Lompat ke isi

Kitab Rut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kitab Rut adalah sebuah kitab di dalam Alkitab. Kitab ini menceritakan kisah Rut. Rut (רות, bahasa Ibrani "belas kasih"), adalah seorang perempuan Moab yang menikah dengan anak laki-laki Elimelekh.[1]. Namun, karena bencana kelaparan suaminya meninggal. Rut pada akhirnya menjadi istri Boas.[1] Setelah menikah dengan Boas, yang menjadi inti cerita kitab ini, ia memperanakkan Obed, kakek Raja Daud dari Israel.[1] Menurut Kitab Perjanjian Baru, ia salah satu nenek moyang Yesus (Matius 1ayat 5).[2]

Berkas:Ruth-naomi.jpg
Rut dan Naomi

Tradisi Yahudi menempatkan Kitab Rut dalam kumpulan-kumpulan Kitab-kitab (Ketuvim).[1] Namun, Septuaginta, yang diikuti oleh Vulgata dan Alkitab Bahasa Indonesia menempatkan kitab tersebut setelah Kitab Hakim-hakim, sebab kitab tersebut menceritakan kisah yang sama.[1] Orang Yahudi membacakan Kitab Rut dalam kebaktian di Sinagoge pada hari raya Pentakosta (Hari raya selesainya penuaian).[3]

Sejarah Penulisan Kitab Rut

Menurut tradisi Talmud, Samuel adalah penulis kitab ini, tatapi ada penjelasan yang mengatakan kitab ini ditulis sesudah zaman Daud.[4] Dari penjelasan isi Kitab Rut (4:17b, 18-22) dikatakan bahwa kitab ini ditulis sewaktu raja Daud menjadi raja dan sesudahnya.[4] Dalam Rut 4:7 dikatakan bahwa peristiwa telah terjadi jauh lebih dahulu.[4] Ada juga pendapat lain dari para pakar yang mengatakan bahwa kitab ini ditulis sebagai protes terhadap tindakkan Ezra dan Nehemia(kira-kira 450 SM) yang melarang perkawinan dengan orang-orang bangsa kafir.[4] Tidak dapat diingkari sepertinya para ahli tidak sependapat tentang waktu penulisan kitab Rut. Namun diperkirakan Kitab Rut ditulis antara zaman awal kerajaan sampai zaman setelah pembuangan.[4]

Ringkasan cerita

Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam kitab Hakim-Hakim.[4] Walaupun suaminya, seorang Israel sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Tuhan umat Israel.[4] Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.[4] Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Tuhan meninggalkan Tuhan.[4] Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Tuhan Israel.[4] Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Tuhan.[4]

Latar Belakang Sosial

Latar belakang kisah ini adalah perkawinan Levirat dan penebusan tanah yang jelas tidak sejajar pada masyarakat modren saat ini.[4] Perkawinan Levirat(bahasa latin levir berarti ipar laki-laki) dijelaskan dalam Ulangan 25:5-10.[4] Apabila seorang laki-laki di Israel Kuno meninggal dan belum memiliki anak laki-laki, maka kewajibannya terletak pada kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan mendapatkan anak laki-laki “supaya namanya tidak terhapus dari Israel”(ay 6).[1] Titik balik dalam Kitab Rut adalah akal Naomi yang membujuk Boas supaya menerima kewajiban tersebut, meskipun Boas sebenarnya kerabat jauh.[1] Pada posisi seperti ini, muncul suatu permasalahan, yaitu masih ada kerabat yang lebih dekat dibanding Boas dan orang itu berhak mengawini Rut.[1] Boas tidak mau mengabaikan hak orang itu.[1] Boas mengumpulkan para tua-tua di pintu gerbang kota dan mengundang kerabat yang lebih dekat itu supaya hadir.[1] Boas juga memberitahukan kepada kerabatnya itu perihal tanah Elimelekh yang hendak dijual oleh Naomi.[1] Ternyata pertama-tama kerabat itu memersoalkan tanah Elimelekh itu dan bukan memersoalkan perkawinan itu.[1] Boas pun memberitahu bahwa kerabat itu memiliki kewajiban ganda.[1] Setelah membeli tanah itu, kerabat itu berkewajiban untuk mengawini Rut dan mewariskan tanah yang dibelinya itu kepada anak yang akan lahir dari perkawinannya dengan Rut.[1] Namun, ternyata kerabat itu tidak mampu melakukan kewajiban itu sehingga ia menyerahkan haknya kepada Boas.[1]

Jenis Sastra dan Struktur

Kitab Rut berbentuk narasi yang didasarkan pada nilai-nilai kultural, norma-norma dan bahasa Israel.[2] Cara terbaik membaca Kitab Rut adalah membacanya sebagai sebuah cerita, jalan cerita dapat digambarkan dalam beberapa adegan.[2] Adapun adegan-adegan itu adalah:

  • Adegan pertama: Rut 1:1-22.[2] Naomi seorang wanita Yahudi yang baik dan cekatan mengikuti suaminya Elimelek ke Moab selama masa kelaparan, membangun keluarga di sana.[2] Di Moab dua anak mereka menikah dengan perempuan Moab, yaitu Orpa dan Rut.[2] Awalnya Naomi digambarkan sebagai wanita saleh, praktis dan murah hati seperti Rut.[2] Namun setelah ia kembali ke Betlehem, tempat ia kehilangan suami dan anak-anaknya, Ia berubah menjadi wanita yang sakit hati, yang mempersalahkan Allah atas semua kesukaran dan menuntut perhitungan dari Allah kerena telah mangambil semuanya darinya.[2]
  • Adegan kedua (Rut 2:1-3:18). Ketika di Betlehem, Naomi memerintah Rut keponakanya ikut memanen gandum di ladang.[2] Kemudian Rut bertemu dengan Boas, seorang bujangan kaya.[2] Rut didorong Naomi mendekati Boas, Rut dan Boaspun jatuh cinta.[2]
  • Adegan ketiga: Kontrak Perkawinan Templat:Rut 4:1-12.[5] Boas terlebih dahulu menyelesaikan masalah hukum menyangkut ladang yang akan dijual Naomi.[2] Boas menyelesaikan perkaranya dengan terbuka dan jujur, dan mengambil Rut sebagai Istrinya.[5]
  • Adegan keempat: Templat:Rut 4:13-16 Naomi berbahagia karena Rut melahirkan anak yang dinamai Obed. Anak tersebut disebut sebagai “seorang anak laki-laki yang telah lahir bagi Naomi”.[5] Kelanjutan dari garis keturunan ini merupakan hal yang penting, kerena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakkan Daud.[5]

Isi

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o W.S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1,(Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2005).
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Victor H. Matthews, Judges and Ruth, (Cambridge: University Press, 2003), 208.
  3. ^ D.C, Mulder, Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama, (Jakarta: Fasto, 1963), 221.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m H. Van Den Bring, Tafsiran Rut dan Ester, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979), 16.
  5. ^ a b c d Daud. Dianne Bergent & Robert J. Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,(Yogyakarta: Kanisius, 2002), 269-270.

Galeri