Buhaira: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Gugunsuganta (bicara | kontrib)
Merapihkan artikel
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(29 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Islam}}
{{Islam}}
'''Buhaira''' ([[Bahasa Arab|Arab]]<big><big>بحير</big></big>, '''Buheira, Bahira''') adalah seorang mantan [[Yahudi]] yang menjadi [[rahib]] [[Kristen]] [[Nestorian]] yang melihat tanda-tanda kenabian [[Muhammad]]. Ia tinggal di kota [[Bushra]], Selatan [[Syam]] (sekarang [[Syria]]) 600 tahun yang lalu.
'''Buhaira''' ([[Bahasa Arab|Arab]]<big><big>بحير</big></big>, '''Buheira, Bahira''') adalah seorang tokoh di dalam sebuah hadish shahih, yang diceritakan sebagai mantan seorang [[Yahudi]] yang menjadi [[rahib]] [[Kristen]] [[Nestorian]] yang melihat tanda-tanda kenabian [[Muhammad]]. Ia tinggal di kota [[Bushra]], Selatan [[Syam]] (sekarang [[Syria]]).<ref>{{Cite web|title=Chapters on Virtues - كتاب المناقب عن رسول الله صلى الله عليه وسلم - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/urn/734840|website=sunnah.com|access-date=2021-11-25}}</ref>


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Beberapa sumber memberikan nama '''Dscherdschis, George, Sergius, Sarjisan, Bu airah, Bohaà ¯ ra, Behîra''', dalam [[bahasa Aram]] berarti "Unggul".
Beberapa sumber memberikan nama '''Dscherdschis, George, Sergius, Sarjisan, Bu airah, Bohaà ¯ ra, Behîra''', dalam [[bahasa Aram]] berarti "Unggul".


== Ramalan Tentang Nabi Terakhir ==
== Ramalan tentang nabi terakhir ==
Salah satu daerah yang menerima kabar itu adalah [[Yastrib]]. Disana ada dua [[kabilah]], [[Aus]] dan [[Khazraj]], yang hidup berdampingan dengan pemeluk [[Yahudi]]. Sudah lama mereka mendengar para rahib meramalkan tentang munculnya seorang [[nabi]] yang ditunggu-tunggu. Tentu saja kabar munculnya [[agama]] baru di [[Mekkah]] membuat mereka penasaran.
Salah satu daerah yang menerima kabar itu adalah [[Yatsrib|Yastrib]]. Di sana ada dua kabilah, ''[[Bani Aus|Aus]]'' dan [[Bani Khazraj|Khazraj]], yang hidup berdampingan dengan pemeluk [[Yahudi]]. Sudah lama mereka mendengar para rahib meramalkan tentang munculnya seorang [[nabi]] yang ditunggu-tunggu. Tentu saja kabar munculnya [[agama]] baru di [[Mekkah]] membuat mereka penasaran.


Para pembesar [[Quraisy]] pun telah mendengar bahwa akan ada seseorang dari kalangan mereka yang akan menjadi nabi dan akan menerima [[wahyu]] dari [[langit]]. Ramalan itu mereka dengar dari para [[peramal]], [[rahib]] Yahudi dan [[pendeta]] Nasrani. Diam-diam mereka berharap bahwa orang yang ditakdirkan menjadi nabi adalah dirinya sendiri. Dengan status kenabian tentu mereka akan memperoleh kekuasaan atas Mekkah dan sekitarnya.
Para pembesar [[Quraisy]] pun telah mendengar bahwa akan ada seseorang dari kalangan mereka yang akan menjadi nabi dan akan menerima [[wahyu]] dari [[langit]]. Ramalan itu mereka dengar dari para [[peramal]], [[rahib]] Yahudi dan [[pendeta]] Nasrani. Diam-diam mereka berharap bahwa orang yang ditakdirkan menjadi nabi adalah dirinya sendiri. Dengan status kenabian tentu mereka akan memperoleh kekuasaan atas Mekkah dan sekitarnya.


Ketika Muhammad saw. membawa dagangan [[Khadijah]] bersama Maysarah, sesampainya di sana, ia kemudian bersandar di bawah sebatang pohon dekat [[gereja]], kemudian seorang pendeta yang bernama [[Nestor]] (Nestorius) bertanya kepada Maysarah, Siapa orang yang berteduh di bawah pohon tersebut, kemudian Maysarah menjawab bahwa dia adalah seorang laki-laki dari suku [[Quraisy]], keluarga pengurus ‘al-Haram’ ([[Kaabah]]). Lalu Nestorius pun berkata kembali bahwa tidak ada seorang pun yang datang berteduh di bawah pohon tersebut, kecuali dia seorang nabi.<ref>“Siapa orang yang berteduh di bawah pohon ini?” “ Dia adalah seorang laki-laki dari suku [[Quraisy]], keluarga pengurus ‘al-Haram’ ([[Ka‘bah]])”, jawab Maysarah. “Tidak ada seorang pun yang datang berteduh di bawah pohon ini, kecuali dia (adalah) seorang nabi”, kata Nestorius. [[Ibnu Hisyam]], ibid: 1: 225.</ref>
Dalam [[Al Qur'an]] surah Ash Shaff, Allah berfirman kepada [[Isa|Isa bin Maryam]] tentang akan datangnya seorang nabi terakhir, firman tersebut berbunyi:{{Cquote|"Dan (aku) memberikan kabar gembira dengan seorang rasul yang datang sesudahku yang bernama Ahmad (Muhammad)." (Ash Shaff: 6).}}


Dalam [[Al Qur'an]] surah AshShaff, Allah berfirman kepada [[Isa|Isa bin Maryam]] as. tentang akan datangnya seorang Nabi terakhir, firman tersebut berbunyi:{{Cquote|...dan (aku) memberikan kabar gembira dengan seorang rasul yang datang sesudahku yang bernama Ahmad (Muhammad). (Ash Shaff 61:6).}}
== Ekspedisi Ke Negeri Syam ==

== Ekspedisi ke Negeri Syam ==
[[Berkas:Bahira.jpg|ka|jmpl|Biara Buhaira di [[Bushra]], [[Suriah]].]]
Suatu hari ketika [[Abu Thalib]] hendak melakukan ekspedisi dagang ke [[Syam]] bersama [[kafilah]] [[Quraisy]], Muhammad yang ketika itu masih berumur 12 tahun berkata, "Pamanku, kepada siapa engkau akan menitipkanku? Mengapa tidak kau ajak aku? Sementara aku tidak memiliki pelindung selain mu."
Suatu hari ketika [[Abu Thalib]] hendak melakukan ekspedisi dagang ke [[Syam]] bersama [[kafilah]] [[Quraisy]], Muhammad yang ketika itu masih berumur 12 tahun berkata, "Pamanku, kepada siapa engkau akan menitipkanku? Mengapa tidak kau ajak aku? Sementara aku tidak memiliki pelindung selain mu."


Perkataan Muhammad itu menjadikan Abu Thalib terharu. Maka diangkatnya tubuh Muhammad dan didudukkannya si atas hewan yang ditungganginya. Keduanya pun bersama-sama menempuh perjalanan ke negeri Syam.
Perkataan Muhammad itu menjadikan Abu Thalib terharu. Maka diangkatnya tubuh Muhammad dan didudukkannya si atas hewan yang ditungganginya. Keduanya pun bersama-sama menempuh perjalanan ke negeri Syam.


=== Pertemuan Dengan Buhaira ===
=== Pertemuan dengan Buhaira ===
[[Berkas:Muammad-as-youth-meeting-monk-bahira-compendium-persia-1315-edin-550.jpg|left|210px|thumb|Muhammad bertemu dengan pendeta Buhaira. Dari [[Jami' al-Tawarikh]] ("The Universal History") c. 1315.]]
<!--[[Berkas:Muammad-as-youth-meeting-monk-bahira-compendium-persia-1315-edin-550.jpg|left|210px|thumb|[[Muhammad]] kecil bertemu dengan pendeta Buhaira. Dari [[Jami' al-Tawarikh]] ("The Universal History") c. 1315.]]-->
Setelah melakukan perjalanan yang teramat jauh, suatu hari mereka sampai di sebuah tempat pertapaan. Disana mereka bertemu dengan seorang rahib bernama Buhaira. Ketika melihat Muhammad kecil selalu dipayungi oleh [[awan]], Buhaira segera memperhatikan dengan seksama dan menghampirinya, lalu diperiksa sekujur tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang di terangkan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Ia menemukan tanda kenabian itu dipunggung Muhammad, diantara kedua pundaknya, lalu ia mencium tanda itu.


Setelah melakukan perjalanan yang teramat jauh, suatu hari mereka sampai di sebuah tempat pertapaan di [[Bushra]], antara [[Syam]] dan [[Hijaz]]. Disana mereka bertemu dengan seorang rahib bernama Buhaira. Ketika melihat Muhammad kecil selalu dipayungi oleh [[awan]], Buhaira segera memperhatikan dengan saksama dan menghampirinya, lalu diperiksa sekujur tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang diterangkan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Ia menemukan tanda kenabian itu di punggung Muhammad, di antara kedua pundaknya, lalu ia mencium tanda itu.
=== Pesan Buhaira Terhadap Abu Thalib ===

Buhaira juga berpesan kepada Abu Thalib agar ia berhati-hati terhadap rencana jahat orang [[Yahudi]]. Allah telah mentakdirkan nabi terakhir berasal dari bangsa [[Arab]] dan nabi itu adalah Muhammad. Sementara orang-orang Yahudi menginginkan agar status kenabian itu selamanya milik [[bani Israil|bani Israel]]. Itulah sebabnya mereka akan selalu berusaha untuk membunuh Muhammad jika mereka mendapat kesempatan.
=== Pesan Buhaira terhadap Abu Thalib ===
Buhaira juga berpesan kepada Abu Thalib agar ia berhati-hati terhadap rencana jahat orang [[Yahudi]]. Allah telah mentakdirkan nabi terakhir berasal dari [[bangsa Arab]] dan nabi itu adalah Muhammad. Sementara orang-orang Yahudi menginginkan agar status kenabian itu selamanya milik [[Bani Israil]]. Itulah sebabnya mereka akan selalu berusaha untuk membunuh Muhammad jika mereka mendapat kesempatan.


Ramalan Buhaira itu kemudian terbukti benar, Muhammad memperoleh [[wahyu]] pada usia empat puluh tahun. [[Malaikat]] [[Jibril]] mendatangi dan memberitahunya bahwa [[Allah]] mengutusnya sebagai [[nabi]] yang menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada umat manusia. Muhammad kemudian menyeru manusia untuk menyembah [[Allah]] Yang Maha Esa.
Ramalan Buhaira itu kemudian terbukti benar, Muhammad memperoleh [[wahyu]] pada usia empat puluh tahun. [[Malaikat]] [[Jibril]] mendatangi dan memberitahunya bahwa [[Allah]] mengutusnya sebagai [[nabi]] yang menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada umat manusia. Muhammad kemudian menyeru manusia untuk menyembah [[Allah]] Yang Maha Esa.


[[Berkas:Bahira.jpg|left|thumb|Biara Buhaira di [[Bushra]], [[Suriah]]]]
{{clr}}
{{clr}}


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Refbegin}}
{{Reflist}}
== Daftar pustaka ==
# ''Khadijah Ummul Mu'minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam'', Al Haiah Al Mishriyah Press, karya Abdul Mun'im Muhammad (1994)
# ''Khadijah Ummul Mu'minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam'', Al Haiah Al Mishriyah Press, karya Abdul Mun'im Muhammad (1994)
# [http://www.amaana.org/ismailif.html/ Muhammad] di situs www.amaana.org
{{Refend}}


== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.tellmeaboutislam.com/buhaira-the-monk.html Buhaira the Monk di TellmeaboutIslam.com]

{{Refend}}
{{islam-stub}}
{{islam-stub}}


Baris 41: Baris 47:
[[Kategori:Muhammad]]
[[Kategori:Muhammad]]
[[Kategori:Kekristenan dalam abad ke-6]]
[[Kategori:Kekristenan dalam abad ke-6]]

[[ar:بحيرى]]
[[de:Bahīrā]]
[[en:Bahira]]
[[es:Bahira]]
[[fr:Bahira]]
[[it:Bahira]]
[[ms:Buhaira]]
[[nl:Bahira-legende]]
[[ru:Бахира]]
[[sv:Bahira]]
[[tr:Bahira]]

Revisi terkini sejak 4 Februari 2023 07.29

Buhaira (Arabبحير, Buheira, Bahira) adalah seorang tokoh di dalam sebuah hadish shahih, yang diceritakan sebagai mantan seorang Yahudi yang menjadi rahib Kristen Nestorian yang melihat tanda-tanda kenabian Muhammad. Ia tinggal di kota Bushra, Selatan Syam (sekarang Syria).[1]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Beberapa sumber memberikan nama Dscherdschis, George, Sergius, Sarjisan, Bu airah, Bohaà ¯ ra, Behîra, dalam bahasa Aram berarti "Unggul".

Ramalan tentang nabi terakhir[sunting | sunting sumber]

Salah satu daerah yang menerima kabar itu adalah Yastrib. Di sana ada dua kabilah, Aus dan Khazraj, yang hidup berdampingan dengan pemeluk Yahudi. Sudah lama mereka mendengar para rahib meramalkan tentang munculnya seorang nabi yang ditunggu-tunggu. Tentu saja kabar munculnya agama baru di Mekkah membuat mereka penasaran.

Para pembesar Quraisy pun telah mendengar bahwa akan ada seseorang dari kalangan mereka yang akan menjadi nabi dan akan menerima wahyu dari langit. Ramalan itu mereka dengar dari para peramal, rahib Yahudi dan pendeta Nasrani. Diam-diam mereka berharap bahwa orang yang ditakdirkan menjadi nabi adalah dirinya sendiri. Dengan status kenabian tentu mereka akan memperoleh kekuasaan atas Mekkah dan sekitarnya.

Ketika Muhammad saw. membawa dagangan Khadijah bersama Maysarah, sesampainya di sana, ia kemudian bersandar di bawah sebatang pohon dekat gereja, kemudian seorang pendeta yang bernama Nestor (Nestorius) bertanya kepada Maysarah, Siapa orang yang berteduh di bawah pohon tersebut, kemudian Maysarah menjawab bahwa dia adalah seorang laki-laki dari suku Quraisy, keluarga pengurus ‘al-Haram’ (Kaabah). Lalu Nestorius pun berkata kembali bahwa tidak ada seorang pun yang datang berteduh di bawah pohon tersebut, kecuali dia seorang nabi.[2]

Dalam Al Qur'an surah AshShaff, Allah berfirman kepada Isa bin Maryam as. tentang akan datangnya seorang Nabi terakhir, firman tersebut berbunyi:

Ekspedisi ke Negeri Syam[sunting | sunting sumber]

Biara Buhaira di Bushra, Suriah.

Suatu hari ketika Abu Thalib hendak melakukan ekspedisi dagang ke Syam bersama kafilah Quraisy, Muhammad yang ketika itu masih berumur 12 tahun berkata, "Pamanku, kepada siapa engkau akan menitipkanku? Mengapa tidak kau ajak aku? Sementara aku tidak memiliki pelindung selain mu."

Perkataan Muhammad itu menjadikan Abu Thalib terharu. Maka diangkatnya tubuh Muhammad dan didudukkannya si atas hewan yang ditungganginya. Keduanya pun bersama-sama menempuh perjalanan ke negeri Syam.

Pertemuan dengan Buhaira[sunting | sunting sumber]

Setelah melakukan perjalanan yang teramat jauh, suatu hari mereka sampai di sebuah tempat pertapaan di Bushra, antara Syam dan Hijaz. Disana mereka bertemu dengan seorang rahib bernama Buhaira. Ketika melihat Muhammad kecil selalu dipayungi oleh awan, Buhaira segera memperhatikan dengan saksama dan menghampirinya, lalu diperiksa sekujur tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang diterangkan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Ia menemukan tanda kenabian itu di punggung Muhammad, di antara kedua pundaknya, lalu ia mencium tanda itu.

Pesan Buhaira terhadap Abu Thalib[sunting | sunting sumber]

Buhaira juga berpesan kepada Abu Thalib agar ia berhati-hati terhadap rencana jahat orang Yahudi. Allah telah mentakdirkan nabi terakhir berasal dari bangsa Arab dan nabi itu adalah Muhammad. Sementara orang-orang Yahudi menginginkan agar status kenabian itu selamanya milik Bani Israil. Itulah sebabnya mereka akan selalu berusaha untuk membunuh Muhammad jika mereka mendapat kesempatan.

Ramalan Buhaira itu kemudian terbukti benar, Muhammad memperoleh wahyu pada usia empat puluh tahun. Malaikat Jibril mendatangi dan memberitahunya bahwa Allah mengutusnya sebagai nabi yang menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada umat manusia. Muhammad kemudian menyeru manusia untuk menyembah Allah Yang Maha Esa.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Chapters on Virtues - كتاب المناقب عن رسول الله صلى الله عليه وسلم - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)". sunnah.com. Diakses tanggal 2021-11-25. 
  2. ^ “Siapa orang yang berteduh di bawah pohon ini?” “ Dia adalah seorang laki-laki dari suku Quraisy, keluarga pengurus ‘al-Haram’ (Ka‘bah)”, jawab Maysarah. “Tidak ada seorang pun yang datang berteduh di bawah pohon ini, kecuali dia (adalah) seorang nabi”, kata Nestorius. Ibnu Hisyam, ibid: 1: 225.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  1. Khadijah Ummul Mu'minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam, Al Haiah Al Mishriyah Press, karya Abdul Mun'im Muhammad (1994)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]