Lompat ke isi

Demografi Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tingkat kelahiran dan kematian di Jepang sejak tahun 1950. Tingkat kelahiran turun drastis pada tahun 1966 yang bertepatan dengan tahun kuda api menurut zodiak Cina. Anak perempuan yang lahir tahun itu menurut takhayul dipercaya membawa nasib buruk.[1]

Demografi Jepang ditandai penurunan tingkat kelahiran secara terus menerus dan peningkatan harapan hidup yang menyebabkan penduduk Jepang makin menua. Penurunan tingkat fertilitas juga menyebabkan turunnya jumlah penduduk[2]

Penduduk Jepang berjumlah stabil sekitar 30 juta orang sepanjang abad ke-18 hingga paruh pertama abad ke-19.[1] Populasi Jepang meningkat setelah Restorasi Meiji 1868. Pada 1926, penduduk Jepang mencapai 60 juta orang, dan melampaui angka 100 juta orang pada 1967.[1] Namun sejak tahun 1960-an hingga 1970-an, laju pertumbuhan penduduk melambat menjadi rata-rata sekitar 1%, dan turun drastis sejak 1980-an. Populasi Jepang mencapai puncaknya pada Desember 2004 sejumlah 127.840.000 orang. Populasi mengalami penurunan untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II menjadi 127.770.000 orang menurut Sensus Penduduk 2005.[1] Menurut perkiraan Biro Statistik Jepang, penduduk Jepang pada 1 Desember 2009 berjumlah 127.530.000 orang (62.130.000 laki-laki dan 65.410.000 perempuan),[3] dan dibandingkan populasi Desember 2008 terjadi penurunan sebesar 0,12% (150.000 orang).[4]

Penduduk usia 65 tahun ke atas di Jepang meningkat dari 22.005.152 orang (1 Oktober 2000) menjadi 25.672.005 orang (1 Oktober 2005).[5], dan menjadi 29.100.000 orang pada 1 Desember 2009.[3] Penduduk usia 65 tahun ke atas telah melampaui jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sejak tahun 1997.[1] Pada 1 Desember 2009, persentase penduduk berusia 65 tahun ke atas sebesar 22,8% dari total populasi.[3] Sensus Januari 1997 memprediksi 27,4% populasi Jepang akan berusia di atas 65 tahun pada tahun 2025, dan bertambah menjadi 32,3% pada tahun 2050.[6] Persentase penduduk usia muda (0-14 tahun) terus menyusut sejak 1982. Pada tahun 2008, penduduk usia muda berjumlah 17.180.000 orang atau 13,5% dari total penduduk, sementara populasi usia produktif (15-64 tahun) sebesar 64,5% (82.300.000 orang), dan terus menurun sejak tahun 1996.[1] Menurut data 1 Juli 2009, persentase penduduk 0-14 tahun dan 15-64 tahun mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,84% (145.000 orang) dan 1,02% (844.000 orang) dibandingkan data 1 Juli 2008.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f "Chapter 2 Population". Statistical Handbook of Japan. Biro Statistik Jepang, Direktorat Jenderal Perencanaan Kebijakan (Standar Statistik) & Institut Pelatihan dan Riset Statistik. Diakses tanggal 2010-01-10. 
  2. ^ Tim Callen and Jonathan D. Ostry, ed. (2003). Japan's Lost Decade: Policies for Economic Revival. International Monetary Fund. hlm. 114. 
  3. ^ a b c "人口推計月報". Biro Statistik Jepang, Direktorat Jenderal Perencanaan Kebijakan (Standar Statistik) & Institut Pelatihan dan Riset Statistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-21. Diakses tanggal 2010-01-10. 
  4. ^ a b "人口推計月報 平成21年12月" (PDF). Diakses tanggal 2010-01-10. 
  5. ^ "図表で見る日本の主要指標". e-Stat. Diakses tanggal 2010-01-10. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Ohsako, Toshio. "Learning and Social Participation by Senior Citizens in Japan: Analysis of Major Issues from an International Perspective". Diakses tanggal 2010-01-10. [pranala nonaktif permanen]