Kereta api Harina
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Kereta api Harina atau Kereta api Karina adalah kereta api kelas campuran yang terdiri dari kelas Eksekutif dan Bisnis yang melayani Surabaya Pasar Turi - Bandung Hall Via Semarang Tawang dan sebaliknya.
Pengoperasian
Beroperasi sejak 20 Mei 2003, KA ini menjadi primadona untuk jalur Bandung - Semarang. Apalagi, pada zaman itu, kereta yang digunakan oleh Harina masih baru dari PT Inka (K1 025xx, sekarang K1 0 02 xx). Rangkaian ini "satu angkatan" dengan rangkaian KA Argo Muria yang diproduksi tahun 2002 juga. KA Harina awalnya dioperasikan oleh Daop IV Semarang. (sekarang Daop II Bandung)
Nama Harina diambil dari bahasa Sanskerta yang artinya adalah "kijang". Berangkat dari Bandung malam hari (pukul 20.45) dan berangkat dari Stasiun Surabaya Pasarturi sore hari (pukul 16.00). Rute yang dilewati cukup unik, dari Bandung tidak ke arah timur tetapi ke arah barat menuju Cikampek, sampai Cikampek kemudian lokomotifnya diputar dan terus berbalik ke arah timur melewati Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Cepu, Bojonegoro, dan berakhir di Stasiun Surabaya Pasarturi.
Harina sesungguhnya merupakan penerus dari kereta api yang pernah melayani rute Bandung - Semarang sebelumnya, yaitu Kereta api Mahesa. Namun rute Mahesa berbeda dengan Harina, yaitu dari Bandung ke arah timur menuju Tasikmalaya, Banjar, kemudian Kroya. Di Kroya, lokomotifnya diputar dan kereta melanjutkan perjalanan melalui Purwokerto, Prupuk, dan dari sini mengambil jalur ke arah utara menuju Tegal lewat Slawi. Rangkaian Mahesa terdiri dari campuran kereta api bisnis dan eksekutif.
Mahesa rupanya tidak berumur panjang, penyebabnya antara lain inefisiensi jarak (jarak melewati Kroya sampai Tegal ini terlalu panjang) dan respon penumpang (demand) yang tidak terlalu menggembirakan. Kereta api ini kemudian dihentikan pengoperasiannya. Setelah melalui evaluasi, kemudian diluncurkan kereta api Harina yang rutenya diubah melewati utara (Cikampek - Cirebon) sehingga lebih efisien.
Sejak bulan Agustus 2010, KA Harina menambah beberapa gerbong kelas bisnis dalam setiap perjalanannya. Melihat tingkat okupansi yang cukup tinggi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menambah jadwal perjalanan KA ini per tanggal 12 Februari 2011 dengan jadwal 07.30 WIB dari kedua Stasiun Keberangkatan KA Harina dengan bernama Harina pagi dengan jadwal reguler pagi.
Ternyata KA Harina Pagi memiliki okupansi penumpang yang jauh lebih rendah. Yakni hanya 40-60% saja kursi yang terisi. Akhirnya per 1 Oktober 2011 KA Harina pagi dihapus dari Gapeka.
Mulai tanggal 1 Maret 2013, KA Harina & Harina Pagi dilebur menjadi satu sehingga disebut dengan KA Harina saja. Rutenya pun diperpanjang hingga Stasiun Surabaya Pasarturi, pasca-dinonaktifkannya Kereta api Rajawali jurusan Semarang Tawang - Surabaya Pasarturi. Kepemilikan kereta ini pun sekarang berubah dari Daop IV Semarang menjadi Daop II Bandung, dan dengan dimutasinya KA Harina, beberapa KA eksekutif milik dipo Semarang Poncol dimutasi ke dipo Bandung, tapi KA Harina yang asli (buatan 2002) justru kini digunakan untuk KA Argo Muria/Sindoro.
Sejak menjadi KA milik Daop II, KA ini menjadi jarang membawa KA eksekutif yang aslinya yaitu batch 2002, namun menjadi sering membawa KA eksekutif yang sudah tua, karena seringnya menggunakan rangkaian "sisa" di Dipo. Tetapi, dalam rangkaian KA Harina saat ini, terdapat keunikan, yakni pada 2 kereta eksekutif yang biasa dialokasikan untuk kereta ini (K1 0 67 20 dan 21) memiliki posisi toilet yang terbalik, meskipun gerbong eksekutif tersebut menjadi sering dialokasikan di kereta lain. Kereta tersebut adalah mutasi dari Daop IV saat Harina dimutasi ke Daop II. Pagi harinya, rangkaian yang berada di Bandung digunakan untuk KA Argo Parahyangan, yaitu KA 37 dan 38. Sisanya dikirim ke Dipo Induk MDN karena memenuhi rangkaian
Jadwal Perjalanan
Jadwal Kereta api Harina sesuai GAPEKA 2015
KA 73 Harina (Surabaya Pasar Turi - Bandung) | ||
---|---|---|
Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan |
Surabaya Pasar Turi | - | 16.15 |
Lamongan | 16.52 | 16.54 |
Babat | 17.18 | 17.20 |
Bojonegoro | 17.49 | 17.53 |
Cepu | 18.24 | 18.30 |
Ngrombo | 19.39 | 19.43 |
Semarangtawang | 20.33 | 20.43 |
Pekalongan | 22.06 | 22.12 |
Tegal | 22.59 | 23.04 |
Cirebon | 00.07 | 00.21 |
Cikampek | 02.07 | 02.30 |
Purwakarta | 02.49 | 02.51 |
Cimahi | 04.13 | 04.15 |
Bandung | 04.26 | - |
KA 75 Harina (Bandung - Surabaya Pasar Turi) | ||
---|---|---|
Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan |
Bandung | - | 21.25 |
Cimahi | 21.36 | 21.40 |
Purwakarta | 23.02 | 23.09 |
Cikampek | 23.28 | 23.45 |
Cirebon | 01.37 | 01.44 |
Tegal | 02.47 | 02.54 |
Pekalongan | 03.43 | 03.48 |
Semarangtawang | 05.10 | 05.35 |
Ngrombo | 06.25 | 06.30 |
Cepu | 07.40 | 07.45 |
Bojonegoro | 08.16 | 08.18 |
Babat | 08.52 | 08.54 |
Lamongan | 09.18 | 09.20 |
Surabaya Pasar Turi | 09.57 | - |
Insiden
- Pada tanggal 21 Oktober 2010, kereta api Harina menerjang longsir di Jatiluhur, Purwakarta, pukul 05.00. Tidak ada korban jiwa, namun perjalanan kereta terhambat karena posisi lokomotif dan gerbongnya yang melintang terhadap rel.[1]
- Pada tanggal 1 September 2011, kereta api Harina menabrak angkot di Cibogohilir, Plered, Purwakarta. Satu orang tewas seketika dalam kejadian tersebut.[2]
- Pada tanggal 4 Maret 2013, kereta api Harina menabrak tiga orang di perlintasan Desa Banjaran, Baureno, Bojonegoro, hingga tewas seketika. Ketiga korban itu mengendarai sepeda motor dengan nopol S 6560 DM. Ketiga korban mengalami luka parah di kepala, wajah, serta patah di kaki dan tangan.[3]
- Pada tanggal 6 April 2014, kereta api Harina menabrak Toyota Kijang Innova yang membawa rombongan pengantin di Desa Jatigede, Sumberejo, Bojonegoro. Ada tiga mobil yang beriring-iringan, dan Innova yang ke-3 itu dihantam oleh Harina saat menyeberang rel. Dua orang tewas saat kejadian tersebut.[4]
- Pada tanggal 11 April 2015, kereta api Harina menabrak truk tronton bermuatan kayu yang dikemudikan oleh Sutaji (60), warga Banjarsari, Trucuk, Bojonegoro karena mogok di perlintasan. Tiada korban jiwa dalam insiden ini, namun bangkai truk tercecer sejauh 100 meter.[5]
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi PT Kereta api
- [1]