Lompat ke isi

Baitulmakmur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Baitulmakmur atau Bait al-Makmur (Bahasa Arab : البيت المعمور, Al-Baytul Ma'mur) adalah Ka'bah penduduk langit sebagaimana Ka'bah di bumi sebagai pusat ibadah penduduk bumi.[1] Menurut Ibnu Abbas bahwa Baitulmakmur adalah rumah disekitar arasy yang dikelilingi oleh para malaikat.[2]

Lafaz Baitulmakmur disebutkan Allah dalam Quran surat At-Thur.

...dan demi Baitulmakmur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,” (At-Thur: 4-6)

Karena itulah, Allah jadikan tempat ini sebagai sumpah-Nya, sebagaimana disebutkan pada ayat di atas, “Demi Baitulmakmur ...,” dan umat Muslim meyakini bahwa makhluk yang Allah jadikan sebagai sumpah adalah makhluk yang mulia, yang menunjukkan keagungan Sang Penciptanya, dan hanya Allah saja yang boleh bersumpah atas makhluknya, sedangkan makhluk seperti manusia, jin dan lain-lainnya, dilarang untuk bersumpah ditujukan selain kepada Allah.[3] Jika ada yang melanggar dan ia telah mengetahui hukumnya, maka ia dihukumi dengan kekufuran dan kesyirikan.[4]

Letak dan posisinya

[sunting | sunting sumber]

Ketika peristiwa Isra Mikraj, Nabi Muhammad telah melihat Baitulmakmur yang berada di langit ketujuh.[5]

Baitulmakmur dikatakan letaknya sejajar dengan Kabah penduduk bumi.[6] Penjelasan lain menjelaskan lebih detail bahwa letaknya ada di langit ke-7, tepat diatas Ka'bah penduduk bumi.[7]

Beberapa pendapat

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa pendapat mengenai tafsir Baitulmakmur menurut Fakhruddin Ar-Razi rahimahullah, ia berkata bahwa Baitulmakmur, maka ada beberapa pendapat diantaranya adalah:[8]

  • Rumah di langit yang tertinggi di dekat arasy, disifati dengan “makmur” karena banyaknya yang melakukan tawaf dari golongan malaikat
  • Baitullah Al-Haram (Ka’bah) yang di penuhi oleh jemaah haji yang tawaf dan iktikaf
  • Baitulmakmur dengan menggunakan “Lam ta’rif Al-Jinsi”. Seakan-akan Allah bersumpah dengan rumah-rumah (misalnya Ka’bah) yang diramaikan atau dimakmurkan dan bangunan-bangunan yang terkenal.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Terdapat dalam Shahihain bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda ketika peristiwa Isra’ pada saat melewati langit ketujuh, ‘kemudian aku diangkat menuju baitul makmur, padanya masuk (datang) setiap hari 70.000 malaikat yang tidak akan kembali lagi’. Yaitu mereja beribadah dan berthawaf sebagaimana penduduk bumi thawaf di ka’bah mereka. Demikian juga baitul makmur ia adalah ka’bah penduduk langit ketujuh. Oleh karena itu, didapati Nabi Ibrahim Al-Khalil alihisshalatu wassalam menyandarkan badannya pada baitul makmur karena ia telah membangun ka’bah di bumi.” (Tafsir Ibnu Katsir 7/427-428, Darut Thayyibah, cet. VIII, 1420 H, syamilah).
  2. ^ Ibnu Jarir At-Thabari rahimahullah berkata, “Dari Ibnu Abbas: ia adalah rumah yang disekitar ‘Arsy yang dimakmurkan oleh para malaikat. 70.000 malaikat shalat di situ setiap hari kemudian mereka tidak akan kembali. Demikian juga pendapat Ikrimah, Mujahid dan banyak para salaf.” (Jami’ Al-Bayan 22/456, Muassasah Rsalah, cet. I, 1420 H, syamilah).
  3. ^ Dalam hal ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melarang kalian bersumpah atas nama nenek moyang kalian; barangsiapa yang ingin bersumpah, maka bersumpahlah atas nama Allah atau lebih biak diam.” (Al-Bukhari secara ringkas dalam kitab Manaqib Al-Anshar 3836, Muslim di dalam kitab Al-Iman III: 1646).
  4. ^ Beliau juga bersabda. “Artinya: Barangsiapa yang bersumpah atas nama selain Allah maka dia telah berbuat kekufuran atau kesyirikan.” (Abu Daud dalam kitab Al-Iman 3251. At-Tirmidzi dalam kitab An-Nudzur 1535).
  5. ^ Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani peristiwa Isra Mi’raj, sesampainya di langit ketujuh, beliau melihat Baitul Makmur. Ketika mengisahkan peristiwa Isra Mi’raj, beliau mengatakan, Kami mendatangi langit ketujuh. Lalu aku mendatangi Nabi Ibrahim, aku memberi salam kepadanya dan belia menyambut, “Selamat datang putraku, sang nabi.” Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril. “Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka kaluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari 3207 & Muslim 162).
  6. ^ Al-Baghawi rahimahullah berkata, “Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah bumi.” (Ma’alimut Tanzil 7/382, Darut Thayyibah, cet. IV, 1414 H, syamilah).
  7. ^ Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utasimin rahimahullah berkata, “Baitul Makmur terletak pada langit ketujuh. Sebagaimana pada hadits ‘sejajar dengan ka’bah’ maknanya “di atasnya”. Ini bukanlah hal yang aneh. Allah atas segala sesuatu Maha Menguasai. Atau maknanya ‘berlawanan arah’ sebagaimana penduduk bumi memakmurkan ka’bah maka penduduk langit juga memakmurkan baitul makmur.” (Liqa’ Bab Al-Maftuh).
  8. ^ At-Tafsirul Kabir hal. 205, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, 1425 H.