Perkebunan Nusantara VIII
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (march 2021) |
Perseroan terbatas | |
Industri | Perkebunan |
Nasib | Digabung ke PTPN I |
Pendahulu | PT Perkebunan XI (Persero) PT Perkebunan XII (Persero) PT Perkebunan XIII (Persero) |
Didirikan | 14 Februari 1996 |
Ditutup | 03 Desember 2023 |
Kantor pusat | , Indonesia |
Tokoh kunci | Mohammad Yudayat[1] (Direktur Utama) Hanoeng Soeryo Soetikno[2] (Komisaris Utama) |
Produk | Teh, Karet, Kina, Kakao, Kelapa sawit, dan Getah perca |
Merek |
|
Karyawan | 10.370 (2021) |
Induk | PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (90%) |
Situs web | www |
PT Perkebunan Nusantara VIII, atau biasa disingkat menjadi PTPN VIII, dulu adalah anak usaha dari PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca. Kantor pusat perusahaan dulu berada di Jl. Sindangsirna no. 4, Bandung dengan wilayah operasi di Jawa Barat. Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN I.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan perkebunan milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan perkebunan milik pemerintah Belanda, yang ketika penyerahan kedaulatan secara otomatis menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama. Antara tahun 1957 – 1960 dalam rangka nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan perkebunan eks milik swasta Belanda/Asing (antara lain: Inggris, Prancis dan Belgia) dibentuk PPN-Baru cabang Jawa Barat.
Dalam periode 1960 – 1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan PPN-Baru menjadi: PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN Kesatuan Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat V.
Selanjutnya selama periode 1963 – 1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, PPN Aneka Tanaman VIII, PPN Aneka Tanaman IX dan PPN Aneka Tanaman X, yang mengelola tanaman teh dan kina, serta PPN Aneka Tanaman XI dan PPN Aneka Tanaman XII yang mengelola tanaman karet. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, pada periode 1968 – 1971, PPN yang ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68 kebun, yaitu:
- PNP XI berkedudukan di Jakarta (24 perkebunan), meliputi perkebunan-perkebunan eks PPN Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI;
- PNP XII berkedudukan di Bandung (24 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan PPN Aneka Tanaman VIII;
- PNP XIII berkedudukan di Bandung (20 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X.
Sejak tahun 1971, PNP XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (Persero). Dalam rangka restrukturisasi BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994 sampai dengan tanggal 10 Maret 1996, pengelolaan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group Jabar.
Selanjutnya sejak tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).[4] Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang perkebunan.[5] Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN I, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang pendukung bisnis perkebunan.[3]
Komoditi
[sunting | sunting sumber]PT Perkebunan Nusantara VIII dulu merupakan BUMN yang bergerak pada sektor perkebunan dengan kegiatan usaha meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan, dan penjualan komoditas perkebunan seperti teh, karet dan sawit sebagai komoditas utamanya, serta kakao dan kina sebagai komoditas pendukungnya.
Hingga tahun 2022, PT Perkebunan Nusantara VIII mengelola 41 kebun dan 1 unit rumah sakit. yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Jawa Barat dan 2 kabupaten di Provinsi Banten.
Teh
[sunting | sunting sumber]PTPN VIII dulu mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.905,3 Ha dan merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten yakni Sukabumi (2 perkebunan), Bogor (2 perkebunan), Cianjur (3 perkebunan), Subang (2 perkebunan), Kab.Bandung dan Kab.Bandung Barat (12 perkebunan) dan Kab.Garut (3 perkebunan)..
Produksi teh yang dihasilkan senantiasa terus menigkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena adanya upaya pengelolaan yang baik oleh PTPN VIII misalnya dalam hal pembudidayaan, cara pemetikan dan pengolahan untuk memenuhi permintaan para pembeli. Hal lainnya, adanya keterlibatan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung untuk melakukan penelitian sehingga memberikan kontribusi dalam hal peningkatan produksi dan mutu.
Karet
[sunting | sunting sumber]Tanaman karet yang dikelola PTPN VIII dulu seluas 25.536 Ha tersebar di 14 kebun. Jumlah pabrik yang menghasilkan RSS ada 13 pabrik dengan 2 TPC, 3 concentrated latex, dengan kapasita terpasang 35.750 ton. Produksi karet yang dipasarkan dalam negeri adalah 80 % sedangkan sisanya sebesar 20 % di ekspor ke Asia, Eropa dan Amerika.
Sawit
[sunting | sunting sumber]PTPN VIII dulu mengembangkan budidaya kelapa sawit di perkebunan Bojong Datar, Cikasungka, Tambaksari, Cisalak Baru, dan Kertajaya dengan luas sekitar 18.843,63 Ha. Kelapa sawit ini dijual dalam bentuk CPO dan Kernel untuk kepentingan dalam negeri.
Kakao
[sunting | sunting sumber]Budidaya Kakao (coklat) dikembangkan di atas tanah seluas 1.343 Ha yang tersebar di 12 perkebunan dan menghasilkan 173 ton biji coklat per tahun. Coklat yang dijual berupa biji coklat kering yang pada umumnya dijual di dalam negeri.
Kina
[sunting | sunting sumber]Tanaman Kina yang dikelola PTPN VIII dulu adalah seluas 3.004,29 Ha yang tersebar di 13 perkebunan. Kulit kina kering ini diproses menjadi SQ-7 yaitu garam kina yang mengandung quinine sulphate, quinine bisulphate, dan kandungan lain. Kini produksinya dilakukan oleh PT. Sinkona Indonesia Lestari (PT.SIL) sebagai anak perusahaan PTPN VIII. Produk perusahaan ini diekspor ke benua Eropa, Kanada dan Amerika.
Wilayah Kerja
[sunting | sunting sumber]Per 1 Januari 2021, terdapat 37 Wilayah Kerja atau Unit sebagai berikut. Terdapat beberapa penggabungan kebun seperti:
- Kebun Sukamaju dan Kebun Parakansalak digabung menjadi 1 unit Kebun Sukamaju-Parakansalak
- Kebun Cikaso dan Kebun Agrabinta digabung menjadi 1 unit Kebun Cikaso-Agrabinta
- Kebun Panyairan dan Kebun Pasirnangka digabung menjadi 1 unit Kebun Panyairan-Pasirnangka
- Kebun Cisaruni dan Kebun Dayeuhmanggung digabung menjadi 1 unit Kebun Cisaruni Manggung
- Kebun Batulawang dan Kebun Cikupa digabung menjadi 1 unit Kebun Balakupa
Kabupaten | Kebun / Unit | Budidaya |
---|---|---|
Pandeglang | Bojong Datar | Sawit |
Lebak | Kertajaya | Sawit |
Lebak | Cisalak Baru | Sawit |
Bogor | Cikasungka | Sawit |
Bogor | Cianten | Teh |
Bogor | Gedeh Mas | Sawit dan Teh |
Bogor | Sukamaju-Parakansalak | Sawit dan Teh |
Sukabumi | Cibungur | Karet dan Sawit |
Sukabumi | Pasir Badak | Karet |
Sukabumi | Cikaso-Agrabinta | Karet |
Sukabumi | Goalpara | Teh |
Cianjur | Panyairan-Pasirnangka | Teh |
Bandung Barat | Montaya | Teh |
Bandung Barat | Panglejar | Karet, Sawit, dan Teh |
Bandung Barat | Jalupang | Karet |
Bandung | Sinumbra | Teh |
Bandung | Rancabali | Teh |
Bandung | Rancabolang | Teh |
Bandung | Pasirmalang | Teh |
Bandung | Kertamanah | Teh |
Bandung | Malabar | Teh |
Bandung | Purbasari | Teh |
Bandung | Sedep | Teh |
Bandung | Talun Santosa | Teh |
Subang | Bukit Tunggul | Kina |
Subang | Wangunreja | Karet |
Subang | Ciater | Teh |
Subang | Tambaksari | Teh dan Sawit |
Purwakarta | Cikumpay | Karet |
Garut | Papandayan | Teh |
Garut | Cisaruni-Manggung | Teh |
Garut | Bunisari Lendra | Karet |
Garut | Miramare | Karet |
Tasikmalaya | Bagjanagara | Karet |
Ciamis | Balakupa | Karet |
Bandung dan Sukabumi | Gunung Mas, Rancabali,
Malabar, Ciater, Sukawana, Tenjoresmi |
Agrowisata |
Kota Bandung | Industri Hilir Teh | Teh |
Produk
[sunting | sunting sumber]Agrowisata
[sunting | sunting sumber]- Gunung Mas
- Malabar
- Rancabali
- Sukawana
- Pasir Badak
Industri Hilir Teh
[sunting | sunting sumber]- Teh Walini
- Ready To Drink (RTD)
- Teh Manoko
Rumah Sakit
[sunting | sunting sumber]PTPN VIII dulu memiliki satu unit rumah sakit yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, sebagia rumah sakit rujukan untuk daerah Subang dan sekitarnya. Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan, tidak hanya bagi karyawan PTPN VIII tetapi juga bagi masyarakat umum. Dilengkapi dengan peralatan medis dan pelayanan yang berkualitas, serta tenaga-tenaga medis yang memiliki keahlian.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Dewan Direksi". Perkebunan Nusantara VIII. Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
- ^ "Dewan Komisaris". Perkebunan Nusantara VIII. Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
- ^ a b Fadilah, Ilyas (1 Desember 2023). "Resmi! Holding PTPN Merger 13 Perusahaan Jadi PalmCo dan SupportingCo". detikcom. Diakses tanggal 13 Desember 2023.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Oktober 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Oktober 2021.