Bendungan Ladongi
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Agustus 2023) |
Bendungan Ladongi | |
---|---|
Lokasi | Atula, Ladongi, Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara |
Kegunaan | Serbaguna |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | 2016 |
Mulai dioperasikan | 2021 |
Biaya konstruksi | Rp 1,14 triliun |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Kontraktor | Hutama Karya |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan batu |
Tinggi (thalweg) | 66 m |
Panjang | 417 meter |
Lebar puncak | 10 m |
Membendung | Sungai Ladongi |
Waduk | |
Kapasitas normal | 45.950.000 m3 |
Luas genangan | 213 hektar |
Bendungan Ladongi adalah sebuah bendungan yang dibangun di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara untuk membendung aliran dari Sungai Ladongi. Bendungan ini merupakan bendungan pertama di Indonesia yang dibangun di atas batuan metamorf.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 2016 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 28 Desember 2021.
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Selain dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas 3.604 hektar di Ladongi dan Tirawuta, bendungan ini juga dimanfaatkan untuk mereduksi debit banjir sebesar 132,25 meter kubik per detik dan menyediakan air baku sebesar 0,12 meter kubik per detik bagi 25.920 rumah. Air yang terbendung oleh bendungan ini juga berpotensi untuk digunakan membangkitkan listrik melalui PLTA berkapasitas 1,3 MW.[1]
Selain itu, bendungan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dsb.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Joga, Nirwono dan Soetomo, Agus (2020). 75 Bendungan Sumber Kehidupan dan Kesejahteraan Rakyat (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. hlm. 150–151. ISBN 978-623-94752-4-6.