Lompat ke isi

Matius 6:13

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Februari 2014 16.54 oleh JohnThorne (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '250px|right|thumb|Codex Sinaiticus (~330-360 M), Matius 6:4–32 dalam bahasa Yunani kuno. '''Matius 6:13''' (disingkat...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Codex Sinaiticus (~330-360 M), Matius 6:4–32 dalam bahasa Yunani kuno.

Matius 6:13 (disingkat Mat 6:13; bahasa Inggris: Matthew 6:13) adalah ayat ketigabelas dari pasal keenam Injil Matius, yaitu kitab pertama dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ayat ini termasuk ke dalam rangkaian Khotbah di bukit yang diucapkan oleh Yesus Kristus di Galilea (~29 M), yang dicatat oleh Matius, salah seorang dari keduabelas Rasul pertama. Merupakan salah satu ayat yang paling sering dikutip dari Alkitab Kristen, karena memuat kalimat-kalimat pembuka Doa Bapa Kami.

"dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)" Matius 6:13 (Terjemahan Baru)

Konteks Alkitab

Ayat ini adalah bagian dari nas Alkitab dalam Matius 6 terutama ayat Matius 6:9–13 yang memuat Doa Bapa Kami. Nas ini merupakan sebagian dari rangkaian pasal Matius 5:1–7:29, yang biasanya disebut Khotbah Kristus di Bukit, berisi penyataan dari prinsip-prinsip kebenaran Allah dengan mana semua orang Kristen harus hidup oleh iman kepada Anak Allah (Galatia 2:20) dan oleh kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang beriman (Roma 8:2–14; Galatia 5:16–25). Semua orang yang menjadi anggota Kerajaan Allah harus lapar dan haus akan kebenaran yang diajarkan dalam Khotbah Kristus (lihat Matius 5:6).[1]

Analisis

Lukisan James Tissot: The Lord's Prayer (1886-1896)

Ayat ini memuat contoh suatu doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan orang beriman sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa orang beriman harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhannya. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12).[1]

Doa melibatkan penyembahan kepada Bapa sorgawi.

  • 1) Sebagai Bapa, Allah mengasihi kita, memperdulikan kita, dan dengan gembira menyambut persekutuan dan keakraban dengan kita; melalui Kristus kita dapat menghampiri Dia pada setiap saat untuk menyembah Dia dan membawa persoalan kita kepada-Nya (Matius 6:25–34).
  • 2) Allah sebagai Bapa tidak berarti bahwa Dia seperti seorang Bapa manusiawi yang membiarkan anak-anak-Nya berbuat salah atau yang tidak mendisiplinkan mereka dengan benar. Allah adalah Bapa yang kudus yang harus menentang dosa. Allah tidak akan membiarkan dosa sekalipun di dalam diri mereka yang menyebut-Nya Bapa. Nama-Nya harus "dikuduskan".
  • 3) Sebagai Bapa sorgawi, Ia dapat memberi berkat dan juga dapat menghukum, menahan atau memberi, bertindak dengan adil atau dengan murah hati. Cara Allah menanggapi kita sebagai anak-anak-Nya tergantung pada iman dan ketaatan kita kepada-Nya.[1]

Membawa ke dalam pencobaan

Salah satu topik penting dari ayat ini adalah sepertinya menyiratkan bahwa Allah membawa manusia ke dalam pencobaan, yang nampaknya bertentangan dengan kepercayaan Kristen bahwa sifat manusia yang berdosa yang membawa orang ke dalam pencobaan dosa. Pembacaan harfiah ayat ini juga dapat menyiratkan Allah sebagai sumber kejahatan.

Sejumlah penjelasan telah diberikan. Yang pertama adalah istilah "pencobaan". Fowler menerangkan bahwa istilah bahasa Yunani peirasmos memang dapat diterjemahkan sebagai "pencobaan" (bahasa Inggris: temptation, tetapi juga dapat bermakna "ujian karakter" ("test of character"). Pada beberapa peristiwa yang dicatat di Alkitab, Allah menguji para pengikut-Nya, dan kalimat ini merupakan permohonan untuk menghindari ujian yang tidak menyenangkan ini.[2] Schweizer mencatat bahwa hal ini merupakan perubahan dari ajaran Yudaisme pada periode tersebut, dimana orang percaya berdoa minta diuji, supaya mereka dapat membuktikan kesetiaan mereka kepada Allah.[3] Penjelasan kedua, diberikan oleh Morris, adalah pencobaan atau ujian dapat merujuk secara eskatologis kepada ujian ketat yang akan diberikan Allah untuk semua orang pada akhir zaman.[4] Luz menolak pandangan ini dengan menunjukkan bahwa tidak ada dalam Perjanjian Baru istilah "pencobaan" dikaitkan dengan penghakiman terakhir, dan dalam sastra Yahudi periode itu, pencobaan merujuk kepada sandungan kehidupan sehari-hari.[5] Hill berpendapat bahwa kalimat Yunani ini merupakan terjemahan bebas dari bahasa Aram (yaitu bahasa dialek di daerah Galilea pada zaman Yesus), dimana asalnya Yesus menggunakan frasa "jagalah kami untuk tidak masuk", yang tidak menyiratkan Allah sebagai penyebab pencobaan, melainkan hanya pelindung untuk masuk ke dalamnya.[6]

Lepaskanlah dari yang jahat

Para penerjemah dan sarjana masih berdebat apakah doa ini meminta perlindungan dari kejahatan secara umum atau dari yang oknum jahat, yaitu iblis, secara khusus. Istilah bahasa Yunani tidak memberikan kejelasan, meskipun kebanyakan versi Alkitab menggunakan terjemahan "yang jahat" (bahasa Inggris: "evil one" karena dianggap lebih mencerminkan teologi abad pertama. Rujukan yang lebih awal dari pencobaan pada Matius 4 dapat juga memberikan petunjuk bahwa yang dirujuk adalah iblis. Matius 13:19 jelas merujuk kepada iblis ketika membahas topik yang sama. Namun, Hill mengamati bahwa istilah "yang jahat" tidak digunakan dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Aram untuk menyebut iblis, dan pada Matius 5:39 terdapat perkataan yang mirip, yang jelas merujuk kepada kejahata secara umum, bukan kepada iblis.[7] John Calvin melihat ketidakjelasan ayat ini, tetapi tidak menganggapnya penting karena hanya ada sedikit perbedaan makna yang sesungguhnya di antara kedua tafsiran tersebut.

Sumber naskah kuno: Codex Sinaiticus, Codex Vaticanus

Bahasa Latin

Vulgata (abad ke-4 M)

sic ergo vos orabitis: Pater noster qui in caelis es sanctificetur nomen tuum.

Bahasa Indonesia

Halaman yang memuat Injil Matius pasal 5 dan 6 dalam bahasa Indonesia versi Terjemahan Lama (1958).
Versi Matius 6:9
Terjemahan Baru (1974) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.[8]
BIS (1985) Jadi berdoalah begini, 'Bapa kami di surga: Engkaulah Allah yang Esa. Semoga Engkau disembah dan dihormati..[9]
Terjemahan Lama (1958) Sebab itu, hendaklah kamu berdoa demikian: Ya Bapa kami yang di surga, dipermuliakanlah kiranya nama-Mu..[9]
AYT Draft Maka berdoalah seperti ini, ‘Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu..[9]
MILT (2008) Oleh karena itu, hendaklah kamu berdoa demikian: Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah Nama-Mu,[9]
WBTC Draft (2006) Maka berdoalah demikian, 'Bapa kami yang di surga, kami berdoa supaya nama-Mu selalu dikuduskan.[9]
FAYH (1989) "Berdoalah begini: 'Bapa kami yang di surga, kami muliakan nama-Mu yang suci.[9]
ENDE (1969) Hendaklah kamu berdoa demikian: Bapa kami jang di Surga, Dikuduskanlah NamaMu,[9]
Shellabear Draft (1912) Sebab itu hendaklah kamu berdo'a begini: 'Ya Bapa kami yang disurga, terhormatlah kiranya namamu.[9]
Shellabear 2000 (2000) Jadi, hendaklah kamu berdoa demikian, ‘Ya Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah asma-Mu.[9]
Melayu BABA (1913) Sbab itu biar-lah kamu minta do'a bgini: 'Ya Bapa kami yang di shorga, biar-lah nama-mu di-kuduskan.[9]
Klinkert 1879 (1879) Sebab itoe hendaklah kamoe meminta-doa demikian boenjinja: Bapa kami jang ada disorga, dipermoeliakan kiranja Namamoe;[9]
Klinkert 1863 (1863) Dari itoe, sembahjanglah bagini: {Luk 11:2} Bapa saja, jang ada disorga, moega-moega nama Toehan dipersoetjiken,.[9]
Leydekker Draft (1733) Sebab 'itu hendakhlah kamu sombahjang demikijenlah: Bapa kamij jang 'ada disawrga, namamu depersutjilah kiranja..[9]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  2. ^ Fowler, Harold. The Gospel of Matthew: Volume One. Joplin: College Press, 1968
  3. ^ Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975
  4. ^ Morris, Leon. The Gospel According to Matthew. Grand Rapids: W.B. Eerdmans, 1992.
  5. ^ Luz, Ulrich. Matthew 1-7: A Commentary. trans. Wilhlem C. Linss. Minneapolis: Augsburg Fortess, 1989.
  6. ^ Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
  7. ^ Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
  8. ^ Matius 6:9
  9. ^ a b c d e f g h i j k l m SabdaWeb Matius 6:9

Pranala luar