Roosseno Soerjohadikoesoemo
Roosseno Soerjohadikoesoemo | |
---|---|
[[Menteri Perhubungan Indonesia]] 7 | |
Masa jabatan 12 Oktober 1953 – 12 Agustus 1955 | |
Presiden | Soekarno |
Perdana Menteri | Ali Sastroamidjojo |
[[Menteri Pekerjaan Umum Indonesia]] 10 | |
Masa jabatan 30 Juli 1953 – 12 Oktober 1953 | |
Presiden | Soekarno |
Perdana Menteri | Ali Sastroamidjojo |
Informasi pribadi | |
Lahir | Hindia Belanda | 2 Agustus 1908
Meninggal | 15 Juni 1996 Indonesia | (umur 87)
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Technische Hoogeschool te Bandoeng |
Sunting kotak info • L • B |
Prof. Dr. (HC) Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo atau Rooseno Suryohadikusumo (2 Agustus 1908 – 15 Juni 1996[1]) adalah seorang cendekiawan, politikus, ilmuwan dan guru besar Institut Teknologi Bandung. Ia lulus sebagai insinyur sipil dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung/ITB) pada bulan Mei 1932, yang bersama Mohammad Thahir merupakan dua orang pribumi di antara 10 orang yang lulus THS pada periode tersebut.[2] Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perhubungan pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I.[3] Ia dijuluki sebagai Bapak Beton Indonesia[1][3] dan dialah yang mengusulkan kepada Presiden Sukarno untuk membentuk Fakultas Teknik Universitas Indonesia sekaligus ditunjuk menjadi Dekan dari fakultas tersebut pada 17 Juli 1964.[4]
Riwayat Hidup
Roosseno lahir di Madiun pada tanggal 2 Agustus 1908 dari pasangan Raden Roostamadji Soemodiwiryo dan Raden Rara Endran Soemodilogo. Masuk sekolah dasar di Ngawi, pada usia 8 tahun ibunya meninggal dunia, selanjutnya meneruskan sekolahnya di Madiun dan Yogyakarta hingga lulus sekolah menengah atas (AMS). Ibu tirinya puteri keraton Yogya dari Keluarga Hamengku Buwono VI, dari situ ia mendapat tambahan nama Suryohadikusumo.[5]
Pada tahun 1928 melanjutkan kuliahnya di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) dan lulus pada bulan Mei 1932. Pada bulan Juli 1932 Ir. Rosseno menikah dengan Raden Ayu Oentari.[5]
Karier
Ia mengawali karier dengan berwiraswasta di Bandung dengan mendirikan Biro Insinyur Roosseno dan Soekarno (Presiden pertama RI) di Jalan Banceuy pada tahun 1933. Roosseno kemudian tercatat sebagai seorang di antara pendiri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Di masa pendudukan Jepang, tanggal 1 April 1944 Roosseno diangkat menjadi Guru Besar (Kyodju) dalam bidang Ilmu Beton di Bandung Kogyo Daigaku (Sekolah Tinggi Teknik yang didirikan pemerintah pendudukan Jepang di lokasi TH Bandung yang ditutup tahun 1942).[6]
Pada bulan Agustus 1945 (20/27-??) hari Senin di ruang Aula Barat Bandung Kogyo Daigaku (sekarang ITB) dilakukan timbang terima Bandung Kogyo Daigaku dari bala tentara Jepang kepada Pemerintah Republik Indonesia. Suatu kelompok insinyur Indonesia yang bercita-cita: Soenaryo, Soewandi Notokoesoemo, Abidin, dan Roosseno mengambil alih Kogyo Daigaku dari bala tentara Jepang kepada Republik Indonesia yang baru hidup 1 minggu. [7] Segera sesudah itu perguruan tinggi teknik dibuka kembali dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung) di bawah pimpinan Prof. Ir. Roosseno.
Pada bulan November 1945 STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dengan sebutan STT Bandung di Yogya, dan atas usaha Ir. Wreksodiningrat pada 17 Februari 1946 dibuka kembali dengan ketua Prof. Ir. R. Roosseno.[8] Roosseno memimpin sekolah tersebut hingga kemudian diganti oleh Prof. Ir. Wreksodiningrat pada tanggal 1 Maret 1947.[9]
Pada tanggal 1 September 1948 ia diangkat menjadi guru besar luar biasa konstruksi beton bertulang di Faculteit van Technische Wetenschap Universiteit van Indonesie te Bandoeng (sejak tahun 1959 menjadi ITB) ditandai dengan pembacaan orasi ilmiah inagurasinya yang berjudul "Vormgeving en minimum materiaalverbruik in gewapend beton" pada tanggal 26 Maret 1949.[10] Dengan demikian ia merupakan profesor pribumi pertama di jurusan teknik sipil ITB.
Pada tahun 1948, Rooseno pindah ke Jakarta dan mendirikan Kantor Consulting Engineer. Setelah itu ia bergabung dalam Partai Indonesia Raya pada tahun 1950-an. Selain itu ia pernah tiga kali menjabat menteri diantaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga dan Menteri Perhubungan. Selama masa itu ia tetap aktif di pendidikan dan menjadi guru besar ITB dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) dan juga sebagai Direktur Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTN) di Jakarta.
Selain itu sebagai ahli beton bertulang, Rooseno telah banyak menangani berbagai proyek penting, seperti jembatan, pelabuhan, gedung, dan hotel bertingkat. Ia telah menulis tidak kurang dari 33 karya dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda, dan juga merampungkan autobiografinya. Di kalangan perbetonan internasional, Roosseno menjadi anggota International Association for Bridge and Structural Engineering (IBSE), Zurich dan Federation International de Precontreinte (FIP).
Di Indonesia, Roosseno mengetuai Tim Rehabilitasi Candi Borobudur, Badan Penasihat Teknis Pembangunan (BPTP) DKI dan Gabungan Pelaksana Nasional Seluruh Indonesia (Gapensi) yang beranggotakan lebih dari 30.000 pemborong.
Selain itu Rooseno juga menjadi Direktur di tiga perusahaan : Biro Insinyur Exakta NV, Freyssinet Indonesia Ltd dan Biro Oktroi Patent Roosseno. Pemerintah RI menganugerahinya Satya Lencana untuk jasa ikut membangun Kompleks Asian Games Senayan (1962). Penghargaan lain adalah Doctor Honoris Causa untuk ilmu teknik yang diterimanya dari ITB (1977) dan Bintang Mahaputra Utama (1984).
Pendidikan
- ELS, Yogyakarta (1922)
- MULO, Madiun (1925)
- AMS, Yogyakarta (1928)
- TH Bandung (sekarang-ITB) (1928- Mei 1932)
Riwayat Karier
- Asisten Profesor Geodesi TH Bandung (1932-1939)
- Insinyur Konstruksi Deputi PU di Bandung (1935-1939)
- Insinyur Konstruksi Deputi PU Kediri (1939-1943)
- Guru Besar (Kyodju) dalam bidang Ilmu Beton di Bandung Kogyo Daigaku (1944-1945)
- Kepala Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung) (1945-1946)
- Kepala Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung) di Yogyakarta (1946-1947)
- Konsultan Teknik di Jakarta (1949-1953)
- Guru Besar Faculteit van Technische Wetenschap Universiteit van Indonesie te Bandoeng (sejak 1 September 1948)
- Menteri PU & T (1953)
- Menteri Perhubungan (1953-1955)
- Dekan Fakultas Teknik UI (1964-1974)
- Konsultan Teknik/Direktur PT Exakta
- Direktur Freyssinet Indonesia Ltd
- Direktur Biro Oktrooi Patent Roosseno
Kegiatan Lain
- Anggota Federation International de Precontreinte (FIP)
- Perwakilan Societe Technique de Utilisation de Beton Precontrante Paris (STUP)
- Anggota International Association for Bridge and Structural Engineering Zurich (IABSE)
- Ketua Gapensi
- Direktur STTN
- Ketua Tim Rehabilitasi Borobudur
- Ketua Umum Gapensi
Karya Tulis
- Differential dan Integral, Penerbit Buku Teknik HS Tam, Jakarta, 1953
- Perhitungan Cross, Penerbit Buku Teknik HS Tam, Jakarta (1953)
- Beton Tulang, PT Pembangunan Jakarta, 1954
Penghargaan
- Doctor Honoris Causa ITB, Bandung (1977)
Referensi
- ^ a b 100 Tahun Roosseno. Kompas, 2 Agustus 2008.
- ^ (Belanda) "Technische Hoogeschool" dalam Harian "De Indische courant" edisi 6 Mei 1932, Tahun ke-11 No.193.
- ^ a b FT UI Kenang 100 Tahun Bapak Beton Indonesia. Detik, 2 Agustus 2008.
- ^ 100 Tahun Roosseno di Depok. inilah.com, 1 Agustus 2008.
- ^ a b Budianta (2008).
- ^ Wiratman Wangsadinata, “100 Tahun Roosseno”, Kompas, Sabtu, 2 Agustus 2008
- ^ Dari pidato pengukuhan Doktor Honoris Causa di ITB tanggal 25 Maret 1977. Tentang tanggal timbang terima Bandung Kogyo Daigaku, hari Senin terdekat setelah tanggal 17 Agustus 1945 adalah tanggal 20 (selisih 3 hari) dan tanggal 27 (selisih 10 hari), kemungkinan besar timbang terima dilaksanakan pada salah satu tanggal tersebut.
- ^ Sakri, A. (1979a:27).
- ^ Anshoriy, M. N. (2008:88).
- ^ (Belanda) "Ambtsaanvaarding te Bandoeng" dalam Harian Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia edisi 28 Maret 1949 Tahun ke-4 No.149.
Pranala luar
- (Indonesia) Biodata pada Kepustakaan Presiden RI
- Sakri, A. (1979a). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979, Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
- Anshoriy, M. N. (2008). Pendidikan berwawasan kebangsaan: kesadaran ilmiah berbasis multikulturalisme. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.
- Budianta, E. (2008). Cakrawala Roosseno. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Abikoesno Tjokrosoejoso |
Menteri Perhubungan Indonesia 1953–1955 |
Diteruskan oleh: Frits Laoh |
Didahului oleh: Suwarto |
Menteri Pekerjaan Umum Indonesia 1953 |
Diteruskan oleh: Mohammad Hasan |