Lompat ke isi

Ibrani 5

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ibrani 5
Sebagian naskah Papirus 13, yang memuat Surat Ibrani 2:14-5:5; 10:8-22; 10:29-11:13; 11:28-12:17, dibuat sekitar tahun 225-250 M.
KitabSurat Ibrani
KategoriSurat-surat Paulus/Surat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
19
pasal 4
pasal 6

Ibrani 5 (disingkat Ibr 5) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

Pembagian isi pasal:

Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.[5]

Dua syarat perlu untuk keimaman yang sah:

Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.[7]
Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",[8]

Referensi silang: Mazmur 2:7; Matius 3:17; Kisah Para Rasul 13:33; Roma 8:3

sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."[9]

Referensi silang: Kejadian 14:18–19; Mazmur 110:4; Ibrani 5:10; 6:20; 7:1–22
Melkisedek adalah tokoh Perjanjian Lama yang misterius. Ia muncul dalam Kejadian 14:1–24 sebagai imam Allah dari Salem (yaitu Yerusalem, Ibrani 7:1; Kejadian 14:18; Mazmur 110:1–4) sebelum zaman keimaman Lewi. Keimaman Kristus sejenis dengan keimaman Melkisedek (Ibrani 7:1–3).[6]

Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.[10]

Referensi silang: Lukas 22:43-44

Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,[11]

Kristus belajar dari pengalaman segala penderitaan dan pengorbanan yang sering kali merupakan akibat dari ketaatan yang setia kepada Allah di dalam dunia yang bejat ini (bandingkan Ibrani 12:2; Yes 50:4–6; Filipi 2:8). Ia menjadi Juruselamat dan Imam Besar yang sempurna karena penderitaan dan kematian-Nya dijalani tanpa dosa. Oleh karena itu, Kristus memenuhi syarat dalam segala hal (Ibrani 5:1–6) untuk menyediakan keselamatan kekal bagi kita (Ibrani 2:10; Ibrani 5:9).[6]

dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,[12]

Keselamatan abadi yang diperoleh melalui penderitaan Yesus (Ibrani 5:8) tersedia hanya bagi mereka yang taat kepada-Nya melalui iman. Iman yang menyelamatkan adalah iman yang taat (Yoh 8:31; Rom 1:5; 16:26; Yak 2:17–26).[6]

dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.[13]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Ibrani 11:32
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Ibrani 5:1
  6. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Ibrani 5:4
  8. ^ Ibrani 5:5
  9. ^ Ibrani 5:6
  10. ^ Ibrani 5:7
  11. ^ Ibrani 5:8
  12. ^ Ibrani 5:9
  13. ^ Ibrani 5:10

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]