Korps Speciale Troepen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kecil
Neverland14 (bicara | kontrib)
menambah Infobox, menambah Baret hijau dan baret merah, menambah Operasi, menambah Sekolah Pelatihan Penerjun Payung, menambah Komandan, menambah Rokus Visser, menambah Referensi, Kategori
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox military unit|unit_name=Korps Pasukan Khusus|patron=|start_date=|country={{flag|Belanda}}|branch=[[File:Royal Netherlands East Indies Army Coat of Arms Tentara Kerajaan Hindia Belanda Lambang Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger Wapenschil Logo KNIL.jpg|23px]] [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL)|type=[[Komando]]|size=570|command_structure=|garrison=|garrison_label=|current_commander=|nickname=|colors=|colors_label=|mascot=|equipment=|equipment_label=|battles=[[Revolusi Nasional Indonesia]]|anniversaries=|decorations=|battle_honours=|caption=Bendera lambang Korps Speciale Troepen|image=Korps Speciale Troepen Coat of Arms Wapenschild Special Troops Corps Royal Netherlands East Indies Army KNIL Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger.jpg|identification_symbol_3_label=|notable_commanders=Lihat ''[[Korps Speciale Troepen#Komandan|Daftar]]''|ceremonial_chief_label=|colonel_of_the_regiment=|colonel_of_the_regiment_label=|identification_symbol=|identification_symbol_label=|identification_symbol_2=|identification_symbol_2_label=|identification_symbol_3=|identification_symbol_4=|identification_symbol_4_label=|current_commander_label=|aircraft_attack=|aircraft_fighter=|aircraft_interceptor=|aircraft_recon=|aircraft_patrol=|aircraft_trainer=|aircraft_transport=|native_name=''Korps Speciale Troepen''|ceremonial_chief=|image_size=200 px|dates=1948–1950|disbanded=1950|role=[[Peperangan amfibi]]<br>[[Pertempuran jarak dekat]]<br>[[Penumpasan pemberontakan|Kontra-pemberontakan]]<br>[[Aksi langsung (militer)|Aksi langsung]]<br>[[Pengamat artileri|Pengamat garis depan]]<br>[[Peperangan rimba]]<br>[[Serangan (militer)|Penyerbuan]]<br>[[Pengintaian]]<br>''[[Search and destroy]]''<br>[[Pengintaian khusus]]<br>[[Pelacakan (pengintaian)|Pelacakan]]}}'''''Korps Speciale Troepen''''' ('''KST'''; "Korps Pasukan Khusus") adalah unit [[pasukan khusus]] [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL) yang dibentuk untuk ditempatkan melawan kaum revolusioner Indonesia selama [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Unit ini dibentuk pada tahun 1948 bersama dengan '''''Depot Speciale Troepen''''' ('''DST'''; "Depot Pasukan Khusus"), dan kemudian dibubarkan bersama Tentara Kerajaan Hindia Belanda pada tahun 1950, yang saat itu namanya telah diubah menjadi '''''Regiment Speciale Troepen''''' ('''RST'''; "Resimen Pasukan Khusus").<ref name=":0">{{Cite web|date=2014|title=Korps Commandotroepen Factbook|url=http://www.korpscommandotroepen.nl/wp-content/uploads/2015/03/Factbook-KCT-2014-English.pdf|website=Royal Netherlands Army Communication Section Korps Commandotroepen}}</ref><ref>{{Cite book|last=Conboy|first=Kenneth J.|date=2003|url=https://books.google.com/books?id=lf5TUoHfeM8C&q=Rokus+Bernardus+Visser&pg=PA16|title=Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces|publisher=Equinox Publishing|isbn=978-979-95898-8-0|language=en}}</ref>
'''''Korps Speciale Troepen''''' (KST) adalah kesatuan [[pasukan khusus]] [[Belanda]] yang terlibat di balik layar dalam masa-masa [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Dua kompi KST bertempur bersama dengan pasukan separatis RMS ([[Republik Maluku Selatan]]) yang pro-Belanda saat masa-masa awal terbentuknya [[Indonesia]]. Sebelum terbentuk, KST adalah gabungan dari kesatuan '''''[[Depot Speciale Troepen]]''''' (DST) dan '''''[[Regiment Speciale Troepen]]''''' (RST). Salah satu tokoh DST yang terkenal karena kebrutalannya adalah Kapten [[Raymond Westerling]], komandan DST yang merupakan otak peristiwa [[Pembantaian Westerling]] dan [[Kudeta APRA]] yang menewaskan ribuan penduduk Indonesia kala itu.


DST terdiri dari sekitar 570 personel pada pendiriannya di tahun 1945, dan memiliki pendahulu di ''Korps Insulinde'' ("Korps [[Insulindia]]") yang melakukan operasi klandestin selama [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|pendudukan Jepang di Hindia Belanda]]. Pada bulan Juni 1949, 250 personel dari Kompi Parasut ke-1 diintegrasikan ke dalam Korps. KST, yang akan mencapai kekuatan maksimumnya berjumlah 1.250 orang, terdiri dari [[Oorlogsvrijwilligers|sukarelawan perang]] Belanda (OVW), tentara [[Orang Indo|Eurasia]], dan [[Pribumi-Nusantara|pribumi]], termasuk [[orang Maluku]]. Saat ini, ''[[Korps Komandotroepen]]'' (KCT; "Korps Komando") dari [[Angkatan Darat Kerajaan Belanda]] dianggap sebagai penerus dari RST.<ref name=":0" />
Tentara Nasional Indonesia kagum dengan kemampuan dan keterampilan pasukan KST, terutama [[penembak runduk]] mereka. Hal ini kemudian mengilhami para jenderal Indonesia yang terlibat untuk meniru KST dan membentuk sebuah kesatuan [[pasukan khusus]] untuk Indonesia, yang kemudian hari dikenal sebagai [[Kopassus]].{{Citation needed|date=March 2007}}


[[Tentara Nasional Indonesia]] kagum dengan kemampuan dan keterampilan pasukan KST, terutama [[penembak runduk]] mereka. Hal ini kemudian mengilhami para jenderal Indonesia yang terlibat untuk meniru KST dan membentuk sebuah kesatuan [[pasukan khusus]] untuk Indonesia, yang kemudian hari dikenal sebagai [[Komando Pasukan Khusus|Kopassus]].{{Citation needed|date=March 2007}}
Komandan pertama dari unit yang baru adalah Mayor [[Rokus Bernardus Visser]], yang telah membelot dari pengabdian pada Belanda menjelang akhir perang. Dia tetap di Indonesia, menikah dengan seorang wanita Indonesia dan dikenal secara lokal sebagai [[Mochamad Idjon Djanbi]] {{Citation needed|date=March 2007}}. Akhirnya dia dihubungi dan direkrut oleh [[Tentara Nasional Indonesia]], yang di kesatuan tersebut ia menciptakan unit baru yang dia model dari KST - yang akhirnya dinamakan sebagai [[Kopassus]], dengan baret merah yang sama seperti dengan KST. {{Citation needed|date=March 2007}}


== Lihat pula ==
== Baret hijau dan baret merah ==
Pasukan ini mengenakan [[baret hijau]], yang merupakan penutuo kepala resmi dari [[Komando (Britania Raya)|Komando Britania Raya]] selama [[Perang Dunia II]]. Di bawah nama '''Pasukan No. 2 (Belanda)''', komando Belanda pertama ini dilatih di [[Achnacarry]], [[Skotlandia]], sebagai bagian dari [[No. 10 (Inter-Allied) Commando|Komando No. 10 (Antar-Sekutu)]]. Setelah perang usai, anggota pasukan Belanda No. 2 bertugas di DST. Sayap penerjun payung Korps mengenakan [[baret merah]].<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|last=Conboy|first=Kenneth J.|date=2003|url=https://books.google.com/books?id=lf5TUoHfeM8C&q=Rokus+Bernardus+Visser&pg=PA16|title=Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces|publisher=Equinox Publishing|isbn=978-979-95898-8-0|language=en}}</ref>
* [[Pembantaian Westerling]]
* [[Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil]]


== Referensi ==
== Operasi ==
[[Berkas:Korps Speciale Troepen. Parachutisten worden klaargemaakt voor een actie. Paratroopers are being prepared for an action 1948 KNIL Royal Netherlands East Indies Army Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger.jpg|jmpl|Penerjun payung ''Korps Speciale Troepen'' mempersiapkan diri sebelum beraksi, 1948|kiri]]
*{{cite book | last=Conboy | first=Kenneth J. | year=2003 | title=Kopassus: inside Indonesia's special forces | place=London | publisher=Equinox Publishing| url=http://books.google.co.nz/books?id=lf5TUoHfeM8C&pg=PA16&lpg=PA16&dq=Rokus+Bernardus+Visser&source=bl&ots=bBzdzRNmxM&sig=9m_ALK-oVplbo-5ypmihIXIbAXo&hl=en&ei=cebqTJS4BJG6sQPprMWxCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CCkQ6AEwAw#v=onepage&q=Rokus%20Bernardus%20Visser&f=false| isbn= 979-95898-8-6}}
Pada akhir tahun 1946, DST di bawah Kapten [[Raymond Westerling]] dikerahkan ke [[Sulawesi Selatan]] untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di daerah tersebut. Dengan menggunakan taktik teror, kaum nasionalis Indonesia setempat berusaha mencegah kembalinya kekuasaan Belanda. Westerling memimpin sebuah operasi [[kontraterorisme]] kontroversial yang kemudian dikenal sebagai "[[Kampanye Sulawesi Selatan]]", di mana ribuan tersangka nasionalis terbunuh.


DST/KST kemudian berfokus pada upaya [[penumpasan pemberontakan]]. Keahlian KNIL di bidang ini, dipadukan dengan keterampilannya pada komando modern, ternyata menjadi resep suksesnya operasi ini. Ketika kaum nasionalis Indonesia beralih ke [[Gerilya|perang gerilya]], pasukan khusus ini semakin dipanggil dan kaum revolusioner belajar untuk menghindari konfrontasi dengan unit-unit KST sebanyak mungkin. Ini bukan hanya masalah bertahan hidup, karena para pejuang Indonesia bukan tandingan pasukan komando berpengalaman KST, tetapi juga masalah taktik. Ketika pasukan KST meninggalkan area untuk beroperasi di tempat lain, kaum nasionalis kembali untuk melanjutkan aksi gerilya mereka melawan pasukan reguler Belanda.


Pasukan terjun payung KST melakukan sejumlah operasi lintas udara. Pada awal [[Agresi Militer Belanda II|Operasi Kraai]] pada akhir 1948, mereka merebut bandara ibu kota Republik di Yogyakarta sebagai awal dari penaklukan Belanda atas Yogyakarta, kemudian memenjarakan para pemimpin Indonesia, termasuk Presiden [[Soekarno|Sukarno]].<ref>{{Cite web|title=454|url=https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.13.132/invnr/454|website=Nationaal Archief|language=nl|access-date=2023-07-01}}</ref>
[[Kategori: Kolonialisme]]
[[Berkas:Parachutisten (Korps Speciale Troepen), Bestanddeelnr 204-6-3.jpg|jmpl|Defile pasukan ''Korps Speciale Troepen'' di [[Batavia]], 30 April 1947]]
[[Kategori: Revolusi Nasional Indonesia]]
Contoh keunggulan kualitatif KST/RST atas para pejuang [[Tentara Nasional Indonesia]] adalah dalam operasi terakhir RST sebelum [[Konferensi Meja Bundar|Konferensi Meja Bundar Belanda–Indonesia]] pada bulan Agustus 1949. TNI membuat upaya terakhir sebelum gencatan senjata untuk menyusup ke [[Kota Surakarta|Surakarta]] di [[Jawa Tengah]]. 325 personel dari RST buru-buru diterbangkan untuk mengusir TNI dari kota itu. [[Serangan Umum Surakarta|Pengepungan Surakarta]] dapat diselesaikan dalam beberapa hari dengan TNI kehilangan sekitar 400 orang, sedangkan RST hanya mengalami 3 luka-luka. Ini tidak menutup kemungkinan bahwa adanya sejumlah korban sipil termasuk dalam kerugian TNI.

Setelah penyerahan kedaulatan dan permusuhan secara resmi berakhir, komando RST beraksi untuk terakhir kalinya, meskipun tanpa persetujuan atasan mereka. Beberapa dari mereka terlibat dalam [[Kudeta APRA|percobaan kudeta terhadap rezim Sukarno]] pada Januari 1950, sebagai bagian dari [[Angkatan Perang Ratu Adil]] (APRA) yang dipimpin oleh mantan Kapten Raymond Westerling.

== Sekolah Pelatihan Penerjun Payung ==
Setelah Perang Dunia II, ''School Opleiding Parachutisten'' (SOP; "Sekolah Pelatihan Penerjun Payung") didirikan di [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|lapangan terbang Andir]] dekat [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]. SOP adalah sekolah yang melatih pasukan terjun payung ''Korps Speciale Troepen''.

== Komandan ==
[[Berkas:Raymond Westerling.jpg|jmpl|242x242px|[[Raymond Westerling|R.P.P. Westerling]], kapten ''Korps Speciale Troepen'' yang dijuki "Si Turki" (''de Turk'')]]
* Kapten [[Willem Jan Scheepens|W.J. Scheepens]], 1946 ([[Terluka dalam tugas|terluka]])
* Kapten [[Raymond Westerling|R.P.P. Westerling]], 1946–1948 (diberhentikan)
* Letnan Kolonel W.C.A. van Beek, 1948–1949
* Letnan Kolonel [[Jan Borghouts|J.J.F. Borghouts]], 1949–1950

=== Anggota terkenal ===

* Letnan Kolonel [[Jan Cornelis Adriaan Faber|J.C.A. Faber]], Ksatria [[Orde Militer Willem]] atas aksinya selama [[kampanye Hindia Belanda]] pada Perang Dunia II<ref>{{Cite web|last=Defensie|first=Ministerie van|date=1947-08-25|title=Faber, J.C.A. - Onderscheidingen - Defensie.nl|url=https://www.defensie.nl/onderwerpen/onderscheidingen/dapperheidsonderscheidingen/databank-dapperheidsonderscheidingen/1947/08/25/faber-j-c-a|website=www.defensie.nl|language=nl-NL|access-date=2023-07-01}}</ref>
* Letnan Kolonel [[Marinus den Ouden|M.P.A. den Ouden]], Ksatria Orde Militer Willem (anumerta) atas aksinya dalam [[Pertempuran Hoengsong]] selama [[Perang Korea]]<ref>{{Cite web|last=Defensie|first=Ministerie van|date=1951-04-14|title=Ouden, M.P.A. den - Onderscheidingen - Defensie.nl|url=https://www.defensie.nl/onderwerpen/onderscheidingen/dapperheidsonderscheidingen/databank-dapperheidsonderscheidingen/1951/04/14/ouden-m-p-a-den|website=www.defensie.nl|language=nl-NL|access-date=2023-07-01}}</ref>
* Kapten [[Johan Heinrich Christoffel Ulrici|J.H.C. Ulrici]], Ksatria Orde Militer Willem atas aksinya dalam [[Gerakan bawah tanah Belanda|perlawanan Belanda]] selama Perang Dunia II dan sebagai komandan unit [[Penumpasan pemberontakan|kontra-pemberontakan]] ''Compagnie Eric'' selama [[Revolusi Nasional Indonesia]]<ref>{{Cite web|last=Defensie|first=Ministerie van|date=1953-10-03|title=Ulrici, J.H.C. - Onderscheidingen - Defensie.nl|url=https://www.defensie.nl/onderwerpen/onderscheidingen/dapperheidsonderscheidingen/databank-dapperheidsonderscheidingen/1953/10/03/ulrici-j-h-c|website=www.defensie.nl|language=nl-NL|access-date=2023-07-01}}</ref>
* Kapten [[Idjon Djanbi|R.B. Visser]], akhirnya menjadi perwira Indonesia dan komandan pertama [[Komando Pasukan Khusus|Kopassus]]
* Letnan [[Gijsbertus Johannes Schüssler|G.J. Schüssler]], Ksatria Orde Militer Willem atas aksnya selama Revolusi Nasional Indonesia<ref>{{Cite web|last=Defensie|first=Ministerie van|date=1950-08-24|title=Schüssler, G.J. - Onderscheidingen - Defensie.nl|url=https://www.defensie.nl/onderwerpen/onderscheidingen/dapperheidsonderscheidingen/databank-dapperheidsonderscheidingen/1950/08/24/sch-ssler-g-j|website=www.defensie.nl|language=nl-NL|access-date=2023-07-01}}</ref>
* Letnan [[Leo Marie Snijders|L.M. Snijders]], Ksatria Orde Militer Willem atas aksinya dalam [[Agresi Militer Belanda II|Operasi Kraai]] selama Revolusi Nasional Indonesia<ref>{{Cite web|last=Defensie|first=Ministerie van|date=1951-02-17|title=Snijders, L.M. - Onderscheidingen - Defensie.nl|url=https://www.defensie.nl/onderwerpen/onderscheidingen/dapperheidsonderscheidingen/databank-dapperheidsonderscheidingen/1951/02/17/snijders-l-m|website=www.defensie.nl|language=nl-NL|access-date=2023-07-01}}</ref>
* Sersan Mayor [[Fred Ormskerk|F.F. Ormskerk]], perwira [[Suriname]] dan penentang kediktatoran militer [[Desi Bouterse|Dési Bouterse]]
* Sersan [[Thomas Nussy]], berpartisipasi dalam [[Kampanye Sulawesi Selatan|kampanye Sulawesi Selatan 1946–1947]], lalu menjadi Kepala Staf [[Republik Maluku Selatan|APRMS]], diampuni dan bergabung dengan [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]], lalu berpartisipasi dalam [[Operasi Trikora]], kemudian pensiun dengan pangkat Mayor.

== Rokus Visser ==
[[Berkas:Idjon Djanbi.jpg|jmpl|225x225px|[[Idjon Djanbi|Rokus Visser]], mantan perwira ''Korps Speciale Troepen'' yang kemudian menjadi pendiri [[Komando Pasukan Khusus|Kopassus]]]]
Komandan pertama dari unit yang baru adalah Mayor [[Idjon Djanbi|Rokus Bernardus Visser]], yang telah membelot dari pengabdian pada Belanda menjelang akhir perang. Dia tetap di Indonesia, menikah dengan seorang wanita Indonesia dan dikenal secara lokal sebagai Mochamad Idjon Djanbi.{{Citation needed|date=March 2007}} Akhirnya dia dihubungi dan direkrut oleh [[Tentara Nasional Indonesia]], yang di kesatuan tersebut ia menciptakan unit baru yang dia model dari KST - yang akhirnya dinamakan sebagai [[Kopassus]], dengan [[baret]] [[merah]] yang sama seperti dengan KST. {{Citation needed|date=March 2007}}

== Lihat pula ==
* [[Pembantaian Westerling]]
* [[Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil]]


== Catatan kaki ==
* {{cite book|last=Conboy|first=Kenneth J.|year=2003|title=Kopassus: inside Indonesia's special forces|place=London|publisher=Equinox Publishing|url=http://books.google.co.nz/books?id=lf5TUoHfeM8C&pg=PA16&lpg=PA16&dq=Rokus+Bernardus+Visser&source=bl&ots=bBzdzRNmxM&sig=9m_ALK-oVplbo-5ypmihIXIbAXo&hl=en&ei=cebqTJS4BJG6sQPprMWxCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CCkQ6AEwAw#v=onepage&q=Rokus%20Bernardus%20Visser&f=false|isbn= 979-95898-8-6}}


== Referensi ==
{{Belanda-stub}}
[[Kategori:Revolusi Nasional Indonesia]]
{{Militer-stub}}


<references />{{Belanda-stub}}
[[en: Korps Speciale Troepen]]
{{Militer-stub}}
[[fr: Korps Speciale Troepen]]
[[Kategori:Militer Belanda]]
[[nl: Korps Speciale Troepen]]
[[Kategori:Militer Hindia Belanda]]
[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[Kategori:Kolonialisme]]
[[Kategori:Unit militer dan formasi yang didirikan pada tahun 1945]]

Revisi terkini sejak 1 Juli 2023 18.26

Korps Pasukan Khusus
Korps Speciale Troepen
Bendera lambang Korps Speciale Troepen
Aktif1948–1950
Negara Belanda
Cabang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL)
Tipe unitKomando
PeranPeperangan amfibi
Pertempuran jarak dekat
Kontra-pemberontakan
Aksi langsung
Pengamat garis depan
Peperangan rimba
Penyerbuan
Pengintaian
Search and destroy
Pengintaian khusus
Pelacakan
Jumlah personel570
PertempuranRevolusi Nasional Indonesia
Dibubarkan1950
Tokoh
Tokoh berjasaLihat Daftar

Korps Speciale Troepen (KST; "Korps Pasukan Khusus") adalah unit pasukan khusus Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) yang dibentuk untuk ditempatkan melawan kaum revolusioner Indonesia selama Revolusi Nasional Indonesia. Unit ini dibentuk pada tahun 1948 bersama dengan Depot Speciale Troepen (DST; "Depot Pasukan Khusus"), dan kemudian dibubarkan bersama Tentara Kerajaan Hindia Belanda pada tahun 1950, yang saat itu namanya telah diubah menjadi Regiment Speciale Troepen (RST; "Resimen Pasukan Khusus").[1][2]

DST terdiri dari sekitar 570 personel pada pendiriannya di tahun 1945, dan memiliki pendahulu di Korps Insulinde ("Korps Insulindia") yang melakukan operasi klandestin selama pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pada bulan Juni 1949, 250 personel dari Kompi Parasut ke-1 diintegrasikan ke dalam Korps. KST, yang akan mencapai kekuatan maksimumnya berjumlah 1.250 orang, terdiri dari sukarelawan perang Belanda (OVW), tentara Eurasia, dan pribumi, termasuk orang Maluku. Saat ini, Korps Komandotroepen (KCT; "Korps Komando") dari Angkatan Darat Kerajaan Belanda dianggap sebagai penerus dari RST.[1]

Tentara Nasional Indonesia kagum dengan kemampuan dan keterampilan pasukan KST, terutama penembak runduk mereka. Hal ini kemudian mengilhami para jenderal Indonesia yang terlibat untuk meniru KST dan membentuk sebuah kesatuan pasukan khusus untuk Indonesia, yang kemudian hari dikenal sebagai Kopassus.[butuh rujukan]

Baret hijau dan baret merah[sunting | sunting sumber]

Pasukan ini mengenakan baret hijau, yang merupakan penutuo kepala resmi dari Komando Britania Raya selama Perang Dunia II. Di bawah nama Pasukan No. 2 (Belanda), komando Belanda pertama ini dilatih di Achnacarry, Skotlandia, sebagai bagian dari Komando No. 10 (Antar-Sekutu). Setelah perang usai, anggota pasukan Belanda No. 2 bertugas di DST. Sayap penerjun payung Korps mengenakan baret merah.[1][3]

Operasi[sunting | sunting sumber]

Penerjun payung Korps Speciale Troepen mempersiapkan diri sebelum beraksi, 1948

Pada akhir tahun 1946, DST di bawah Kapten Raymond Westerling dikerahkan ke Sulawesi Selatan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di daerah tersebut. Dengan menggunakan taktik teror, kaum nasionalis Indonesia setempat berusaha mencegah kembalinya kekuasaan Belanda. Westerling memimpin sebuah operasi kontraterorisme kontroversial yang kemudian dikenal sebagai "Kampanye Sulawesi Selatan", di mana ribuan tersangka nasionalis terbunuh.

DST/KST kemudian berfokus pada upaya penumpasan pemberontakan. Keahlian KNIL di bidang ini, dipadukan dengan keterampilannya pada komando modern, ternyata menjadi resep suksesnya operasi ini. Ketika kaum nasionalis Indonesia beralih ke perang gerilya, pasukan khusus ini semakin dipanggil dan kaum revolusioner belajar untuk menghindari konfrontasi dengan unit-unit KST sebanyak mungkin. Ini bukan hanya masalah bertahan hidup, karena para pejuang Indonesia bukan tandingan pasukan komando berpengalaman KST, tetapi juga masalah taktik. Ketika pasukan KST meninggalkan area untuk beroperasi di tempat lain, kaum nasionalis kembali untuk melanjutkan aksi gerilya mereka melawan pasukan reguler Belanda.

Pasukan terjun payung KST melakukan sejumlah operasi lintas udara. Pada awal Operasi Kraai pada akhir 1948, mereka merebut bandara ibu kota Republik di Yogyakarta sebagai awal dari penaklukan Belanda atas Yogyakarta, kemudian memenjarakan para pemimpin Indonesia, termasuk Presiden Sukarno.[4]

Defile pasukan Korps Speciale Troepen di Batavia, 30 April 1947

Contoh keunggulan kualitatif KST/RST atas para pejuang Tentara Nasional Indonesia adalah dalam operasi terakhir RST sebelum Konferensi Meja Bundar Belanda–Indonesia pada bulan Agustus 1949. TNI membuat upaya terakhir sebelum gencatan senjata untuk menyusup ke Surakarta di Jawa Tengah. 325 personel dari RST buru-buru diterbangkan untuk mengusir TNI dari kota itu. Pengepungan Surakarta dapat diselesaikan dalam beberapa hari dengan TNI kehilangan sekitar 400 orang, sedangkan RST hanya mengalami 3 luka-luka. Ini tidak menutup kemungkinan bahwa adanya sejumlah korban sipil termasuk dalam kerugian TNI.

Setelah penyerahan kedaulatan dan permusuhan secara resmi berakhir, komando RST beraksi untuk terakhir kalinya, meskipun tanpa persetujuan atasan mereka. Beberapa dari mereka terlibat dalam percobaan kudeta terhadap rezim Sukarno pada Januari 1950, sebagai bagian dari Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh mantan Kapten Raymond Westerling.

Sekolah Pelatihan Penerjun Payung[sunting | sunting sumber]

Setelah Perang Dunia II, School Opleiding Parachutisten (SOP; "Sekolah Pelatihan Penerjun Payung") didirikan di lapangan terbang Andir dekat Bandung, Jawa Barat. SOP adalah sekolah yang melatih pasukan terjun payung Korps Speciale Troepen.

Komandan[sunting | sunting sumber]

R.P.P. Westerling, kapten Korps Speciale Troepen yang dijuki "Si Turki" (de Turk)

Anggota terkenal[sunting | sunting sumber]

Rokus Visser[sunting | sunting sumber]

Rokus Visser, mantan perwira Korps Speciale Troepen yang kemudian menjadi pendiri Kopassus

Komandan pertama dari unit yang baru adalah Mayor Rokus Bernardus Visser, yang telah membelot dari pengabdian pada Belanda menjelang akhir perang. Dia tetap di Indonesia, menikah dengan seorang wanita Indonesia dan dikenal secara lokal sebagai Mochamad Idjon Djanbi.[butuh rujukan] Akhirnya dia dihubungi dan direkrut oleh Tentara Nasional Indonesia, yang di kesatuan tersebut ia menciptakan unit baru yang dia model dari KST - yang akhirnya dinamakan sebagai Kopassus, dengan baret merah yang sama seperti dengan KST. [butuh rujukan]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Korps Commandotroepen Factbook" (PDF). Royal Netherlands Army Communication Section Korps Commandotroepen. 2014. 
  2. ^ Conboy, Kenneth J. (2003). Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces (dalam bahasa Inggris). Equinox Publishing. ISBN 978-979-95898-8-0. 
  3. ^ Conboy, Kenneth J. (2003). Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces (dalam bahasa Inggris). Equinox Publishing. ISBN 978-979-95898-8-0. 
  4. ^ "454". Nationaal Archief (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2023-07-01. 
  5. ^ Defensie, Ministerie van (1947-08-25). "Faber, J.C.A. - Onderscheidingen - Defensie.nl". www.defensie.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2023-07-01. 
  6. ^ Defensie, Ministerie van (1951-04-14). "Ouden, M.P.A. den - Onderscheidingen - Defensie.nl". www.defensie.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2023-07-01. 
  7. ^ Defensie, Ministerie van (1953-10-03). "Ulrici, J.H.C. - Onderscheidingen - Defensie.nl". www.defensie.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2023-07-01. 
  8. ^ Defensie, Ministerie van (1950-08-24). "Schüssler, G.J. - Onderscheidingen - Defensie.nl". www.defensie.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2023-07-01. 
  9. ^ Defensie, Ministerie van (1951-02-17). "Snijders, L.M. - Onderscheidingen - Defensie.nl". www.defensie.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2023-07-01.