976 sampai dengan 1981 tonggak sejarah lahirnya Kota Tasikmalaya dimulai denngan diresmikannya Kota Administratif Tasikmalaya melalui peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud. Peristiwa ini di tandai dengan penandatangan prasasti yang sekarang terletak di depan gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya. Pada waktu yang sama dilantik pula Walikota Administratif Pertama yaitu Drs. H. Oman Roosman oleh Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat H. Aang Kunaefi.

Pada awal pembentukannya, wilayah Kota Administratif Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung, dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.

Berkat perjuangan unsur Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin Bupati saat itu H. Suljana WH beserta tokoh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dirintislah pembentukan Kota Tasikmalaya dengan lahirnya tim sukses pembentukan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H. Yeng Ds. Partawinata SH. bersama tokoh - tokoh masyarakat lainnya. Melalui proses panjang akhirnya dibawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, Kota Tasikmalaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI di Jakarta bersama-sama dengan Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Padang Sidempuan, Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, Kota Pagar Alam, Kota Tanjung Pinang, Kota Cimahi, Kota Batu, Kota Singkawang, dan Kota Bau-Bau.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya, telah mengantarkan Pemerintah Kota Administratif Tasikmalaya melewati pintu gerbang Daerah Autonom Kota Tasikmalaya untuk menjadi daerah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangga sendiri.

Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya tak lepas dari peran serta semua pihak maupun berbagai stakeholder di Kota Tasikmalaya yang mendukung pembentukan tersebut. Tentunya dengan pembentukan Kota Tasikmalaya harus ditindaklanjuti dengan menyediakan berbagai prasarana maupun sarana guna menunjang penyelenggaraan Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Berbagai langkah untuk mempersiapkan prasarana, sarana, maupun personal serta komponen-komponen lainnya guna menunjang penyelengaraan Pemerintahan Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan sebagai tuntutan dari pembentukan daerah autonom itu sendiri.

Pada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja sebagai Penjabat Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung. Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak 15 dan desa sebanyak 54, tetapi dalam perjalanannya melalui Perda No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan, desa-desa di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan. Pada perkembangan selanjutnya, kecamatan di Kota Tasikmalaya bertambah dua menjadi sepuluh kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah:

  1. Kecamatan Tawang
  2. Kecamatan Cihideung
  3. Kecamatan Cipedes
  4. Kecamatan Indihiang
  5. Kecamatan Kawalu
  6. Kecamatan Cibeureum
  7. Kecamatan Mangkubumi
  8. Kecamatan Tamansari
  9. Kecamatan Bungursari
  10. Kecamatan Purbaratu

Berikut ini urutan pemegang jabatan Walikota Administratif Tasikmalaya, dari terbentuknya Kota Administratif sampai menjelang terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya:

  1. Oman Roesman (1976-1985)
  2. Yeng Ds. Partawinata (1985-1989)
  3. R. Y. Wahyu (1989-1992)
  4. Erdhi Hardhiana (1992-1999)
  5. Bubun Bunyamin (1999-2007)
  6. Syarif Hidayat (2007-2012)

Untuk membentuk pemerintah daerah autonom, diperlukan alat kelengkapan lainnya berupa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Melalui Surat Keputusan No. 133, Tahun 2001, Tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Tasikmalaya (PPK-DPRD). Melalui proses dan tahapan-tahapan yang dilaksanakan PPK-DPRD Kota Tasikmalaya yang cukup panjang, maka pengangkatan anggota DPRD Kota Tasikmalaya disahkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat, No. 171/Kep.380/Dekon/2002, Tanggal 26 April 2002. Selanjutnya pada tanggal 30 April 2002 keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya pertama diresmikan.

Pada tanggal 14 November 2002 Drs. H. Bubun Bunyamin dilantik sebagai Walikota Tasikmalaya, pelantikan Walikota tersebut adalah puncak momentum dari pemilihan Kepala Daerah pertama di Kota Tasikmalaya sebagai hasil dari tahapan proses pemilihan yang dilaksanakan oleh legislatif.

Tokoh

Beberapa tokoh penting yang berasal dari kota Tasikmalaya:

Referensi

Pranala luar