Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 125.161.107.206 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara
Tag: Pengembalian
 
(21 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|name = {{PAGENAME}}
|name = {{PAGENAME}}
Baris 5: Baris 6:
|caption =
|caption =
|office = Menteri Perdagangan Indonesia
|office = Menteri Perdagangan Indonesia
|order = 5
|order = Ke-5
|term_start = 4 Agustus 1948
|term_start = 4 Agustus 1948
|term_end = 21 Januari 1950
|term_end = 21 Januari 1950
Baris 16: Baris 17:
|succeeding2 =
|succeeding2 =
|president2 = [[Soekarno]]
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = Iskak Tjokroamidjojo
|predecessor2 = [[Iskak Tjokroadisurjo]]
|successor2 = Burhanuddin
|successor2 = Burhanuddin
|office3 = Menteri Pertanian Indonesia
|office3 = Menteri Pertanian Indonesia
|order3 = 6
|order3 = Ke-6
|term_start3 = 4 Agustus 1948
|term_start3 = 4 Agustus 1948
|term_end3 = 21 Januari 1950
|term_end3 = 21 Januari 1950
Baris 28: Baris 29:
|birth_name = Kasimo Hendrowahyono
|birth_name = Kasimo Hendrowahyono
|birth_date = {{birth date|1900|4|10}}
|birth_date = {{birth date|1900|4|10}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1986|8|1|1900|4|10}}<ref name="Kompas8Oktober2010">{{cite news|author = ST Sularto|title = IJ Kasimo dan Politik Bermartabat|url=http://cetak.kompas.com/read/2010/10/08/03453520/ij.kasimo.dan..politik.bermartabat..|publisher = [[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|date = [[8 Oktober]] [[2010]]|accessdate = [[8 Oktober]] [[2010]]}}</ref>
|death_date = {{death date and age|1986|8|1|1900|4|10}}<ref name="Kompas8Oktober2010">{{cite news|author = ST Sularto|title = IJ Kasimo dan Politik Bermartabat|url = http://cetak.kompas.com/read/2010/10/08/03453520/ij.kasimo.dan..politik.bermartabat..|publisher = [[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|date = [[8 Oktober]] [[2010]]|accessdate = [[8 Oktober]] [[2010]]|archive-date = 2010-10-11|archive-url = https://web.archive.org/web/20101011115238/http://cetak.kompas.com/read/2010/10/08/03453520/ij.kasimo.dan..politik.bermartabat..|dead-url = yes}}</ref>
|death_place = {{negara|Indonesia}} Jakarta, [[Indonesia]]
|death_place = Jakarta, [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party = [[Partai Katolik (Indonesia)]]
|party = {{Parpolicon|Katolik}}
|spouse =
|spouse =
|relations =
|relations =
Baris 44: Baris 45:
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
'''Mr. Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]|10|4|1900|[[Jakarta]]|1|8|1986}}) adalah salah seorang pelopor kemerdekaan [[Indonesia]]. Ia juga merupakan salah seorang pendiri [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik Indonesia]]. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai beberapa Menteri setelah [[Indonesia]] merdeka. Ia jugalah yang memberi teladan bahwa berpolitik itu pengorbanan tanpa pamrih. Berpolitik selalu memakai ''beginsel'' atau prinsip yang harus dipegang teguh. Seperti yang disampaikan oleh pemimpin umum harian [[Kompas (surat kabar)|Kompas]], [[Jakob Oetama]], ia adalah salah satu tokoh yang menjunjung tinggi moto ''salus populi supremalex'', yang berarti kepentingan rakyat, hukum tertinggi, yang merupakan cermin etika berpolitik yang nyaris klasik dari tangan dirinya.<ref name="Kompas8Oktober2010"/>
'''[[Meester in de rechten|Mr.]] Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]|10|4|1900|[[Jakarta]]|1|8|1986}}) adalah salah seorang pelopor kemerdekaan [[Indonesia]]. Ia juga merupakan salah seorang pendiri [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik Indonesia]]. Selain itu, beberapa kali ia menjabat sebagai Menteri setelah [[Indonesia]] merdeka. Ia jugalah yang memberi teladan bahwa berpolitik itu pengorbanan tanpa pamrih. Berpolitik selalu memakai ''beginsel'' atau prinsip yang harus dipegang teguh. Seperti yang disampaikan oleh pemimpin umum harian [[Kompas (surat kabar)|Kompas]], [[Jakob Oetama]], ia adalah salah satu tokoh yang menjunjung tinggi moto ''salus populi supremalex'', yang berarti kepentingan rakyat, hukum tertinggi, yang merupakan cermin etika berpolitik yang nyaris klasik dari tangan dirinya.<ref name="Kompas8Oktober2010"/>


== Kehidupan awal ==
== Kehidupan awal ==
[[File:Ignatius Josephus Kasimo, Kami Perkenalkan (1954), p102.jpg|jmpl|150px|Ignatius Josephus Kasimo, 1954]]
Kasimo Hendrowahyono dilahirkan di [[Yogyakarta]]. Ia adalah anak kedua dari sebelas bersaudara. Orangtuanya adalah Dalikem dan Ronosentika, seorang prajurit [[Keraton Yogyakarta]], dan seorang tokoh yang memperjuangkan hak-hak anak jajahan.<ref name="Kompas8Oktober2010"/> Maka sejak kecil IJ Kasimo dididik sesuai dengan tradisi keraton. Dengan demikian, ia merasakan dan paham benar dengan cara hidup keraton yang semuanya berpusat pada Sultan.
Kasimo Hendrowahyono dilahirkan di [[Yogyakarta]]. Ia adalah anak kedua dari sebelas bersaudara. Orang tuanya adalah Dalikem dan Ronosentika, seorang prajurit [[Keraton Yogyakarta]], dan seorang tokoh yang memperjuangkan hak-hak anak jajahan.<ref name="Kompas8Oktober2010"/> Maka sejak kecil IJ Kasimo dididik sesuai dengan tradisi keraton. Dengan demikian, ia merasakan dan paham benar dengan cara hidup keraton yang semuanya berpusat pada Sultan.


Ketika kakak tertuanya dipersiapkan mengganti ayahnya, maka Kasimo menggantikan posisi dan sekaligus bertanggung jawab sebagai anak laki-laki tertua. Ia harus bekerja keras membantu ibunya mengurus rumah tangga. Setelah lulus dari Bumi Putra Gading, Kasimo masuk sekolah di [[Muntilan]] yang didirikan oleh [[Romo]] [[van Lith]]. Kasimo saat itu tinggal di asrama,dan dia kemudian tertarik untuk belajar agama Katolik dan pada hari raya [[Paskah]] pada bulan [[April]] [[1913]] pada usia 13 tahun, Kasimo di[[baptis]] secara Katolik dan mendapat nama baptis ''[[Ignasius dari Loyola|Ignatius]] [[Yusuf|Joseph]]''.
Ketika kakak tertuanya dipersiapkan menggantikan ayahnya, maka Kasimo menggantikan posisi kakaknya dan sekaligus bertanggung jawab sebagai anak laki-laki tertua. Ia harus bekerja keras membantu ibunya mengurus rumah tangga. Setelah lulus dari Bumi Putra Gading, Kasimo masuk sekolah di [[Muntilan]] yang didirikan oleh [[Romo]] [[van Lith]]. Kasimo saat itu tinggal di asrama,dan dia kemudian tertarik untuk belajar agama Katolik dan pada hari raya [[Paskah]] bulan [[April]] [[1913]] pada usianya yang ke-13, Kasimo di[[baptis]] secara Katolik dan mendapat nama baptis ''[[Ignasius dari Loyola|Ignatius]] [[Yusuf|Joseph]]''.


Setelah dewasa, ia menjadi guru pertanian sekaligus mengajarkan agama di [[Kota Tegal|Tegal]] dan [[Kota Surakarta|Surakarta]] .
Setelah dewasa, ia menjadi guru pertanian sekaligus mengajarkan agama di [[Kota Tegal|Tegal]] dan [[Kota Surakarta|Surakarta]] .
Baris 57: Baris 59:


== ''Volksraad'' ==
== ''Volksraad'' ==
Sebagai anggota PPKI, Kasimo diangkat menjadi anggota ''[[Volksraad]]'' antara tahun [[1931]] - [[1942]]. Ia ikut menandatangani [[petisi Soetardjo]] yang menginginkan kemerdekaan Hindia Belanda.
Sebagai anggota PPKI, Kasimo diangkat menjadi anggota ''[[Volksraad]]'' pada periode tahun [[1930]] - [[1942]]. Ia ikut menandatangani [[Petisi Soetardjo]] yang menginginkan kemerdekaan Hindia Belanda.


== Masa Kemerdekaan ==
== Masa Kemerdekaan ==
[[Berkas:KasimodanSoekarno.jpg|jmpl|250 px|kiri|<center>Foto ketika dia bertemu dengan presiden Soekarno</center>]]Pada masa kemerdekaan awal, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]] yang dilarang oleh Jepang dihidupkan kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik Republik Indonesia]]. Antara tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri. Kasimo pun juga pernah ikut menjadi anggota [[Delegasi Perundingan Republik Indonesia]].
[[Berkas:KasimodanSoekarno.jpg|jmpl|250 px|kiri|<center>Foto ketika dia bertemu dengan presiden Soekarno</center>]]Pada masa kemerdekaan awal, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]] yang dilarang oleh Jepang dihidupkan kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik Republik Indonesia]]. Pada periode tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri. Kasimo pun pernah menjadi anggota [[Delegasi Perundingan Republik Indonesia]].


Pada masa Agresi Militer II (''Politionele Actie'') ia bersama menteri lainnya yang tidak dikurung Belanda bergerilya di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]. Lalu ketika bisa kembali ke Yogyakarta ia memprakarsai kerja sama seluruh partai Katolik Indonesia untuk bersatu menjadi ''Partai Katolik''.
Pada masa Agresi Militer II (''Politionele Actie'') ia bersama menteri lain yang tidak dikurung Belanda bergerilya di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]. Lalu ketika bisa kembali ke Yogyakarta ia memprakarsai kerja sama seluruh partai Katolik Indonesia untuk bersatu menjadi ''Partai Katolik''.


Pada masa [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), Kasimo duduk sebagai wakil [[Republik Indonesia]]{{fact}} dan kemudian setelah RIS dilebur sebagai anggota DPR{{fact}}. Dalam [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] ia menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perdagangan Indonesia|Menteri Perdagangan]]. Kasimo juga ikut berjuang merebut [[Papua|Irian Barat]].
Pada masa [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), Kasimo duduk sebagai wakil [[Republik Indonesia]] <ref>{{Cite web|last=Pangaribuan|first=Melki|date=2016-08-17|title=HUT Ke-71 Kemerdekaan: Gagasan I.J. Kasimo Semakin Relevan|url=https://www.satuharapan.com/read-detail/read/hut-ke-71-kemerdekaan-gagasan-ij-kasimo-semakin-relevan|website=Satuharapan|language=id|access-date=2023-05-30}}</ref> dan kemudian setelah RIS dilebur sebagai anggota DPR.<ref>{{Cite web|last=Zagoto|first=Nofanolo|date=2017-08-12|title=IJ Kasimo, Penggagas Ekonomi Memihak Rakyat|url=https://validnews.id/kultura/IJ-Kasimo--Penggagas-Ekonomi-Memihak-Rakyat-V0000599|website=Validnews|access-date=2023-05-30}}</ref> Dalam [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] ia menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perdagangan Indonesia|Menteri Perdagangan]]. Kasimo juga ikut berjuang merebut [[Papua|Irian Barat]].


Kasimo menyatakan pendiriannya untuk menolak gagasan [[Nasakom]] yang ditawarkan Bung Karno. Kasimo pun juga menolak Kabinet yang diprakarsai [[Soekarno]] dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955: [[Partai Nasional Indonesia|PNI]], [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]], [[Nahdlatul Ulama|NU]] dan [[Partai Komunis Indonesia|PKI]]. Kala itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.
Kasimo menyatakan pendiriannya untuk menolak gagasan [[Nasakom]] yang ditawarkan Bung Karno. Kasimo pun juga menolak Kabinet yang diprakarsai [[Soekarno]] dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955: [[Partai Nasional Indonesia|PNI]], [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]], [[Nahdlatul Ulama|NU]] dan [[Partai Komunis Indonesia|PKI]]. Kala itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.
Baris 72: Baris 74:


== Wafat ==
== Wafat ==
[[Berkas:IJ Kasimo - TMP Kalibata 5.jpg|jmpl|256x256px|Makam IJ Kasimo di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta]]

IJ Kasimo meninggal pada Jumat Kliwon, 1 Agustus 1986 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
IJ Kasimo meninggal pada Jumat Kliwon, 1 Agustus 1986 dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|TMP Kalibata]], Jakarta.


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
Baris 88: Baris 90:
{{reflist}}
{{reflist}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{lifetime|1900|1986|Hendrowahyono, Ignatius Joseph Kasimo}}
{{lifetime|1900|1986|Hendrowahyono, Ignatius Joseph Kasimo}}{{Menteri Pertanian Indonesia}}


[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Katolik]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perdagangan Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Pertanian Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
Baris 99: Baris 108:
[[Kategori:Menteri Kabinet Hatta II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Hatta II]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]

Revisi terkini sejak 21 November 2023 08.22

Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono
Menteri Perdagangan Indonesia Ke-5
Masa jabatan
4 Agustus 1948 – 21 Januari 1950
PresidenSoekarno
Sebelum
Pengganti
Tjandono Manu
Sebelum
Masa jabatan
12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956
PresidenSoekarno
Sebelum
Pengganti
Burhanuddin
Sebelum
Menteri Pertanian Indonesia Ke-6
Masa jabatan
4 Agustus 1948 – 21 Januari 1950
PresidenSoekarno
Sebelum
Pengganti
Sadjarwo
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Kasimo Hendrowahyono

(1900-04-10)10 April 1900
Yogyakarta, Hindia Belanda
Meninggal1 Agustus 1986(1986-08-01) (umur 86)[1]
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikKatolik
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Mr. Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono (10 April 1900 – 1 Agustus 1986) adalah salah seorang pelopor kemerdekaan Indonesia. Ia juga merupakan salah seorang pendiri Partai Katolik Indonesia. Selain itu, beberapa kali ia menjabat sebagai Menteri setelah Indonesia merdeka. Ia jugalah yang memberi teladan bahwa berpolitik itu pengorbanan tanpa pamrih. Berpolitik selalu memakai beginsel atau prinsip yang harus dipegang teguh. Seperti yang disampaikan oleh pemimpin umum harian Kompas, Jakob Oetama, ia adalah salah satu tokoh yang menjunjung tinggi moto salus populi supremalex, yang berarti kepentingan rakyat, hukum tertinggi, yang merupakan cermin etika berpolitik yang nyaris klasik dari tangan dirinya.[1]

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Ignatius Josephus Kasimo, 1954

Kasimo Hendrowahyono dilahirkan di Yogyakarta. Ia adalah anak kedua dari sebelas bersaudara. Orang tuanya adalah Dalikem dan Ronosentika, seorang prajurit Keraton Yogyakarta, dan seorang tokoh yang memperjuangkan hak-hak anak jajahan.[1] Maka sejak kecil IJ Kasimo dididik sesuai dengan tradisi keraton. Dengan demikian, ia merasakan dan paham benar dengan cara hidup keraton yang semuanya berpusat pada Sultan.

Ketika kakak tertuanya dipersiapkan menggantikan ayahnya, maka Kasimo menggantikan posisi kakaknya dan sekaligus bertanggung jawab sebagai anak laki-laki tertua. Ia harus bekerja keras membantu ibunya mengurus rumah tangga. Setelah lulus dari Bumi Putra Gading, Kasimo masuk sekolah di Muntilan yang didirikan oleh Romo van Lith. Kasimo saat itu tinggal di asrama,dan dia kemudian tertarik untuk belajar agama Katolik dan pada hari raya Paskah bulan April 1913 pada usianya yang ke-13, Kasimo dibaptis secara Katolik dan mendapat nama baptis Ignatius Joseph.

Setelah dewasa, ia menjadi guru pertanian sekaligus mengajarkan agama di Tegal dan Surakarta .

Aktif di bidang politik[sunting | sunting sumber]

Kasimo Hendrowahyono adalah salah satu pendiri partai politik Katholiek Djawi yang lalu berubah nama menjadi Perkoempoelan Politiek Katholiek di Djawa dan lalu menjadi Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI) yang kelak pada tahun 1949 Kasimo akan menjadi ketua umumnya.

Volksraad[sunting | sunting sumber]

Sebagai anggota PPKI, Kasimo diangkat menjadi anggota Volksraad pada periode tahun 1930 - 1942. Ia ikut menandatangani Petisi Soetardjo yang menginginkan kemerdekaan Hindia Belanda.

Masa Kemerdekaan[sunting | sunting sumber]

Foto ketika dia bertemu dengan presiden Soekarno

Pada masa kemerdekaan awal, PPKI yang dilarang oleh Jepang dihidupkan kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi Partai Katolik Republik Indonesia. Pada periode tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri. Kasimo pun pernah menjadi anggota Delegasi Perundingan Republik Indonesia.

Pada masa Agresi Militer II (Politionele Actie) ia bersama menteri lain yang tidak dikurung Belanda bergerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lalu ketika bisa kembali ke Yogyakarta ia memprakarsai kerja sama seluruh partai Katolik Indonesia untuk bersatu menjadi Partai Katolik.

Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), Kasimo duduk sebagai wakil Republik Indonesia [2] dan kemudian setelah RIS dilebur sebagai anggota DPR.[3] Dalam Kabinet Burhanuddin Harahap ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Kasimo juga ikut berjuang merebut Irian Barat.

Kasimo menyatakan pendiriannya untuk menolak gagasan Nasakom yang ditawarkan Bung Karno. Kasimo pun juga menolak Kabinet yang diprakarsai Soekarno dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955: PNI, Masyumi, NU dan PKI. Kala itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.

Masa Orde Baru[sunting | sunting sumber]

Pada masa Orde Baru, Kasimo diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.

Wafat[sunting | sunting sumber]

Makam IJ Kasimo di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta

IJ Kasimo meninggal pada Jumat Kliwon, 1 Agustus 1986 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

Karena perjuangannya, Kasimo mendapat anugerah Bintang Ordo Gregorius Agung dari Paus Yohanes Paulus II dan diangkat menjadi Kesatria Komandator Golongan Sipil dari Ordo Gregorius Agung.

Sementara oleh Pemerintah Indonesia, ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional.

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]

  • BS.Perjalanan si Senyuman Lebar IJ. Kasimo.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c ST Sularto (8 Oktober 2010). "IJ Kasimo dan Politik Bermartabat". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-11. Diakses tanggal 8 Oktober 2010. 
  2. ^ Pangaribuan, Melki (2016-08-17). "HUT Ke-71 Kemerdekaan: Gagasan I.J. Kasimo Semakin Relevan". Satuharapan. Diakses tanggal 2023-05-30. 
  3. ^ Zagoto, Nofanolo (2017-08-12). "IJ Kasimo, Penggagas Ekonomi Memihak Rakyat". Validnews. Diakses tanggal 2023-05-30.