Demografi Jepang
Demografi Jepang ditandai penurunan tingkat kelahiran secara terus menerus dan peningkatan harapan hidup yang menyebabkan penduduk Jepang makin menua. Penurunan tingkat fertilitas juga menyebabkan turunnya jumlah penduduk[2]
Penduduk Jepang berjumlah stabil sekitar 30 juta orang sepanjang abad ke-18 hingga paruh pertama abad ke-19.[1] Populasi Jepang meningkat setelah Restorasi Meiji 1868. Pada 1926, penduduk Jepang mencapai 60 juta orang, dan melampaui angka 100 juta orang pada 1967.[1] Namun sejak tahun 1960-an hingga 1970-an, laju pertumbuhan penduduk melambat menjadi rata-rata sekitar 1%, dan turun drastis sejak 1980-an. Populasi Jepang mencapai puncaknya pada Desember 2004 sejumlah 127.840.000 orang. Populasi mengalami penurunan untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II menjadi 127.770.000 orang menurut Sensus Penduduk 2005.[1] Menurut perkiraan Biro Statistik Jepang, penduduk Jepang pada 1 Desember 2009 berjumlah 127.530.000 orang (62.130.000 laki-laki dan 65.410.000 perempuan),[3] dan dibandingkan populasi Desember 2008 terjadi penurunan sebesar 0,12% (150.000 orang).[4]
Penduduk usia 65 tahun ke atas di Jepang meningkat dari 22.005.152 orang (1 Oktober 2000) menjadi 25.672.005 orang (1 Oktober 2005).[5], dan menjadi 29.100.000 orang pada 1 Desember 2009.[3] Penduduk usia 65 tahun ke atas telah melampaui jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sejak tahun 1997.[1] Pada 1 Desember 2009, persentase penduduk berusia 65 tahun ke atas sebesar 22,8% dari total populasi.[3] Sensus Januari 1997 memprediksi 27,4% populasi Jepang akan berusia di atas 65 tahun pada tahun 2025, dan bertambah menjadi 32,3% pada tahun 2050.[6] Persentase penduduk usia muda (0-14 tahun) terus menyusut sejak 1982. Pada tahun 2008, penduduk usia muda berjumlah 17.180.000 orang atau 13,5% dari total penduduk, sementara populasi usia produktif (15-64 tahun) sebesar 64,5% (82.300.000 orang), dan terus menurun sejak tahun 1996.[1] Menurut data 1 Juli 2009, persentase penduduk 0-14 tahun dan 15-64 tahun mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,84% (145.000 orang) dan 1,02% (844.000 orang) dibandingkan data 1 Juli 2008.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f "Chapter 2 Population". Statistical Handbook of Japan. Biro Statistik Jepang, Direktorat Jenderal Perencanaan Kebijakan (Standar Statistik) & Institut Pelatihan dan Riset Statistik. Diakses tanggal 2010-01-10.
- ^ Tim Callen and Jonathan D. Ostry, ed. (2003). Japan's Lost Decade: Policies for Economic Revival. International Monetary Fund. hlm. 114.
- ^ a b c "人口推計月報". Biro Statistik Jepang, Direktorat Jenderal Perencanaan Kebijakan (Standar Statistik) & Institut Pelatihan dan Riset Statistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-21. Diakses tanggal 2010-01-10.
- ^ a b "人口推計月報 平成21年12月" (PDF). Diakses tanggal 2010-01-10.
- ^ "図表で見る日本の主要指標". e-Stat. Diakses tanggal 2010-01-10.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Ohsako, Toshio. "Learning and Social Participation by Senior Citizens in Japan: Analysis of Major Issues from an International Perspective". Diakses tanggal 2010-01-10.[pranala nonaktif permanen]