Ali Haji bin Raja Haji Ahmad: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Nyilvoskt memindahkan halaman Raja Ali Haji Daeng Rilaka ke Ali Haji bin Raja Haji Ahmad dengan menimpa pengalihan lama
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(23 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5: Baris 5:
|caption = Raja Ali Haji
|caption = Raja Ali Haji
|pseudonym =
|pseudonym =
|birth_date = 1808
|birthname =Raja Ali Haji
|birth_place = [[Pulau Penyengat]], [[Kepulauan Riau]]<ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/biography/Raja-Ali-Haji-bin-Raja-Amhad |title= '''Raja Ali Haji bin Raja Ahmad''' Bugis-Malay prince, historian, and scholar|trans-title='''Raja Ali Haji bin Raja Ahmad''' Pangeran Bugis-Melayu, sejarawan, dan ilmuwan|author=<!--Not stated--> |website= britannica.com|lang=en}}</ref><ref name="Carruthers 2018">{{cite book |last=Carruthers |first=Andrew M.|date=2018 |title=Living on the Edge: Being Malay and Bugis in the Riau Islands|lang=en|trans-title=Hidup di Tepian: menjadi Melayu dan Bugis di Kepulauan Riau|location=30 Heng Mui Keng Terrace, Singapore 119614 |publisher= ISEAS Publishing (Yusof Ishak Institute)|isbn=978-981-4818-61-2}}</ref>
|birth_date = [[1808]]
|death_date = 1873
|birth_place = {{flagicon|Selangor}} [[Selangor]]
|death_place = Pulau Penyengat, [[Kesultanan Lingga]]
|death_date = [[1873]]
|occupation = [[Ulama]]<br/>[[Sejarawan]]<br/>[[Pujangga]]
|death_place = [[Pulau Penyengat]], [[Kesultanan Lingga]]
|nationality =
|occupation = [[ulama]]<br/>[[sejarawan]]<br/>[[pujangga]]
|nationality =
|ethnicity =Melayu
|citizenship =
|citizenship =
|period =
|period =
Baris 31: Baris 29:
}}
}}


'''Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad''' ([[Jawi]]: '''راج علي حاج بن راج حاج احمد''') atau cukup dengan [[nama pena]]nya '''Raja Ali Haji''' (lahir di [[Selangor]], ''[[ca.]]'' [[1808]] - meninggal di [[Pulau Penyengat]], [[Kepulauan Riau]], ''ca.'' [[1873]], masih diperdebatkan) adalah [[ulama]], [[sejarawan]], dan [[pujangga]] [[abad 19]] keturunan [[Suku Bugis|Bugis]] dan [[Suku Melayu|Melayu]].<ref name="KellyBoyd">''Encyclopedia of Historians and Historical Writing'' (1999), pg 23-24</ref> Dia terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata [[bahasa Melayu]] lewat buku ''Pedoman Bahasa''; buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang dalam [[Kongres Pemuda Indonesia]] [[28 Oktober]] [[1928]] ditetapkan sebagai bahasa nasional, [[bahasa Indonesia]]. Ia merupakan keturunan kedua (cucu) dari [[Raja Haji Fisabilillah]], [[Yang Dipertuan Muda]] IV dari [[Kesultanan Lingga-Riau]] dan juga merupakan bangsawan [[Bugis]].
'''Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad''' ([[Jawi]]: '''راج علي حاج بن راج حاج احمد''') atau juga dikenal dengan [[nama pena]] '''Raja Ali Haji''' (lahir di [[Pulau Penyengat]], [[Kepulauan Riau]], {{circa}} 1808 - meninggal di Pulau Penyengat, [[Kesultanan Lingga]], {{circa}} 1873)<ref name="Carruthers 2018">{{cite book |last=Carruthers |first=Andrew M.|date=2018 |title=Living on the Edge: Being Malay and Bugis in the Riau Islands|lang=en|trans-title=Hidup di Tepian: menjadi Melayu dan Bugis di Kepulauan Riau|location=30 Heng Mui Keng Terrace, Singapore 119614 |publisher= ISEAS Publishing (Yusof Ishak Institute)|isbn=978-981-4818-61-2}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/biography/Raja-Ali-Haji-bin-Raja-Amhad |title= '''Raja Ali Haji bin Raja Ahmad''' Bugis-Malay prince, historian, and scholar|trans-title='''Raja Ali Haji bin Raja Ahmad''' Pangeran Bugis-Melayu, sejarawan, dan ilmuwan|author=<!--Not stated--> |website= britannica.com|lang=en}}</ref> adalah [[ulama]], [[sejarawan]], dan [[pujangga]] [[abad 19]] keturunan [[Suku Bugis|Bugis]] dan [[Suku Melayu|Melayu]].<ref name="KellyBoyd">''Encyclopedia of Historians and Historical Writing'' (1999), pg 23-24</ref> Dia terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata [[bahasa Melayu]] lewat buku ''Pedoman Bahasa''; buku yang menjadi standar [[bahasa Melayu]]. Bahasa Melayu standar (juga disebut bahasa Melayu baku) itulah yang dalam [[Kongres Pemuda Indonesia]] [[28 Oktober]] [[1928]] ditetapkan sebagai bahasa nasional, [[bahasa Indonesia]]. Ia merupakan keturunan kedua (cucu) dari [[Raja Haji Fisabilillah]], [[Yang Dipertuan Muda]] IV dari [[Kesultanan Lingga-Riau]] dan juga merupakan bangsawan [[Bugis]].


[[Mahakarya]]nya, ''[[Gurindam Dua Belas]]'' (1847), menjadi pembaru arus [[sastra]] pada zamannya. Bukunya berjudul ''Kitab Pengetahuan Bahasa'', yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama, merupakan kamus ekabahasa pertama di Nusantara. Ia juga menulis ''[[Syair]] Siti Shianah'', ''Syair Suluh Pegawai'', ''Syair Hukum Nikah'', dan ''Syair Sultan Abdul Muluk''. Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan [[sejarah Melayu]]. Buku berjudul ''[[Tuhfat al-Nafis]]'' ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu), walaupun dari segi penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak berpendapat ''Tuhfat'' dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, [[Raja Ahmad]]. Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis ''Mukaddimah fi Intizam'' (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasihat kerajaan.
[[Mahakarya]] beliau yaitu: ''[[Gurindam Dua Belas]]'' (1847), menjadi pembaru arus [[sastra]] pada zamannya. Bukunya berjudul ''[[Kitab Pengetahuan Bahasa]]'', yaitu [[Kamus Bahasa Melayu Riau-Lingga]] penggal yang pertama, merupakan [[kamus ekabahasa]] pertama di [[Nusantara]]. Ia juga menulis ''[[Syair Siti Shianah]]'', ''[[Syair Suluh Pegawai]]'', ''[[Syair Hukum Nikah]]'', dan ''[[Syair Sultan Abdul Muluk]]''. Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan [[sejarah Melayu]]. Buku berjudul ''[[Tuhfat al-Nafis]]'' ("Bingkisan Berharga" tentang [[sejarah Melayu]]), walaupun dari segi penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak berpendapat ''Tuhfat'' dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, [[Raja Ahmad]]. Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis ''[[Mukaddimah fi Intizam]]'' (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasehat kerajaan. Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai [[pahlawan nasional]] pada [[5 November]] [[2004]].


== Riwayat hidup ==
Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai [[pahlawan nasional]] pada [[5 November]] [[2004]].
[[File:Raja Ali Haji ibni Raja Ahmad.jpg|thumb|''Raja Ali Haji pada tahun 1867'']]
Raja Ali Haji dilahirkan di [[Pulau Penyengat]],<ref name="Carruthers 2018">{{cite book |last=Carruthers |first=Andrew M.|date=2018 |title=Living on the Edge: Being Malay and Bugis in the Riau Islands|lang=en|trans-title=Hidup di Tepian: menjadi Melayu dan Bugis di Kepulauan Riau|location=30 Heng Mui Keng Terrace, Singapore 119614 |publisher= ISEAS Publishing (Yusof Ishak Institute)|isbn=978-981-4818-61-2}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/biography/Raja-Ali-Haji-bin-Raja-Amhad |title= '''Raja Ali Haji bin Raja Ahmad''' Bugis-Malay prince, historian, and scholar|trans-title='''Raja Ali Haji bin Raja Ahmad''' Pangeran Bugis-Melayu, sejarawan, dan ilmuwan|author=<!--Not stated--> |website= britannica.com|lang=en}}</ref> [[Kepulauan Riau]] tahun 1808 atau 1809.<ref name="AryaA"/><ref name="Al-nafis">''The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis'' (1982), pg 5</ref> Dia adalah putra dari Raja Ahmad, yang bergelar ''Engku Haji Tua'' setelah melakukan ziarah ke [[Mekah]]. Dia adalah cucu [[Raja Ali Haji Fisabilillah]] ([[Yang Dipertuan Muda]] IV dari [[Kesultanan Lingga-Riau]] dan juga merupakan bangsawan [[Bugis]], saudara [[Raja Lumu]]).<ref>''The Making of Modern Malaya: A History from Earliest Times to the Present'' (1963), pg 69</ref> Fisabilillah adalah keturunan keluarga [[kerajaan Riau]], yang merupakan keturunan dari [[prajurit Bugis]] yang datang ke daerah tersebut pada abad ke-18.<ref>The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis (1982), pg 277</ref> Bundanya, [[Encik]] [[Hamidah binti Malik]] adalah saudara sepupu dari ayahnya dan juga dari keturunan [[suku Bugis]].<ref>''The World's Religions'' (1988), pg 42</ref>


Raji Ali Haji dibesarkan dan banyak menjalani masa hidupnya serta menerima pendidikan di [[Pulau Penyengat]], [[Kesultanan Lingga]], yang pada masa kini merupakan bagian dari [[Provinsi Kepulauan Riau]], [[Indonesia]].<ref name="Carruthers 2018">{{cite book |last=Carruthers |first=Andrew M.|date=2018 |title=Living on the Edge: Being Malay and Bugis in the Riau Islands|lang=en|trans-title=Hidup di Tepian: menjadi Melayu dan Bugis di Kepulauan Riau|location=30 Heng Mui Keng Terrace, Singapore 119614 |publisher= ISEAS Publishing (Yusof Ishak Institute)|isbn=978-981-4818-61-2}}</ref><ref>''Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society'' (1994), pg 29</ref>
== Latar belakang ==
Raja Ali Haji dilahirkan di [[Selangor]] (sekarang bagian [[Malaysia]]) tahun 1808 atau 1809, walaupun beberapa sumber menyebutkan bahwa dia dilahirkan di [[Pulau Penyengat]] (sekarang bagian [[Indonesia]]).<ref name="AryaA"/><ref name="Al-nafis">''The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis'' (1982), pg 5</ref> Dia adalah putra dari Raja Ahmad, yang bergelar ''Engku Haji Tua'' setelah melakukan ziarah ke [[Mekah]]. Dia adalah cucu Raja Ali Haji Fisabilillah (saudara Raja Lumu, Sultan pertama Selangor).<ref>''The Making of Modern Malaya: A History from Earliest Times to the Present'' (1963), pg 69</ref> Fisabilillah adalah keturunan keluarga kerajaan Riau, yang merupakan keturunan dari prajurit Bugis yang datang ke daerah tersebut pada abad ke-18.<ref>The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis (1982), pg 277</ref> Bundanya, Encik Hamidah binti Malik adalah saudara sepupu dari ayahnya dan juga dari keturunan [[Suku Bugis]].<ref>''The World's Religions'' (1988), pg 42</ref>

Raji Ali Haji segera dipindahkan oleh keluarganya ke Pulau Penyengat saat masih bayi, di mana ia dibesarkan dan menerima pendidikan di sana.<ref>''Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society'' (1994), pg 29</ref>


== Karya terkenal ==
== Karya terkenal ==
Baris 48: Baris 45:
=== Buku ===
=== Buku ===
* 1860s: ''[[Tuhfat al-Nafis]] (Bingkisan Berharga)''
* 1860s: ''[[Tuhfat al-Nafis]] (Bingkisan Berharga)''
* 1865: ''Silsilah Melayu dan Bugis''
* 1865: ''[[Silsilah Melayu dan Bugis]]''


=== Karya lain ===
=== Karya lain ===
* 1857: ''Bustan al-Kathibin''
* 1857: ''[[Bustan al-Kathibin]]''
* 1850-an: ''Kitab Pengetahuan Bahasa'' (Tidak selesai)
* 1850-an: ''[[Kitab Pengetahuan Bahasa]]'' (Tidak selesai)
* 1857: ''Intizam Waza'if al-Malik''
* 1857: ''[[Intizam Waza'if al-Malik]]''
* 1857: ''Thamarat al-Mahammah''<ref name="KellyBoyd"/>
* 1857: ''[[Thamarat al-Mahammah]]''<ref name="KellyBoyd"/>


Palsu
Palsu
Baris 105: Baris 102:
== Galeri ==
== Galeri ==
<gallery>
<gallery>
Berkas:Gurindam 12.JPG|[[Gurindam 12]] oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional)
Berkas:Gurindam 12.JPG|[[Gurindam 12]] fasal ke-1 dan ke-2 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional)
Berkas:Gurindam_traditional_Malay_poetry.jpg|Gurindam fasal ke-12
Berkas:R Ali Haji.jpg|Kompleks makam keluarga Haji Ahmad di [[Pulau Penyengat]], [[Kota Tanjung Pinang]]
Berkas:R Ali Haji.jpg|Kompleks makam keluarga Haji Ahmad di [[Pulau Penyengat]], [[Kota Tanjung Pinang]]
</gallery>
</gallery>


== Budaya populer ==
== Dalam budaya populer ==
Raja Ali Haji diperankan oleh [[Alex Komang]] dalam film tahun 2009 [[Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji]]
* Dalam film ''[[Raja Ali Haji: Mata Pena Mata Hati]]'' (2009), Raja Ali Haji diperankan oleh [[Alex Komang]].
* Dalam film ''[[Raja Ali Haji: Mata Pena Mata Hati]]'' (2009), Raja Ali Haji (remaja) diperankan oleh [[Reiner Manopo]].


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 18 Januari 2024 17.13

Raja Ali Haji
راج علي حاج
Raja Ali Haji
Lahir1808
Pulau Penyengat, Kepulauan Riau[1][2]
Meninggal1873
Pulau Penyengat, Kesultanan Lingga
PekerjaanUlama
Sejarawan
Pujangga
Karya terkenalGurindam Dua Belas
PenghargaanPahlawan Nasional

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad (Jawi: راج علي حاج بن راج حاج احمد) atau juga dikenal dengan nama pena Raja Ali Haji (lahir di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, c. 1808 - meninggal di Pulau Penyengat, Kesultanan Lingga, c. 1873)[2][3] adalah ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu.[4] Dia terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa; buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar (juga disebut bahasa Melayu baku) itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia. Ia merupakan keturunan kedua (cucu) dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis.

Mahakarya beliau yaitu: Gurindam Dua Belas (1847), menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. Bukunya berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Bahasa Melayu Riau-Lingga penggal yang pertama, merupakan kamus ekabahasa pertama di Nusantara. Ia juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk. Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan sejarah Melayu. Buku berjudul Tuhfat al-Nafis ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu), walaupun dari segi penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak berpendapat Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, Raja Ahmad. Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasehat kerajaan. Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional pada 5 November 2004.

Riwayat hidup[sunting | sunting sumber]

Raja Ali Haji pada tahun 1867

Raja Ali Haji dilahirkan di Pulau Penyengat,[2][5] Kepulauan Riau tahun 1808 atau 1809.[6][7] Dia adalah putra dari Raja Ahmad, yang bergelar Engku Haji Tua setelah melakukan ziarah ke Mekah. Dia adalah cucu Raja Ali Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis, saudara Raja Lumu).[8] Fisabilillah adalah keturunan keluarga kerajaan Riau, yang merupakan keturunan dari prajurit Bugis yang datang ke daerah tersebut pada abad ke-18.[9] Bundanya, Encik Hamidah binti Malik adalah saudara sepupu dari ayahnya dan juga dari keturunan suku Bugis.[10]

Raji Ali Haji dibesarkan dan banyak menjalani masa hidupnya serta menerima pendidikan di Pulau Penyengat, Kesultanan Lingga, yang pada masa kini merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.[2][11]

Karya terkenal[sunting | sunting sumber]

Puisi[sunting | sunting sumber]

Buku[sunting | sunting sumber]

Karya lain[sunting | sunting sumber]

Palsu

Silsilah[sunting | sunting sumber]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Dalam budaya populer[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Contesting Malayness: Malay Identity Across Boundaries, oleh Timothy P. Barnard, NUS Press, 2004, ISBN 9971-69-279-1
  • Encyclopedia of Historians and Historical Writing, oleh Kelly Boyd, diterbitkan oleh Taylor & Francis, 1999, ISBN 1-884964-33-8
  • Mengenal Pahlawan Indonesia, oleh Arya Ajisaka, diterbitkan oleh Kawan Pustaka, ISBN 979-757-278-1
  • Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, oleh Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland Cabang Malaysia, 1994
  • The Making of Modern Malaya: A History from Earliest Times to the Present, oleh N. J. Ryan, diterbitkan oleh Oxford University Press, 1963
  • The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis, oleh Ali al-Haji Riau, Virginia Matheson Hooker, Virginia Matheson, Barbara Watson Andaya, Oxford University Press, 1982, ISBN 0-19-582507-1
  • The World's Religions, oleh Stewart R. Sutherland, diterbitkan oleh G.K. Hall, 1988, ISBN 0-8161-8978-1

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Raja Ali Haji bin Raja Ahmad Bugis-Malay prince, historian, and scholar" [Raja Ali Haji bin Raja Ahmad Pangeran Bugis-Melayu, sejarawan, dan ilmuwan]. britannica.com (dalam bahasa Inggris). 
  2. ^ a b c d Carruthers, Andrew M. (2018). Living on the Edge: Being Malay and Bugis in the Riau Islands [Hidup di Tepian: menjadi Melayu dan Bugis di Kepulauan Riau] (dalam bahasa Inggris). 30 Heng Mui Keng Terrace, Singapore 119614: ISEAS Publishing (Yusof Ishak Institute). ISBN 978-981-4818-61-2. 
  3. ^ "Raja Ali Haji bin Raja Ahmad Bugis-Malay prince, historian, and scholar" [Raja Ali Haji bin Raja Ahmad Pangeran Bugis-Melayu, sejarawan, dan ilmuwan]. britannica.com (dalam bahasa Inggris). 
  4. ^ a b Encyclopedia of Historians and Historical Writing (1999), pg 23-24
  5. ^ "Raja Ali Haji bin Raja Ahmad Bugis-Malay prince, historian, and scholar" [Raja Ali Haji bin Raja Ahmad Pangeran Bugis-Melayu, sejarawan, dan ilmuwan]. britannica.com (dalam bahasa Inggris). 
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AryaA
  7. ^ The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis (1982), pg 5
  8. ^ The Making of Modern Malaya: A History from Earliest Times to the Present (1963), pg 69
  9. ^ The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis (1982), pg 277
  10. ^ The World's Religions (1988), pg 42
  11. ^ Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society (1994), pg 29