Ali Haji bin Raja Haji Ahmad

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Juni 2017 12.19 oleh Sabjan Badio (bicara | kontrib) (infobox)
Raja Ali Haji.jpg
Lahir1808
Malaysia Selangor, Malaysia
Meninggal1873
Indonesia Pulau Penyengat, Kepulauan RiauIndonesia
Pekerjaanulama
sejarawan
pujangga
KebangsaanIndonesia Indonesia
PenghargaanPahlawan Nasional

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, ca. 1808 - meninggal di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, ca. 1873, masih diperdebatkan) adalah ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu.[1] Dia terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa; buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia. Ia merupakan keturunan kedua (cucu) dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis.

Mahakaryanya, Gurindam Dua Belas (1847), menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. Bukunya berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama, merupakan kamus ekabahasa pertama di Nusantara. Ia juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk. Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan sejarah Melayu. Buku berjudul Tuhfat al-Nafis ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu), walaupun dari segi penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak berpendapat Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, Raja Ahmad. Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasihat kerajaan.

Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional pada 5 November 2004.

Latar belakang

Raja Ali Haji dilahirkan di Selangor (sekarang bagian Malaysia) tahun 1808 atau 1809, walaupun beberapa sumber menyebutkan bahwa dia dilahirkan di Pulau Penyengat (sekarang bagian Indonesia) [2][3]. Dia adalah putra dari Raja Ahmad, yang bergelar Engku Haji Tua setelah melakukan ziarah ke Mekah. Dia adalah cucu Raja Ali Haji Fisabilillah (saudara Raja Lumu, Sultan pertama Selangor).[4] Fisabilillah adalah keturunan keluarga kerajaan Riau, yang merupakan keturunan dari prajurit Bugis yang datang ke daerah tersebut pada abad ke-18.[5] Bundanya, Encik Hamidah binti Malik adalah saudara sepupu dari ayahnya dan juga dari keturunan Suku Bugis.[6]

Raji Ali Haji segera dipindahkan oleh keluarganya ke Pulau Penyengat saat masih bayi, di mana ia dibesarkan dan menerima pendidikan di sana.[7]

Karya terkenal

Puisi

Buku

  • 1860s : Tuhfat al-Nafis (Bingkisan Berharga)
  • 1865 : Silsilah Melayu dan Bugis

Karya lain

  • 1857 : Bustan al-Kathibin
  • 1850-an: Kitab Pengetahuan Bahasa (Tidak selesai)
  • 1857 : Intizam Waza'if al-Malik
  • 1857 : Thamarat al-Mahammah [1]

Kematian

Sebagian besar sumber menyatakan bahwa Raja Ali Haji wafat pada tahun 1872 di Pulau Penyengat [2] di Kepulauan Riau, tetapi tanggal kematiannya sedang diperdebatkan setelah bukti-bukti yang tersebar muncul untuk menentang klaim ini. Diantaranya, bukti yang terkenal adalah surat yang ditulis pada tahun 1872 ketika Raja Ali Haji menulis surat kepada Herman Von De Wall, seorang ahli kebudayaan Belanda, yang kemudian meninggal di Tanjungpinang pada tahun 1873.[8]

Silsilah

Galeri

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  • Contesting Malayness: Malay Identity Across Boundaries, oleh Timothy P. Barnard, NUS Press, 2004, ISBN 9971-69-279-1
  • Encyclopedia of Historians and Historical Writing, oleh Kelly Boyd, diterbitkan oleh Taylor & Francis, 1999, ISBN 1-884964-33-8
  • Mengenal Pahlawan Indonesia, oleh Arya Ajisaka, diterbitkan oleh Kawan Pustaka, ISBN 979-757-278-1
  • Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, oleh Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland Cabang Malaysia, 1994
  • The Making of Modern Malaya: A History from Earliest Times to the Present, oleh N. J. Ryan, diterbitkan oleh Oxford University Press, 1963
  • The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis, oleh Ali al-Haji Riau, Virginia Matheson Hooker, Virginia Matheson, Barbara Watson Andaya, Oxford University Press, 1982, ISBN 0-19-582507-1
  • The World's Religions, oleh Stewart R. Sutherland, diterbitkan oleh G.K. Hall, 1988, ISBN 0-8161-8978-1

Referensi

  1. ^ a b Encyclopedia of Historians and Historical Writing (1999), pg 23-24
  2. ^ a b Mengenal Pahlawan Indonesia, Ajisaka, pg 219
  3. ^ The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis (1982), pg 5
  4. ^ The Making of Modern Malaya: A History from Earliest Times to the Present (1963), pg 69
  5. ^ The Precious Gift: Tuhfat Al-nafis (1982), pg 277
  6. ^ The World's Religions (1988), pg 42
  7. ^ Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society (1994), pg 29
  8. ^ Contesting Malayness: Malay Identity Across Boundaries (2004), pg 128