Lompat ke isi

Kedokteran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tongkat Aesculapius, simbol umum yang melambangkan kedokteran.

Kedokteran (Inggris: medicine) adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya.

Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.

Ikhtisar

Berkas:Doctor and Child-by-David-Mason-flikr 5901759 9cfaa50cf7 o.jpg
Seorang dokter tengah memeriksa seorang anak.

Praktek kedokteran dilakukan oleh para profesional kedokteran–lazimnya dokter dan kelompok profesi kedokteran lainnya yang meliputi perawat atau ahli farmasi. Berdasarkan sejarah, hanya dokterlah yang dianggap mempraktekkan ilmu kedokteran secara harfiah, dibandingkan dengan profesi-profesi perawatan kesehatan terkait. Profesi kedokteran adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai negara dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak mempraktekkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.

Ilmu kedokteran umumnya dianggap memiliki berbagai cabang spesialis, dari pediatri (ilmu kesehatan anak), ginekologi (ilmu penyakit pada wanita), neurologi (ilmu penyakit saraf), hingga melingkupi bidang lainnya seperti kedokteran olahraga, dan kesehatan masyarakat.

Sistem kedokteran dan praktek perawatan kesehatan telah berkembang dalam berbagai masyarakat manusia sedikitnya sejak awal sejarah tercatatnya manusia. Sistem-sistem ini telah berkembang dalam berbagai cara dan berbagai budaya serta daerah yang berbeda. Yang dimaksud dengan ilmu kedokteran modern pada umumnya adalah tradisi kedokteran yang berkembang di dunia Barat sejak awal zaman modern. Berbagai tindakan pengobatan dan kesehatan tradisional masih dipraktekkan di seluruh dunia, di mana sebagian besar dianggap terpisah dan berbeda dari kedokteran Barat, yang juga disebut biomedis atau tradisi Hippokrates. Sistem ilmu kedokteran yang paling berkembang selain sistem Barat adalah tradisi Ayurveda dari India dan pengobatan tradisional Tionghoa. Berbagai tradisi perawatan kesehatan non konvensional juga dikembangkan di dunia Barat yang berbeda dari ilmu kedokteran pada umumnya. Di berbagai tempat, sistem kedokteran Barat seringkali dipraktekkan bersama-sama dengan sistem kedokteran tradisional setempat atau sistem kedokteran lainnya, meskipun juga dianggap saling bersaing atau bahkan bertentangan.

Kedokteran veteriner atau yang lazim disebut kedokteran hewan adalah praktek kesehatan yang dikhususkan untuk spesies hewan lainnya.

Sejarah kedokteran

Seorang dokter sedang merawat pasiennya. Museum Louvre, Paris, Perancis.

Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.

Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.

Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).

Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.

Kini, ilmu genetika telah mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler.

Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat. Kini industri obat lebih mengarah ke pembuatan obat untuk penyakit tertentu, obat untuk perawatan kanker, masalah geriatrik (penyakit pada manula), penyakit degeneratif, dan penyakit karena gaya hidup (seperti kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, dan artritis).

Praktek kedokteran

Praktek kedokteran mengombinasikan sains dan seni. Sains dan teknologi adalah bukti dasar atas berbagai masalah klinis dalam masyarakat. Seni kedokteran adalah penerapan gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, dan keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang tepat dan perencanaan perawatan untuk masing-masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan apa yang diperlukan olehnya.

Pusat dari praktek kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien dan dokter yang dibangun ketika seseorang mencari dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang dideritanya.

Dalam praktek, seorang dokter harus:

  • membangun relasi dengan pasien
  • mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik dengan hasil laboratorium atau citra medis)
  • menganalisa data
  • membuat rencana perawatan (tes yang harus dijalani berikutnya, terapi, rujukan)
  • merawat pasien
  • memantau dan menilai jalannya perawatan dan dapat mengubah perawatan bila diperlukan.

Semua yang dilakukan dokter tercatat dalam sebuah rekam medis, yang merupakan dokumen yang berkedudukan dalam hukum. [1]

Hubungan relasi pasien-dokter

Hubungan relasi pasien dan dokter adalah proses utama dari praktek kedokteran. Terdapat banyak pandangan mengenai hubungan relasi ini.

Pandangan yang ideal, seperti yang diajarkan di fakultas kedokteran, mengambil sisi dari proses seorang dokter mempelajari tanda-tanda, masalah, dan nilai-nilai dari pasien; maka dari itu dokter memeriksa pasien, menginterpretasi tanda-tanda klinis, dan membuat sebuah diagnosis yang kemudian digunakan sebagai penjelasan kepada pasien dan merencanakan perawatan atau pengobatan. Pada dasarnya, tugas seorang dokter adalah berperan sebagai ahli biologi manusia. Oleh karena itu, seorang dokter harus paham benar bagaimana keadaan normal dari manusia sehingga ia dapat menentukan sejauh mana kondisi kesehatan pasien. Proses inilah yang dikenal sebagai diagnosis.

Empat kata kunci dari diagnosis dalam dunia kedokteran adalah anatomi (struktur: apa yang ada di sana), fisiologi atau faal (bagaimana struktur tersebut bekerja), patologi (apa kelainan dari sisi anatomi dan faalnya), dan psikologi (pikiran dan perilaku). Seorang dokter juga harus menyadari arti 'sehat' dari pandangan pasien. Artinya, konteks sosial politik dari pasien (keluarga, pekerjaan, tingkat stres, kepercayaan) harus turut dipertimbangkan dan terkadang dapat menjadi petunjuk dalam kepentingan membangun diagnosis dan perawatan berikutnya.

Ketika bertemu dengan dokter, pasien akan memaparkan komplainnya (tanda-tanda) kepada dokter, yang nantinya akan memberikan berbagai informasi tentang tanda-tanda klinis tersebut. Kemudian dokter akan memeriksa, mencatat segala yang ditemukannya pada diri pasien dan memperkirakan berbagai kemungkinan diagnosis. Bersama pasien, dokter akan menyusun perawatan berikutnya atau tes laboratorium berikutnya bila diagnosis belum dapat dipastikan. Bila diagnosis telah disusun, maka dokter akan memberikan ("mengajarkan") nasihat medis. Relasi pengajaran ini menempatkan dokter sebagai guru (Physician dalam Bahasa Inggris; berasal dari bahasa Latin yang berarti guru).

Relasi dokter dan pasien dapat dianalisa dari pandangan masalah etika. Banyak nilai dan masalah etika yang dapat ditambahkan ke relasi ini. Tentunya, masalah etika amat dipengaruhi oleh tingkat masyarakat, masa, budaya, dan pemahan terhadap nilai moral. Sebagai contoh, dalam 30 tahun terakhir, penegasan dan tuntutan terhadap hak otonomi pasien kian meningkat di dalam dunia kedokteran Barat.

Relasi dan proses praktek juga dapat dilihat dari sisi relasi kekuatan sosial (seperti yang dikemukakan Michel Foucault atau transaksi ekonomi. Profesi dokter memiliki status yang lebih tinggi pada abad lalu, dan mereka dipercaya untuk melakukan tindakan dalam kesehatan masyarakat. Hal ini membawa suatu kekuatan tersendiri dan membawa keuntungan serta kerugian bagi pasien.

Pada 25 tahun terakhir ini, kebebasan dokter dipersempit. Terutama dengan kehadiran perusahaan asuransi seiiring naiknya biaya perawatan kesehatan. Di berbagai negara (seperti Jepang) pihak asuransi juga mempunyai pengaruh dalam penentuan keputusan medis.

Kualitas relasi pasien dan dokter sangat penting bagi kedua pihak. Saling menghormati, kepercayaan, pertukaran pendapat mengenai penyakit dan kehidupan, ketersediaan waktu yang cukup, mempertajam ketepatan diagnosis, dan memperkaya wawasan pasien tentang penyakit yang dideritanya; semua ini dilakukan agar relasi kian baik.

Relasi kian kompleks di luar ruang praktek pribadi dokter, seperti pada bangsal rumah sakit. Dalam rumah sakit, relasi tak hanya antara dokter dan pasien, namun juga dengan pasien lainnya, perawat, pekerja dari lembaga sosial, dan lainnya.

Kecakapan klinis

Sebuah evaluasi medis yang lengkap terdiri dari sebuah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium atau citra medis, analisa data, dan penentuan diagnosis, dan perencanaan perawatan atau pengobatan.[2]

Hal-hal yang termasuk dalam riwayat kesehatan:

  • Keluhan utama: alasan pasien datang kepada dokter. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh pasien dan sejak kapan hal tersebut di keluhkan pasien.
  • Riwayat Penyakit Sekarang (HPI: History of present illness): urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda.
  • Aktivitas kini: hal-hal yang berkaitan aktivitas pasien sekarang seperti pekerjaan, hobi, dan lainnya.
  • Riwayat Pengobatan: obat apa yang digunakan pasien sebelum menemui dokter, termasuk alergi.
  • Riwayat Penyakit Dahulu(PMH: Past medical history): perawatan yang pernah dijalani pasien sebelumnya, cedera, penyakit infeksi yang pernah diderita, vaksinasi, alergi yang pernah diderita.
  • Riwayat Sistemik (ROS: Review of systems): menanyakan pasien mengenai kondisi sistem organ utamanya seperti jantung, paru-paru, sistem pencernaan (traktus digestivus), dan lainnya.
  • Riwayatsosial (SH: Social history): tempat lahir, tempat tinggal, status perkawinan, status sosial ekonomi, kebiasaan (termasuk diet), penggunaan obat, tembakau, dan alkohol.
  • Riwayat keluarga (FH: Family history): membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga pasien yang dapat diturunkan (penyakit genetik). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

Dalam pemeriksaan fisik, dokter berusaha mencari tanda yang dapat mendukung proses pembuatan diagnosisnya. Dokter menggunakan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan terkadang juga dengan penciuman. Empat metode utama untuk pemeriksaan fisik: melihat (inspeksi), merasakan/menyentuh (palpasi), mengetuk untuk membedakan karakteristik resonansi (perkusi), mendengar (auskultasi); mencium terkadang diperlukan seperti untuk membaui urea pada penyakit uremia.

Pemeriksaan fisik mencakup:

Hasil laboratorium dan pencitraan medis dapat digunakan bila diperlukan.

Pemeriksaan ini dapat berlangsung hanya dalam beberapa menit bila masalahnya sederhana maupun hingga berminggu-minggu bila pasien mengalami masalah pada beberapa sistem tubuhnya sehingga diperlukan rujukan ke beberapa dokter spesialis.

Cabang ilmu kedokteran

Profesi kedokteran dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, apalagi kini cakupan ilmu telah berkembang luas. Ilmu kedokteran gigi dan psikologi, walaupun sering dipisahkan dari kedokteran umum, tetap menjadi bagian satu kesatuan ilmu kedokteran.

Seorang dokter dapat memiliki kemampuan spesialisasi dan subspesialisasi yang disebut sebagai dokter spesialis. Penentuan spesialiasi dan gelarnya beragam di tiap negara.

Spesialiasi diagnostik

  • Laboratorium klinis adalah layanan diagnostik klinis yang mengaplikasikan teknik laboratorium untuk membuat diagnosis dan manajemen pasien. Di Amerika Serikat, layanan ini berada di bawah pengawasan seorang patologis (ahli patologi). Orang yang dapat bekerja di bidang ini adalah staf yang paham akan teknologi kedokteran.
  • Radiologi berkonsentrasi pada pemcitraan atau penggambaran tubuh manusia, misalnya dengan sinar-X, CT-scan, USG (ultrasonografi), tomografi resonansi magnetik nuklir.

Disiplin ilmu klinis

Cakupan antardisipliner

Ilmu kedokteran pun meluas ke bidang lainnya. Beberapa bidang belum dikenal di Indonesia.

Pendidikan kedokteran

Pendidikan kedokteran pada tahun 1901.

Pendidikan kedokteran adalah proses pendidikan dokter untuk diterapkan di masyarakat.

Pendidikan dan pelatihan ilmu kedokteran bervariasi di setiap negara, namun di hampir semuanya pendidikan ini dibuka mulai dari sekolah kedokteran atau fakultas kedokteran di tingkat universitas selama waktu yang ditentukan.

Di Indonesia, pendidikan kedokteran dibuka di tingkat fakultas kedokteran universitas. Mahasiswa harus menempuh pendidikan strata-1 selama sekitar 4 tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (SKed). Setelah itu untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa harus mengikuti pendidikan profesi dokter selama 2 tahun. Ketika telah diambil sumpah, seorang dokter harus menjadi pegawai tidak tetap (PTT) pemerintah untuk disebar ke daerah selama waktu yang telah ditentukan. Seorang dokter umum dapat mengambil pendidikan spesialisasi sesuai pilihannya.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ AHIMA e-HIM Work Group on the Legal Health Record. (2005). "Update: Guidelines for Defining the Legal Health Record for Disclosure Purposes". Journal of AHIMA. 78 (8): 64A–G. 
  2. ^ Coulehan JL, Block MR (2005). The Medical Interview: Mastering Skills for Clinical Practice (edisi ke-5th ed.). F. A. Davis. ISBN 080361246X. 

Pranala luar