Lompat ke isi

Ibrani 11

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ibrani 11
Sebagian naskah Papirus 13, yang memuat Surat Ibrani 2:14-5:5; 10:8-22; 10:29-11:13; 11:28-12:17, dibuat sekitar tahun 225-250 M.
KitabSurat Ibrani
KategoriSurat-surat Paulus/Surat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
19

Ibrani 11 (disingkat Ibr 11) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1] Berisi ulasan mengenai iman dan saksi-saksinya.[2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

NKJV membagi pasal ini:[5]

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (TB)[6]
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. (TB)[7]

Referensi silang: Kejadian 4:4; Kejadian 4:10
Allah menerima persembahan korban Habel karena Habel itu benar, mengabdi kepada Allah dan taat (bandingkan Ams 15:8; Mat 23:35; 1Yoh 3:12).[8]

Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. (TB)[9]

Referensi silang: Kejadian 5:22; Kejadian 5:24

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (TB)[10]

Ayat ini menggambarkan berbagai keyakinan yang merupakan sebagian dari iman yang menyelamatkan.

  • 1) Orang harus percaya adanya Allah yang berkepribadian, tidak terbatas, dan kudus yang memperdulikan setiap insan.
  • 2) Orang harus percaya bahwa Allah akan memberikan pahala apabila ia dengan sungguh-sungguh mencari Dia sambil mengetahui bahwa pahala yang terbesar adalah sukacita dan kehadiran Allah sendiri. Dia adalah perisai dan pahala yang amat besar (Kejadian 15:1; bandingkan Ulangan 4:29; lihat Matius 7:7–8; Yohanes 14:21).
  • 3) Orang harus dengan tekun mencari Allah dan sungguh-sungguh menginginkan kehadiran dan kasih karunia-Nya.[8]
Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. (TB)[11]

Iman dan ketaatan tidak dapat dipisahkan, sebagaimana halnya ketidakpercayaan dan ketidaktaatan juga tidak dapat dipisahkan (Ibrani 3:18–19; Yohanes 3:36).[8]

Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. (TB)[12]
Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. (TB)[13]
  • "Ia" merujuk kepada "Abraham". Abraham mengetahui bahwa negeri perjanjian yang di bumi ini bukanlah menjadi akhir dari pengembaraannya. Sebaliknya, negeri itu menunjuk kepada kota sorgawi yang telah dipersiapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang setia. Abraham merupakan panutan untuk seluruh umat Allah; orang beriman harus menyadari bahwa ia hanya merantau di dunia ini dan sedang menuju ke rumahnya yang sesungguhnya di sorga. Di dalam hidup ini janganlah orang beriman mencari keamanan mutlak atau terpesona oleh dunia yang sekarang (Ibrani 11:14,16; 13:14). Orang itu harus memandang dirinya sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini. Bumi bukanlah tanah airnya, tetapi adalah negeri asing; akhir dari perantauannya adalah "tanah air yang lebih baik" (Ibrani 11:16), "Yerusalem sorgawi" (Ibrani 12:22), dan "kota yang akan datang" (Ibrani 13:14).[8]
Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya. (TB)[14]

Sebelum mati, Yusuf berpesan supaya tulang-tulangnya kelak dibawa ke tanah Kanaan, pada saat bangsa Israel meninggalkan Mesir (Kejadian 50:24-25). Sewaktu berangkat keluar dari Mesir, Musa membawa tulang-tulang Yusuf bersamanya.[15] Di akhir Kitab Yosua dicatat, bahwa tulang-tulang Yusuf dikuburkan di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka.[16] Dengan demikian tulang-tulang Yusuf ini menjadi mata rantai yang mengikat Kitab Kejadian, Kitab Keluaran sampai ke Kitab Yosua, semacam jaminan bahwa keluarga Yakub, yaitu umat Israel, pasti akan dibawa TUHAN kembali ke tanah Kanaan. Perkataan Yusuf ini mencerminkan imannya, sebagaimana dicatat dalam Ibrani 11:22, “Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya,” seperti Yakub, ayahnya, Yusuf memperingatkan keluarganya mengenai masa depan umatnya.[17]

Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. (TB)[18]
Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, (TB)[3]
Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. (TB)[19]

Referensi silang: 2 Makabe:7
Merupakan harapan akan kehidupan kekal setelah penyiksaan di dunia ini.[20]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
  3. ^ a b Ibrani 11:32 - Sabda.org
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Terjemahan Baru hanya memberi satu judul "Saksi-saksi iman" untuk seluruh pasal, sedangkan New King James Version (NKJV) membagi dalam perikop-perikop lebih kecil, dengan judul-judul: By Faith We Understand, Faith at the Dawn of History, Faithful Abraham, The Heavenly Hope, The Faith of the Patriarchs, The Faith of Moses, By Faith They Overcame
  6. ^ Ibrani 11:1 - Sabda.org
  7. ^ Ibrani 11:4 - Sabda.org
  8. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  9. ^ Ibrani 11:5 - Sabda.org
  10. ^ Ibrani 11:6 - Sabda.org
  11. ^ Ibrani 11:8 - Sabda.org
  12. ^ Ibrani 11:8 - Sabda.org
  13. ^ Ibrani 11:10 - Sabda.org
  14. ^ Ibrani 11:22 - Sabda.org
  15. ^ Keluaran 13:19
  16. ^ Yosua 24:32
  17. ^ Cambridge Bible for Schools and Colleges. Hebrews 11. Diakses 28 April 2018.
  18. ^ Ibrani 11:31 - Sabda.org
  19. ^ Ibrani 11:35 - Sabda.org
  20. ^ (Inggris) James Akin, Defending the Deuterocanonicals, EWTN, diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-16, diakses tanggal 2016-06-27 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]