Bawang putih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TINTIN2012 (bicara | kontrib)
Bawang. Bawang identik dengan yang namanya wibu, wibu termasuk ras terkuat no 1 di dunia. Wibu juga mempunyai rival abadi yaitu Kpop (terutama pasukan tentara yang didominasi kaum hawa).
Tag: kemungkinan vandalisme Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
TINTIN2012 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 2: Baris 2:


== Manfaat ==
== Manfaat ==
Bawang putih digunakan sebagai [[bumbu dapur|bumbu]] yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di [[penggorengan]] dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain.
Wibu. Wibu mempunyai julukan sebagai bawang (lebih tepatnya "Wibu bau bawang"). Wibu juga termasuk salah satu ras terkuat di dunia. Wibu mempunyai rival abadi, yaitu Kpop (terutama pasukan tentara yang didominasi kaum hawa).Bawang putih digunakan sebagai [[bumbu dapur|bumbu]] yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di [[penggorengan]] dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain.


Bawang putih mempunyai khasiat sebagai [[antibiotik]] alami di dalam tubuh manusia.<ref>{{Cite book|last=Tim Naviri|first=|date=2015|url=https://books.google.com/books?id=nE1JDwAAQBAJ&pg=PA136|title=1001 Makanan Sehat|location=|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-02-5796-9|pages=136|url-status=live}}</ref>
Bawang putih mempunyai khasiat sebagai [[antibiotik]] alami di dalam tubuh manusia.<ref>{{Cite book|last=Tim Naviri|first=|date=2015|url=https://books.google.com/books?id=nE1JDwAAQBAJ&pg=PA136|title=1001 Makanan Sehat|location=|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-02-5796-9|pages=136|url-status=live}}</ref>

Revisi per 6 Agustus 2021 23.53

WIBU!

Manfaat

Wibu. Wibu mempunyai julukan sebagai bawang (lebih tepatnya "Wibu bau bawang"). Wibu juga termasuk salah satu ras terkuat di dunia. Wibu mempunyai rival abadi, yaitu Kpop (terutama pasukan tentara yang didominasi kaum hawa).Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain.

Bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia.[1]

Efek samping dan toksikologi

Bawang putih diketahui dapat menyebabkan bau mulut (halitosis) dan bau badan, yang digambarkan sebagai "bau bawang" yang menyengat. Hal ini disebabkan oleh allyl methyl sulfide (AMS). AMS adalah cairan volatil yang diserap ke dalam darah selama metabolisme senyawa sulfur yang berasal dari bawang putih; dari darah, zat itu kemudian mengalir ke paru-paru.[2] Zat ini juga terakumulasi di kulit, di mana ia dipancarkan melalui pori-pori kulit. Mencuci kulit dengan sabun hanya akan menghilangkan sebagian dan tidak sempurna untuk menghilangkan bau. Studi telah menunjukkan bahwa meminum susu pada saat bersamaan dengan mengkonsumsi bawang putih dapat secara signifikan menetralisir bau mulut.[3] Mencampur bawang putih dengan susu di mulut sebelum menelan mengurangi bau lebih baik daripada meminum susu sesudahnya.[3] Air putih, jamur dan kemangi juga bisa mengurangi bau; Campuran lemak dan air yang ditemukan dalam susu, bagaimanapun, adalah yang paling efektif.[3]

"Lipatan" hijau dan kering di bagian tengah siung bawang putih biasanya lebih berbau tajam. Senyawa belerang allicin, yang dihasilkan saat bawang putih segar dihancurkan atau dikunyah juga menghasilkan senyawa belerang lainnya: ajoene, allyl polysulfides, dan vinyldithiin.[2] Bawang putih tua mengandung sedikit allicin, namun mungkin memiliki beberapa zat aktif karena adanya S-allylcysteine.

Beberapa orang menderita alergi bawang putih terhadap bawang putih dan spesies lain dari genus Allium.[2] Gejala bisa termasuk iritasi usus, diare, ulserasi mulut dan tenggorokan, mual, kesulitan bernafas, dan dalam kasus yang jarang terjadi, anafilaksis. Pasien sensitif bawang putih menunjukkan tes positif terhadap disulfida, allylpropyldisulfide, allylmercaptan dan allicin, yang semuanya ada pada bawang putih. Orang-orang yang menderita alergi bawang putih sering kali peka terhadap banyak tanaman lainnya, termasuk bawang merah, daun bawang, leek, bawang merah, lili kebun, jahe, dan pisang.

Beberapa laporan luka bakar serius akibat penggunaan bawang putih topikal untuk berbagai keperluan, termasuk penggunaan naturopati dan perawatan jerawat, menunjukkan bahwa penggunaan bawang putih harus dilakukan dengan hati-hati, biasanya dengan menguji area kecil kulit menggunakan sedikit konsentrasi bawang putih.[4] Atas dasar banyaknya laporan tentang luka bakar tersebut, termasuk luka bakar pada anak-anak, penggunaan bawang putih mentah mentah, serta penyisipan bawang putih mentah ke dalam rongga tubuh, tidak dianjurkan. Secara khusus, aplikasi topikal bawang putih mentah untuk anak kecil tidak dianjurkan.[5] Efek samping suplementasi bawang putih jangka panjang sebagian besar tidak diketahui, dan tidak ada penelitian yang disetujui FDA telah dilakukan. Kemungkinan efek sampingnya meliputi ketidaknyamanan gastrointestinal, berkeringat, pusing, reaksi alergi, pendarahan, dan penyimpangan menstruasi.[6]

Beberapa ibu yang menyusui telah menemukan, setelah mengkonsumsi bawang putih, bahwa bayi mereka dapat lebih lambat ketika disuapi, dan menimbulkan bau bawang putih pada bayinya juga.[7][8]

Jika dosis bawang putih yang disarankan lebih tinggi dari yang dianjurkan dengan obat antikoagulan, maka bisa menyebabkan risiko pendarahan yang lebih tinggi.[9] Bawang putih dapat berinteraksi dengan warfarin, antiplatelet, saquinavir, antihipertensi, calcium channel blocker, antibiotik quinolone ciprofloxacin, dan obat-obatan hipoglikemik, serta obat-obatan lainnya.[7] Allium mungkin beracun bagi kucing atau anjing.[10]

Lihat pula

Buku resep Wikibooks memiliki artikel mengenai

Referensi

  1. ^ Tim Naviri (2015). 1001 Makanan Sehat. Elex Media Komputindo. hlm. 136. ISBN 978-602-02-5796-9. 
  2. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Block2010
  3. ^ a b c "Drinking a glass of milk can stop garlic breath". BBC News. August 31, 2010. Diakses tanggal August 31, 2010. 
  4. ^ Baruchin AM, Sagi A, Yoffe B, Ronen M (2001). "Garlic burns". Burns. 27 (7): 781–2. doi:10.1016/S0305-4179(01)00039-0. PMID 11600262. 
  5. ^ Garty BZ (March 1993). "Garlic burns". Pediatrics. 91 (3): 658–9. PMID 8441577. 
  6. ^ "Garlic (''Allium sativum'' L.)". National Center for Complementary and Integrative Health, US National Institutes of Health. April 2012. Diakses tanggal 4 May 2016. 
  7. ^ a b Hogg, Jennifer (December 13, 2002). "Garlic Supplements" (PDF). Complementary Medicines Summary. UK Medicines Information, National Health Service. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal September 26, 2007. Diakses tanggal July 7, 2007. 
  8. ^ "Garlic". Drugs.com. February 2017. Diakses tanggal 20 February 2017. 
  9. ^ Brown DG, Wilkerson EC, Love WE (March 2015). "A review of traditional and novel oral anticoagulant and antiplatelet therapy for dermatologists and dermatologic surgeons". Journal of the American Academy of Dermatology. 72 (3): 524–34. doi:10.1016/j.jaad.2014.10.027. PMID 25486915. 
  10. ^ What you should know about household hazards to pets Diarsipkan January 22, 2009, di Wayback Machine. brochure by the American Veterinary Medical Association.

Pustaka

  • McGee, Harold (2004). "The Onion Family: Onions, Garlic, Leeks". On Food and Cooking (Revised Edition). Scribner. hlm. 310–3. ISBN 0-684-80001-2. 

Pranala luar