Lompat ke isi

MNCTV

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
MNCTV
Berkas:MNC TV MNC-Group.png
JaringanMedia Nusantara Citra
(1991-sekarang)
RCTI
(1991-sekarang)

MNC TV merupakan singkatan dari Media Nusantara Citra Televisi (dahulu bernama dulu TPI merupakan singkatan dari Televisi Publiksiaran Indonesia nama sebelumnya Televisi Pendidikan Indonesia) adalah stasiun televisi swasta nasional kedua di Indonesia setelah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dalam merupakan stasiun televisi swasta nasional ketiga di Indonesia setelah Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) yang mengudara secara terestrial dari Jakarta. Namanya yang sekarang dipergunakan sejak 20 Oktober 2010.

MNC TV dirikan dengan nama TPI, merupakan stasiun televisi swasta nasional kedua di Indonesia setelah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). TPI didirikan oleh Mbak Tutut dan dulu sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Cipta Lamtoro Gung Persada (CLGP).

Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, MNC TV tidak menyiarkan acara olahraga. Tetapi mulai tahun 2010 MNC TV kembali menyiarkan acara olahraga yaitu Liga Utama Inggris (terakhir tayang di MNC TV pada 2001).

Sejarah

TPI Mulai Tahun 1991 sampai 2010

Televisi Lokal

Televisi Pendidikan Indonesia Mulai Tahun 1991 sampai 1993

TPI (awalnya singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia) pertama kali mengudara mulai sejak pada tanggal 1 Januari 1991 selama 4 jam dari jam 19.00-23.00 WIB. TPI dengan pertama kali mengudara diluncurkan pembukaan siaran televisi dengan diresmikan pembukaan oleh Presiden Soeharto buka pertama kali diluncurkan mengudara diresmikan mulai sejak pada tanggal 23 Januari 1991 sejak sekitar mulai pukul 19.00 WIB Malam di Studio 12 TVRI dari kecematan Senayan basis kota di Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran Pendidikan saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam. Salah satunya dengan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ('Depdikbud) menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Sejak itu TPI mengudara 4 jam, lalu sejak 1 Juni 1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 sudah 8 jam.

Pada tahap awal pendiriannya, TPI berbagi saluran dengan televisi milik pemerintah oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Perlahan-lahan mereka mengurangi misi Pendidikan dengan juga menyiarkan acara lain, termasuk kuis dan sinetron sebagai selingan.

Pada tanggal 1 Januari 1991, TPI memiliki kanal sendiri khusus lokal analog merusak antena untuk kota Jakarta yaitu channel 5 (Analog) VHF. Itu semua karena TPI saat itu sedang belajar untuk mandiri untuk daerah lain TPI tetap berbagi saluran dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) karena TPI belum memiliki modal cukup untuk bersiaran nasional dengan kanal sendiri.

TPI tidak lagi menyiarkan acara Pendidikan untuk Tingkat Sekolah sejak tahun 1993.

Televisi Nasional

Televisi Publiksiaran Indonesia Mulai 1993 sampai 2010

Sejak itu kepanjangan TPI menjadi Televisi Publiksiaran Indonesia yang mulai sejak pada tanggal 1 Januari 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No. 111/1993, TPI resmi mengudara secara nasional. Secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1997 TPI memindahkan basis operasi media siaran nasionalnya dari Studio 12 TVRI dari kecamatan Senayan basis kota di Jakarta Pusat ke Studio RCTI dari kawasan studio oleh Kawasan RCTI tempat kecamatan Kebon Jeruk basis kota di Jakarta Barat melalui 47 stasiun transmisi, TPI mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa bertempat mulai membangun membangun stasiun relai siaran media televisi di Jakarta dan Bandung; sekitar area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). TPI mendapat stasiun televisi siaran nasional membasis kota di Jakarta (merupakan ibu kota nasional negara di Indonesia) dengan stasiun televisi siaran nasional swasta pertama di Indonesia melalui Keputusan Menteri Penerangan RI No. 111/1993. dua tahun setelah izin tersebut keluar TPI mengudara secara nasional dari studio korporat pemarkas kantor gedungan redaksi berita dan informasi stasiun studio televisi TPI yang berada membasis kota di Jakarta. Pada tanggal 20 September 2007, TPI kembali memindahkan pusat operasionalnya dari Studio RCTI dari kawasan studio oleh Kawasan RCTI tempat kecamatan Kebon Jeruk basis kota di Jakarta Barat ke Studio MNC dari kawasan studio oleh Kawasan News MNC TV News tempat kecamatan Kebon Sirih basis kota di Jakarta Pusat tahun itu pula didirikan Cipta Lamtoro Gung Persada (CLGP) sebuah induk usaha bentukan Formatara Prima Sejati.

TPI saluran asli siaran dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) di pertengahan 1990-an. Kini, program edukasi tersebut sudah tergusur dan TPI fokus di program acara musik dangdut, seolah acara lain yang disebut "Makin Indonesia" dalam motto barunya seakan tenggelam oleh hingar bingar acara dangdut di TPI. Bahkan TPI sebagai kependekan dari Televisi Pendidikan Indonesia sudah tidak berlaku lagi.

Dalam website resmi TPI disebutkan TPI adalah Televisi Publiksiaran Indonesia sesuai dengan misi baru pertama kali mengudara diluncurkan pembukaan siaran televisi dengan diresmikan oleh Presiden Soeharto yaitu mulai sejak pada tanggal hari Jumat, 1 Januari 1993 menjadi 19 jam sekarang setiap hari membuka selama 24 jam pada tanggal 1 Januari 2002 setelah tidak tayangan memulai Adzan Maghrib telah semua kota daerah besar pertama di Indonesia secara lokal setelah Adzan Maghrib membasis di Jakarta dan Bandung; sekitar area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) dan Kota Surabaya; sekitar area oleh Kediri, Tulungagung, Boyolangu, Labo, Gresik dan Malang telah jeda iklan promo telah kota daerah besar pertama di Indonesia secara lokal yakni menyiarkan acara-acara khas Indonesia seperti tayangan Sinetron Lokal, Berita dan Musik Dangdut. TPI pernah mendapat penghargaan karena telah bertahun-tahun menayangkan acara kuis dangdut pertama di Indonesia yaitu Kuis Dangdut yang dibawakan oleh Haji Jaja Miharja. Pada Festival Sinetron Indonesia 1997 serial "Mat Angin" (Deddy Mizwar) yang ditayangkan TPI menyabet 11 penghargaan, ditambah dengan 5 penghargaan lagi tahun berikutnya dari serial yang sama. Tak lupa juga acara terfavorit di Indonesia yaitu Santapan Nusantara yang dibawakan oleh Enita Sriyana sang pakar Kuliner.

Pada tanggal 1 Januari 1993, TPI memiliki kanal sendiri khusus secara bersiaran nasional alokasi baru memindahan untuk kota Jakarta yaitu channel 5 (Analog) VHF ke channel 37 (Digital) UHF.

Program Kontes Dangdut Indonesia yang merupakan versi dangdut dari kontes "American Idol" dan "Indonesian Idol" adalah merupakan program unggulan TPI sampai saat ini.

Pada tanggal 1 Januari 1993 secara perlahan TPI mulai mencampur unsur Berita dan unsur Hiburan dengan memasukkan Musik Dangdut sebagai Musik Hiburan bahwa TPI merupakan stasiun televisi swasta pertama yang fokus terhadap musik dangdut musik yang saat itu sebagai musiknya kelas bawah.

Pada tanggal 31 Desember 1997 TPI berpisah saluran dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) karena mulai tahun 1997 TVRI akan bersiaran tengah malam hari seperti TPI saat masih bergabung dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan sejak itu pula TPI berusaha untuk bisa bersiaran secara mandiri ke seluruh Indonesia.

Pada tanggal 31 Desember 1997 TPI betul-betul meninggalkan unsur Dokumenter karena menjelang abad Millenium masyarakat mulai merasa jenuh dengan tayangan-tayangan Berita yang terkesan monoton dan menggurui. TPI mengubah logonya yang sebelumnya berbentuk segitiga berwarna merah-putih menjadi berbentuk lingkaran bertulis "Televisi Keluarga Indonesia" meskipun jika disingkat tetap TPI dan TPI memindahkan logonya ke sebelah kiri karena sudah mengalami musim Reformasi musim dimana Departemen Penerangan tidak ikut campur atas kehidupan media massa. TPI pun menjadi stasiun televisi swasta pertama yang memindahkan logonya ke sebelah kiri pada tahun 1997 TPI untuk menayangkan acara-acara Hiburan agar bisa bersaing dengan stasiun televisi swasta lainnya.

Sejak 2003, 75% saham TPI dimiliki oleh Media Nusantara Citra (MNC) kelompok perusahaan media yang juga memiliki RCTI dan Global TV. Direktur utama TPI saat ini adalah Mayjen. TNI. (purn.) Sang Nyoman Suwisma dan Komisaris Utama TPI saat ini adalah Dandy Nugroho Rukmana yang merupakan putra sulung dari Mbak Tutut

MNC TV Mulai Tahun 2010-sekarang

Televisi Nasional

MNC TV Mulai 2010-sekarang

MNC TV dengan pertama kali mengudara diluncurkan pembukaan siaran televisi dengan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono yang mulai sejak pada tanggal hari Rabu, 20 Oktober 2010 sejak sekitar mulai pukul 19.30 WIB Malam di Studio MNC dari kawasan studio oleh Kawasan News MNC TV News tempat kecamatan Kebon Sirih basis kota di Jakarta Pusat memulai diresmikan oleh Hary Tanoesoedibjo dengan slogan, tagline dan motto revamp nama adalah "Selalu di Hati" memulai memang hanya sebatas "Nama di udara", TPI sekarang resmi berganti nama menjadi MNC TV. Perubahan ini terjadi dikarenakan TPI tidak sesuai dengan konteks tertulis pada televisi tersebut yaitu menjadi salah satu televisi yang berita terkini dan informasi pertama di Indonesia, dan oleh karena itu nama TPI berubah menjadi MNC TV untuk merubah citra TPI di mata masyarakat. Di tahun 2011, MNC TV akan membeli hak cipta dan hak siar AFI (Akademi Fantasi Indosiar), AF (Akademi Fantasia) dan La Academia dari Indosiar, Astro Ria, dan TV Azteca untuk kemudian berganti nama menjadi AFISTAR (New AFI/AFI-MNC TV). Direktur utama MNC TV saat ini adalah Hary Tanoesoedibjo dan Komisaris Utama MNC TV saat ini adalah Hary Tanoesoedibjo yang merupakan putra sulung dari Mbak Tutut.

Selamat Tinggal TPI, Selamat Datang MNCTV.

TPI berganti nama menjadi MNCTV. Resminya langkah ini dilakukan Media Nusantara Citra dengan alasan komersil. Nama TPI dinilai kurang menjual untuk meraup iklan dijelaskan oleh Hary Tanoesoedibjo soerang presiden key people CEO oleh Media Nusantara Citra tingkat rating TPI yang 2009 lalu berhasil menempati posisi empat besar nasional tidak diimbangi dengan pendapatan iklan.

"Rating TPI di posisi keempat, tapi jumlah brand yang beriklan di TPI hanya 83. Itu berarti peringkat kesepuluh, atau terbawah dari seluruh televisi swasta yang ada" paparnya dalam jumpa pers di Studio MNC dari kawasan studio oleh Kawasan News MNC TV News tempat kecamatan Kebon Sirih basis kota di Jakarta Pusat.

Berdasarkan riset yang dilakukan diketahui rendahnya minat perusahaan memasang iklan salah satunya adalah immage lama TPI sebagai televisi pendidikan and televisi publiksiaran oleh bertia dan hiburan.

Tahun 1993 status televisi pendidikan dan televisi publiksiaran pada TPI sebenarnya secara resmi sudah dirubah menjadi televisi umum. Tapi ternyata perubahan status tanpa diikuti perubahan brand tidak banyak berpengaruh.

Berdasarkan alasan tadi timbulah pemikiran untuk mengganti "Nama di udara". Maksudnya segala sesuatu yang bersifat legalitas hukum dan sebagainya MNC TV sebagai perusahaan menggunakan nama baru Media Nusantara Citra Televisi.

"Pada intinya, dengan pergantian nama di udara ini kami bukan hanya akan memperbaiki kinerja dalam perolehan rating, tapi juga iklan," tegas [Hary Tanoesoedibjo]] lagi.

Relaunch TPI menjadi MNCTV ditandai dengan penayangan program "MNCTV Selalu di Hati" yang disiarkan secara langsung mulai sejak pada tanggal hari Rabu, 20 Oktober 2010 kemarin mulai pada pukul 20.10 WIB Malam.

Acara yang berlangsung cukup meriah itu diramaikan oleh penampilan bintang-bintang ternama seperti Sherina Munaf, Cinta Laura, Afgan Syah Reza, The Changcuters, 5 Bidadari, Putri Penelope dan Goliath.

Program

Saat ini

Dahulu

Daftar Direktur Utama

No Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan
1 Siti Hardijanti Rukmana 1991 1993
2 Tito Sulistio 1993 1998
3 Dandy Nugroho Rukmana 1998 2002
4 Hidajat Tjandradjaja 2002 2006
5 Sang Nyoman Suwisma 2006 2010
5 Hary Tanoesoedibjo 2010 sekarang

Direksi

Struktur dewan direksi TPI saat ini adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan
1 Hary Tanoesoedibjo Direktur Utama
2 Nana Putra Direktur Pengelolaan
3 Ruby Panjaitan Direktur Keuangan dan Teknologi
4 M. Yarman Direktur Umum
5 Erwin Richard Andersen Direktur Penjualan dan Pemasaran

Kontroversi

Pada tanggal 20 Oktober 2009, terjadi sidang gugatan pailit pada stasiun ini. Pakar Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menilai putusan hakim yang memailitkan TPI penuh keganjilan.

Dia mengatakan, seharusnya putusan Pengadilan Niaga (PN) Jakarta Pusat yang mengabulkan permohonan pailit PT Crown Capital Global Limited (CCGL) atas PT TPI ditinjau ulang.[1] penanganan kasus yang melibatkan media massa tidak bisa disamakan dengan penanganan perusahaan jasa atau lainnya. Sebab, tidak semua kalangan mampu dan sanggup menggunakannya, sehingga penanganannya pun harus dikecualikan. "Ini kan nampak sangat ceroboh, tidak bisa disamakan," kata dia. Dalam putusan pailit ini, menurut Ade, kerugian tidak hanya dialami perusahaan tersebut tapi masyarakat luas juga turut dirugikan.[1]

Mengantisipasi hal serupa, harus ada upaya bersama dari beberapa pihak, seperti dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Asosiasi Televisi Swasta, dan stake holder lainnya. Terutama untuk melawan putusan sepihak dan janggal yang dikeluarkan lembaga hukum.[2]

Putusan pailit juga pernah didukung dari DPR dalam proses hukum yang sedang berjalan di tingkat kasasi Mahkamah Agung (MA). Dukungan itu diungkapkan Marzuki Alie saat menerima kunjungan sejumlah Direksi TPI di ruang kerja DPR, Senayan, Jakarta, pada tanggal 25 November 2009.[3]

Pada tanggal 23 Agustus 2010 Pengadilan secara mutlak memenangkan gugatan MNC terhadap TPI dengan membatalkan TUN.[4]

Lihat pula

Referensi dan catatan kaki

Pranala luar