Lompat ke isi

Bima (Mahabharata)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Juni 2007 21.55 oleh Masgatotkaca (bicara | kontrib) (+ jv:)
Berkas:Bheema.jpg
Relief Sang Bhima (diambil dari "Gerbang Bhima" di Hampi, Karnataka

Bhima (Sansekerta: भीम, bhīma) atau Bhimasena (Sansekerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahābhārata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokohPandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah Wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman.

Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa.

Arti nama Bima adalah setia pada satu sikap, ia tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.

Bima dalam pewayangan Jawa

Berkas:Bima-kl.jpg
Bima sebagai tokoh wayang Jawa

Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya mirip dengan karakter Bima.

Sifat

Bima memiliki beberapa sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur serta menganggap semua orang sama derajadnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada (semacam senjata godam) serta memiliki berbagai macam senjata antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya adalah : Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu, Aji Bayubraja dan Aji Blabakpangantol-antol.

Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh/kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan pupuk Pudak Jarot Asem.

Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah negara Amarta. Ia mempunyai tiga orang isteri dan 3 orang anak, yaitu:

  1. Dewi Nagagini, berputra (mempunyai putra bernama) Arya Anantareja,
  2. Dewi Arimbi, berputra Raden Gatotkaca dan
  3. Dewi Urangayu, berputra Arya Anantasena.

Menurut versi Banyumas, Bima mempunyai satu istri lagi, yaitu:

Nama lain (dasanama)

  • Bratasena
  • Balawa
  • Birawa
  • Dandunwacana
  • Nagata
  • Kusumayuda
  • Kowara
  • Kusumadilaga
  • Pandusiwi
  • Bayusuta
  • Sena
  • Wijasena
  • Jagal Abilowo

Werkodara (julukan/nama panggilan: Werkodara atau Wrekudara atau Werkudara), berasal dari bahasa Sansekerta vrkodarah yang artinya "perut serigala". Sedangkan nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.

Lihat pula


id:Bima