Lompat ke isi

Isya binti Faqudh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ilyasyiba
اليشبعאלישבע
LahirAbad 1 SM
Hebron
MeninggalAbad 1 SM (atau mendekati Masehi)
(mungkin Hebron)
Tempat tinggalPalestina
Nama lain
  • Asy-ya'
  • Asyba'
  • Lisya'
  • Isya binti Faqudh
  • Elisabet
Suami/istriZakariyya
AnakYahya
Orang tua
Kerabat

Isya (bahasa Arab: إِلْيَشِبَع، إشَاع، اَلشْبَع، , translit. Ilyašiba’, Iša’, Ašba’, bahasa Ibrani: אלישבע, translit. Ĕlîšéḇa‎, Bahasa Inggris: Elizabeth ) adalah seorang perempuan keturunan Bani Israil yang diyakini sebagai istri dari nabi Zakariya AS. Keduanya diyakini sebagai keturunan dari nabi Harun AS

Nama "Ilyasyiba'" merupakan alihaksara ke dalam bahasa Arab (Alyasyaba') dari nama perempuan Ibrani "Eliseba", antara lain digunakan oleh istri Harun, Imam Besar pertama, sebagaimana disebutkan antara lain pada Keluaran 6:23.[1]

Banyaknya penyebutan nama Ĕlîšéḇa dalam bahasa arab diduga karena banyak ulama yang mengira huruf Alif dan lam dalam nama tersebut adalah Alif lam tambahan serta mengira nama tersebut adalah sebuah gelar, sehingga sebagian ulama membuang Alif lam-nya tanpa mengetahui bahwa nama tersebut adalah nama non-arab sehingga terciptalah banyak variasi penyebutan mulai dari Lisya’, Isya’, Asyba’ dan Syaba’.

Diceritakan hingga umur tua, Nabi Zakariyya dan Lisya belum juga dikaruniai keturunan. Padahal sejak usia muda mereka telah mendambakan seorang putra yang kelak dapat melanjutkan dakwah membimbing umatnya dari kesesatan. Karena itulah keinginan mereka untuk mendapatkan keturunan tetap berkobar.

Karena kesungguhan dalam berdoa dan niat mereka yang mulia, maka Allah kemudian mengabulkan keinginan mereka. Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mengabarkan kabar gembira kepada mereka bahwa mereka akan segera mempunyai anak yang bernama Yahya yang akan diangkat menjadi nabi dan rasul juga. Saat itu, Nabi Zakariyya sedang shalat di mihrabnya. Mula-mula Nabi Zakariyya ragu akan kabar gembira itu.

"Bagaimana bisa aku yang sudah berusia lanjut dan istri mandul dapat mempunyai seorang anak?" tanya Nabi Zakariyya. Allah kemudian menjelaskan bahwa Dia Maha Kuasa. Sebagai tanda kebenaran kabar gembira ini, Allah memberi isyarat kehamilan istrinya pada Nabi Zakariyya, yaitu bahwa beliau tidak akan bisa bercakap-cakap dengan manusia selama 3 hari dan hanya bisa memakai bahasa isyarat. Dan selama itu pula beliau harus banyak berzikir dan bertasbih setiap pagi dan petang.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Isaac Asimov. Asimov's Guide to the Bible. The New Testament. New York: Doubleday. 1969.