Bandar Udara Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Edoh29 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat skrip
 
(38 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox airport
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Banyuwangi
| name = Bandar Udara Banyuwangi
| nativename = {{lang|en|Banyuwangi Airport}}
| nativename = {{small|{{lang|en|Banyuwangi Airport}}}}
| image = Logo bandara Banyuwangi.png
| image =File:Banyuwangi Airport.png
| image-width = 250
| image2 = Banyuwangi Airport 2019.jpg
| image2 = Banyuwangi International Airport 2019.jpg
| IATA = BWX
| image2-width = 250
| ICAO = WADY
| IATA = BWX
| type = Publik
| ICAO = WADY
| owner = PT [[Aviasi Pariwisata Indonesia]] (Persero)
| type = Publik
| operator = PT [[Angkasa Pura II]]
| owner = PT [[Aviasi Pariwisata Indonesia]] (Persero)
| hub =
| operator = [[Angkasa Pura II]]
* [[Citilink]]
| city-served = [[Kabupaten Banyuwangi]]
* [[Batik Air]]
| location = <!--only if different than above-->
* [[Susi Air]]
| metric-elev = y
| city-served = [[Kabupaten Banyuwangi]]
| elevation-m = 36.6
| location = Desa [[Blimbingsari, Blimbingsari, Banyuwangi|Blimbingsari]], Kecamatan [[Blimbingsari, Banyuwangi|Blimbingsari]], [[Kabupaten Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| metric-elev = y
| elevation-m = 33.5
| coordinates = {{coord|08|18|36|S|114|20|25|E|display=inline,title}}
| timezone = [[Waktu di Indonesia|IWST]]
| utc = [[UTC+07:00]]
| utc = [[UTC+07:00]]
| coordinates = {{coord|08|18|36|S|114|20|25|E|display=inline,title}}
| website = {{URL|http://banyuwangi-airport.co.id}}
| website =
| pushpin_map = Kabupaten Banyuwangi#Indonesia_Java#Indonesia
| pushpin_map = Indonesia_Banyuwangi Regency#Indonesia_Java#Indonesia
| pushpin_map_caption = Lokasi di [[Kabupaten Banyuwangi]]##Lokasi di [[Jawa]]##Lokasi di [[Indonesia]]
| pushpin_map_caption = Lokasi di [[Kabupaten Banyuwangi]]##Lokasi di [[Jawa]]##Lokasi di [[Indonesia]]
| pushpin_label = '''BWX'''
| pushpin_label = '''BWX'''
| metric-rwy = y
| metric-rwy = y
| r1-number = 08/26<ref>[http://hubud.dephub.go.id/?id+info_bandara+detail+105 :: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ::<!-- Bot generated title -->]</ref>
| r1-number = 08/26<ref>[http://hubud.dephub.go.id/?id+info_bandara+detail+105 :: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ::<!-- Bot generated title -->]</ref>
| r1-length-m = 2,500
| r1-length-m = 2,450
| r1-surface = [[Aspal]]
| r1-surface = [[Aspal beton|Aspal]]
| footnotes = Sumber: STV<ref name="STV">{{STV|8531789|Blimbingsari Airport}}</ref>
| footnotes = Sumber: STV<ref name="STV">{{STV|8531789|Blimbingsari Airport}}</ref>
| caption2 =
| caption =
| stat1-header = Penumpang
| stat-year = 2018
| stat1-data = 366,000<ref name="2018stat">{{cite news |last1=Fanani |first1=Ardian |title=Bandara Banyuwangi Layani 366.000 Penumpang, Naik 92% |url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4371994/bandara-banyuwangi-layani-366000-penumpang-naik-92 |access-date=26 May 2019 |work=detikfinance |date=5 January 2019 |language=id}}</ref>
| stat2-header = Pergerakan Pesawat
| stat2-data = 4,782<ref name="2018stat"/>
}}
}}
'''Bandar Udara Internasional Banyuwangi''' ({{lang-en|Banyuwangi International Airport}}) {{airport codes|BWX|WADY}} (sebelumnya WARB), dan juga diketahui sebelumnya sebagai '''Bandara Blimbingsari''', terletak di Desa [[Blimbingsari, Blimbingsari, Banyuwangi|Blimbingsari]], Kecamatan [[Blimbingsari, Banyuwangi|Blimbingsari]], [[Kabupaten Banyuwangi]], Jawa Timur. Bandara dengan landas pacu 2.500 meter dan lebar 45 meter ini dibuka pada 29 Desember 2010. Bandara ini diklaim sebagai bandara hijau pertama di Indonesia.<ref>[https://airport.id/inilah-tampilan-bandara-hijau-blimbingsari-banyuwangi/ Inilah Tampilan Bandara Hijau Blimbingsari Banyuwangi]</ref>
'''Bandar Udara Banyuwangi''' ({{lang-en|Banyuwangi Airport}}) {{airport codes|BWX|WADY}} (kode sebelumnya: WARB) dan juga diketahui sebelumnya sebagai '''Bandar Udara Blimbingsari''', terletak di Desa [[Blimbingsari, Blimbingsari, Banyuwangi|Blimbingsari]], Kecamatan [[Blimbingsari, Banyuwangi|Blimbingsari]], [[Kabupaten Banyuwangi]], Jawa Timur. Bandara dengan landas pacu 2.500 meter dan lebar 45 meter ini dibuka pada 29 Desember 2010. Bandara ini diklaim sebagai bandara hijau pertama di Indonesia.<ref>[https://airport.id/inilah-tampilan-bandara-hijau-blimbingsari-banyuwangi/ Inilah Tampilan Bandara Hijau Blimbingsari Banyuwangi]</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 38: Baris 41:
Pada saat itu anggaran untuk proyek pembangunan bandara baru tersebut sudah disiapkan bahkan material bangunan sudah sempat dikirim menuju lokasi di Glenmore namun proyek itu urung terlaksana karena bupati Purnomo Sidik mengundurkan dari jabatannya karena dianggap tidak mampu menyelesaikan peristiwa pembunuhan orang-orang yang diduga dukun santet pada pertengahan tahun 1998 yang dikenal dengan peristiwa [[Pembantaian Banyuwangi 1998]] yang terjadi waktu itu. Rencana pembangunan seterusnya dilanjutkan pada masa kepemimpinan Bupati penggantinya yaitu [[Samsul Hadi]]. Namun setelah melalui tahap kajian lebih lanjut ternyata lokasi bekas lapangan terbang Blambangan di Kecamatan Glenmore tersebut tidak layak untuk dijadikan bandar udara karena topografi wilayah kecamatan Glenmore yang bergunung-gunung. Kemudian, melalui keputusan menteri (Kepmen) nomor 49 tahun 2003, ditentukanlah lahan untuk pembangunan bandara yang baru yaitu berada di wilayah [[Blimbingsari, Blimbingsari, Banyuwangi|Desa Blimbingsari]] yang pada saat itu masih menjadi bagian dari wilayah [[Rogojampi, Banyuwangi|Kecamatan Rogojampi]].<ref>[https://kumparan.com/munawir/lapangan-terbang-glenmore-banyuwangi-riwatmu-kini ''Lapangan Terbang Glenmore Riwayatmu Kini'']. kumparan.com. Diakses tanggal 21/07/2019</ref>
Pada saat itu anggaran untuk proyek pembangunan bandara baru tersebut sudah disiapkan bahkan material bangunan sudah sempat dikirim menuju lokasi di Glenmore namun proyek itu urung terlaksana karena bupati Purnomo Sidik mengundurkan dari jabatannya karena dianggap tidak mampu menyelesaikan peristiwa pembunuhan orang-orang yang diduga dukun santet pada pertengahan tahun 1998 yang dikenal dengan peristiwa [[Pembantaian Banyuwangi 1998]] yang terjadi waktu itu. Rencana pembangunan seterusnya dilanjutkan pada masa kepemimpinan Bupati penggantinya yaitu [[Samsul Hadi]]. Namun setelah melalui tahap kajian lebih lanjut ternyata lokasi bekas lapangan terbang Blambangan di Kecamatan Glenmore tersebut tidak layak untuk dijadikan bandar udara karena topografi wilayah kecamatan Glenmore yang bergunung-gunung. Kemudian, melalui keputusan menteri (Kepmen) nomor 49 tahun 2003, ditentukanlah lahan untuk pembangunan bandara yang baru yaitu berada di wilayah [[Blimbingsari, Blimbingsari, Banyuwangi|Desa Blimbingsari]] yang pada saat itu masih menjadi bagian dari wilayah [[Rogojampi, Banyuwangi|Kecamatan Rogojampi]].<ref>[https://kumparan.com/munawir/lapangan-terbang-glenmore-banyuwangi-riwatmu-kini ''Lapangan Terbang Glenmore Riwayatmu Kini'']. kumparan.com. Diakses tanggal 21/07/2019</ref>


Pembangunan bandara dilokasi baru ini memakan waktu bertahun-tahun karena proses pembebasan lahan yang tak kunjung selesai. Dalam perihal pembebasan lahan ini dua bupati Banyuwangi terjerat dalam kasus korupsi penggelembungan harga tanah pembebasan lahan yang merugikan negara sejumlah Rp 40,99 miliar. Dua bupati tersebut adalah Bupati [[Samsul Hadi]] yang merugikan negara sejumlah Rp 21,23 miliar dan Bupati [[Ratna Ani Lestari]] senilai Rp 19,76 miliar.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/132846/bupati-banyuwangi-jadi-tersangka-korupsi/full&Paging=Otomatis ''Bupati Banyuwangi Jadi Tersangka Korupsi'']. tempo.co. Diakses tanggal 21/07/2019</ref> Meski diiringi oleh dua kasus korupsi yang terjadi tetapi pembangunan bandara baru ini tetap berlanjut secara bertahap dalam kurun waktu 2004 hingga 2008 dengan pendanaan yang berasal dari [[APBN]].
Pembangunan bandara dilokasi baru ini memakan waktu bertahun-tahun karena proses pembebasan lahan yang tak kunjung selesai. Dalam perihal pembebasan lahan ini dua bupati Banyuwangi terjerat dalam kasus korupsi penggelembungan harga tanah pembebasan lahan yang merugikan negara sejumlah Rp 40,99 miliar. Dua bupati tersebut adalah Bupati [[Samsul Hadi]] yang merugikan negara sejumlah Rp 21,23 miliar dan Bupati [[Ratna Ani Lestari]] senilai Rp 19,76 miliar.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/132846/bupati-banyuwangi-jadi-tersangka-korupsi/full&Paging=Otomatis ''Bupati Banyuwangi Jadi Tersangka Korupsi''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815024207/https://nasional.tempo.co/read/132846/bupati-banyuwangi-jadi-tersangka-korupsi/full%26Paging%3DOtomatis |date=2018-08-15 }}. tempo.co. Diakses tanggal 21/07/2019</ref> Meski diiringi oleh dua kasus korupsi yang terjadi tetapi pembangunan bandara baru ini tetap berlanjut secara bertahap dalam kurun waktu 2004 hingga 2008 dengan pendanaan yang berasal dari [[APBN]].


Pada tanggal 29 Desember 2008, Menteri Perhubungan [[Jusman Syafii Djamal]] melakukan kunjungan singkat ke Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan didampingi oleh Bupati [[Ratna Ani Lestari]] beserta rombongan. Dalam kunjungan ini Menteri Perhubungan merasa optimis bahwa penerbangan di Kabupaten Banyuwangi dapat berkembang pesat dengan adanya bandar udara yang menurutnya cukup bagus dan ideal. Pada 23 Januari 2009, tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi. Beberapa waktu kemudian, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan surat nomor 167/DBU/II/2009 tertanggal [[9 Februari]] [[2009]] tentang pemanfaatan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang garis besar isinya adalah bahwa bandara dapat digunakan untuk [[lepas landas]] dan [[mendarat]] pesawat jenis [[CASA]].
Pada tanggal 29 Desember 2008, Menteri Perhubungan [[Jusman Syafii Djamal]] melakukan kunjungan singkat ke Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan didampingi oleh Bupati [[Ratna Ani Lestari]] beserta rombongan. Dalam kunjungan ini Menteri Perhubungan merasa optimis bahwa penerbangan di Kabupaten Banyuwangi dapat berkembang pesat dengan adanya bandar udara yang menurutnya cukup bagus dan ideal. Pada 23 Januari 2009, tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi. Beberapa waktu kemudian, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan surat nomor 167/DBU/II/2009 tertanggal [[9 Februari]] [[2009]] tentang pemanfaatan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang garis besar isinya adalah bahwa bandara dapat digunakan untuk [[lepas landas]] dan [[mendarat]] pesawat jenis [[CASA]].
Baris 55: Baris 58:


=== Pembangunan terminal hijau ===
=== Pembangunan terminal hijau ===
Pada tahun 2015, Pemerintah mulai membangun terminal baru yang lebih besar. Pembangunan terminal baru ini memanfaatkan dana [[APBD]] Provinsi Jawa Timur senilai Rp 22,5 miliar dan APBD Kabupaten Banyuwangi senilai Rp 10,5 miliar. Anggaran ini dipergunakan untuk pembangunan terminal, aksesori, elektrikal, [[musala]] dan area parkir.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/669888/rp-33-miliar-untuk-pembangunan-terminal-bandara-banyuwangi/full&Paging=Otomatis Rp 33 Miliar untuk Pembangunan Terminal Bandara Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018 16.43</ref>
Pada tahun 2015, Pemerintah mulai membangun terminal baru yang lebih besar. Pembangunan terminal baru ini memanfaatkan dana [[APBD]] Provinsi Jawa Timur senilai Rp 22,5 miliar dan APBD Kabupaten Banyuwangi senilai Rp 10,5 miliar. Anggaran ini dipergunakan untuk pembangunan terminal, aksesori, elektrikal, [[musala]] dan area parkir.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/669888/rp-33-miliar-untuk-pembangunan-terminal-bandara-banyuwangi/full&Paging=Otomatis Rp 33 Miliar untuk Pembangunan Terminal Bandara Banyuwangi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815164132/https://bisnis.tempo.co/read/669888/rp-33-miliar-untuk-pembangunan-terminal-bandara-banyuwangi/full%26Paging%3DOtomatis |date=2018-08-15 }} diakses 15 Agustus 2018 16.43</ref>


Terminal ini mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan penghawaan udara yang alami, penanaman tanaman di atap terminal, konservasi air dan ''sunroof'' untuk pencahayaan alami di siang hari. Selain itu terminal baru ini mengadopsi bentuk ikat kepala khas [[Suku Osing]]. Terminal yang didesain oleh [[Andra Matin]] ini diresmikan pada [[2017]].<ref>[https://kumparan.com/@kumparanbisnis/pembangunan-terminal-baru-bandara-blimbingsari-tak-pakai-dana-apbn Pembangunan Terminal Baru Bandara Blimbingsari Tak Pakai Dana APBN]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} diakses 15 Agustus 2018 15.06</ref>
Terminal ini mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan penghawaan udara yang alami, penanaman tanaman di atap terminal, konservasi air dan ''sunroof'' untuk pencahayaan alami di siang hari. Selain itu terminal baru ini mengadopsi bentuk ikat kepala khas [[Suku Osing]]. Terminal yang didesain oleh [[Andra Matin]] ini diresmikan pada [[2017]].<ref>[https://kumparan.com/@kumparanbisnis/pembangunan-terminal-baru-bandara-blimbingsari-tak-pakai-dana-apbn Pembangunan Terminal Baru Bandara Blimbingsari Tak Pakai Dana APBN]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} diakses 15 Agustus 2018 15.06</ref>
Baris 69: Baris 72:
Bandara ini membuka layanan penerbangan komersial dari maskapai [[Sky Aviation (Indonesia)|Sky Aviation]] pada tanggal [[29 Desember]] [[2010]]. Pesawat yang digunakan adalah jenis [[Cessna 208|Grand Caravan]] berkapasitas 9-10 orang dengan rute [[Banyuwangi]]-[[Surabaya]].<ref name="bwx1" /> Pada tanggal [[25 April]] [[2011]], Sky Aviation menambah armada di Bandara Banyuwangi dengan [[Fokker F50]] berkapasitas 48 tempat duduk dan beroperasi di rute yang sama.<ref name="bwx1">[https://tekno.kompas.com/read/2011/01/11/18573418/sky.aviation.tambah.5.pesawat.fokker.50 Sky Aviation Tambah 5 Pesawat Fokker 50] diakses 15 Agustus 2018, 14.14</ref> Sky Aviation lalu menghentikan operasional rute ini pada [[20 Oktober]] [[2011]] karena kalah bersaing dengan maskapai lain yang ada di Bandara Banyuwangi.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/362425/sepi-penumpang-sky-aviation-tutup-rute-banyuwangi Sepi Penumpang, Sky Aviation Tutup Rute Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018, 14.15</ref>
Bandara ini membuka layanan penerbangan komersial dari maskapai [[Sky Aviation (Indonesia)|Sky Aviation]] pada tanggal [[29 Desember]] [[2010]]. Pesawat yang digunakan adalah jenis [[Cessna 208|Grand Caravan]] berkapasitas 9-10 orang dengan rute [[Banyuwangi]]-[[Surabaya]].<ref name="bwx1" /> Pada tanggal [[25 April]] [[2011]], Sky Aviation menambah armada di Bandara Banyuwangi dengan [[Fokker F50]] berkapasitas 48 tempat duduk dan beroperasi di rute yang sama.<ref name="bwx1">[https://tekno.kompas.com/read/2011/01/11/18573418/sky.aviation.tambah.5.pesawat.fokker.50 Sky Aviation Tambah 5 Pesawat Fokker 50] diakses 15 Agustus 2018, 14.14</ref> Sky Aviation lalu menghentikan operasional rute ini pada [[20 Oktober]] [[2011]] karena kalah bersaing dengan maskapai lain yang ada di Bandara Banyuwangi.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/362425/sepi-penumpang-sky-aviation-tutup-rute-banyuwangi Sepi Penumpang, Sky Aviation Tutup Rute Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018, 14.15</ref>


[[Merpati Nusantara Airlines]] sempat membuka rute [[Bandung]]-[[Semarang]]-[[Surabaya]]-[[Banyuwangi]] menggunakan pesawat [[Xian MA60|MA60]] berkapasitas 56 penumpang. Rute pulang pergi ini diresmikan [[24 Agustus]] [[2011]], dihadiri oleh Bupati [[Abdullah Azwar Anas]], Direktur Niaga PT Merpati Nusantara Airlines [[Tonny Aulia Achmad]], perwakilan Kemenhub dan Forkopimda Banyuwangi.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/353374/merpati-airlines-terbang-perdana-di-bandara-banyuwangi Merpati Airlines Terbang Perdana di Bandara Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB</ref> Rute ini ditutup [[9 April]] [[2013]] karena masalah keuangan yang membelit perusahaan tersebut.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/471879/merpati-stop-terbang-ke-banyuwangi-hingga-mei/full&Paging=Otomatis Merpati Stop Terbang ke Banyuwangi hingga Mei] diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB</ref>
[[Merpati Nusantara Airlines]] sempat membuka rute [[Bandung]]-[[Semarang]]-[[Surabaya]]-[[Banyuwangi]] menggunakan pesawat [[Xian MA60|MA60]] berkapasitas 56 penumpang. Rute pulang pergi ini diresmikan [[24 Agustus]] [[2011]], dihadiri oleh Bupati [[Abdullah Azwar Anas]], Direktur Niaga PT Merpati Nusantara Airlines [[Tonny Aulia Achmad]], perwakilan Kemenhub dan Forkopimda Banyuwangi.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/353374/merpati-airlines-terbang-perdana-di-bandara-banyuwangi Merpati Airlines Terbang Perdana di Bandara Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB</ref> Rute ini ditutup [[9 April]] [[2013]] karena masalah keuangan yang membelit perusahaan tersebut.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/471879/merpati-stop-terbang-ke-banyuwangi-hingga-mei/full&Paging=Otomatis Merpati Stop Terbang ke Banyuwangi hingga Mei] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815164226/https://nasional.tempo.co/read/471879/merpati-stop-terbang-ke-banyuwangi-hingga-mei/full%26Paging%3DOtomatis |date=2018-08-15 }} diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB</ref>


Pada Mei [[2014]], [[Garuda Indonesia]] melalui ''sub-brand'' Explore Jet membuka rute [[Surabaya]]-[[Banyuwangi]]-[[Denpasar]] menggunakan pesawat [[ATR 72|ATR 72-600]] dan [[Bombardier CRJ700|Bombardier CRJ1000 NextGen]]<ref name="liputan6.com">[https://www.liputan6.com/bisnis/read/2071757/garuda-indonesia-buka-tiga-rute-penerbangan-di-indonesia-timur Garuda Indonesia Buka Tiga Rute Penerbangan di Indonesia Timur]</ref>
Pada Mei [[2014]], [[Garuda Indonesia]] melalui ''sub-brand'' Explore Jet membuka rute [[Surabaya]]-[[Banyuwangi]]-[[Denpasar]] menggunakan pesawat [[ATR 72|ATR 72-600]] dan [[Bombardier CRJ700|Bombardier CRJ1000 NextGen]]<ref name="liputan6.com">[https://www.liputan6.com/bisnis/read/2071757/garuda-indonesia-buka-tiga-rute-penerbangan-di-indonesia-timur Garuda Indonesia Buka Tiga Rute Penerbangan di Indonesia Timur]</ref>
Baris 75: Baris 78:
Pada Mei [[2014]], [[Garuda Indonesia]] melalui ''sub-brand'' Explore Jet membuka rute [[Surabaya]]-[[Banyuwangi]]-[[Denpasar]] menggunakan pesawat [[ATR 72|ATR 72-600]]<ref name="liputan6.com"/>
Pada Mei [[2014]], [[Garuda Indonesia]] melalui ''sub-brand'' Explore Jet membuka rute [[Surabaya]]-[[Banyuwangi]]-[[Denpasar]] menggunakan pesawat [[ATR 72|ATR 72-600]]<ref name="liputan6.com"/>


Mulai tahun [[2017]], diusahakan pembukaan rute langsung [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta|Jakarta Soekarno-Hatta]] ke Banyuwangi. Rute ini pertama kali diisi oleh maskapai [[NAM Air]] pada [[16 Juni]] [[2017]] menggunakan pesawat [[Boeing 737|Boeing 737-500]] berkapasitas 150 tempat duduk. Dalam persemian ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata [[Arief Yahya]] dan Presiden Direktur Sriwijaya Group [[Chandra Lie]].<ref>[https://travel.kompas.com/read/2017/06/16/172200427/menpar.ikut.penerbangan.perdana.nam.air.jakarta-banyuwangi Menpar Ikut Penerbangan Perdana NAM Air Jakarta-Banyuwangi] oleh Ira Rachmawati, diakses 15 Agustus 2018 14.42 WIB</ref> Lalu, [[Garuda Indonesia]] juga mengisi rute ini pada [[8 September]] [[2017]] menggunakan pesawat [[Bombardier CRJ700|Bombardier CRJ1000 NextGen]].<ref>[https://travel.detik.com/travel-news/d-3634798/sah-garuda-resmi-terbangi-rute-jakarta-banyuwangi Sah! Garuda Resmi Terbangi Rute Jakarta-Banyuwangi] oleh Putri Akmal, diakses 15 Agustus 2018 14.46</ref> Maskapai [[Citilink]] membuka penerbangan rute ini pada [[15 Februari]] [[2018]] yang melayani penerbangan 2 kali sehari menggunakan [[Boeing 737|Boeing 737-500]]<ref>[https://www.citilink.co.id/rute-baru-banyuwangi Rute Citilink Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018 14.49</ref> dan kemudian menggunakan [[Airbus A320]] pada [[9 Agustus]] [[2018]]<ref>[https://www.merdeka.com/uang/citilink-layani-rute-banyuwangi-dengan-pesawat-airbus-a320.html Citilink layani rute Banyuwangi dengan pesawat Airbus A320] oleh Harwanto Bimo Pratomo, diakses 15 Agustus 2018 14.52 WIB</ref>
Mulai tahun [[2017]], diusahakan pembukaan rute langsung [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta|Jakarta Soekarno-Hatta]] ke Banyuwangi. Rute ini pertama kali diisi oleh maskapai [[NAM Air]] pada [[16 Juni]] [[2017]] menggunakan pesawat [[Boeing 737|Boeing 737-500]] berkapasitas 150 tempat duduk. Dalam persemian ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata [[Arief Yahya]] dan Presiden Direktur Sriwijaya Group [[Chandra Lie]].<ref>[https://travel.kompas.com/read/2017/06/16/172200427/menpar.ikut.penerbangan.perdana.nam.air.jakarta-banyuwangi Menpar Ikut Penerbangan Perdana NAM Air Jakarta-Banyuwangi] oleh Ira Rachmawati, diakses 15 Agustus 2018 14.42 WIB</ref> Lalu, [[Garuda Indonesia]] juga mengisi rute ini pada [[8 September]] [[2017]] menggunakan pesawat [[Bombardier CRJ700|Bombardier CRJ1000 NextGen]].<ref>[https://travel.detik.com/travel-news/d-3634798/sah-garuda-resmi-terbangi-rute-jakarta-banyuwangi Sah! Garuda Resmi Terbangi Rute Jakarta-Banyuwangi] oleh Putri Akmal, diakses 15 Agustus 2018 14.46</ref> Maskapai [[Citilink]] membuka penerbangan rute ini pada [[15 Februari]] [[2018]] yang melayani penerbangan 2 kali sehari menggunakan [[Boeing 737|Boeing 737-500]]<ref>[https://www.citilink.co.id/rute-baru-banyuwangi Rute Citilink Banyuwangi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815131851/https://www.citilink.co.id/rute-baru-banyuwangi |date=2018-08-15 }} diakses 15 Agustus 2018 14.49</ref> dan kemudian menggunakan [[Airbus A320]] pada [[9 Agustus]] [[2018]]<ref>[https://www.merdeka.com/uang/citilink-layani-rute-banyuwangi-dengan-pesawat-airbus-a320.html Citilink layani rute Banyuwangi dengan pesawat Airbus A320] oleh Harwanto Bimo Pratomo, diakses 15 Agustus 2018 14.52 WIB</ref>


Pada Desember 2018, Bandar Udara Banyuwangi secara resmi melakukan penerbangan perdana rute internasional yakni Banyuwangi - Kuala Lumpur (Malaysia) dan sebaliknya.<ref>{{Cite web|url=http://surabaya.tribunnews.com/2018/12/19/diiringi-doa-300-anak-yatim-bandara-banyuwangi-resmi-layani-rute-internasional|title=Diiringi Doa 300 Anak Yatim, Bandara Banyuwangi Resmi Layani Rute Internasional|website=Surya|language=id-ID|access-date=2019-02-18}}</ref>
Pada Desember 2018, Bandar Udara Banyuwangi secara resmi melakukan penerbangan perdana rute internasional yakni Banyuwangi - Kuala Lumpur (Malaysia) dan sebaliknya.<ref>{{Cite news|url=http://surabaya.tribunnews.com/2018/12/19/diiringi-doa-300-anak-yatim-bandara-banyuwangi-resmi-layani-rute-internasional|title=Diiringi Doa 300 Anak Yatim, Bandara Banyuwangi Resmi Layani Rute Internasional|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2019-02-18|date=2018-12-19|last=Haorrahman}}</ref>


Dalam perjalanannya hingga saat ini, dalam catatan PT Angkasa Pura II (Persero) jumlah penumpang yang datang dan pergi dari bandara ini selama 2018 mencapai 366.155 penumpang, lebih banyak dari tahun 2017 sebanyak 190.369 penumpang. Sementara maskapai yang melayani penerbangan antara lain [[Batik Air]], [[Citilink]], [[NAM Air|Nam Air]], [[Garuda Indonesia]] dan [[Wings Air]].<ref>{{Cite web|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4371994/bandara-banyuwangi-layani-366000-penumpang-naik-92|title=Bandara Banyuwangi Layani 366.000 Penumpang, Naik 92%|last=Fanani|first=Ardian|website=detikfinance|access-date=2019-07-19}}</ref>
Dalam perjalanannya hingga saat ini, dalam catatan PT Angkasa Pura II (Persero) jumlah penumpang yang datang dan pergi dari bandara ini selama 2018 mencapai 366.155 penumpang, lebih banyak dari tahun 2017 sebanyak 190.369 penumpang. Sementara maskapai yang melayani penerbangan antara lain [[Batik Air]], [[Citilink]], [[NAM Air|Nam Air]], [[Garuda Indonesia]] dan [[Wings Air]].<ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4371994/bandara-banyuwangi-layani-366000-penumpang-naik-92|title=Bandara Banyuwangi Layani 366.000 Penumpang, Naik 92%|last=Fanani|first=Ardian|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-07-19|date=2019-01-05}}</ref>


== Transportasi dari dan ke Bandara ==
== Transportasi dari dan ke Bandara ==
Bus [[DAMRI]] tersedia dari bandara menuju [[Banyuwangi, Banyuwangi|Kota Banyuwangi]] atau menuju ke [[Pelabuhan Ketapang]] dan [[Stasiun Banyuwangi Baru]]. Selain itu terdapat Taksi Bosowa dan Taksi Ramayana untuk transportasi dari dan ke bandara.
Bus [[DAMRI]] tersedia dari bandara menuju [[Banyuwangi, Banyuwangi|Kota Banyuwangi]] atau menuju ke [[Pelabuhan Ketapang]] dan [[Stasiun Banyuwangi Baru]]. Selain itu terdapat Taksi Bosowa dan Taksi Ramayana untuk transportasi dari dan ke bandara.

Selain itu juga terdapat Layanan Kereta Api Indonesia dengan stasiun pemberhentian terdekat dari Bandara Banyuwangi yaitu Stasiun Rogojampi di Kecamatan Rogojampi. Jadwal Kereta Api Indonesia yang melayani antara lain : KA Pandanwangi relasi Jember - Ketapang, berangkat Stasiun Jember Pukul 05:30 WIB tiba stasiun Rogojampi Pukul 07:27. KA Wijayakusuma relasi Cilacap - Ketapang, tiba di stasiun Rogojampi pukul 05:11 WIB. KA Blambangan Ekspres relasi Semarang Tawang - Ketapang, tiba di stasiun Rogojampi pukul 04:10 WIB. KA Probowangi relasi Surabaya Gubeng - Ketapang, tiba di stasiun Rogojampi pukul 11:54 WIB. Serta KA Sritanjung, KA Tawangalun jadwalnya bisa di cek pada aplikasi KAI Access. Tentu semua menyesuaikan pada keberangkatan pesawat jika menggunakan transportasi kereta api untuk ke Bandara Banyuwangi. Sesampai di stasiun Rogojampi ke Bandara Banyuwangi bisa menggunakan transportasi lokal yang ada.


== Insiden ==
== Insiden ==
Baris 88: Baris 93:


== Maskapai penerbangan dan tujuan ==
== Maskapai penerbangan dan tujuan ==
<!-- PERHATIAN!! Segala perubahan tujuan penerbangan tanpa memberikan sumber rujukan yang independen akan dihapus -->
<!-- PERHATIAN!! Gunakan sumber rujukan yang independen, karena sumber rujukan dari pihak maskapai dan bandara tidak bersifat independen.-->
{{Airport-dest-list
{{Airport-dest-list
<!--+-->
|1=[[Citilink]]|2=[[Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]|3=[[Batik Air]]|4=[[Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]] |5=[[Susi Air]]|6=[[Bandar Udara Trunojoyo|Sumenep]]}}
|[[Batik Air]]|[[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta–Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
<!--+-->
|[[Citilink]]|[[Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
<!--+-->
|[[Super Air Jet]]|[[Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
<!--+-->
|[[Wings Air]]|[[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]]
<!--+-->}}


== Galeri ==
== Galeri ==
Baris 106: Baris 119:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://banyuwangi-airport.co.id/ Situs web resmi Bandara Banyuwangi]
* {{id}} [http://banyuwangi-airport.co.id/ Situs web resmi Bandara Banyuwangi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815132257/http://banyuwangi-airport.co.id/ |date=2018-08-15 }}
* {{id}} [http://hubud.dephub.go.id/?id+info_bandara+detail+105 Profil Bandara Blimbingsari] di situs web [[Kementerian Perhubungan Indonesia]]
* {{id}} [http://hubud.dephub.go.id/?id+info_bandara+detail+105 Profil Bandara Blimbingsari] di situs web [[Kementerian Perhubungan Indonesia]]


{{Topik Banyuwangi}}
{{Topik Banyuwangi}}
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{Bandar udara di pulau Jawa|state=autocollapse}}


{{DEFAULTSORT:Banyuwangi}}
{{DEFAULTSORT:Banyuwangi}}
[[Kategori:Bandar udara di Jawa Timur|Blimbingsari]]
[[Kategori:Bandar udara di Jawa Timur|Banyuwangi]]
[[Kategori:Otoritas Bandar Udara Wilayah III - Surabaya|Blimbingsari]]
[[Kategori:Otoritas Bandar Udara Wilayah III - Surabaya|Blimbingsari]]
[[Kategori:Kabupaten Banyuwangi]]
[[Kategori:Kabupaten Banyuwangi]]
[[Kategori:Bandar udara yang dikelola Angkasa Pura II]]
[[Kategori:Bandar udara yang dikelola Angkasa Pura II]]
[[Kategori:Bandar udara internasional di Indonesia|Banyuwangi]]

Revisi terkini sejak 23 Maret 2024 02.58

Bandar Udara Banyuwangi

Banyuwangi Airport
Informasi
JenisPublik
PemilikPT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
PengelolaAngkasa Pura II
MelayaniKabupaten Banyuwangi
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl36,6 mdpl
Koordinat08°18′36″S 114°20′25″E / 8.31000°S 114.34028°E / -8.31000; 114.34028Koordinat: 08°18′36″S 114°20′25″E / 8.31000°S 114.34028°E / -8.31000; 114.34028
Peta
Lua error in Modul:Location_map at line 537: Tidak dapat menemukan definisi peta lokasi yang ditentukan. Baik "Modul:Location map/data/Indonesia_Banyuwangi Regency" maupun "Templat:Location map Indonesia_Banyuwangi Regency" tidak ada.
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
08/26[1] 2,450 8 Aspal
Statistik (2018)
Penumpang366,000[2]
Pergerakan Pesawat4,782[2]
Sumber: STV[3]

Bandar Udara Banyuwangi (bahasa Inggris: Banyuwangi Airport) (IATA: BWXICAO: WADY) (kode sebelumnya: WARB) dan juga diketahui sebelumnya sebagai Bandar Udara Blimbingsari, terletak di Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bandara dengan landas pacu 2.500 meter dan lebar 45 meter ini dibuka pada 29 Desember 2010. Bandara ini diklaim sebagai bandara hijau pertama di Indonesia.[4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Keberadaan Bandar udara Internasional Banyuwangi saat ini adalah merupakan buah gagasan dari Bupati Banyuwangi Purnomo Sidik (1991-2000) diperiode akhir masa jabatanya pada saat itu. Sebenarnya rencana awal lokasi pembangunan bandara Banyuwangi ini adalah di kecamatan Glenmore dibekas lokasi Lapangan terbang Blambangan. Lapangan terbang Blambangan itu sendiri adalah sebuah lapangan terbang pertanian yang dibangun pada dekade 1970an yang hanya digunakan untuk kegiatan pertanian yang salah satunya adalah digunakan sebagai landasan pesawat capung untuk menyemprot pestisida guna memberantas serangan hama wereng yang terjadi pada waktu itu.

Pada saat itu anggaran untuk proyek pembangunan bandara baru tersebut sudah disiapkan bahkan material bangunan sudah sempat dikirim menuju lokasi di Glenmore namun proyek itu urung terlaksana karena bupati Purnomo Sidik mengundurkan dari jabatannya karena dianggap tidak mampu menyelesaikan peristiwa pembunuhan orang-orang yang diduga dukun santet pada pertengahan tahun 1998 yang dikenal dengan peristiwa Pembantaian Banyuwangi 1998 yang terjadi waktu itu. Rencana pembangunan seterusnya dilanjutkan pada masa kepemimpinan Bupati penggantinya yaitu Samsul Hadi. Namun setelah melalui tahap kajian lebih lanjut ternyata lokasi bekas lapangan terbang Blambangan di Kecamatan Glenmore tersebut tidak layak untuk dijadikan bandar udara karena topografi wilayah kecamatan Glenmore yang bergunung-gunung. Kemudian, melalui keputusan menteri (Kepmen) nomor 49 tahun 2003, ditentukanlah lahan untuk pembangunan bandara yang baru yaitu berada di wilayah Desa Blimbingsari yang pada saat itu masih menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Rogojampi.[5]

Pembangunan bandara dilokasi baru ini memakan waktu bertahun-tahun karena proses pembebasan lahan yang tak kunjung selesai. Dalam perihal pembebasan lahan ini dua bupati Banyuwangi terjerat dalam kasus korupsi penggelembungan harga tanah pembebasan lahan yang merugikan negara sejumlah Rp 40,99 miliar. Dua bupati tersebut adalah Bupati Samsul Hadi yang merugikan negara sejumlah Rp 21,23 miliar dan Bupati Ratna Ani Lestari senilai Rp 19,76 miliar.[6] Meski diiringi oleh dua kasus korupsi yang terjadi tetapi pembangunan bandara baru ini tetap berlanjut secara bertahap dalam kurun waktu 2004 hingga 2008 dengan pendanaan yang berasal dari APBN.

Pada tanggal 29 Desember 2008, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal melakukan kunjungan singkat ke Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan didampingi oleh Bupati Ratna Ani Lestari beserta rombongan. Dalam kunjungan ini Menteri Perhubungan merasa optimis bahwa penerbangan di Kabupaten Banyuwangi dapat berkembang pesat dengan adanya bandar udara yang menurutnya cukup bagus dan ideal. Pada 23 Januari 2009, tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi. Beberapa waktu kemudian, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan surat nomor 167/DBU/II/2009 tertanggal 9 Februari 2009 tentang pemanfaatan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang garis besar isinya adalah bahwa bandara dapat digunakan untuk lepas landas dan mendarat pesawat jenis CASA. Tanggal 26 Desember 2010 dilakukan proving flight (uji kelayakan terbang) pesawat milik PT Sky Aviation oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara sebagai salah satu syarat akan diadakannya penerbangan komersial dengan pesawat tersebut.

Pada tanggal 21 April 2009 bandara ini mulai digunakan oleh Bali International Flight Academy (BIFA) untuk keperluan pelatihan lepas landas dan mendarat bagi para calon pilot. Untuk penerbangan komersial, mulai dibuka pada 29 Desember 2010 oleh maskapai Sky Aviation setelah sebelumnya diadakan uji kelayakan terbang pada 26 Desember 2010 menggunakan pesawat C208 Grand Caravan. Penerbangan ini sekaligus menjadi tanda diresmikannya Bandara Blimbingsari sebagai bandara komersial. Penandatanganan prasasti peresmian dilakukan oleh Wakil Menteri Perhubungan saat itu Bambang Susantono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Pada tahun 2017 bandara ini berubah nama menjadi Bandar Udara Banyuwangi, melalui surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 830 tahun 2017. Dan pada 22 Desember 2017, bandara ini dialihkan pengelolaannya ke Angkasa Pura II.[7]

Perkembangan[sunting | sunting sumber]

Hanggar Sekolah Pilot Banyuwangi (BP3B)

Selain berfungsi sebagai bandara komersial, Bandar Udara Banyuwangi juga digunakan untuk keperluan pendidikan penerbangan. Setelah sebelumnya Bali International Flight Academy (BIFA) menggunakan bandara ini, Kementerian Perhubungan mendirikan Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (LP3B) yang diresmikan pada 23 Desember 2013[8] yang kemudian berubah nama menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (BP3B) melalui Permenhub RI PM/123/2015 yang sekarang berubah nama lagi menjadi Akademi Penerbang Banyuwangi. Selain dua sekolah penerbangan di atas itu terdapat Mandiri Utama Flight Academy (MUFA).

Perkembangan fasilitas[sunting | sunting sumber]

Pada awal pembangunannya, Bandara Banyuwangi (saat itu masih bernama Bandara Blimbingsari) memiliki panjang landasan 900 m dan lebar 23 m. Kemudian agar dapat dijadikan bandara komersial, landasan diperpanjang hingga 1.400 m dan lebar 30 m di mana pembangunannya dimulai tahun 2008. Dua tahun setelah beroperasi, landasan kembali diperpanjang menjadi 1.800 m dengan ketebalan 27 PCN.[9] Tahun 2015, untuk pengembangan menuju bandara internasional dan agar mampu mengakomodasi pesawat yang lebih besar, landasan kembali diperpanjang menjadi 2.250 meter dengan ketebalan 40 PCN.[10]

Pembangunan terminal hijau[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2015, Pemerintah mulai membangun terminal baru yang lebih besar. Pembangunan terminal baru ini memanfaatkan dana APBD Provinsi Jawa Timur senilai Rp 22,5 miliar dan APBD Kabupaten Banyuwangi senilai Rp 10,5 miliar. Anggaran ini dipergunakan untuk pembangunan terminal, aksesori, elektrikal, musala dan area parkir.[11]

Terminal ini mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan penghawaan udara yang alami, penanaman tanaman di atap terminal, konservasi air dan sunroof untuk pencahayaan alami di siang hari. Selain itu terminal baru ini mengadopsi bentuk ikat kepala khas Suku Osing. Terminal yang didesain oleh Andra Matin ini diresmikan pada 2017.[12]

Perkembangan rute[sunting | sunting sumber]

Baliho Penerbangan Garuda Indonesia ke Bandara Banyuwangi

Bandara ini membuka layanan penerbangan komersial dari maskapai Sky Aviation pada tanggal 29 Desember 2010. Pesawat yang digunakan adalah jenis Grand Caravan berkapasitas 9-10 orang dengan rute Banyuwangi-Surabaya.[13] Pada tanggal 25 April 2011, Sky Aviation menambah armada di Bandara Banyuwangi dengan Fokker F50 berkapasitas 48 tempat duduk dan beroperasi di rute yang sama.[13] Sky Aviation lalu menghentikan operasional rute ini pada 20 Oktober 2011 karena kalah bersaing dengan maskapai lain yang ada di Bandara Banyuwangi.[14]

Merpati Nusantara Airlines sempat membuka rute Bandung-Semarang-Surabaya-Banyuwangi menggunakan pesawat MA60 berkapasitas 56 penumpang. Rute pulang pergi ini diresmikan 24 Agustus 2011, dihadiri oleh Bupati Abdullah Azwar Anas, Direktur Niaga PT Merpati Nusantara Airlines Tonny Aulia Achmad, perwakilan Kemenhub dan Forkopimda Banyuwangi.[15] Rute ini ditutup 9 April 2013 karena masalah keuangan yang membelit perusahaan tersebut.[16]

Pada Mei 2014, Garuda Indonesia melalui sub-brand Explore Jet membuka rute Surabaya-Banyuwangi-Denpasar menggunakan pesawat ATR 72-600 dan Bombardier CRJ1000 NextGen[17]

Pada Mei 2014, Garuda Indonesia melalui sub-brand Explore Jet membuka rute Surabaya-Banyuwangi-Denpasar menggunakan pesawat ATR 72-600[17]

Mulai tahun 2017, diusahakan pembukaan rute langsung Jakarta Soekarno-Hatta ke Banyuwangi. Rute ini pertama kali diisi oleh maskapai NAM Air pada 16 Juni 2017 menggunakan pesawat Boeing 737-500 berkapasitas 150 tempat duduk. Dalam persemian ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Presiden Direktur Sriwijaya Group Chandra Lie.[18] Lalu, Garuda Indonesia juga mengisi rute ini pada 8 September 2017 menggunakan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen.[19] Maskapai Citilink membuka penerbangan rute ini pada 15 Februari 2018 yang melayani penerbangan 2 kali sehari menggunakan Boeing 737-500[20] dan kemudian menggunakan Airbus A320 pada 9 Agustus 2018[21]

Pada Desember 2018, Bandar Udara Banyuwangi secara resmi melakukan penerbangan perdana rute internasional yakni Banyuwangi - Kuala Lumpur (Malaysia) dan sebaliknya.[22]

Dalam perjalanannya hingga saat ini, dalam catatan PT Angkasa Pura II (Persero) jumlah penumpang yang datang dan pergi dari bandara ini selama 2018 mencapai 366.155 penumpang, lebih banyak dari tahun 2017 sebanyak 190.369 penumpang. Sementara maskapai yang melayani penerbangan antara lain Batik Air, Citilink, Nam Air, Garuda Indonesia dan Wings Air.[23]

Transportasi dari dan ke Bandara[sunting | sunting sumber]

Bus DAMRI tersedia dari bandara menuju Kota Banyuwangi atau menuju ke Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Banyuwangi Baru. Selain itu terdapat Taksi Bosowa dan Taksi Ramayana untuk transportasi dari dan ke bandara.

Selain itu juga terdapat Layanan Kereta Api Indonesia dengan stasiun pemberhentian terdekat dari Bandara Banyuwangi yaitu Stasiun Rogojampi di Kecamatan Rogojampi. Jadwal Kereta Api Indonesia yang melayani antara lain : KA Pandanwangi relasi Jember - Ketapang, berangkat Stasiun Jember Pukul 05:30 WIB tiba stasiun Rogojampi Pukul 07:27. KA Wijayakusuma relasi Cilacap - Ketapang, tiba di stasiun Rogojampi pukul 05:11 WIB. KA Blambangan Ekspres relasi Semarang Tawang - Ketapang, tiba di stasiun Rogojampi pukul 04:10 WIB. KA Probowangi relasi Surabaya Gubeng - Ketapang, tiba di stasiun Rogojampi pukul 11:54 WIB. Serta KA Sritanjung, KA Tawangalun jadwalnya bisa di cek pada aplikasi KAI Access. Tentu semua menyesuaikan pada keberangkatan pesawat jika menggunakan transportasi kereta api untuk ke Bandara Banyuwangi. Sesampai di stasiun Rogojampi ke Bandara Banyuwangi bisa menggunakan transportasi lokal yang ada.

Insiden[sunting | sunting sumber]

  • Pada 16 Januari 2017, pesawat Cessna 172 bernomor registrasi PK-MUA milik Mandiri Utama Flight School (MUFA) yang diawaki seorang siswi penerbang bernama Regina Marthalia, terbakar setelah sayap pesawat membentur landasan pacu. Regina selamat setelah berhasil keluar sebelum api menghanguskan seluruh badan pesawat.[24]

Maskapai penerbangan dan tujuan[sunting | sunting sumber]

MaskapaiTujuan
Batik AirJakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta
CitilinkJakarta–Soekarno–Hatta
Super Air JetJakarta–Soekarno–Hatta
Wings AirSurabaya

Galeri[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ :: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ::
  2. ^ a b Fanani, Ardian (5 January 2019). "Bandara Banyuwangi Layani 366.000 Penumpang, Naik 92%". detikfinance. Diakses tanggal 26 May 2019. 
  3. ^ Informasi bandara Blimbingsari Airport di situs web Search (for) Travel.
  4. ^ Inilah Tampilan Bandara Hijau Blimbingsari Banyuwangi
  5. ^ Lapangan Terbang Glenmore Riwayatmu Kini. kumparan.com. Diakses tanggal 21/07/2019
  6. ^ Bupati Banyuwangi Jadi Tersangka Korupsi Diarsipkan 2018-08-15 di Wayback Machine.. tempo.co. Diakses tanggal 21/07/2019
  7. ^ Bandara Banyuwangi resmi dikelola PT Angkasa Pura II. detik.com. Diakses tanggal 21/07/2019
  8. ^ Sekolah Pilot Negeri Banyuwangi Diresmikan diakses 15 Agustus 2018 15.06
  9. ^ Begini Tampilan 'Jeroan' Green Bandara Blimbingsari Banyuwangi diakses 15 Agustus 2018 22.22
  10. ^ Landasan Pacu Bandara Banyuwangi Diperkuat diakses 15 Agustus 2018 22.24
  11. ^ Rp 33 Miliar untuk Pembangunan Terminal Bandara Banyuwangi Diarsipkan 2018-08-15 di Wayback Machine. diakses 15 Agustus 2018 16.43
  12. ^ Pembangunan Terminal Baru Bandara Blimbingsari Tak Pakai Dana APBN[pranala nonaktif permanen] diakses 15 Agustus 2018 15.06
  13. ^ a b Sky Aviation Tambah 5 Pesawat Fokker 50 diakses 15 Agustus 2018, 14.14
  14. ^ Sepi Penumpang, Sky Aviation Tutup Rute Banyuwangi diakses 15 Agustus 2018, 14.15
  15. ^ Merpati Airlines Terbang Perdana di Bandara Banyuwangi diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB
  16. ^ Merpati Stop Terbang ke Banyuwangi hingga Mei Diarsipkan 2018-08-15 di Wayback Machine. diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB
  17. ^ a b Garuda Indonesia Buka Tiga Rute Penerbangan di Indonesia Timur
  18. ^ Menpar Ikut Penerbangan Perdana NAM Air Jakarta-Banyuwangi oleh Ira Rachmawati, diakses 15 Agustus 2018 14.42 WIB
  19. ^ Sah! Garuda Resmi Terbangi Rute Jakarta-Banyuwangi oleh Putri Akmal, diakses 15 Agustus 2018 14.46
  20. ^ Rute Citilink Banyuwangi Diarsipkan 2018-08-15 di Wayback Machine. diakses 15 Agustus 2018 14.49
  21. ^ Citilink layani rute Banyuwangi dengan pesawat Airbus A320 oleh Harwanto Bimo Pratomo, diakses 15 Agustus 2018 14.52 WIB
  22. ^ Haorrahman (2018-12-19). "Diiringi Doa 300 Anak Yatim, Bandara Banyuwangi Resmi Layani Rute Internasional". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-02-18. 
  23. ^ Fanani, Ardian (2019-01-05). "Bandara Banyuwangi Layani 366.000 Penumpang, Naik 92%". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  24. ^ Asal Api dari Benturan Sayap

Pranala luar[sunting | sunting sumber]